1.
MPR:
MPR merupakan lembaga tertinggi negara yang diberi kekuasaan tak terbatas
(super power) karena kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh MPR dan MPR adalah penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia yang
berwenang menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden[1].
Dengan kata lain MPR merupakan penjelmaan pendapat dari seluruh warga
Indonesia.
Susunan keanggotaannya terdiri dari anggota DPR dan utusan daerah serta utusan
golongan yang diangkat termasuk didalamnya TNI/Polri.
Wewenang MPR antara lain :
1.
Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara
yang lain, termasuk penetapan Garis-Garis Besar Haluan Negara yang
pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden/Mandataris.
2.
Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap putusan-putusan
Majelis.
3.
Menyelesaikan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden Wakil
Presiden.
4.
Meminta pertanggungjawaban dari Presiden/ Mandataris mengenai
pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Negara dan menilai pertanggungjawaban
tersebut.
5.
Mencabut mandat dan memberhentikan Presiden dan memberhentikan
Presiden dalam masa jabatannya apabila Presiden/mandataris sungguh-sungguh
melanggar Haluan Negara dan/atau Undang-Undang Dasar.
6.
7.
8.
9.
Mengambil/memberi keputusan terhadap anggota yang melanggar
sumpah/janji anggota.
2.
berkala lima tahun sekali. Meskipun demikian, Presiden tidak bertanggung jawab
kepada DPR. DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat
provinsi disebut DPRD provinsi dan yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD
kabupaten/kota.
Wewenang DPR antara lain :
1.
2.
3.
4.
Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta
pertanggungjawaban presiden.
3.
PRESIDEN
2.
6.
Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam
kegentingan yang memaksa)
7.
8.
4.
3.
5.
B.
1.
MPR
MPR adalah Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi
negara lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK. Yang mempunyai fungsi
legeslasi. pasca perubahan UUD 1945 Keberadaan MPR telah sangat jauh berbeda
dibanding sebelumnya. Kini MPR tidak lagi melaksanakan sepenuhnya kedaulatan
rakyat dan tidak lagi berkedudukan sebagai Lembaga Tertinggi Negara dengan
kekuasaan yang sangat besar, termasuk memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Susunan dan keanggotaan MPR[2]
1)
MPR terdiri atas Anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui Pemilihan Umum
setiap 5 tahun sekali.
2)
Masa jabatan Anggota MPR adalah lima tahun dan berakhir bersamaan pada
saat Anggota MPR yang baru Mengucapkan sumpah/janji.
3)
Sembelum memangku jabatannya, Anggota MPR mengucapkan sumpah /janji
bersama-sama yang dipandu oleh ketua Mahkamah Agung dalam Sidang Paripurna
MPR.
Tugas dan wewenang[3]
1)
2)
Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan umum,
dalam Sidang Paripurna MPR
3)
Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk
memberhentikan Presiden dan / atau wakil presiden.
Sidang dan Putusan[4]
MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di Ibukota Negara. Sidang MPR
sah apabila:
1)
Sekurang-kurangnya dari jumlah anggota MPR untuk memutus usul Dpr
untuk memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden.
2)
Sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR untuk mengubah dan
menetapkan UUD
3) Sekurang-kurangnya 50% ditambah satu dari jumlah anggota MPR untuk selain
siding-sidang sebagai mana dimaksud diatas.
2.
PRESIDEN
Hakim agung tidak lagi diangkat oleh Presiden melainkan diajukan oleh komisi
yudisial untuk diminta persetujuan DPR, selanjutkan ditetapkan oleh Presiden (Pasal
24A ayat (3) perubahan ketiga UUD 1945).
Demikian juga anggota Badan Pemeriksa Keuangan tidak lagi diangkat oleh
Presiden, tetapi dipilih oleh DPR dengan memperhatikan DPD dan diresmikan oleh
Presiden (Pasal 23F ayat (1) perubahan ketiga UUD 1945). Pengangkatan pejabatpejabat tersebut mencerminkan suatu mekanisme ketatanegaraan yang mengarah
kepada suatu keseimbangan dan demokratisasi. Namun sangat disayangkan,
pengangkatan seorang jaksa agung masih menjadi kewenangan presiden, tanpa
melibatkan DPR secara nyata.
Wewenang, kewajiban, dan hak Presiden antara lain[5]:
Memegang kekuasaan yang tertinggi atas angkatan darat, angkatan laut dan
angkatan udara.
Mengajukan Rancangan Undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama
DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU.