Anda di halaman 1dari 6

BAB II

Topik 4 :

Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia


  Menurut UUD 1945, tidak menganut suatu sistem negara manapun, tetapi adalah
suatu sistem khas menurut kepribadian bangsa indonesia, namun sistem
ketatanegaraan Republik indonesia tidak terlepas dari ajaran Trias Politica
Montesquieu. Ajaran trias politika tersebut adalah ajaran tentang pemisahan
kekuasaan negara menjadi tiga yaitu Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif yang
kemudian masing-masing kekuasaan tersebut dalam pelaksanaannya diserahkan
kepada satu badan mandiri, artinya masing-masing badan itu satu sama lain tidak
dapat saling mempengaruhi dan tidak dapat saling meminta pertanggung jawaban.

I. Lembaga Legislatif
Lembaga Legislatif atau parlemen adalah sebuah lembaga yang mewakili
seluruh rakyat dalam menyusun undang-undang serta ikut mengawasi
implementasi undang-undang yang ada oleh badan eksekutif. Setiap anggota
lembaga legislatif dipilih melalui pemilihan umum (pemilu) dan langsung dipilih
oleh rakyat.

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


MPR merupakan lembaga negara(bukan lagi lembaga tertinggi setelah
amandemen UUD 1945) yang beranggotakan semua anggota DPR dan
anggota DPD yang terpilih dalam pemilu legislatif. Masa jabatan MPR
adalah 5 tahun sama seperti masa jabatan DPR dan DPD dan MPR paling
sedikit harus bersidang sekali dalam masa jabatan di ibu kota negara.
Fungsi, tugas dan wewenang MPR adalah sebagai berikut:
-  Mengubah dan menetapkan UUD
- Melantik presiden dan wakil Presiden
- Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya
sesuai UUD

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


DPR adalah lembaga negara yang berfungsi sebagai lembaga perwakilan
rakyat.. Masa jabatan 5 tahun.
Wewenang DPR:
- Membuat Undang-undang(fungsi legislasi)
- Menetapkan APBN(fungsi anggaran)
- Mengawasi pemerintah dalam menjalankan undang-undang(fungsi
pengawasan)
Hak-hak anggota DPR:
- Hak Interpelasi
- Hak Angket
- Hak menyatakan pendapat

3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


Dewan Perwakilan Daerah merupakan lembaga negara yang terdiri dari
perwakilan dari tiap provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum.
Wewenang:
- Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan
kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah
ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat
sebagai anggota MPR.
-  Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara
Republik Indonesia.
- Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui
pemilu.Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas
RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, RUU lain yang berkait dengan kepentingan daerah.

II. Lembaga Eksekutif


Lembaga eksekutif artinya lembaga yang memegang kekuasaan pemerintahan.
Lembaga ini merupakan lembaga yang paling luas wewenang dan tugasnya
dibanding lembaga negara legislatif dan yudikatif. Lembaga ekskutif dipimpin oleh
presiden dan wakil presiden, juga dibantu menteri-menteri dan lembaga negara
lainnya. Presiden dan wakil presiden dipilih oleh rakyat Indonesia.
Wewenang Presiden sebagai kepala Negara :
- membuat perjanjian dengan negara lain melalui persetujuan DPR
- mengangkat duta dan konsul
- menerima duta dari negara asing
- memberi gelar , tanda jasa, tanda kohormatan kepada WNI ataupun
WNA yang berjasa bagi Indonesia.
Wewenang Presiden sebagai kepala pemerintahan :
- menjalankan kekuasaan pemerintah sesuai UUD
- berhak mengusulkan RUU kepada DPR
- menetapkan peraturan pemerintah
- memegang teguh UUD dan menjalankan seluruh undang-undang dan
peraturann dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan
Bangsa
- memberi grasi dan rehabilitasi
- memberi amnesti dan abolisi dengan pertimbangan DPR
Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, Presiden merupakan
panglima angkatan tertinggi yang memiliki wewenang sebagai berikut:
- menyatakan perang, perdamaian, perjanjian dengan negara lain
dengan persetujuan DPR
- membuat perjanjian internasional dengan persetujuan DPR
- menyatakan keadaan bahaya

III. Lembaga Yudikatif


Lembaga yudikatif adalah lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengadili
para pelanggar yang melanggar kebijakan yang dibuat oleh lembaga legislatif.

1. Mahkamah Agung
Mahkamah agung merupakan pemegang kekuasaan kehakiman. Mahkamah
agung adalah peradilan tertinggi di Indonesia. Pasal 24 ayat (2)
menyebutkan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya serta oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi. Ketentuan tersebut menyatakan puncak kekuasaan
kehakiman dan kedaulatan hukum ada pada MA dan MK. Mahkamah Agung
merupakan lembaga yang mandiri dan harus bebas dari pengaruh cabang-
cabang kekuasaan yang lain.Dalam hubungannya dengan Mahkamah
Konstitusi, MA mengajukan 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk
ditetapkan sebagai hakim di Mahkamah Konstitusi
Wewenang MA antara lain:
- Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu
kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan
hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat (1)].
- memiliki weweang menagili di tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-udangan dibawah UU terhadap UU
- mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi
- memberikan pertimbangan (presiden mengajukan grasi)

2. Mahkama Konstitusi
Kewenangan Mahkamah Konstitusi sesuai dengan ketentuan Pasal 24C ayat
(1) dan (2)
- untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji UU
terhadap UUD,
- memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan UUD, 
- memutus pembubaran partai politik, dan 
- memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. 

Disamping itu, MK juga wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD.Dengan
kewenangan tersebut, jelas bahwa MK memiliki hubungan tata kerja dengan semua
lembaga negara yaitu apabila terdapat sengketa antar lembaga negara atau apabila
terjadi proses judicial review yang diajukan oleh lembaga negara pada MK

3. Badan Pemeriksa Keuangan


BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara dan hasil
pemeriksaan tersebut diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD.Dengan
pengaturan BPK dalam UUD, terdapat perkembangan yaitu menyangkut
perubahan bentuk organisasinya secara struktural dan perluasan jangkauan
tugas pemeriksaan secara fungsional. Karena saat ini pemeriksaan BPK juga
terhadap pelaksanaan APBN di daerah-daerah dan harus menyerahkan
hasilnya itu selain pada DPR juga pada DPD dan DPRD.Selain dalam
kerangka pemeriksaan APBN, hubungan BPK dengan DPR dan DPD adalah
dalam hal proses pemilihan anggota BPK.
Wewenang :
- Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan
DPD.
- Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara
(APBN) dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan
kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.
- Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap
provinsi.
- Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal
departemen yang bersangkutan ke dalam BPK.

4. Komisi Yudisial
Pasal 24A ayat (3) dan Pasal 24B ayat (1) menegaskan bahwa calon hakim
agung diusulkan Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan.
Keberadaan Komisi Yudisial tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan
kehakiman. Dari ketentuan ini bahwa jabatan hakim merupakan jabatan
kehormatan yang harus dihormati, dijaga, dan ditegakkan kehormatannya
oleh suatu lembaga yang juga bersifat mandiri. Dalam hubungannya dengan
MA, tugas KY hanya dikaitkan dengan fungsi pengusulan pengangkatan
Hakim Agung, sedangkan pengusulan pengangkatan hakim lainnya, seperti
hakim MK tidak dikaitkan dengan KY.Demikian beberapa catatan mengenai
tugas, fungsi serta hubungan antar lembaga.

Anda mungkin juga menyukai