Anda di halaman 1dari 7

Lembaga Negara adalah lembaga pemerintahan atau "Civilizated Organization" di mana lembaga

tersebut dibuat oleh negara, dari negara, dan untuk negara di mana bertujuan untuk membangun negara
itu sendiri.

Lembaga Negara Indonesia adalah lembaga-lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UUD, UU, atau
oleh peraturan yang lebih rendah. Lembaga negara di tingkat pusat dapat dibedakan dalam empat
tingkatan kelembagaan yakni:

1. Lembaga yang dibentuk berdasarkan UUD seperti Presiden, Wakil Presiden, MPR, DPR, DPD,
BPK, MA, MK, dan KY.
2. Lembaga yang dibentuk berdasarkan UU seperti Kejaksaan Agung, Bank Indonesia, KPU, KPK,
KPI, PPATK, Ombudsman dan sebagainya.
3. Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden; dan
4. Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri.

Dari segi hierarki, lembaga negara dapat dibedakan ke dalam tiga lapis yakni lapis pertama dapat
disebut Lembaga Tinggi Negara, lapis kedua dapat disebut Lembaga Negara saja dan lapis ketiga
merupakan lembaga negara yang sumber kewenangannya berasal dari regulator atau pembentuk peraturan
di bawah undang-undang.

Lembaga yang termasuk dalam Lembaga Tinggi Negara adalah:


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (disingkat MPR) adalah lembaga legislatif bikameral yang
merupakan salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
Sebelum reformasi, MPR merupakan lembaga tertinggi negara yang menjalankan kedaulatan
rakyat Indonesia. MPR dianggap sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia karena terdiri atas
seluruh anggota DPR, Utusan Daerah, dan Utusan Golongan.
Setelah reformasi tiba, MPR bukan lagi lembaga tertinggi negara karena MPR sendiri telah
melepas kewenangan yang ada pada dirinya dengan melakukan amendemen terhadap UUD 1945.
MPR saat ini terdiri atas seluruh anggota DPR dan seluruh anggota DPD. MPR bersidang
sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota negara.
2. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau sering disebut Dewan Perwakilan
Rakyat (disingkat DPR-RI atau DPR) adalah salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat. DPR terdiri atas anggota
partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum.
3. Presiden dan Wakil Presiden
Menurut Bab III pasal 4 UUD 1945, Presiden adalah pemegang kekuasaan
tertinggi pemerintahan. Selanjutnya dalam melaksanakan tugasnya sebagai kepala
pemerintahan, presiden dibantu oleh seorang Wakil Presiden. Presiden dan Wakil Presiden
diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik, dan dipilih secara langsung oleh rakyat
melaluiPemilu (lihat kembali pada pembahasan tentang Pemilu).

a. PresidenMasa jabatan Presiden (juga Wakil Presiden) adalah lima tahun, dan sesudahnya dapat
dipilihkembali untuk jabatan yang sama dalam satu masa jabatan saja (pasal 7 UUD 1945
hasilamendemen).Kedudukan presiden meliputi dua macam, yakni:Presiden sebagai Kepala
NegaraSebagai kepala negara, Presiden mempunyai wewenang dan kekuasaan sebagai
berikut.Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara(pasal 10 UUD 1945).Menyatakan perang, membuat perjanjian dan perdamaian dengan
negara lain dengan persetujuan DPR (pasal 11 UUD 1945).Menyatakan negara dalam keadaan
bahaya (pasal 12 UUD 1945).Mengangkat duta dan konsul.Memberi grasi, amnesti, dan
rehabilitasi.Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan.Presiden sebagai Kepala
Pemerintahan.Sebagai kepala pemerintahan Presiden mempunyai wewenang dan kekuasaan
sebagai berikut.Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.Mengajukan RUU
(Rancangan Undang-Undang) kepada DPR.Menetapkan PP (Peraturan Pemerintah) untuk
menjalankan undang-undang.Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.

b. Wakil Presiden Karena dalam praktiknya dipilih melalui Pemilu dalam satu paket dengan
Presiden, makakedudukan Wakil Presiden tentunya bukan lembaga yang berdiri sendiri.
Seperti sudahdisinggung, Wakil Presiden adalah pembantu Presiden. Namun demikian
kedudukan Wakil Presiden adalah strategis. Mengapa? Tidak lain karena dalam keadaan-
keadaan tertentu iadapat menggantikan kedudukan Presiden. Pasal 8 ayat 1 UUD 1945 hasil
amandemen menyatakan : ”apabila Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden
sampai habis masa jabatannya.”

4. Kementerian Negara
Menteri-menteri negara adalah pembantu-pembantu Presiden (Bab V pasal 17 UUD 1945).Para
menteri itu duduk dalam kabinet yang dibentuk oleh Presiden. Kita tahu, seorangPresiden tidak
mungkin dapat mengatasi segala bidang yang dibutuhkan dalam kehidupankenegaraan. Oleh
karena itu dalam kerjanya ia dibantu oleh para menteri-menteri itu.Mereka para menteri itu
ada yang memimpin sebuah departemen ada juga yang tidakmemimpin departemen. Menteri
dalam negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Agama, MenteriKesehatan, misalnya, adalah contoh-
contoh dari menteri-menteri yang memimpin sebuahdepartemen. Sementara menteri-menteri
seperti kepariwisataan, lingkungan hidup,kesekretariatan negara/kabinet, misalnya merupakan
contoh darimenteri-menteri yang tidak memimpin departemen.Jumlah menteri-menteri yang
duduk dalam kabinet tentu saja merupakan bagian darikewenangan serta hak prerogatif (hak
khusus) Presiden.

5. DPD (Dewan Perwakilan Daerah)


DPD (Dewan Perwakilan Daerah) merupakan lembaga yang baru dalam sistemketatanegaraan RI.
Sebelumnya lembaga ini tidak ada. Setelah UUD 1945 mengalamiamandemen lembaga ini
tercantum, yakni dalam Bab VII pasal 22 C dan pasal 22 D.Anggota DPD ada dalam setiap
provinsi, dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu (lihatkembali Bab Pemilu). Anggota DPD
ini bukan berasal dari partai politik, melainkan dariorganisasi-organisasi
kemasyarakatan.Menurut pasal 22 D UUD 1945, DPD memiliki tugas dan wewenang sebagai
berikut.Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi
daerah,hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam atau sumber ekonomi lainnya, juga yang berkaitan
dengan perimbangan keuangan pusat daerah.Memberi pertimbangan kepada DPR atas rancangan
undang-undang APBN dan rancanganundang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan,
dan agama.Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan mengenai hal-hal di atas tadi,
sertamenyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR untuk ditindaklanjuti. DPD
ini bersidangsedikitnya sekali dalam setahun.

6. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)


BPK merupakan lembaga pemeriksa keuangan yang bersifat mandiri. Artinya dalammenjalankan
tugasnya badan ini terlepas dari pengaruh pemerintah. Tugas BPK adalahmemeriksa pengelolaan
keuangan dan bertanggung jawab tentang keuangan negara.Anggota BPK dipilih oleh DPR
dengan memerhatikan pertimbangan-pertimbangan dariDPD. Hasil kerja dari BPK ini diserahkan
kepada DPR, DPD, juga DPRD sesuai dengankewenangannya.Badan ini berdomisili di ibu kota
negara, dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.Lembaga ini juga dikenal sebagai lembaga
eksaminatif.

7. MA (Mahkamah Agung)
MA (Mahkamah Agung) merupakan salah satu pemegang kekuasaan kehakiman (Bab IX pasal
24 ayat 2). Keberadaan lembaga ini sebagai pengadilan negara tertinggi dari semualingkungan
peradilan.Mengapa MA disebut sebagai lembaga tertinggi? Tidak lain karena merupakan
lembaga peradilan tingkat terakhir. Jika misalnya seseorang berpekara di peradilan
pertama(Pengadilan Negeri) kurang puas terhadap keputusan yang diperoleh, maka ia akan
naik banding ke peradilan di atasnya lagi (Pengadilan Banding). Jika masih kurang, maka ia
dapatmengajukan lagi ke peradilan MA ini.MA diketuai oleh seorang Hakim Agung dibantu oleh
hakim-hakim agung. Menurut UU No.5 Tahun 2004 tentang perubahan atas UU No. 5 Tahun
1985 tentang Mahkamah Agung.Jumlah Hakim Agung paling banyak 60 orang. Adapun Hakim
Agung merupakan pejabattinggi negara setingkat menteri negara yang diangkat oleh Presiden atas
usul DPR. HakimAgung yang diusulkan oleh DPR tersebut berasal dari usulan Komisi Yudisial.
8. MK (Mahkamah Konstitusi)
MK (Mahkamah Konstitusi) merupakan pemegang kekuasaan kehakiman sesudah MA (BabIX
pasal 24 ayat 2). Lembaga negara ini termasuk baru. Lembaga ini mempunyai
wewenangmengadili pada tingkat pertama dan terakhir serta putusannya bersifat final untuk
:menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar,memutus sengketa
kewenangan,memutus perselisihan hasil pemilu, danmemberi putusan atas pendapat dpr
mengenai dugaan terhadap presiden/wakil presidenterhadap UUD. MK memiliki 9 hakim
konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden. Masing-masing hakim tersebut terdiri atas : 3 orang
diajukan oleh MA, 3 orang diajukan oleh DPR, dan 3 orang diajukan oleh Presiden.
9. KY (Komisi Yudisial)
Seperti MK, KY (Komisi Yudisial) juga merupakan lembaga negara yang termasuk baru.Dasar
hukum: UU No. 22 Tahun 2004 Lembaga ini dibentuk untuk mengawasi perilaku parahakim.
Selain itu lembaga ini dibentuk untuk mengawasi praktik kotor penyelenggaraan/proses
peradilan. Lembaga ini juga punya kewenangan mengusulkan calonHakim Agung.Dalam UUD
1945 hasil amandemen, kedudukan KY ini diatur dalam pasal 24 B. Lembagaini bersifat mandiri,
yang keberadaannya dibentuk dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Adanya
komisi ini, diharapkan penyelenggaraan peradilan terhindar dari praktik-praktik kotor.

Lembaga negara yang masuk dalam lapis kedua yang disebutkan dalam UUD 1945:

 Duta dan Konsul (Pasal 13 Ayat 2)


 Suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada
Presiden, yang selanjutnya diatur dalam undang-undang (Pasal 16) - Dahulu Dewan
Pertimbangan Agung (dihapus saat amendemen) sekarang Dewan Pertimbangan Presiden
 Menteri Negara (Pasal 17)
Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan disebutkan secara
eksplisit dalam UUD 1945 (Pasal 8 Ayat 3)
 Komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri, yang diatur lebih lanjut
dalam undang-undang - Komisi Pemilihan Umum (Pasal 22E Ayat 5)
 Komisi Yudisial
 Bank Sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggungjawab dan independensinya
diatur lebih lanjut dengan undang-undang - Bank Sentral (Pasal 23D)
 Tentara Nasional Indonesia (Pasal 30 Ayat 3)
Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara disebutkan secara eksplisit dalam
UUD 1945 (Pasal 10)
 Kepolisian Negara (Pasal 30 Ayat 4)
selain enam lembaga yang disebutkan dalam UUD diatas, terdapat juga lembaga lain yang disejajarkan
dengan organisasi lapis ke dua yakni lembaga negara yang dibentuk dengan UU, yang disusun antara
DPR dan Presiden. Lembaga ini dapat dibubarkan apabila UU atau pasal yang mengatur lembaga tersebut
dibatalkan melalui judicial review di Mahkamah Konstitusi. Beberapa contoh lembaga ini yaitu:

 Kejaksaan Agung (UU 16 tahun 2004);


 Otoritas Jasa Keuangan (UU 21 tahun 2011);
 Lembaga Penjamin Simpanan (UU 24 tahun 2004);
 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (UU 39 tahun 1999);
 Komisi Pemberantasan Korupsi (UU 20 tahun 2002);
 Komisi Penyiaran Indonesia (UU 30 tahun 2002);
 Komisi Pengawas Persaingan Usaha (UU 5 tahun 1999);
 Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (UU 27 tahun 2004) - dibatalkan Mahkamah
Konstitusi;
 Komisi Perlindungan Anak Indonesia (UU 23 tahun 2002);
 Ombudsman Republik Indonesia (UU 37 tahun 2008); dan lain-lainnya.
Kelompok ketiga adalah organ konstitusi yang termasuk kategori lembaga negara yang sumber
kewenangannya berasal dari regulator atau pembentuk peraturan di bawah undang-undang. Artinya,
keberadaannya secara hukum hanya didasarkan atas kebijakan presiden (presidential policy) atau beleid
presiden. Jika presiden hendak membubarkannya lagi, maka tentu presiden berwenang untuk itu. Artinya,
keberadaannya sepenuhnya tergantung kepada beleid presiden. Contoh lembaga-lembaga ini yaitu:

 Badan Ekonomi Kreatif (Perpres 6 tahun 2015)


 Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (Perpres 192 tahun 2014)
 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Perpres 106 tahun 2007)
 Lembaga Ketahanan Nasional (Perpres 67 tahun 2016); dan lain-lainNYA

Penataan Lembaga Negara

 Kementerian Negara
Berdasarkan Pasal 17 UUD 1945, Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan dalam
menjalankan tugasnya dibantu oleh menteri-menteri. Keberadaan menteri-menteri tersebut telah diatur
secara jelas dan tegas dalam sebuah payung hukum Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara. Menteri-menteri tersebut mempunyai tugas untuk melaksanakan urusan tertentu
dalam pemerintahan sehingga dapat diartikan bahwa semua fungsi pemerintahan sudah terbagi habis
dalam tugas Kementerian. Saat ini, terdapat 34 (tiga puluh empat) Kementerian yang membidangi urusan
tertentu dalam pemerintahan.

 Lembaga Pemerintah Non Kementerian


Selain itu, untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi tertentu di bidang pemerintahan,
Presiden dengan mengacu kepada kewenangannya berdasarkan Pasal 4 UUD 1945, juga
membentuk Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang merupakan special agency
yang melaksanakan tugas dan fungsi spesifik tertentu dalam rangka mendukung kebijakan
pemerintah yang dilaksanakan oleh Kementerian. Saat ini telah dibentuk dua puluh tujuh
Lembaga Pemerintah Non Kementerian. Selain itu, terdapat 6 (enam) dipimpin oleh pejabat
setingkat menteri, yakni Kepolisian Negara Republik Indonesia, Sekretariat Kabinet, Kejaksaan
Agung, Tentara Nasional Indonesia, Badan Intelijen Negara dan Badan Siber dan Sandi Negara.
Jumlah pejabat setingkat menteri ditentukan oleh Presiden saat pembentukan Kabinet.

 Lembaga Non Struktural


Di luar Kementerian Negara, LPNK, dan lembaga yang dipimpin Pejabat setingkat Menteri
tersebut, dalam praktik penyelenggaraan negara dan pemerintahan, juga terdapat lembaga-
lembaga lain, yaitu Lembaga Non Struktural (LNS) sebagai perwujudan partisipasi masyarakat
dalam pemerintahan. LNS merupakan lembaga di luar struktur organisasi instansi pemerintah,
yang bersifat independen serta memiliki otonomi dalam menjalankan mandatnya sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 Lembaga Penyiaran Publik


Untuk memberikan pelayanan penyiaran radio dan televisi juga telah dibentuk Lembaga
Penyiaran Publik (LPP) berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
LPP merupakan lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara,
bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk
kepentingan masyarakat. LPP yang ada yaitu LPP Televisi Republik Indonesia dan LPP Radio
Republik Indonesia

 Lembaga Struktural di Bawah Kementerian Negara


Lembaga ini dibentuk melalui Undang-Undang akan tetapi secara struktural bertanggungjawab
kepada Menteri yang bertanggungjawab diurusan tertentu.

 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (di bawah Kementerian Keuangan);
dialihkan ke Otoritas Jasa Keuangan
 Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (di bawah Kementerian Perdagangan)
 Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (UU 39 1999, di bawah Kementerian Komunikasi
dan Informatika)
 Badan Pengatur Jalan Tol (UU 38 tahun 2004, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat)
Lembaga Daerah
Di samping itu, ada pula lembaga-lembaga daerah yang diatur dalam Bab VI UUD 1945 tentang
Pemerintah Daerah. Dalam ketentuan tersebut diatur adanya beberapa organ jabatan yang dapat
disebut sebagai organ daerah atau lembaga daerah yang merupakan lembaga negara yang
terdapat di daerah. Lembaga-lembaga daerah itu adalah:

 Pemerintahan Daerah Provinsi (terdiri atas Gubemur & DPRD Provinsi);


 Pemerintahan Daerah Kabupaten (terdiri atas Bupati & DPRD Kabupaten); dan
 Pemerintahan Daerah Kota (terdiri atas Wali kota & DPRD Kota);
Lembaga di tingkat daerah disebut lembaga daerah yang dapat dibedakan pula, yaitu:

1. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan UUD, UU, Peraturan Pemerintah atau
Peraturan Presiden yang pengangkatan anggota dilakukan dengan Keputusan Presiden;
Contoh: Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal, Badan Pengembangan Wilayah
Surabaya-Madura, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, Otorita Batam, dan
lainnya.[butuh rujukan]
2. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan peraturan tingkat pusat atau Peraturan
Daerah Provinsi dan pengangkatan anggotanya ditetapkan dengan Keputusan Presiden
atau Pejabat Pusat; Contoh: Sekretaris Daerah.[butuh rujukan]
3. Lembaga daerah yang kewenangannya diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi dan
pengangkatan anggotanya dilakukan dengan Keputusan Gubernur;
4. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur yang pengangkatan
anggotanya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur;
5. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur yang pengangkatan
anggotanya ditetapkan dengan Keputusan Bupati atau Wali kota;
6. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang
pengangkatan anggotanya ditetapkan dengan Keputusan Bupati atau Wali kota; dan
7. Lembaga daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati atau Wali kota yang
pengangkatan anggotanya ditetapkan dengan Keputusan Bupati atau Wali kota.

Lembaga yang telah dibubarkan

 Lembaga Tinggi Negara


 Perdana Menteri
 Dewan Pertimbangan Agung
 Kementerian / Departemen Negara
 Departemen Penerangan
 Lembaga Pemerintah Non Kementerian / Departemen
 Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata
 Lembaga Informasi Nasional
 Lembaga Non Struktural
 Badan Penyehatan Perbankan Nasional
 Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi untuk Aceh dan Nias
 Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program Kebijakan dan Reformasi
 Lembaga Struktural di Bawah Kementerian / Departemen Negara
 Badan Akuntansi Keuangan Negara (di bawah Departemen Keuangan)
1. ^ Jimly Asshiddiqie (2006): Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi hal. 41
2. ^ Jimly Asshiddiqie (2006): Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi hal. 49-51
3. ^ Jimly Asshiddiqie (2006): Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi hal. 105-107
4. ^ "Perlu Undang-Undang Penataan Kelembagaan"
5. ^ Jimly Asshiddiqie (2006): Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi hal. 53
6. https://www.academia.edu/35292908/LEMBAGA_NEGARA_SETELAH_AMANDEMEN
7. https://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Negara_Indonesia
8. https://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Negara

Anda mungkin juga menyukai