PENGERTIAN HUKUM
2.4.1 Pengertian Hukum
Sampai saat sekarang diantara para sarjana masih belum ada kata sepakat
tentang perumusan pengertian tentang hukum. Hal ini dapat dilihat dari pendapat
dua sarjana terkemukan, yakni van Kan dan L.J. van Apeldoorn. Pendapat tersebut
adalah sebagai berikut:3
a. Van Kan:
“Noch suchen die juristen eine definition zu ihren begriffe von recht”
artinya: pera ahli hukum masih juga mencari sesuatu rumus yang tepat
mengenai pengertian hukum.
b. L.J. van Apeldoorn:
“Tidak mungkin memberi suatu definisi tentang hukum, karena
hubungan-hubungan anggota masyarakat yang diatur oleh hukum ada
1001macam”.
Sebagai pegangan dalam mempelajari hukum, ada beberapa definisi hukum
yang dikemukakan sarjana sebagai berikut:
a. E. Utrecht, dalam bukunya “Pengantar Dalam Hukum Indonesia” mengemukakan
definisi hukum sebagai berikut: “Hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk
hidup (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengatur tata-tertib dalam
suatu masyarakat, dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang
bersangkutan, oleh karena pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat
menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah”.
b. Sudiman Kartohadiprojo, dalam bukunya “Pengantar Tata Hukum Indonesia”,
mengatakan bahwa: “Hukum adalah pikiran atau anggapan orang adil atau tidak
adil mengenai hubungan antara manusia”
c. Mochtar Kusumaatmaja, dalam bukunya “Hukum Masyarakat Dan Pembinaan
Hukum Nasional”, mengatakan: “Hukum adalah keseluruhan kaedah-kaedah
serta asas-asas yang mengatur pergaulan hidup manusia dalam masyarakat
yang bertujuan memelihara ketertiban yang meliputi lembaga-lembaga dan
proses-proses guna mewujudkan berlakunya kaedah itu sebagai kenyataan
dalam masyarakat”.
d. Van Vollehhoven, dalam bukunya Het Adatrecht van Nederlansche Indie
mengatakan bahwa: “Hukum adalah suatu gejala dalam pergaulan hidup yang
3
Samijo, 1985, Pengantar Hukum Indonesia Dalam Sistem SKS Dan Dilengkapi Satuan
Acara Perkuliahan, CV. Armico, Bandung, h. 21.
bergolak terus menerus dalam keadaan bentur-membentur tanpa henti-hentinya
dengan gejala-gejala lain”.
Dari batasan yang diberikan oleh para sajana sebagaimana di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu:
a. peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
b. peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
c. peraturan itu bersifat memaksa.
d. terhadap pelanggaran peraturan tersebut dapat dikenakan sanksi yang
tegas.
Dapat juga dikemukakan ciri-ciri dari hukum, yaitu:
a. Adanya perintah dan/atau larangan.
b. Perintah dan/atau larangan itu harus ditaati oleh setiap orang.
4
Umar Said Sugiarto, 2016, Op.Cit, h. 39.
5
Samidjo, 1985, Op.Cit, h. 37.
Sumber hukum materiil Negara Republik Indonesia adalah Pancasila
sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang dasar 1945,
yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.6
Sumber hukum formal adalah tempat di mana kita dapat menemukan hukum.
Termasuk sumber hukum formal, adalah:
a. Undang-Undang
b. Kebiasaan dan hukum adat
c. Jurisprudensi
d. Traktat
e. Doktrin
ad.a. Undang-Undang
Istilah untuk undang-undang ini lebih cocok disebut sebagai peraturan
perundang-undangan, yaitu peraturan yang dibuat oleh pemegang kekuasaan dalam
negara. Jenis peraturan perundang-undangan dalam hierarki sebagaimana diatur
dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, adalah:
1) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
4) Peraturan Pemerintah;
5) Peraturan Presiden;
6) Peraturan Daerah Provinsi; dan
7) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
ad.e. Doktrin
Doktrin adalah ajaran atau pendapat para ahli hukum yang terkenal dan
dijadikan sebagai rujukan dalam penyelesaian masalah-masalah hukum. Pendapat
ahli hukum yang dituangkan ke dalam putusan pengadilan dapat menjadi sumber
hukum melalui yurisprudensi.
Sumber hukum formal sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011, adalah:
1) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
4) Peraturan Pemerintah;
5) Peraturan Presiden;
6) Peraturan Daerah Provinsi; dan
7) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
2.4.3 Sistem Hukum
1. Pengertian Sistem Hukum
Sistem adalah suatu susunan atau tatanan yang teratur, suatu keseluruhan
yang terdiri atas bagian-bagian yang terkait satu sama lain, tersusun menurut suatu
rencana atau pola, untuk mencapai suatu tujuan. 7 Hukum adalah merupakan suatu
sistem, artinya bahwa hukum itu adalah aturan-aturan dalam hidup bermasyarakat
yang merupakan suatu susunan yang terdiri dari bagian-bagian yang terkait satu
dengan yang lainnya. Sebagai suatu sistem, bagian-bagian yang merupakan
komponen yang saling berhubungan adalah saling mengalami ketergantungan
dalam keutuhan organisasi yang teratur serta terintegrasi.
7
R. Abdoel Djamali, 2014, Op.Cit, h. 67.
wewenangnya saja. Putusan hakim hanya mengikat para pihak yang berperkara
saja. Dalam sistem hukum Eropa Kontinental, sumber hukum yang utama adalah
undang-undang, dan hukum yang dalam bentuk undang-undang dibuat oleh
pemegang kekuasaan legislatif. Sumber hukum yang lain adalah peraturan-
peraturan yang dibuat oleh lembaga eksekutuf berdasarkan wewenang yang
diberikan undang-undang. Juga dapat digunakan sebagai sumber hukum
“kebiasaan-kebiasaan” yang hidup dalam masyarakat sepanjang tidak bertentangan
dengan undang-undang.
8
Samidjo, 1985, Op.Cit , h. 28.
Dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, yang berlaku saat
ini, tidak ada yang mengatur tentang macam-macam lapangan hukum yang
berlaku di Indonesia termasuk dalam UUD NRI Tahun 1945. Dalam
perkembangan sekarang, lapangan hukum telah mengalami perkembangan,
dimana penggolongan ke dalam hukum publik dan hukum privat telah begitu
kabur karena dalam suatu peraturan perundang-undangan terkadang terdapat
pengaturan hukum yang bersifat privat, pidana, dan administrasi negara
bercampur menjadi satu dalam sebuah undang- undang.