Anda di halaman 1dari 14

PERMASALAHAN HUKUM TATA NEGARA DI INDONESIA

Dosen pengampuh :

MOHAMAD HIDAYAT MUHTAR, SH, MH

Disusun Oleh :

DIDEN TOMAYAHU (1011422036)

JURUSAN ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum tata negara adalah (HTN) adalah sekumpulan peraturan yang mengatur
organisasi dari pada negara, hubungan antara alat perlengkapan negara dalam garis
vertikal dan horizontal serta serta kedudukan warga negara dan hak-hak asasinya. HTN
menurut para ahli: hukum tata negara adalah hukum yang mengatur semua masyarakat
hukum atasan dan masyarakat hukum bawahan menurut tingkatannya dan dari masing-
masing itu menentukan wilayah lingkungan masyarakatnya. Dan akhirnya menentukan
badan-badan dan fungsinya masing-masingyang berkuasa dalam lingkungan masyarakat
hukum itu sertamenentukan susunan dan wewenang badan-badan tersebut.
Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar yang berlaku di suatu negara. Hukum ini
tidak mengatur hal-hal yang terperinci melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip
yang menjadi dasar peraturan-peraturan lainnya. Undang-Undang Dasar merupakan
naskah konstitusi yang tertulis dalam satu kodifikasi. Indonesia memiliki Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai hukum dasar, yang mana sebelumnya pernah berubah-ubah.
Pertama naskahnya berupa UUD 1945 periode pertama dari tahun 1945 sampai 1949.
Periode kedua konstitusi RIS tahun 1949. Ketiga, UUDS 1950. Keempat, UUD 1945
periode kedua tahun 1959 sampai 1999. Kelima, UUD 1945 periode ketiga tahun 1999
sampai 2000. Keenam, UUD 1945 periode keempat tahun 2000 sampai 2001. Ketujuh,
UUD 1945 periode kelima tahun 2001-2002 dan terakhir UUD 1945 periode keenam
tahun 2002 sampai sekarang. Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis
yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara
umum. Indonesia memiliki peraturan perundang-undang yang diatur dalam UU No 12
tahun 2011 pasal 7.

1.2 Rumusan Masalah

Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam karya tulis ini antara lain:

1. Untuk mengenali pengertian, Unsur-Unsur, ciri-ciri,Sifat,Tujuan Dan Fungsi Hukum

2. Untuk mengenali pengertian sumber hukum

3. Untuk mengenali mazhab-mazhab ilmu pengetahuan hukum


BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Undang-undang Dasar 1945

UUD 1945 merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan. Naskah


resmi UUD 1945 adalah:

1). Naskah UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan
kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959.

2). Naskah Perubahan Pertama, Perubahan Kedua, Perubahan Ketiga, dan Perubahan
Keempat UUD 1945 (masing-masing hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999, 2000, 2001,
2002).

Undang-Undang Dasar 1945 Dalam Satu Naskah dinyatakan dalam Risalah Rapat
Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi
Tanpa Ada Opini.

a.Undang-Undang

Undang-undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan


Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden. Materi muatan Undang-Undang
adalah:

1). Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945 yang meliputi: hak-hak asasi manusia, hak
dan kewajiban warga negara, pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta pembagian
kekuasaan negara, wilayah dan pembagian daerah, kewarganegaraan dan kependudukan,
serta keuangan negara.

2). Diperintahkan oleh suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang.

b.Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) adalah Peraturan


Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal kegentingan yang
memaksa. Materi muatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah sama
dengan materi muatan Undang-Undang.

c.Peraturan Pemerintah

Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh


Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya. Materi muatan
Peraturan Pemerintah adalah materi untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana
mestinya.
d.Peraturan Presiden

Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Presiden.


Materi muatan Peraturan Presiden adalah materi yang diperintahkan oleh Undang-Undang
atau materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah.

e.Peraturan Daerah

Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan


Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama kepala daerah (gubernur atau
bupati/walikota). Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan dalam
rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi
khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

Berikut adalah tata urutan perundangan menurut TAP MPR No. III/MPR/2000 tentang
Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan tata urutan peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia adalah :

1. Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar tertulis Negara Republik Indonesia,
memuat dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara.

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia merupakan putusan


Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pengemban kedaulatan rakyat yang
ditetapkan dalam sidang-sidang MPR.

3. Undang-Undang (UU) dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama Presiden
untuk melaksanakan UUD 1945 serta TAP MPR-RI

4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Perpu dibuat oleh Presiden dalam
hal ihwal kegentingan yang memaksa, dengan ketentuan sebagai berikut: A). Perpu harus
diajukan ke DPR dalam persidangan yang berikut. B). DPR dapat menerima atau menolak
Perpu dengan tidak mengadakan perubahan. C). Jika ditolak DPR, Perpu tersebut harus
dicabut.

5. Peraturan Pemerintah dibuat oleh Pemerintah untuk melaksanakan perintah undang-


undang.

6. Keputusan Presiden (Keppres) Keputusan Presiden yang bersifat mengatur dibuat oleh
Presiden untuk menjalankan fungsi dan tugasnya berupa pengaturan pelaksanaan administrasi
negara dan administrasi pemerintahan.

7. Peraturan Daerah Peraturan daerah propinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) propinsi bersama dengan gubernur. A) Peraturan daerah propinsi dibuat oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) propinsi bersama dengan gubernur.atau DPRD
kabupaten/kota bersama Bupati/walikota. B) Peraturan daerah kabupaten/kota dibuat oleh
DPRD kabupaten/kota bersama bupati/walikota, C) Peraturan desa atau yang setingkat,
dibuat oleh badan perwakilan desa atau yang setingkat, sedangkan tata cara pembuatan
peraturan desa atau yang setingkat diatur oleh peraturan daerah kabupaten/kota yang
bersangkutan. Tata cara pembuatan UU, PP, Perda serta pengaturan ruang lingkup Keppres
diatur lebih lanjut dengan undang-undang. Namun hingga sekarang ini belum ada UU yang
mengatur apa saja yang menjadi lingkup pengaturan dari Keppres dan PP.

1.2 ASAS KELENGKAPAN NEGARA

A.MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR)

Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah salah satu lembaga negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia, yang terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota
Dewan Perwakilan Daerah. Dahulu sebelum Reformasi MPR merupakan Lembaga Negara
Tertinggi, yang terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Utusan Daerah, dan Utusan
Golongan.

1.TUGAS DAN WEWENANG MPR

1).Mengubah dan menetapkan (Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945), (Undang-


Undang Dasar).

2).Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan umum.

3).Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan (Mahkamah Konstitusi) untuk


memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dalam masa jabatannya.

4).Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti,


diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya.

5).Memilih Wakil Presiden dari 2 calon yang diajukan Presiden apabila terjadi kekosongan
jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya.

6).Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan

7).Anggota MPR memiliki hak mengajukan usul perubahan pasal-pasal UUD, menentukan
dalam masa jabatannya. sikap dan pilihan dalam pengambilan putusan, hak imunitas, dan hak
protokoler. Setelah Sidang MPR 2003, Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh
rakyat tidak lagi oleh MPR. MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota
negara.

8).Sidang MPR sah apabila dihadiri:

- sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah Anggota MPR untuk memutus usul DPR untuk
memberhentikan Presiden/Wakil Presiden,

- sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota MPR untuk mengubah menetapkan UUD,

- sekurang-kurangnya 50%+1 dari jumlah Anggota MPR sidang-sidang lainnya.


9). Putusan MPR sah apabila disetujui:

- sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota MPR yang hadir untuk memutus usul DPR
untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden,

- sekurang-kurangnya 50%+1 dari seluruh jumlah Anggota MPR untuk memutus perkara
lainnya.

10). Sebelum mengambil putusan dengan suara yang terbanyak, terlebih dahulu diupayakan
pengambilan putusan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat.

B. PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD, dan dalam melakukan


kewajibannya dibantu oleh Wakil Presiden. (Pasal 4) Presiden berhak mengajukan RUU, dan
menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan UU (Pasal 5).

1. TUGAS DAN WEWENANG PRESIDEN

1).Memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL dan AU (Pasal 10).

2).Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain dengan
persetujuan DPR, terutama yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi Negara
(Pasal 11).

3).Menyatakan keadaan bahaya, yang syarat dan akibatnya ditetapkan dengan UU (Pasal 12).
Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan DPR
(Pasal 13).

4).Presiden memberikan grasi dengan pertimbangan MA, dan memberikan amnesty dan
abolisi dengan pertimbangan DPR (Pasal 14). Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-
lain tanda kehormatan menurut UU (Pasal 15)

5).Presiden membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberi nasehat dan


pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16).

6).Presiden juga berhak mengangkat menteri-menteri sebagai pembantu Presiden (Pasal 17).

C. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR)

Dewan Perwakilan Rakyat adalah lembaga tinggi negara dalam sistem


ketatanegaraanindonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat dan memegang
kekuasaan membentuk Undang-Undang DPR memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan
pengawasan. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum, yang dipilih
berdasarkan hasil Pemilihan Umum. Masa jabatan anggota DPR adalah 5 tahun, dan berakhir
bersamaan pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji.
1.TUGAS DAN WEWENANG DPR

1).Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan


bersama.

2).Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

3).Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan dengan bidang
tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan.

4).Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD.

5).Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan pemerintah.

6).Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memperhatikan pertimbangan DPD.

7).Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban negara yang


disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

8).Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan pemberhentian anggota


Komisi Yudisial.

9).Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial untuk
ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden.

10).Memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya kepada Presiden
untuk ditetapkan.

11).Memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk mengangkat cuta, menerima


penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan dalam pemberian amnesti dan
abolisi.

12).Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang, membuat


perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.

13).Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.

14).Memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-undang APBN dan rancangan


undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.

15).Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD terhadap
pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran da
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama.

Pada anggota DPR melekat hak ajudikasi dan legislasi yakni berupa hak interpelasi,
hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Anggota DPR juga memiliki hak mengajukan
RUU, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, membela diri, hak
imunitas, serta hak protokoler.

Menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR DPR, DPD, dan
DPRD, dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, DPR berhak meminta pejabat negara,
pejabat pemerintah, badan hukum, atau warga masyarakat untuk memberikan keterangan.
Jika permintaan ini tidak dipatuhi, maka dapat dikenakan panggilan paksa (sesuai dengan
peraturan perundang-undangan). Jika panggilan paksa ini tidak dipenuhi tanpa alasan yang
sah, yang bersangkutan dapat disandera paling lama 15 hari (sesuai dengan peraturan
perundang-undangan).

D. DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD)

Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilu, setiap provinsi jumlahnya
sama dan jumlah seluruh anggta DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR. DPD
bersidang sedikitnya sekali dalam setahun (Pasal 22C).

DPD berhak mengajukan RUU kepada DPR dan ikut membahasnya yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat-daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat-daerah, serta memberi pertimbangan atas RUU APBN yang berkaitan dengan
pajak, pendidikan, dan agama (Pasal 22D). DPD dapat melakukan pengawasan terhadap UU
yang usulan dan pembahasannya dimiliki oleh DPD.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 49 dan 50 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003


tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD bahwa Anggota DPD
mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:

1. Hak :

1).Menyampaikan usul dan pendapat;

2).Memilih dan dipilih;

3).Membela diri;

4).Imunitas;

5).Protokoler;

6).Keuangan dan administrative

7).Mengamalkan Pancasila;

8).Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan


menaati segala peraturan perundang-undangan;

9).Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan;


10).Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan negara kesatuan
Republik Indonesia;

11).Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat; Menyerap, menghimpun,


menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan daerah;

12).Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan

13).Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah
pemilihannya;

14).Menaati kode etik dan Peraturan Tata Tertib DPD; dan

15).Menjaga etika dan norma adat daerah yang diwakilinya.

2. Kewajiban

Berkenaan dengan kewajiban tersebut, hal itu mempertegas fungsi politik legislatif
Anggota DPD RI yang meliputi representasi, legislasi dan pengawasan yang dicirikan oleh
sifat kekuatan mandatnya dari rakyat pemilih yaitu sifat "otoritatif" atau mandat rakyat
kepada Anggota; di samping itu ciri sifat ikatan atau "binding" yaitu ciri melekatnya
pemikiran dan langkah kerja Anggota DPD RI yang semata-mata didasarkan pada
kepentingan dan keberpihakan pada rakyat daerah.

E. KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU)

Dalam rangka pelaksanaan Pemilu agar terselenggara sesuai asas (luberjudil), maka
dibentuklah sebuah komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri (Pasal
22E). KPU selain ada ditingkat pusat, juga terdapat KPU daerah baik di provinsi maupun
kabupaten/kota.

F. BANK SENTRAL

Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan,


tanggungjawab, dan independensinya diatur dengan UU (Pasal 23D).

G. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)

Diatur dalam BAB IIIA, pasal 23 E yang berbunyi:

1).Untuk memeriksa pengolahan dan tanggung jawab tentang keuangan Negara didalam
suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.

2).Hasil pemeriksaan keuangan itu diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya.

3).Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai
dengan UU.
4).Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan
diresmikan oleh Presiden. BPK juga berwenang melakukan pemeriksaan APBD, perusahaan
daeah, BUMN, dan perusahaan swasta dimana didalmnya terdapat kekayaan Negara.

H.TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI)

Diatur dalam Pasal 30 Ayat 3 UUD 1945 yang mengatakan: “Tentara Nasional
Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat
Negara bertugas mempertahankan, melidungi, memelihara kutuhan dan kedaulatan Negara."

Berkenaan dengan tugas dan wewenang serta kedudukan TNI, maka diatur lebih
lanjut dalam Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

Tugas pokok TNI adalah: menegakkan Kedaulatan Negara, mempertahankan


keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan keutuhan bangsa dan
Negara.

TNI dipimpin oleh seorang Panglima yang angkat dan diberhentikan oleh Presiden
setelah mendapatkan persetujuan dari DPR. Dengan demikian dalam hal pengerahan dan
penggunaan Kekuatan Militer, TNI berkedudukan di bawah Presiden. Sedangkan kebijakan
dan strategi pertahanan serta dukungan administrasi, TNI di bawah koordinasi Departemen
Pertahanan.

I.MAHKAMAH AGUNG (MA)

Mahkamah Agung adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan


Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan
Mahkamah Konstitusi.

Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan :

-Peradilan Umum pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Negeri, pada tingkat
banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi dan pada tingkat kasasi dilakukan oleh
Mahkamah.

-Agung Peradilan Agama pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Agama, pada
tingkat banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Agama dan pada tingkat kasasi dilakukan
oleh Mahkamah Agung.

-Peradilan Militer pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Militer, pada tingkat
banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Militer dan pada tingkat kasasi dilakukan oleh
Mahkamah Agung.

-Peradilan Tata Usaha negara pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Tata Usaha
negara, pada tingkat banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dan pada
tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung.
1. KEWAJIBAN DAN WEWENANG MA

1).Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di


bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-
Undang

2).Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi.

3).Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden member grasi dan rehabilitasi Mahkamah
Agung dipimpin oleh seorang ketua. Ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim
agung, dan diangkat oleh Presiden. Ketuanya sejak 15 Januari 2009 adalah Harifin A. Tumpa.

4).Pada Mahkamah Agung terdapat hakim agung sebanyak maksimal 60 orang, Hakim agung
dapat berasal dari sistem karier (hakim), atau tidak berdasarkan sistem karier dari kalangan
profesi atau akademisi

5).Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat,
untuk kemudian mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden.

6).Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan


peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, dan dilakukan oleh sebuah MA dan badan
peradilan yang ada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, agama, militer, tata usaha
Negara, dan sebuah Mahkamah Konstitusi (Pasal 24).

7).MA berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan


dibawah UU terhadap UU. Hakim Agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang
tidak tercela, adil, professional, dan berpengalaman di bidang hukum. Calon Hakim Agung
diusulkan komisi yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan dan ditetapkan oleh
Presiden. Ketua dan Wakil MA dipilih dari dan oleh Hakim Agung (Pasal 24A).

J.KOMISI YUDISIAL (KY)

Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim


agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Anggota komisi yudisial harus memiliki
pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian
yang tidak tercela. Anggota komisi yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan
persetujuan DPR (Pasal 24B).

Diatur dalam pasal 24 B UUD 1945 dan UU No 22 Tahun 2004 tentang Komisi
Yudisial. Komisi Yudisial adalah lembaga Negara yang bersifat mandiri dan dalam
pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh dari kekuasaan lainnya.
Anggota Komisi Yudisial diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR.

1.WEWENANG KOMISI YUDISIAL

1).Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR


2).Menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta menjaga prilaku hakim.

2.TUGAS KOMISI YUDISIAL

1).Melakukan pendaftaran Calon Hakim Agung,

2).Melakukan seleksi terhadap Calon Hakim Agung

3).. Menetapkan Calon Hakim Agung

4).Mengajukan Calon Hakim Agung ke DPR.

5).Melakukan pengawasan terhadap perilaku hakim.

6).Mengajukan usul penjatuhan sanksi terhadap hakim kepada pimpinan MA dan/atau MK.

K.MAHKAMAH KOSNTITUSI (MK)

Pasal 24 c UUD 1945 mengatakan:

1. Mahkamah Konstitusi berwenang pada tingkat pertama dan terakhir yangputusannya


bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap UUD.

2. Memutus sengketa-sengketa kewenangan lembaga Negara yang wewenang diberikan oleh


UUD.

3. Memutus pembubaran partai politik.

4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. 5. Wajib memberikan putusan atas
pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut
UUD.

Perbandingan antara Mahkamah Agung dengan Mahkamah Konstitusi adalah:

1. Kedua-duanya sama-sama merupakan pelaku kekuasaan kehakiman.

2. Mahkamah agung merupakan pengadilan keadilan (Court of Justice), sedangkan


Mahkamah Konstitusi Lembaga Pengadilan Hukum (Court of Law).

Anda mungkin juga menyukai