bab 7
Bab 8
B. definisi
Naskah akademik merupakan dokumen ilmiah yang
merupakan hasil penelitian yang didalamnya termuat latar
belakang; identifikasi masalah; tujuan dan kegunaan kegiatan
penyusunan naskah akademik; metode; Evaluasi dan analisis
peraturan perundang-undangan; landasan filosofis; sosiologis;
yuridis; jangkauan,Arah peraturan, dan ruang lingkup materi
muatan undang-undang, peraturan daerah provinsi, atau peraturan
daerah kabupaten/kota.
C. Fungsi
Selanjutnya dalam pasal 3 Perpres nomor 87 tahun 2014
diatur bahwa perencanaan RUU meliputi kegiatan: penyusunan
naskah akademik, penyusunan prolegnas menengah, penyusunan
prolegnas prioritas tahunan, perencanaan penyusunan rancangan
undang-undang kumulatif terbuka, dan perencanaan penyusunan
rancangan undang-undang di luar prolegnas.
Bab 9
Kewenangan, proses, dan teknik penyusunan perundang-undangan
tujuan dan fungsi negara Indonesia didirikan dapat
ditemukan dalam alinea keempat Pembukaan undang-undang dasar
negara Republik Indonesia 1945.
undang-undang dasar negara Republik Indonesia sebagai
aturan dasar negara telah menentukan Bagaimana cara untuk dapat
mewujudkan tujuan negara tersebut. pasal 1 ayat 3 UUD 1945
menjadi pertanda bahwa hukum merupakan salah satu cara yang
konstitusional untuk mencapai tujuan tersebut. artinya konstitusi
telah menunjukkan hukum sebagai sarana untuk mewujudkan
tujuan negara. selanjutnya 1945 juga memberikan aman agar dalam
mencapai tujuan tersebut harus senantiasa dipandu oleh Pancasila.
Otoritas legislatif dalam proses pembentukan peraturan
perundang-undangan di Indonesia harus secara cermat memastikan
peraturan yang dibuat senafas dengan Pancasila sebagai sumber
dari segala sumber. pemegang kewenangan untuk membentuk
peraturan perundang-undangan memegang amanat konstitusional
untuk menginternalisasikan peraturan perundang-undangan yang
dibuat dengan menjadikan Pancasila sebagai sesuatu yang menjiwai
aturan yang dihasilkan.
Selain itu, pasal 1 ayat 2 UUD 1945 juga telah menetapkan
bahwa negara Indonesia adalah negara yang demokratis.
karakteristik negara demokratis ini juga harus selalu
dipertimbangkan oleh pembentuk peraturan perundang-undangan
sehingga produk hukum yang dihasilkan menjadi aturan hukum
yang demokratis. bertalian dengan hal tersebut terdapat model
pembentukan hukum yang demokratis
dalam menyusun peraturan perundang-undangan harus
mengikuti atau sesuai dengan teknik penyusunan peraturan
perundang-undangan yang tertuang dalam lampiran II UU Nomor
12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-
undangan. UU Nomor 12 Tahun 2011 di dalamnya terdapat
beberapa lampiran. tampilan tersebut merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari UU Nomor 12 Tahun 2011. salah satu lampiran
yang mengatur mengenai teknik penyusunan peraturan perundang-
undangan. am
Bab 10
Ragam Bahasa Dan pola kalimat peraturan perundang-undangan yang
efektif
Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan, Ragam
Bahasa Dan pola kalimat yang digunakan memiliki karakteristik
yang berbeda yang sedikit banyak berbeda dengan ragam bahasa
dan pola kalimat pada umumnya. sebagai contoh sederhana
penggunaan kata atau gabungan kata “ dan/atau” merupakan
penggunaan yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
peraturan perundang-undangan pada dasarnya tunduk pada
kaidah tata bahasa Indonesia, baik pembentukan kata, penyusunan
kalimat, teknik penulisan,Pengerjaannya. namun bahasa peraturan
perundang-undangan mempunyai corak tersendiri yang bercirikan
kejernihan atau kejelasan pengertian
dalam undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
pembentukan peraturan perundang-undangan, ragam bahasa diatur
secara khusus dalam lampiran BAB tiga tentang Ragam Bahasa
Dan perundang-undangan yang menjadi pedoman bagi para
perancang dalam Membentuk peraturan perundang-undangan.
pilihan kata atau diksi merupakan pilihan kata atau istilah
yang tepat dan Selaras Dalam penggunaannya untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti
yang diharapkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kalimat adalah
kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan
perasaan, perkataan, link satuan bahasa yang secara relatif berdiri
sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun
potensial terdiri atas klausa.
Demikian pembahasan ringkas mengenai ragam bahasa,
pilihan kata, atau istilah, teknik pengacuan, perundang-undang.
Bab 11
Bab 12