Anda di halaman 1dari 13

CIVIL ENGINEERING

2020 MEKANIKA FLUIDA

BAB IV
ALIRAN LEWAT LUBANG

4.1 Tujuan

1. Menentukan besarnya koefisien debit pada aliran lewat lubang (Cd)


2. Menentukan besarnya koefisien kontraksi pada aliran lewat lubang (Cc)
3. Menentukan besarnya koefisien kecepatan pada aliran lewat lubang (Cv)
4. Menentukan besar debit aliran (Q)
5. Menentukan volume rata-rata (V)
6. Menentukan waktu rata-rata (t)
7. Mengetahui konsep aliran lewat lubang

4.2 Alat percobaan dan gambar alat percobaan

4.2.1 Alat-alat percobaan


1. Bangku Kerja Hidrolik
2. Alat Orifice Flow
3. Stopwatch
4. Gelas Ukur
5. Penggaris
6. Wadah besar dan wadah kecil

4.2.2 Gambar alat percobaan

Gambar 4.1 Foto Alat percobaan Bangku Kerja Hidrolik


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako,2020)

Geraldy Desandi /F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Gambar 4.2 Foto Seperangkat Alat Orifice Flow


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako,2020)

Gambar 4.3 Foto Alat Stopwatch


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako,2020)

Geraldy Desandi /F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Gambar 4.4 Foto Gelas Ukur


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako,2020)

Gambar 4.5 Foto Alat Mistar


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako,2020)

Geraldy Desandi /F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Gambar 4.6 Foto Alat Wadah Besar dan Wadah Kecil


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako,2020

Geraldy Desandi /F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

4.3 Dasar Teori

Partikel zat cair yang mengalir melalui lubang berasal dari segala arah. Karena zat
cair mempunyai kekentalan maka beberapa partikel yang mempunyai lintasan
membelok akan mengalami kehilangan tenaga. Setelah melewati lubang pancaran air
mengalami kontraksi, yang ditunjukkan oleh penguncupan aliran. Kontraksi maksimum
terjadi pada suatu tampang sedikit disebelah hilir lubang, dimana pancaran kurang lebih
horisontal. Tampang dengan kontraksi maksimum tersebut dikenal dengan vena
kontrakta.

Pada aliran zat cair melalui lubang terjadi kehilangan tenaga menyebabkan
beberapa parameter aliran akan lebih kecil dibanding pada aliran zat cair ideal yang
dapat ditunjukkan oleh beberapa koefisien, yaitu koefisien kontraksi, kecepatan, dan
debit.

Koefisien kontraksi (Cc) adalah perbandingan antara luas tampang aliran pada vena
kontrakta (ac) dan luas lubang (a) yang sama dengan tampang aliran zat cair ideal.

zat cair yang mengalir melalui lubang kecil dari suatu tangki. Pusat lubang terletak
pada jarak H dari muka air. Pertama kali dianggap zat cair adalah ideal. Tekanan pada
lubang adalah atmosfer. Dengan menggunakan persamaan Bernoulli pada permukaan
zat cair di kolam dan di lubang, kecepatan zat cair pada titik tersebut dapat dihitung.

Ac
h
Vc
Xo
y

Gambar 4.7 Orifice (Lubang-Ukur) Pada Reservoir

Geraldy Desandi /F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Sumber : https://pdfslide.net/laporan-praktikum-mekanika-fluida-2020

Berdasarkan persamaan Bernoulli, secara teoritis kecepatan air yang keluar lewat
lubang adalah:

(4.1)

Akibat adanya pengaruh viskositas cairan sehingga kecepatan aktual adalah:

va = Cv . v atau va = Cv . √ 2 gh2g (4.2)

Dimana Cv adalah koefisien kecepatan, dan nilai Cv < 1, Untuk selang waktu t, tinggi
jatuh y dan jarak tempuh x dari partikel air yang keluar dari lubang dapat dinyatakan:

atau (4.3)

x = va . t atau va = x/t (4.4)

Substitusi pers (2) dan pers (3) diperoleh :


x
va =
√ 2y
g
(4.5)

Substitusi pers (1) dan pers (4) diperoleh :

atau (4.6)
Debit aliran lewat lubang secara teoritis adalah :

Q= Ao . va (4.7)

Oleh karena yang dapat diukur adalah diameter orifice (lubang) sedangkan secara
teoritis kecepatan va ada di penampang kontarksi maka debit air secara aktual adalah :

Q= Cc . Ao . va (4.8)

Geraldy Desandi /F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Dimana Cc adalah koefisien kontraksi, dan nilai Cc < 1

Substitusi per (1) ke pers (6) diperoleh :

sehingga (4.9)

4.4 Prosedur Percobaan dan Prosedur Perhitungan

4.4.1 Prosedur percobaan


1. Pasang salah satu orifice (lubang)
2. Atur nivo sehingga peralatan percobaan benar-benar horizontal
3. Alirkan air kedalam tangki hingga setinggi h yang konstan diatas lubang dan
catat tinggi h.
4. Ukur volume air (V) yang keluar lewat lubang dengan gelas ukur dan catat
lama waktu pengukuran (t). Hitung debit aliran (Q).
5. Ukur panjang pancaran x dan tinggi pancaran y dari air yang keluar lewat
lubang
6. Lakukan percobaan sebanyak 5 kali untuk tinggi h yang berbeda

4.4.2 Prosedur perhitungan


1. Menghitung waktu rata-rata (t) dan volume rata-rata(V) :

t ₁+t ₂+t ₃+…+ tn V ₁+V ₂+V ₃+ …+Vn


t= v=
n n
2. Menghitung debit aliran :
V
Q=
t
3. Menghitung koefisien kecepatan :
x
Cv=
2 √ yh
4. Menghitung koefisien kontraksi :
Q
Cc=
Cv . A √ 2 gh

Geraldy Desandi /F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

5. Menghitung koefisien debit :

Cd=Cc . Cv

4.5 Perhitungan
4.5.1 Jarum 2

Geraldy Desandi /F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

4.5.2 Jarum 4

Geraldy Desandi /F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Geraldy Desandi /F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

4.6 tabel hasil perhitungan

Diketahui
Diameter Orrifice (d) = 0,003 m
Gravitasi (g) = 9,81 m/s

Untuk jarum ke-2


NO. h (m) x (m) y (m) v (m³ ) t (dtk) A (m²) Q (m³ /dtk) CV CC CD
1 0,250 0,05 0,017 0,000063 5,64 0,000007065 0,0000112 0,3835 1,8616 0,7139
2 0,255 0,05 0,017 0,000069 5,55 0,000007065 0,0000124 0,3797 2,0719 0,7867
3 0,260 0,05 0,016 0,000072 5,50 0,000007065 0,0000131 0,3876 2,1178 0,8209
4 0,265 0,05 0,016 0,000075 5,47 0,000007065 0,0000137 0,3839 2,2155 0,8506
5 0,270 0,05 0,015 0,000077 5,49 0,000007065 0,0000140 0,3928 2,1943 0,8620

Untuk jarum ke-4


NO. h (m) x (m) y (m) v (m³ ) t (dtk) A (m²) Q (m³ /dtk) CV CC CD
1 0,250 0,15 0,047 0,000060 5,44 0,000007065 0,0000110 0,6919 1,0188 0,7049
2 0,255 0,15 0,045 0,000066 5,35 0,000007065 0,0000123 0,7001 1,1150 0,7807
3 0,260 0,15 0,045 0,000069 5,31 0,000007065 0,0000130 0,6934 1,1737 0,8138
4 0,265 0,15 0,044 0,000072 5,61 0,000007065 0,0000128 0,6946 1,1477 0,7972
5 0,270 0,15 0,044 0,000074 5,27 0,000007065 0,0000140 0,6881 1,2542 0,8630

Geraldy Desandi /F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

4.7 Analisa Tabel

1. Semakin tinggi air yang ada di dalam tabung.(h) ,aka semakin kecil nilai y(jarak
vertical)
2. Semakin tinggi air yang ada di dalam tabung (h) maka semakin besar volume air
(V) yang dihasilkan, sehinggga dapat kita simpulkan bahwa tinggi air (h)
berbanding lurus dengan volume air (V).
3. Pengaruh debit (Q)
 Semakin besar nilai Q maka nilai Cc mengalami fluktuaktif
 Semakin besar nilai Q maka nilai Cd mengalami fluktuaktif
4. Semakin tinggi nilai h, maka :
 Nilai Cv cenderung mengalami fluktuaktif
 Nilai Cc cenderung mengalami fluktuaktif
 Nilai Cd cenderung mengalami fluktuaktif
5. Koefisien debit (Cd) dipengaruhi oleh Cc dan Cv

Geraldy Desandi /F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

4.8 Kesimpulan dan saran

4.8.1 Kesimpulan
1. Dalam percobaan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai debit air (Q)
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu volume (V) dan waktu (t).
2. Nilai Cv dipengaruhi oleh dua faktor yaitu nilai y dan nilai h, jika nilai hasil
perkalian antara (y) dan (h) semakin besar maka nilai Cv akan semakin
mengecil. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa Cv berbanding
terbalik dengan (y) dan (h)
3. Nilai Cd sangat di pengaruhi oleh nilai Cc dan nilai Cv
4. Nilai Cv yang diperoleh adalah 0.3797 – 0.3928 pada jarum 2 dan 0.6881 -
0.7001 pada jarum 4. Hal ini sesuai dengan batas nilai Cv, yaitu Cv < 1.
Sedangkan nilai Cc yang diperoleh adalah 1.8616 – 2.2155 pada jarum 2 dan
1.0188 – 1.2542 pada jarum 4. Nilai yang diperoleh sesuai dengan batas nilai
Cc, yaitu Cc > 1.
Adapun nilai Cd yang diperoleh nilainya, yaitu :
 Jarum 2 = 0.7139 – 0.8620
 Jarum 4 = 0.7049– 0.8630

4.8.2 Saran

1. Sebaiknya pengambilan volume air disesuaikan dengan tinggi muka air (h)
agar tidak terjadi kesalahan dalam perhitunga debit air (Q).
2. Untuk melakukan praktikum, kepada pelaksana praktikum diharapkan agar
benar-benar teliti dalam menentukan jarak y.
3. Dalam melakukan pengukuran sebaiknya di lakukan dua atau lebih orang
sebagai cek agar tidak terjadi kesalahan saat penulisan data.
4. Usahakan saat mengukur data secara teliti agar data yang didapatkan tidak
bias ataupun berbeda denggan teori.

Geraldy Desandi /F 111 19 069

Anda mungkin juga menyukai