Anda di halaman 1dari 9

Rangkuman 1 PKn Bab 3 J2

KD: menata tata urutan perundang-undangan dalam sistem hukum nasional di Indonesia
secara adil.
Makna Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan Nasional
1. Peraturan perundang-undangan adalah salah satu dari hukum tertulis yang dibentuk
oleh lembaga atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum, dan di
sampingnya terdapat peraturan yang tidak tertulis.

2. Dalam kehidupan negara peraturan tidak tertulis disebut konvensi.

3. Menurut S.J. Fockema Andreae istilah peraturan perundang-undangan (legislation,


wetgeving atau gesetzgebung) mempunyai dua pengertian, yaitu:
a. Perundang-undangan merupakan proses pembentukan atau proses pembentuk
peraturan perundang-undang negara, baik di tingkat pusat maupun daerah.
b. Perundang-undangan adalah segala peraturan negara yang merupakan hasil?
pembentukan peraturan-peraturan, baik di tingkat pusat mapun daerah.

4. Peraturan perundang-undangan memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:


a. Dibentuk/dibuat oleh pejabat yang berwenang,
b. Isinya bersifat mengikat dan memaksa setiap orang untuk menaati.
c. Bersifat abstrak.

5. Sebuah peraturan perundang-undangan yang baik harus mempunyai tiga landasan,


yaitu:
a. Landasan filosofi, yaitu suatu rumusan peraturan perundang-undangan harus
berkaitan dengan dasar ideologi negara (Pancasila).
b. Landasan sosiologi, yaitu bahwa peraturan perundang-undangan harus berkaitan
dengan kondisi atau kenyataan yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat.
c. Landasan yuridis, di mana suatu peraturan perundang-undangan harus
mempunyai landasan hukum atau hukum dasar atau legalitas yang terdapat
dalam ketentuan lain yang lebih tinggi.

6. Landasan yuridis dapat dibagi menjadi dua, yaitu:


1) Landasan hukum yang beraspek formal berupa ketentuan yang memberi
wewenang kepada sesuatu lembaga untuk membentuknya,
2) Landasan yuridis yang beraspek material berupa ketentuan tentang masalah atau
persoalan yang harus diatur.
7. Dasar yuridis pembuatan peraturan perundang-undangan adalah:
a. Harus ada kewenangan dari pembuat peraturan perundang-undangan,
b. Harus ada keseuaian antara jenis dan materi peraturan perundang-undangan,
c. Harus mengikuti cara-cara/prosedur tertentu,
d. Harus tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi tingkatannya.
8. Menurut Purnadi Purbacaraka dan Surjono Sukanto ada enam yang harus
diperhatikan dalam peraturan perundang-undangan, yaitu:
a. Undang-undang tidak berlaku surut.
b. Undang-undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi mempunyai
kedudukan yang lebih tingggi pula.
c. Undang-undang yang bersifat khusus mengesampingkan undang-undang yang
bersifat umum (lex specialis derogate lex generalis).
d. Undang-undang yang berlaku belakangan membatalkan undang-undang yang
berlaku terdahulu (lex posteriore derogat lex priori).
e. Undang-undang tidak dapat diganggu gugat.
f. Undang-undang sebagai sarana untuk memaksimalkan mungkin dapat mencapai
kesejahteraan spiritual dan material bagi masyarakat maupun individu, melalui
pembaharuan atau pelestarian.

9. Pasal 5 UU RI No. 10 Tahun 2004 dan Pasal 6 UU No. 12 Tahun 2011 menyebutkan
bahwa pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik meliputi:
a. Kejelasan tujuan,
b. Kelembagaan atau pejabat pembentukan yang tepat,
c. Kesesuaian antara jenis, hirarki, dan materi muatan yang tepat,
d. Dapat dilaksanakan masyarakat,
e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan harus bermanfaat,
f. Kejelasan rumusan harus memenuhi persyaratan yang jelas,
g. Keterbukaan bersifat transfaran.

Tugas Mandiri:
1. Jelaskan contoh nyata dari fungsi internal dan eksternal peraturan perundang-
undangan!
2. Jelaskan perbandingan tata urutan perundang-undangan RI yang pernah berlaku di
Indonesia!
Rangkuman 2 PKn Bab 3 J2
KD: memperjelas konsepsi tata urutan perundangan-undangan dalam sistem hukum
nasional di Indonesia secara adil.
Materi Peraturan Perundang-undangan
1. Pasal 1 Butir 13 UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (UU P3) menyebutkan bahwa materi peraturan perundang-undangan
adalah materi yang dimuat dalam peraturan perundang-undangan sesuai dengan
jenis, fungsi dan hierarki peraturan perundang-undangan.

2. Materi yang harus diatur dalam undang-undang, antara lain sebagai berikut:
a. Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD yang meliputi: HAM, hak dan kewajiban
warga negara, pelaksanaan kedaulatan negara serta kekuasaan, wilayah negara
dan daerah, kewarganegaraan dan kependudukan, keuangan negara.
b. Diatur UU.
c. Materi perpu sama dengan materi UU.
d. Dan setarusnya.

3. Pasal 6 Ayat (1) UU Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mengandung


asas, sebagai berikut:
a. Asas pengayoman.
b. Asas kemanusiaan.
c. Asas kebangsaan.
d. Asas kekeluargaan.
e. Asas kenusantaraan.
f. Asas Bhinneka Tunggal Ika.
g. Asas keadilan.
h. Asas kesamaan.
i. Asas ketertiban.
j. Asas keseimbangan.
k. Asas lain yang sesuai dengan hukum peraturan.

4. Peraturan perundang-undangan adalah semua peraturan tertulis yang dibentuk


dengan cara-cara tertentu oleh pejabat yang berwenang dan dituangkan dalam
bentuk tertulis.

5. Tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia diatur dalam Undang-


Undang No. 12 Tahun 2011.
6. Jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia diatur dalam Pasal 7
Ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011.

7. Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan di Indonesia sesuai pasal UU


Nomor 12 Tahun 2011 adalah:
a. UUD RI Tahun 1945.
b. Ketetapan MPR.
c. Undang-undang/peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
d. Peraturan pemerintah.
e. Peraturan presiden.
f. Peraturan daerah provinsi.

8. Urutan perundang-undangan di Indonesia adalah sebagai berikut:


a. UUD NRI Tahun 1945 merupakan hukum dasar tertulis NKRI dan berfungsi
sebagai sumber hukum tertinggi.
b. Ketetapan MPR merupakan pengemban kedaulatan rakyat yang bersifat
penetapan (beschikking).
c. Undang-undang merupakan peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh
DPR dengan persetuan bersama presiden.
d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) adalah peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan oleh presiden dalam keadaan yang
genting.
e. Peraturan Pemerintah (PP) adalah pelaksana dari undang-undang namun
sifatnya tidak mendesak seperti perpu.
f. Peraturan Presiden (Perpres) adalah peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh presiden untuk menjalankan peraturan perundang-undagan
yang lebih tinggi.
g. Peraturan Daerah (Perda) adalah peraturan yang dibuat oleh pemerintah daerah
provinsi dan daerah kabupaten/kota.

Tugas Mandiri:
1. Apakah berbagai asas dalam penyusunan peraturan perundang-undangan (sesuai
dengan UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembukaan Peraturan Perundang-Undangan)
telah mendasari dan menjiwai penyusunan peraturan perundang-undangan di
Indonesia?
2. Apakah nilai-nilai dan semangat kebangkitan nasional 1908 menjiwai penyusunan
perundang-undangan saat ini?
Rangkuman 3 PPKn Bab 3 J2
KD: mendemonstrasikan peran sebagai penyusun tata urutan perundang-undangan.
Proses Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
1. Pembentukan peraturan perundang-undangan bertujuan agar kehidupan warga
negara/masyarakat menjadi aman, tertib, tertur, damai, dan sejahtera baik di
lingkungan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Pembentukan peraturan perundang-undangan adalah proses penyusunan peraturan


yang pada dasarnya dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan,
perumusan, pembahasan, pengundangan, dan penyebarluasan/sosialisasi.

3. Teknik pembentukan peraturan perundanga-undangan dilakukan dengan UU No. 12


Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

4. Pembentukan UUD NRI Tahun 1945 pertama kali ditetapkan oleh PPKI.

5. Perubahan dan penetapan UUD NRI Tahun 1945 dilakukan oleh MPR yang diatur
dalam Pasal 3 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945.

6. MPR dalam melaksanakan haknya, untuk mengubah dan menetapkan UUD NRI
Tahun 1945 harus memenuhi ketentuan Pasal 37 Ayat (1-5).

7. Tata cara perubahan UUD, diatur dalam keputusan MPR sebagai berikut:
1
1) Diusulkan oleh sekurang-kurangnya dari jumlah anggota Majelis.
3
2) Setiap usulan diajukan dengan tertulis dan ditunjukan dengan jelas bagian yang
diubah serta alasannya.
3) Usul diajukan kepada pemimpin Mejelis dan pimpinan Mejelis medapatkan usul
paling lambat sembilan puluh hari setelah diterima.
4) Apabila usulan sudah memenuhi syarat maka pimpinan Majelis mengundang
anggota untuk rapat dalam proses pembentukan/perubahan UUD.
8. Proses yang harus dipenuhi jika MPR akan mengubah UUD NRI 1945 adalah
1) Dilakukan dalam sidang Mejelis.
1
2) Diajukan sekurang-kurangnya dari jumlah anggota MPR.
3
3) Usul diajukan secara tertulis.
2
4) Sidang dihadiri sekurang-kurangnya anggota majelis.
3
5) Putusan untuk mengubah harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 50% anggota
majelis ditambah 1 orang.
6) Khusus bentuk negara tidak dapat dilakukan perubahan.

9. Putusan Majelis dilakukan melalui tiga tingkatan, yaitu:


1) Tingkat I, pembahasan oleh paripurna Majelis.
2) Tingkat II, pembahasan oleh Panitia Ad Hoc (panitia sementara untuk
menangani sebuah masalah) Majelis terhadap semua hasil pembiaraan Tingkat I.
3) Tingkat III, pengambilan putusan oleh rapat paripurna Majelis.

10. Proses pembentukan undang-undang dilakukan dalam suatu program legislasi


nasional oleh DPR, Presiden dan DPD.

11. Pasal 5 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 tentang hak presiden dalam mengajukan
rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

12. RUU yang berasal dari DPR diajukan jika memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Disetujui oleh sekurang-kurangnya 13 (tiga belas) anggota DPR dari fraksi yang
berbeda.
b) Diajukan secara tertulis kepada pimpinan DPR dengan surat pengantar.
c) Usulan tersebut dibawa ke rapat paripurna DPR untuk mendapatkan
persetujuan.

13. Proses pembentukan peraturan pemerintah dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
1) Tahap penyiapan rancangan.
2) Tahap pembahasan.

14. Proses pembentukan peraturan presiden adalah sebagai berikut:


1) Penyiapan materi yang dilakukan panitia khusus yang bertugas merumuskan
semua persoalan.
2) Penyusunan materi yang telah disiapkan.
3) Penandatanganan peraturan yang dilakukan oleh presiden.
4) Penetapan peraturan sebagai peraturan presiden.
15. Persiapan pembentukan peraturan daerah adalah:
1) Racangan peraturan daerah yang berasal dari DPRD atau gubernur, atau
bubati/wali kota.
2) Rancangan perda dapat disampaikan oleh anggota, komisi, atau alat kelengkapan
dewan.
3) Rancangan yang telah disiapkan oleh gubernur, bupati/wali kota disampaikan
dengan surat pengatar kepada DPRD.
4) Rancangan yang telah disiapkan DPRD disampaikan kepada
gubernur/bupati/wali kota.
5) Penyebarluasan rancangan peraturan daerah yang berasal dari Dewan dilakukan
oleh skretaris dewan, dan yang berasal dari gubernur/bupati/wali kota dilakukan
oleh sekretaris daerah.

Tugas Mandiri:
1. Setujukan kamu dengan pandangan bahwa, adanya hukum yang berlaku akan
memengaruhi perilaku seseorang? Berilah data yang mendukung!
2. Jelaskan masing-masing 3 contoh kepatuhan terhadap undang-undang di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat dan negara!

Rangkuman 4 PPKn Bab 3 J2


KD: mendemonstrasikan peran sebagai penyusun tata urutan perundang-undangan.
Sikap Positif terhadap Peraturan Perundang-undangan Nasional
1. Hukum harus dihormati dan dijunjung tinggi oleh siapapun karena itu adalah salah
sikap positif terhadap peraturan yang berlaku dan keamanan serta ketertiban
berbangsa dan bernegara akan terjaga.

2. Fungsi hukum, antara lain:


1) Mengatur hubungan antarmanusia dalam hidup bermasyarakat.
2) Menjaga dan melindungi hak-hak warga negara.
3) Menyelesaikan masalah-masalah atau sengketa secara adil.
4) Mengatur jalannya pemerintahan negara.

3. Agar hukum dapat berfungsi dengan baik maka diperlukan adanya kesadaran hukum
dari seluruh warga negara untuk menaati atau mematuhi semua hukum yang berlaku.

4. Sikap kritis merupakan alat kontrol terhadap upaya-upaya penegakan hukum.

5. Dengan adanya alat kotrol maka terjadilah reformasi yang berarti perubahan radikal
dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi serta berbagai aspek kehidupan dalam
masyarakat atau negara tidak terkecuali di bidang hukum.

6. Dengan munculnya gerakan reformasi di Indonesia, yang berujung lengsernya


pemerintahan Orde Baru maka demokratisasi semakin ditegakkan, seperti: kebebasan
semakin luas, pemilu yang jurdil, semakin tingginya integritas bangsa, dan lain
sebagainya.

7. Partisipasi masyarakat dalam upaya pembentukan hukum/peraturan perundang-


undangan sangat memberikan andil karena itu akan membangkitkan rasa memiliki
dari masyarakat terhadap bangsa dan negara sehingga membangkitkan rasa
nasionalisme.

Tugas Mandiri:
1. Setujukah kamu pandangan yang menyatakan, adanya hukum yang berlaku akan
memengaruhi perilaku seseorang?
2. Jelaskan masing-masing 3 (tiga) sikap yang menunjukkan kepatuhan terhadap
perundang-undangan yang berlaku di lingkungan masing-masing!

Anda mungkin juga menyukai