Anda di halaman 1dari 11

Laporan PPKN

Lembaga Negara

Nama kelompok :

Putri Ayu Nurtha Ningrum (25)

Aril Maulidi (06)

Ferike Kirana Subroto (14)

May Fana Putera Pratama (18)

Moh Fahri Pratama (21)

Tahun ajaran 2022-2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lembaga negara di Indonesia adalah institusi yang dibentuk berdasar UUD 1945 dan UU dan
memiliki sistem khusus yang dirancang untuk pembangunan negara. Lembaga
negara bertujuan untuk mewujudkan kedaulatan yang berada di tangan rakyat yang
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar 1945. UUD 1945 menetapkan 7 lembaga
Negara yaitu MPR, DPR, DPD, Presiden, BPK, MA dan MK. Masing-masing lembaga
negara mempunyai ruang lingkup kekuasaan masing-masing. Pelaksanaan
kekuasaan yang diberikan kepada lembaga negara itu ada yang dilaksanakan secara mandiri
dan ada yang dilaksanakan bersama-sama.  Teori yang berkaitan dengan pemisahan
atau pembagian kekuasaan. Ditelusuri berdasarkan penamaan dan atribusi wewenang
mengenai lembaga-lembaga Negara dalam Perubahan UUD 1945, maka dapat diidentifikasi
sebagai berikut :

a. MPR 
 Dasar hukum Atribusi wewenang dalam Perubahan UUD 1945
b. Presiden
 Dasar hukum Atribusi wewenang dalam Perubahan UUD 1945 Pasal 4 ayat (1), Pasal 5 ayat(1)
dan ayat (2) Pasal 11 ayat (1), Pasal 12, Pasal 13 ayat (1), Pasal 14 ayat (1) dan ayat (2),Pasal 15,
Pasal 16, Pasal 17 ayat (2), Pasal 20 ayat (2), Pasal 24A ayat (3), Pasal 24B ayat(3), Pasal 24C
ayat (3), Perubahan UUD 1945.
c. Dewan Perwakilan Rakyat
 Dasar hukum Atribusi wewenang dalam Perubahan UUD 1945 Pasal 20 ayat (1) dan (2),Pasal 22
ayat (2), Pasal 23 ayat (2), Pasal 22D ayat (3), Pasal 22E ayat (2), (3), Pasal 24Bayat (3), Pasal 24A
ayat (3), Pasal 14 ayat (2), Pasal 11 ayat (2), Perubahan UUD 1945.
d. Dewan Perwakilan Daerah
 Dasar hukum Atribusi wewenang dalam Perubahan UUD 1945 Pasal 22D ayat (1), (2), (3),Pasal
2F ayat (1), Perubahan UUD 1945.
e.Mahkamah Agung
 Dasar hukum Atribusi wewenang dalam Perubahan UUD 1945 Pasal 24 ayat (2), Pasal 24Aayat
(1), Pasal 24C ayat (3).
f. Mahkamah Konstitusi
 Dasar hukum Atribusi wewenang dalam Perubahan UUD 1945 Pasal 24C ayat (1), Pasal 24Cayat
(2).
h. Badan Pemeriksa Keuangan
 Dasar hukum Atribusi wewenang dalam Perubahan UUD 1945 Pasal 23E ayat (1) dan ayat(2)

B. TUJUAN BANNER

1. Untuk menjelaskan tugas dan wewenang lembaga Negara.

2. Untuk membedakan antara lembaga satu dengan lembaga yang lainnya.


BAB II

A. Deskripsi Banner

Judul : Kewenangan lembaga Negara Indonesia

Tema : Lembaga Negara

Banner ini berisi tentang tugas-tugas beserta wewenang lembaga Negara di Indonesia.
Seperti yang ada dalam banner terdapat kekuasaan yang dibagi menjadi empat bagian. Yaitu
kekuasaan konstitutif yang meliputi lembaga MPR, kekuasaan yudikatif meliputi lembaga MA
dan MK, kekuasaan legislative yang meliputi lembaga DPR dan DPD, dan terakhir kekuasaan
eksaminatif yang meliputi lembaga BPK. Masing-masing lembaga tersebut sudah diatur dalam
Undang-undang dasar 1945.

 lembaga negara adalah lembaga pemerintahan yang berkedudukan di pusat yang tugas, fungsi,
dan kewenangannya secara tegas diatur dalam Undang-Undang.Sederhananya, lembaga negara
merupakan lembaga pemerintahan (Civilizated Organization) yang dibuat oleh negara, dari
negara, dan untuk negara, demi mencapai tujuan negara itu.Dalam lembaga negara,
anggotanya juga turut menjaga kestabilan kinerjanya supaya dapat mencapai tujuan negara
tersebut. lembaga negara dibagi menjadi dua bagian besar yakni 1) alat-alat perlengkapan
negara yang langsung (unmittebare organ), dan (2) alat-alat perlengkapan negara yang tidak
langsung (mitterbare organ).

Lembaga negara yang ada di Indonesia ada beberapa, yakni lembaga legislatif, lembaga
eksekutif, dan lembaga yudikatif. Namun, keberadaan lembaga negara dalam suatu negara
tidak hanya dibatasi pada tiga lembaga tersebut.Keberadaan lembaga negara di Indonesia
diatur sepenuhnya oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan perundangan lainnya.
Sehingga, kedudukan setiap lembaga negara di Indonesia bergantung pada wewenang, tugas,
dan fungsi yang telah diberikan oleh Undang-Undang Dasar 1945.

Tugas Lembaga Negara Secara Umum


1. Menjaga kestabilan keamanan, politik, hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), dan budaya
dalam suatu negara yang bersangkutan.
2. Menciptakan suatu lingkungan negara yang kondusif, aman, dan harmonis.
3. Menjaga penghubung antara negara dengan rakyat.
4. Menjadi sumber inspirator dan aspirator rakyat.
5. Membantu menjalankan roda pemerintahan negara.
6. Memberantas adanya tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Pembagian Lembaga Negara di Indonesia
Indonesia selaku negara demokrasi, menjalankan pemerintahan dengan penerapan teori trias
politika. Trias Politika merupakan pembagian kekuasaan pemerintahan menjadi tiga bidang
dengan kedudukan yang sejajar. Tiga bidang tersebut adalah Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif.

1. Eksekutif, bertugas menerapkan dan melaksanakan perundang-undangan, yakni Presiden


dan wakil presiden, beserta para menteri.
2. Legislatif, bertugas membuat perundang-undangan, yakni Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR)
3. Yudikatif, bertugas mempertahankan pelaksanaan perundang-undangan, yakni
Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK).

Fungsi Lembaga Negara di Indonesia


Sebelumnya, telah ditulis bahwa keberadaan lembaga negara menjadi salah unsur penting
dalam sebuah negara. Berdasarkan adanya penerapan trias politika, maka lembaga negara di
Indonesia ada tiga yakni lembaga Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif.

Apa saja ya tugas, wewenang, dan fungsi dari tiga lembaga tersebut?

Lembaga Eksekutif
Lembaga eksekutif merupakan lembaga pemerintahan yang berfungsi untuk melaksanakan
perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh lembaga legislatif. Di negara-negara yang
menganut pemerintahan demokratis, biasanya pada lembaga eksekutif terdiri atas kepala
negara, bisa raja atau presiden, disertai dengan para menterinya. Di Indonesia, lembaga
eksekutif-nya adalah MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat), Presiden dan Wakil Presiden,
serta para menteri.

1. MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)


Sebelum ada Amandemen Undang-Undang Dasar 1945, kedaulatan yang berada di tangan
rakyat dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR, maka dari itu MPR sering disebut sebagai “lembaga
tertinggi negara” dengan kewenangan di bawah Undang-Undang Dasar.Namun, setelah ada
Amandemen Undang-Undang Dasar 1945, kedaulatan rakyat tidak lagi dilaksanakan oleh MPR,
tetapi dilaksanakan “menurut Undang-Undang Dasar”.Anggota MPR merupakan gabungan
antara anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan DPD (Dewan Perwakilan Daerah) yang
dipilih oleh rakyat melalui proses pemilu. Ketentuan mengenai jumlah anggota telah diatur
dalam Undang-Undang.
MPR melaksanakan sidang paling sedikit sekali dalam lima tahun. Wewenang MPR yang paling
“terlihat” adalah melantik Presiden dan Wakil Presiden yang telah dipilih oleh rakyat melalui
proses pemilu.

Berdasarkan Pasal 3 Ayat 1 dalam Undang-Undang Dasar 1945, MPR mempunyai tugas dan
wewenang sebagai berikut:

 Mengubah dan menetapkan perundang-undangan


 Melantik presiden dan wakil presiden
 Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-
Undang Dasar
Anggota MPR dalam menjalankan tugas dan wewenang tersebut, memiliki beberapa hak
tertentu, yakni:

 Mengajukan usul terkait perubahan pasal dalam perundang-undang


 Menentukan sikap dan pilihannya dalam proses pengambilan keputusan
 Memilih dan dipilih
 Membela diri
 Imunitas (hak untuk tetap menjalankan tugas dan wewenangnya tanpa boleh dituntut di
pengadilan)
 Protokoler (hak untuk memperoleh penghormatan berkenaan dengan jabatannya)
 Keuangan dan administratif

2. Presiden
Sebelum ada Amandemen Undang-Undang Dasar 1945, presiden dipilih oleh MPR. Namun,
setelah terdapat amandemen Undang-Undang Dasar 1945, presiden dan wakilnya dipilih oleh
rakyat melalui pemilu.

Presiden dan wakilnya menjabat selama lima tahun dan dapat dipilih kembali hanya satu kali
jabatan dalam pemilihan umum selanjutnya.

Presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Sebagai seorang
kepala negara, presiden mempunyai wewenang yang telah diatur oleh Undang-Undang Dasar
1945, yakni:
 Membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR (Dewan Perwakilan
Rakyat)
 Mengangkat duta dan konsul untuk ditempatkan di ibukota negara lain dan negara
Indonesia.
 Menerima duta dari negara lain.
 Memberikan gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan kepada warga negara, baik warga
negara Indonesia maupun warga negara asing yang telah berjasa.
Sementara itu, sebagai kepala pemerintahan yang menyelenggarakan pemerintahan negara,
maka Presiden memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut:

 Memegang kekuasaan pemerintahan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945


 Mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR
 Menetapkan peraturan pemerintah
 Memegang teguh dan menjalankan Undang-Undang Dasar
 Memberikan grasi (pengampunan terhadap narapidana) dan rehabilitasi (pemulihan
nama baik seseorang yang tertuduh) berdasarkan pertimbangan Mahkamah Agung (MA)
 Memberikan amnesti (pengurangan hukuman narapidana) dan abolisi (pembatalan
tuntutan pidana) berdasarkan pertimbangan DPR.
Selain berperan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, presiden juga menjadi
panglima tertinggi dalam angkatan perang, sehingga memiliki wewenang sebagai berikut:

 Menyatakan perang, membuat perdamaian dengan negara lain atas dasar persetujuan
DPR
 Membuat perjanjian internasional atas dasar persetujuan DPR
 Menyatakan keadaan bahaya terhadap suatu situasi dan kondisi yang berlangsung dalam
negara.
Lembaga Legislatif
Lembaga legislatif merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai fungsi umum dalam
membuat perundang-undangan. Lembaga legislatif ini memiliki beberapa fungsi fungsi legislasi
dan fungsi kontrol.

Di Indonesia, lembaga legislatif adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

1. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)


Anggota DPR berasal dari partai politik yang dipilih rakyat melalui proses pemilu. DPR
bertempat di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi dan kabupaten/kota
adalah DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah).
Tugas dan wewenang yang dimiliki oleh DPR adalah sebagai berikut,

 Membentuk perundang-undangan yang dibahas bersama Presiden


 Memberikan persetujuan peraturan daerah pengganti Undang-Undang
 Menerima dan membahas RUU (Rancangan Undang-Undang) yang diajukan oleh DPD
 Mempertimbangkan DPD atas rancangan Undang-Undang APBN yang berkaitan dengan
pajak, pendidikan, dan agama
 Menetapkan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) bersama Presiden dengan
memperhatikan pertimbangan dari DPD
 Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan pertimbangan DPD
 Memilih tiga calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya kepada Presiden
 dan lain-lain
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya tersebut, DPR mempunyai hak-hak tertentu,
yakni:

 Hak Interpelasi, yakni hak untuk meminta keterangan kepada Presiden


 Hak Angket, yakni hak untuk mengadakan penyelidikan atas suatu kebijakan pemerintah
 Hak Inisiatif, yakni hak untuk mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada pemerintah
 Hak Amandemen, yakni hak untuk mengadakan perubahan atas Rancangan Undang-
Undang
 Hak Budget, yakni hak untuk mengajukan RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara)
 Hak Petisi, yakni hak untuk mengajukan pertanyaan atas kebijakan pemerintah
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 20A, DPR memegang kekuasaan tertinggi dalam
membentuk perundang-undangan. Oleh sebab itu, DPR memiliki 3 fungsi penting, yakni:

 Fungsi Legislatif, yakni DPR sebagai pembuat perundang-undangan bersama Presiden


 Fungsi Anggaran, yakni DPR sebagai pemegang kekuasaan dalam penetapan APBN yang
diajukan Presiden
 Fungsi Pengawasan, yakni DPR mengawasi jalannya pemerintahan.
DPR melaksanakan sidang paling sedikit adalah sekali dalam satu tahun.

2. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


Anggota DPD terdiri atas wakil-wakil dari provinsi yang telah dipilih melalui proses pemilu.
Keanggotaan DPD diresmikan oleh keputusan Presiden dan bertempat di daerah pemilihannya.

Anggota DPD ini bukan berasal dari partai politik, melainkan dari organisasi-organisasi
kemasyarakatan. Masa jabatan DPD adalah lima tahun.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 22D, anggota DPD memiliki kewenangan
sebagai berikut:

1. Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi


daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan keuangan pusat daerah.
2. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas Rancangan Undang-Undang APBN dan RUU
yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
3. Mengawasi pelaksanaan mengenai hal-hal tersebut dan melaporkannya kepada DPR.

Lembaga Yudikatif
Lembaga yudikatif merupakan lembaga pemerintahan yang berwenang untuk menafsirkan isi
perundang-undangan dan memberikan sanksi pelanggaran pelaksanaannya.

Dalam pelaksanaanya, lembaga yudikatif harus bebas dari campur tangan lembaga eksekutif.
Hal tersebut supaya dalam penegakan hukum dan keadilannya tidak berat sebelah atau terlalu
memihak.

1. Mahkamah Agung (MA)


Lembaga Mahkamah Agung (MA) menjadi pemegang kekuasaan kehakiman tertinggi dari
semua lingkungan peradilan. Lembaga MA diketuai oleh Hakim Agung yang dibantu oleh
beberapa hakim lainnya.

Hakim Agung ini diusulkan oleh DPR yang berasal dari usulan Komisi Yudisial. Lembaga MA
mempunyai kewajiban dan kewenangan sendiri, yakni:

1. Mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan, dan wewenang


lainnya yang diberikan oleh Undang-Undang
2. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi
3. Memberikan pertimbangan grasi dan rehabilitasi yang diajukan oleh Presiden

2. Mahkamah Konstitusi (MK)


Lembaga MK memiliki kewenangan dalam menyelenggarakan kekuasaan peradilan di
lingkungan peradilan umum, militer, agama, dan tata usaha Negara. Mahkamah Konstitusi
mempunyai kewenangan untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir.

Dalam MK, terdapat 9 hakim konstitusi yang telah ditetapkan oleh Presiden. Berikut merupakan
tugas dan fungsi lembaga Mahkamah Konstitusi:
1. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar
3. Memutus pembubaran partai politik
4. Memutus perselisihan mengenai hasil pemilu

3. Komisi Yudisial (KY)


Lembaga Komisi Yudisial (KY) ini dibentuk guna mengawasi perilaku para hakim dan praktik
kotor dalam proses penyelenggaraan peradilan.Dalam Undang-Undang Dasar 1945 (hasil
amandemen), kedudukan Komisi Yudisial ini bersifat mandiri yang keberadaannya dibentuk dan
diberhentikan oleh Presiden dengan adanya persetujuan DPR

Lembaga-Lembaga Baru yang Bersifat Mandiri


1. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Lembaga BPK ini menjadi lembaga negara yang memegang kekuasaan dalam bidang auditor.
BPK tentu mempunyai tugas utama dalam memeriksa dan mengelola keuangan negara.Hasil
pemeriksaan lembaga BPK akan diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya. Anggota lembaga BPK dipilih oleh DPR dan diresmikan oleh Presiden.

Lembaga BPK berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsinya.

2. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)


Lembaga ini dibentuk melalui Undang-Undang Dasar 1945 No 30 Tahun 2002 mengenai
pemberantasan tindak pidana korupsi.Pembentukan lembaga KPK ini menjadi respon
pemerintah terhadap rasa pesimistis masyarakat atas kinerja dan reputasi kejaksaan sera
kepolisian dalam memberantas korupsi.

3. Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan)


Lembaga Komnas Perempuan ini didirikan pada tahun 1998 berdasarkan adanya keputusan
presiden No 181 tahun 1998. Lembaga ini bersifat mandiri sebagai bentuk upaya nasional
dalam menghapus kekerasan terhadap perempuan.Komnas Perempuan ini menjadi bentuk
jawaban pemerintah atas tuntutan masyarakat sipil, khususnya kaum perempuan dalam
menangani persoalan kekerasan.Dalam menjalankan tugas dan wewenang sekaligus mendapat
hak-hak tertentu tersebut, anggota lembaga negara tetap mempunyai kewajiban untuk
mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu juga wajib untuk
mendahulukan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadinya.
BAB III

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab terdahulu, makadapat ditarik
kesimpulan bahwa selain bertujuan untuk menutup penyalahgunaan atau penyimpangan
praktek ketatanegaraan dari kehendak yang telah diatur dalam UUD, perubahan kedudukan,
keanggotaan, dan mekanisme keanggotaan MPR, DPR dan keberadaan lembaga baru DPD,
dimaksudkan sebagai jalan untuk mewujudkan gagasan meniadakan kedudukan MPR sebagai
lembaga tertinggi negara.

Gagasan itu secara konseptual ingin menegaskan bahwa MPR bukan satu-satunya lembaga
yang melaksanakan kedaulatan rakyat, setiap lembaga yang mengemban tugas-tugas politik
negara dan pemerintahan adalah pelaksana kedaulatan rakyat, harus tunduk dan bertanggung
jawab kepada rakyat. Secara praktis, pembaruan dimaksudkan untuk meniadakan
penyalahgunaan kadudukan MPR sebagai lembaga tertingi negara yang pada prakteknya telah
digunakan sebagai alat kepanjangan tangan Presiden untuk melanggengkan kekuasaannya.

Anda mungkin juga menyukai