Disusun Oleh :
E0014318
FAKULTAS HUKUM
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan yang dilakukan dalam penyususnan makalah ini adalah untuk mengetahui
perbedaan fungsi, tugas, dan wewenang lembaga Negara baik sebelum maupum sesudah
dilakukan amandemen Undang-Undang Dasar 1945.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fungsi dan Wewenang Lembaga Negara Sebelum Amandemen UUD 1945
2.1.1 Deskripsi Singkat Struktur Ketatanegaraan Sebelum Amandemen UUD 1945
Penjelasan UUD 1945 menguraikan dengan jelas sistem penyelenggaraan
kekuasaan negara yang dianut oleh undang-undang dasar tersebut. Dalam
penjelasan itu diuraikan tentang sistem pemerintahan negara yang terdiri dari tujuh
prinsip pokok. Prinsip negara berdasar atas hukum (rechtsstaat) bukan atas
kekuasaan belaka (machtstaat) dan prinsip sistem konstitusinal (berdasarkan atas
konstitusi) tidak berdasar atas absolutisme. Kedua prinsip ini ditegaskan dalam
bagian penjelasan undang-undang dasar itu, tapi tidak tergambar dengan jelas
dalam pasal-pasal UUD 1945 sebelum perubahan. Prinsip negara hukum
seharusnya mengandung tiga prinsip pokok, yaitu adanya kekuasaan kehakiman
yang merdeka, penghormatan terhadap hak asasi manusia serta kekuasaan
dijalankan berdasarkan atas prinsip due process of law.
Perubahan yang sangat jelas terlihat pada kedudukan Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Sebelum UUD 1945 diamandemen, kedudukan
MPR berada lebih tingggi dari lembaga-lembaga tinggi lainnnya. Namun, setelah
UUD 1945 mengalami amandemen kedudukan MPR disejajarkan dengan lembaga-
lembaga tinggi lainnnya, seperti DPR, MA, DPA, BPK, dan Presiden. Disamping
itu juga dibentuk lembaga-lembaga tinggi negara lain.
3. Presiden
Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif.
Maksudnya, presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan.
Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus
sebagai kepala negara. Sebelum adanya amandemen UUD 1945, presiden dan
wakil presiden diangkat dan diberhentikan oleh MPR.
Wewenang Presiden antara lain :
1. Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR,
meskipun kedudukannya tidak neben akan tetapi untergeordnet.
2. Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi
(consentration of power and responsiblity upon the president).
3. Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga
memegang kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan
yudikatif (judicative power).
4. Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar.
5. Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat
sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa
jabatannya.
6. Mengangkat dan memberhentikan anggota BPK.
7. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam
kegentingan yang memaksa)
8. Menetapkan Peraturan Pemerintah
9. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri pemilihan.
2.2 Fungsi dan Wewenang Lembaga Negara Sebelum Amandemen UUD 1945
2.2.1 Deskripsi Singkat Struktur Ketatanegaraan Sesudah Amandemen UUD 1945
Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada
di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan
pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6 Lembaga Negara dengan
kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah
(DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), dan
Mahkamah Konstitusi (MK).
4. Presiden
Berbeda dengan sistem pemilihan Presiden dan Wapres sebelum adanya
amandemen dipilih oleh MPR , sedangkan setelah adanya amandemen UUD
1945 sekarang menentukan bahwa mereka dipilih secara langsung oleh rakyat.
Pasangan calon Presiden dan Wapres diusulkan oleh parpol atau gabungan
parpol peserta pemilu. Konsekuensinya karena pasangan Presiden dan Wapres
dipilih oleh rakyat, mereka mempunyai legitimasi yang sangat kuat.
Wewenang Presiden antara lain :
1. Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara
pemilihan dan pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta
memperkuat sistem pemerintahan presidensial.
2. Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR.
3. Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja.
4. Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan
pertimbangan DPR.
5. Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan
pertimbangan DPR.
6. Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil
presiden menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga
mengenai pemberhentian jabatan presiden dalam masa jabatannya.
6. BPK
Melalui perubahan konstitusi keberadaan BPK diperkukuh, antara lain
ditegaskan tentang kebebasan dan kemandirian BPK, suatu hal yang mutlak ada
untuk sebuah lembaga negara yang melaksanakan tugas memeriksa pengelolaan
dan tanggung jawab tentang keuangan negara. Hasil kerja BPK diserahkan
kepada DPR, DPD, dan DPRD serta ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan
dan atauu badan sesuai dengan UU. Untuk memperkuat jangkauan wilayah
pemeriksaan, BPK memiliki perwakilan di setiap Propinsi.
Wewenang BPK antara lain :
1. Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara
(APBN) dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada
DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.
2. Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen
yang bersangkutan ke dalam BPK.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Bagir