Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Pendidikan
Kewarganegaraan
Konstitusi dan
Rule Of Law(Rol)

Fakultas Program TatapMuka Kode MK DisusunOleh

07
MatakuliahCiriUniversitas MKCU Tukina, S. Pd. M. Si
(MKCU)

Abstract Kompetensi
Konstitusidan Rule Of Law Merupakan Mahasiswa dapat mengetahui,
Hal sangat penting dalam kehidupan mengerti, memahami arti, makna
bernegara. Konstitus idan Rule of Law serta
mampu menerapkannyasecara nyata

1) Pengertian dan Definisi konstitusi 2) Hakikar dan Fungsi Konstitusi 3) Dinamika Pelaksanaan
Konstitusi (UUD 1945) 4) lnstitusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi (UUD 1945), UU,

1
PERPU, PP dan PERDA 5) Pengertian Rule of Law 6) Latar Belakang Rule of Law 7) Fungsi Rule
of Law 8) Dinamika Pelaksanaan Rule of Law 9) Kandungan Permasalahan dalam Amandemen
UUD NRI 1945

Bagian Isi

Konstitusi &Rule of Law

KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mampu mendefinisikan konstitusi dan Rule Of Law (ROL)


2. Mahasiswa mampu menjelaskan latar belakang konstitusi dan Rule Of Law (ROL)
3. Mahasiswa mengerti dan memahami mekanisme pembuatan konstitusi dan Rule Of Law
(ROL)
4. Mahasiswa mengerti dan memahami hubungan antara konstitusi dan Rule Of Law (ROL)
5. Mahasiswa mampu menjelaskan perkembangan konstitusi dan Rule Of Law (ROL) di
Indonesia
6. Mahasiswa dapat menerapkan konstitusi dan Rule Of Law (ROL) dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara secara tepat
------------------------------------------------------------------

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia banyak kasus yang menyadarkan
bangsa Indonesia terutama mahasiswa akan arti penting mempelajari konstitusi dan Rule Of Law
(ROL). Konstitusi menyangkut aturan dasardalam kehidupan berbangsa dan bernegara sedangkan
Rule Of Law (ROL) menyangkut Negara Hukum. Dilihat dari situ maka konstitusi menyangkut
aturanyang mendasar dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah
negara yang besar dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 sekitar 260 Juta jiwa ini perlu
diatur dalam suatu aturan yang dikenal sebagai konstitusi. Demikian pula dengan Rule Of Law
(ROL) rule berarti aturan, Law berarti Hukum. Bila diterjemahkan secara langsung rule of law

2
(Rol) berarti Negara berdasarkan aturan hukum.Negara berdasar aturan hukum, secara umum
disebut sebegai Negara Hukum.Dengan demikian Rule of Law diartikan secara umum sebagai
Negara Hukum.Konsep Negara Hukum adalah sangat penting karena berkaitan dengan
bagaimana semua elemen dalam negara dapat tunduk, patuh dan taat pada hukum.Ketaatan
kepadaaturan Hukum dalam Negara berujung pada ketaatan pada konstitusi Negara.Konstitusi
Negara merupakan hokum dasar tertulis terkait erat dengan penyelenggaraan Negara
Indonesia.Konstitusi dasar Negara Republik Indonesia adalah UUD 1945. UUD 1945 merupakan
Hukum dasar tertulis yang mengatur secara dasar dalam hal Penyelenggaraan Negara Republik
Indonesia.
Konstitusi dan Rule of Law sangat berkaitan. Konstutusi merupakan dasar tertulis dalam
penyelengaraan Negara Indonesia, semua hal terkait dengan penyelenggaraan Negara berdasar
Pada UUD 1945. UUD 1945 dijadikan pedomman dan dasar dalam setiap aturan, pembuatan
kebijakan dan sumber sikap etika warganegara dalam hidup bernegara.Sedangkan Rule of Law
terkaiterat dengan Negara Hukum, diamana setiap warganegara Indonesia wajib dan tunduk serta
patuh pada aturan Hukum di Indonesia. Aturan Hukum di Indonesia berpuncak (berdasarkan)
pada konstitusi dasar Negara Republik Indonesia, yaitu UUD 1945. Alur kaitan antara Konstitusi
dasar tertulis, UUD 1945 dan Negara Hukum jelas sangat berkaitan keduanya tidak dapat
dilepaskan.Tanpa konstitusi, hukum dasar tertulis maka arah orientasi aturan dasar tidak ada,
dantanpat unduk dan patuh pada hukum sebagai Negara hukummaka Konstitusi Negara
akansulitditegakan. Konstitusi Dasar Negara Indonesia, UUD 1945 perlu menjadi landasan
dandasar utama bagi Negara Hukum Indonesia, tentunya juga berkaitan erat dengan Penegakan
Hukum yang ada di Indonesia.
Konstitusi sebagai Hukum Dasar Tertulis negara Indonesia—UUD 1945-- mengatur
bagaimana negara ini dijalankan. Konsep menjalankan negara sangat berkaitan dengan tata
kelola negara atau yang istilah umumnya dikenal sebagai ilmu tatanegara dan juga ilmu negara
serta adsministrasi negara. Menjalankan negara perlu dasar hukum atau landasan hukum dengan
kata lain perlu pijakan. Dasar hukum dalam menjalankan negara republik Indonesia adalah
Konstitusi dasar negara dalam hal ini UUD 1945. Didalam konstitusi juga mengatur jalannya
pemerintahan atau dikenal luas sebagai tata kelola pemerintahan –tata pemerintahan--. Dan
kajiannya menyangkut ilmu pemerintahan dan adsministrasi pemerintahan. Antara negara dan
pemerintahan berbeda fungsi dan ruang lingkupnya.

3
Dalam Konstitusi Negara terdapat hal yang sangat penting, pertama, hakikat konstitusi
adalah berkaitan dengan Pembatasan kekuasaan Negara. Kekuasaan Negara, yang ada dalam
Negara termasuk kekuasaan Presiden pada hakikatnya tunduk pada Konstitusidasar Negara.
Kekuasaan Negara bukan kekuasaan tanpa batas. Kekuasaan dalam Negara dengan konstitusi
diatur dengan jelas, batasan, kewenangan, waktu/masanya dan tentunya cara mendapatkan dan
bagaimana cara mengakirinya. Dengan konstitusi sebagai dasar Negara maka semua kekuasaan
dalam Negara bukan tanpa batas. Dengan demikian kekuasaan dalam Negara dapat berjalan
dengan baik, tidak menindas rakyat, sewenang-wenang, menghindar iotoriter dan diktator.
Kedua, dalam Konstitusi Negara, UUD 1945 memut dengan jelas apa-apa yang menjadi
hak-hak dankewajiban-kewajiban Negara, dan juga memuat apa-apa yang menjadi hak-hak dan
kewajiban- dengan jelas kewajiban warganegara. Dengan dimuatnya hak dan sekaligus
kewajiban bagi Negara dan warganegara dengan jelas maka konstitusi dasar Negara akan
menjadi dasar pijakan utama bagi semua pihak dalam bernegara. Dengan berpijak pada
konstitusi dasar Negara tersebut secara konsisten dan konsekuen maka jalannya Negara akan
berjalan dengan lebih baik dan sebaliknya bila semakin jauh dari konstitusi sebagai hokum dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia maka akan jauh dari harapan dan cita-cita bernegara
Republik Indonesia. Konstitusi dasar Negara Republic Indonesia adalah menjadi sumber dari
segala sumber hukum, sumber hokum tertinggi dan menjadi pijakan dasar dalam bernegara
Indonesia. Konstitusi Negara juga dibangun dengan filosophy dasar tertentu oleh para pendiri
Negara Indonesia.
Ketiga, dalam Konstitusi mengatur bagaimana tatakelola Negara dan tata kelola
Pemerintahan dijalankan. Dijalankan dalam pengertian juga adsminstrasinya. Tatakelola Negara
dan Pemerintahan juga berarti terkait erat bagaimana kebijakan Negara dan Pemerintahan dibuat
dan dijalankan.Bila merujuk pada Konstitusi dasar Negara sebagai sumber hokum tertinggi maka
Negara Indonesia akan dapat dijalankan dengan mudah, dan bila tidak berdarkan Konstitusi
dasar Negara sebagai rujukan utama makata takelola Negara dan Pemerintahan akan mengarah
pada Pemerintahan yang buruk.
Keempat, Dalam konstitusi Negara juga terdapat jaminan Hak Asasi Manusia, sebagai
prinsip dasar bernegara di Indonesia. Menjunjung harkat kemanusiaan merupakan roh dasar para
pendiri Negara dan itu dinyatakan dengan jelas dalam Pembukaan UUD 1945 dan batang
tubuhnya. Bangsa Indonesia mendudukan manusia Indonesia pada posisi, harkat dan martabat

4
yang tinggi, segala bentuk merendahkan, melecehkan, adalah sangat bertentangan dengan
Konstitusi dasar Negara Republic Indonesia.
Kelima, dalam konstitusi dasar Negara Indonesia juga memuat cara merubah. Konstitusi
Negara Republik Indonesia tidak tertutup bagi perbaikan kearah yang lebih baik.Konstitusi dasar
Negara Republik Indonesia tidak kaku, tetapi luwes mengikuti perkembangan jaman, hal ini juga
menyiratkan bahwa Konstitusi dasar Negara Republik Indonesia bersifat dinamis, menerima
perbaikan kearah kemajuan. Prinsip dasar pembaharuan dan dinamisasi juga perlu masuk dalam
kosntitusi dasar Negara Republik Indonesia.
Lebih lanjut, dalam batang tubuh UUD 1945 bab I menegaskan bentuk dan kedaulatan
negara Indonesia. Penegasan itu terlihat dalam; pasal 1. Ayat 1 yang berbunyi: Negara Indonesia
ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Ayat 2 berbunyi: Kedaulatan ada ditangan
rakyat dan dilaksanakan menurut UUD, kemudan ayat 3 berbunyi: negara Indonesia adalah
negara berdasarkan hukum. Dari pasal 1 ayat 1,2, dan 3 diatas menegaskan bahwa ada terdapat
UUD 1945 sebagai konstitusi negara untuk menjalankan kedaulatan rakyat sekaligus
menegaskan kekuasaan yang sebenarnya adalah ditangan rakyat dan ayat 3 nya menegaskan
bahwa bangsa Indonesia adalah negara hukum. Ayat 3 tersebut menegaskan secara jelas bahwa
negara Indonesia berdasarkan hukum. Istilah negara berdasarkan hukum sangat berkaaitan
dengan penegakan hukum atau yang terkenal dengan Rule Of Law (ROL).
Dengan adanya konstitusi dan Rule Of Law (ROL) maka kehidupan negara perlu diatur
dalam rangka mencapai ketertiban dan keteraturan (law and order). Ketertiban dan keteraturan
merupakan modal utama dalam melaksanakan pembangunan dalam rangka mencapai
kesejahteraan bersama untuk mencapai tujuan atau cita-cita bersama bangsa Indonesia seperti
yang tertuan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke 4: (1)...untuk membentuk Pemerintahan
Indnesia yang melindungan segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia...(2)
untuk memajukan kesejahteraan umum...(3) mencerdaskan kehidupan bangsa..(4) dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.

Pengertian

5
Dalam sejarah konstitusi modern hadir berkembang seiring sejalan dengan demokratisasi
dan nasionalisme. Semangat nasionalisme dan demokraatisasi berkaitan erat dengan jaminan hak
pribadi warganegara dan demokrasi sendiri sebenarnya adalah berkaitan dengan hak-hak politik
(berkaitan dengan penguasa) warganegara. Kedua istilah itu kalau dilihat maknanya adalah
memberi ruang yang luas terhadap warganegara terutama berkaitan dengan penguasa dan
kekuasaan. Kondisi seperti itu jauh berbeda dengan jaman sebelumnya dimana diwarnai
kesewenang-wenangan dan penindasan terutama yang dilakukan oleh penguasa. Pada masa
sebelumnya berlaku The King Do not Wrong yang berararti raja tidak pernah salah raja selalu
benar. Dengan demikian apapun yang dilakukan raja tidak bisa disalahkan semuanya harus
dianggab benar. Akibat hal demikian kekuasaan menjadi despostis dan menindas rakyat.
Lahirnya negara konstitusional merupakan proses sejarah yang panjang. Pada masa
Yunani (624-404 SM) Athena pernah mempunyai 11 konstitusi, Aristoteles sendiri pernah
mengumpulkan kosntitusi 158 dari berbagai negara di Yunani Kuno. Konstitusi Yunani kuno
hanya taraf sederhana hanya merupakan sekumpulan ketentuan dan adat kebiasaan semata. Pada
masa kekaisaran Roma pengertian konstitusi memperoleh tambahan arti berupa sekumpulan
ketentuan serta peraturan yang dibuat oleh kaisar. Pada abad pertengahan konstitusi bergeser
kearah feodalisme bersamaan dengan masa suram Eropa abad pertengahan.
Pada abad ke VII M di Tmur Tengah tumbuh dan berkembang pesat peradaban baru
dilingkungan penganut ajaran Islam. Nabi Muhammad mengembangkan ajaran-ajaran baru yang
dikembangkan sebagai pendorong kemajuan peradaban. Salah satunya adalah Piagam Madinah
(Madinah Charter). Dalam Piagam Madinah berisi penandatanganan persetujuan dan perjanjian
bersama diantara kelompok-kelompok penduduk Kota Madinah untuk bersama-sama
membangun kehidupan bersama yang kemudian berkembang dan memberi sumbangan dalam
kehidupan kenegaraan modern dewasa ini.
Piagam Madinah merupakan piagam tertulis pertama dalam sejarah umat manusia yang
dapat dibandingkan dengan konstitusi dalam pengertian modern. Piagam Madinah merupakan
piagam yang berisi aturan kehidupan bersama di Madinah yang dihuni beberapa golongan, Islam
yang terdiri dari Muhajirin dan Anshor, Kristen, dan Yahudi termasuk musrik. Piagam tersebut
dibuat oleh Nabi Muhammad dengan wakil-wakil golongan penduduk di Kota Yasrib di
Madinah pada tahun 622 M. Awal konstitusi tertulis dilakukan oleh Amerika yang kemudian

6
diikuti diberbagai negara di Eropa. Akhirnya saat ini didunia terdapat konstitusi yang berupa
aturan-aturan dasar dalam kehidupan bernegara termasuk sistem hukumnya.
Konstitusi timbul disebabkan beberapa alasan; pertama, ada keinginan dari warganegara
untuk menjamin hak-haknya dan untuk membatasi kekuasaan penguasa. Pembatasan kekuasaan
penguasa sangat penting agar kekuasaan tidak berjalan menindas dan sewenanh-wenang. Jadi
dengan kosntitusi disatu sisi memberi ruang kebebasan dan perlindungan pada rakyat disisi lain
untuk membatasi penguasa agar tidak sewenang-wenang. Hal seperti itu dipertegas dengan
demokrasi yang menekankan kekuasaan yang ada sebenarnya adalah milik rakyat, rakyat
menyerahkannya pada penguasa. Kalau penguasa tidak bisa lagi menjalankan amanat dari rakyat
maka rakyat sebenarnya berhak untuk menarik kembali.
Kedua, ada keinginan dari pihak yang diperintah (rakyat) dan yang memerintah
(penguasa) untuk membentuk suatu sistem ketatanegaraan yang tertentu. Sistem yang baru
tentang sistem ketatanegaraan dapat dikatakan sebagai sistem yang baru, terdiri dari keinginan
penguasa sekaligus juga dari rakyatnya. Dalam sistem ketatanegaraan yang baru tersebut
memberi kekuasaan hak dan kewajiban penguasa dan rakyat secara berimbang dan diantara
keduanya saling mengontrol tidak ada yang lebih dominan diantara keduannya.
Ketiga, dengan adanya aturan ketatanegaraan yang tertulis maka akan ada jaminan
penyelenggaraan neagara yang lebih dapat membahagiakan rakyatnya. Rakyat menjadi lebih
aktif dan terlibat dalam kehidupan kenegaraan. Rakyat mengawasi dan mendorong agar
kekuasaan yang ada sejalan dan beriringan dengan kehendak rakyat itu sendiri. Ujung dari situasi
seperti itu adalah demi kebahagian dan kesejahteraan rakyat.
Kemudian yang keempat, dengan adanya peraturan kenegaraan yang mendasar tersebut
ada keinginan kerjasama efektif antara beberapa negara untuk menghadapi tantangan dan
hambatan bersama. Mulai saat berikutnya kerjasama antara beberapa negara secara mandiri
menjadi dan dirasa sangat penting. Hal demikian sebenarnya terjadi secara alami karena mereka
menghadapi permasalahan dan tantangan yang tidak bisa diselesaikan sendiri kerjasama akan
menjadikan kehidupan bersama menjadi lebih mudah.
Istilah konstitusi sendiri berasal dari kata constituer dalam Bahasa Perancis yang berarti
membentuk. Maksud dari kosntitusi berarti membentuk atau menyusun suatu negara serta
menyatakan sebagai suatu negara. Dalam istilah Belanda dikenal dengan sbutan Grondwet,
grond berarti tanah/ dasar dan Wet yang berarti Undang-undang. Dari asal kata tersebut maka

7
konstitusi adalah merupakan Hukum Dasar tertulis yang berkaitan dengan peneyelenggarann
kenegaraan.
Istilah di Ingris adalah Constitution sedangkan di Indonesia menjadi Konstitusi. Dalam
Prakteks Konstitusi di Indonesia terutama sejak reformasi dan adanya Mahkamah Konstitusi
(MK) arti konstitusi bergeser dan lebih luas, konstitusi diartikan lebih daripada pengertian
Konstitusi yang berupa Undang-undang Dasar tetapi termasuk Undang-undang pada umumnya.
Dalam pemahaman ilmu politik konstitusi merupakan sesuatu yang lebih luas berupa
keseluruhan peraturan bai tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur dan mengikat berbkaitan
dengan cara-cara suatu pemerintahan negara dijalankan dan diselenggarakan oleh masyarakat.
Menurut Van Apeldoorn, perbedaan konstitusi dan Undang-undang dasar menjelaskan
bahwa UUD merupakan bagian tertulis dari konstitusi. Konstitusi meliputi peraturan baik tertulis
maupun tidak tertulis. Menurut Sri Sumantri dengan melihat dalam prateks dan sejarah di
Indonesia masa lampau mengartikan Konstitusi sama dengan UUD, di Indonesia dulu pernah ada
Konstitusi RIS yang artinya sama dengan UUD RIS. Sedangkan menurut ECS Wade,
konstitusi/UUD adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok
pemerintahan negara dan menentukan pokok-pokok kerja badan negara tersebut.
Dalam bahasa latin kata Konstitusi merupakan gabungan dari kata Cume dan Statuere.
Cume yang berarti bersama-sama dengan.., sedangkan statuere mempunyai arti berdiri tegak.
Atas dasar itu maka kata statuere berarti membuat sesuatu agar berdiri tegak atau
mendirikan/menetapkan.Bentuk tunggal dari konstitusi menetapkan sesuatu secara bersama-sama
dan bentuk jamak dari konstitusi adalah menyangkut segala yang ditetapkan.
Penjelasan umum UUD 1945 menyatakan bahwa undang-undang dasar negara hanyalah
sebagian hukum dasar negara yang tertulis. Disamping itu berlaku pula hukum dasar yang tidak
tertulis, yaitu berisi aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam prakteks
penyelenggaraan negara dan tidak tertulis. Hukum dasar tidak tertulis yang timbul dan
terpelihara dalam prakteks disebut sebagai konvensi. Sifat konvensi; merupakan kebiasaan yang
berulang-ulang, tidak bertentangan dengan UUD, dan diterima masyarakat serta bersifat
pelengkap.
Secara umum isi dari konstitusi mengatur; perlindungan terhadap HAM, susunan
ketatanegaraan secara mendasar, dan pembagian serta pembatasan kekuasaan. Disamping itu

8
menurut Mirriam Budiardjo Konstitusi juga mengatur Organisasi negara dan memuat larangan
untuk mengubah sifat tertentu dari UUD termasuk tentunya cara mengubahnya.

2. . Hakikat Dan Fungsi Konstitusi

Konstitusi merupakan Hukum dasar kenegaraan Tertulis. Dengan adanya Konstitusi maka
sebenarnya jalannya Pemerintahan negara dibatasi oleh Hukum dasar tertulis (UUD 1945).
Konstitusi juga berfungsi agar jalannya Pemerintahan tidak sewenang-wenang dan otoriter
karena semua diatur secara tertulis.
Pada hakikatnya konstitusi (UUD) itu berisi tiga hal pokok, yaitu:
a, Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia dan warga negaranya.
b. Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental.
c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental.

3. Dinamika Pelaksanaan Konstitusi


Pelaksanaan Konstitusi, UUD 1945 di Indonesia mengalami pasang Surut. Pemerintahan Orde
Lama dibawah Presiden Ir. Soekarno pada awalnya berkeinginan melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni konsisten namun pada akhirnya diwarnai dengan berbagai
penyimpangan. Hal demikian juga terjadi pada masa Orde Baru.

4. lnstitusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi (UUD 1945), UU, PERPU, PP


dan PERDA
1) MPR
Semua anggota DPR RI adalah anggota MPR, fungsi ini penting sebagai upaya Kontrol jalannya
Pemerintahan
2) DPR RI (Unsur Perwakilan Politik)
Membuat Usul dan Membahas Legiislasi sifatnya nasional bersama-sama dengan Pemerintah.
Proses ini akan menghasilkan Undang-udang(UU), Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu),
Peraturan Pemerintah (Pelaksana UU/PP)
3) DPD RI (Unsur Perwakilan Daerah)
Membuat Usul Inisiatif DPD RI terkait Legislasi Nasional. UU, Perpu dan PP

9
4) DPRD Tingkat I
Bersama-sama dengan pemerintah Daerah Tingkat I merumuskan Peraturan Daerah Tingat I
(Perda I)
5) DPRD Tingkat ii
Bersama-sama dengan pemerintah Daerah Tingkat II merumuskan Peraturan Daerah Tingat II
(Perda II)

5. Rule of Law, Tujuan dan Fungsi


Rule artinya aturan, Law artinya Hukum. Rule Of Law artinya negara berdasarkan aturan
Hukum. Didalam kehidupan bernegara berdasarkan aturan Hukum yang ada. Ketaatan dan
Kepatuhan pada aturan atau hukum yang ada merupakan kewajiban bertujuan dan Berfungsi
agar tercipta keteraturan dan ketertiban serta keharmoniasan kehidupan antara individu,
masyarakat dan dalam negara Indonesia. Semua warganegara dituntut untuk patuh dan taat pada
hukum tampa pandang bulu, dan harus tercipta rasa keadilan ditengah-tengah masyarakat.

6. Dinamika Pelaksanaan Rule of Law

Berbagai kasus yang menunjukan begitu pentingnya UUD 1945 bagi bangsa Indonesia.
Kasus berhentinya presiden Soeharto pada tahun 1998 dan kemudian digantikan oleh BJ.
Habibie. Menurut ketentuan UUD 1945 sebelum menjabat Presiden maka calon Presiden
mengucapakan sumpah dihadapan MPR. Dalam pasal 8 (ayat 1) disebutkan: jika Presiden
mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya, ia digantikan oleh wakil Presiden sampai habis masa jabatannya. Pada tahun 1998
MPR tidak bersidang dan pengambilan sumpahnya dilakukan di Istana Negara dengan
disaksikan Ketua MPR dan MA, hal tersebut tidak menyimpang karena pengambilan sumpah
sebagai presiden dilakukan dihadapan ketua MPR sedang tempatnya dalam UUD 1945 tidak
disebutkan. Namun dari pernyataan dan ayat dalam UUD 1945 dapat ditafsirkan dihadapan MPR
dalam suatu Sidang Istimewa MPR.Waktu itu MPR tidak dapat mengadakan sidang MPR karena
keadaan yang memaksa. Oleh karena itu pengambilan sumpah Presiden BJ. Habibie dilakukan di
hadapan ketua MPR dan Ketua MA di Istana negara.

10
Kasus berikutnya yang sangat aktual adalah kasus century. Pejabat presiden dan atau
wakil presiden dapat diberhentikan jika melanggar ketentuan pasal 7 A UUD 1945, yang
berbunyi: Presiden dan atau wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh
MPR atas usul DPR, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa
pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan dan tindakan pidana berat lainnya, atau
perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan
wakil Presiden. Menurut pasa 7 A UUD 1945 pemberhentian Presiden dan atau wakil Presiden
tidak bolah hanya dari wacana, isyu dan tekanan publik. Ketentuan untuk memberhentikan
Presiden dan Wakil Preiden adalah bila telah terbukti nyata dan jelas tentunya sudah diputus oleh
Pengadilan. Untuk yang terakhir ini sangat jelas dan memerlukan waktu dan pembuktian yang
tidak mudah. Dalam Pasal 7 B ayat (1) berbunyi: Usul pemberhentian Presiden dan wakil
Presiden dapat diajukan DPR kepada MPR hanya dengan terlebih dahulu mengajukan
permintaan ke MK untuk memeriksa, mengadili dan memutus pendapat DPR bahwa presiden
dan wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela; dan / atau bahwa
Presiden dan Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan / atau wakil
presiden.
Untuk mengajukan ke MK, DPR tidaklah mudah, karena dalam pasal 7B ayat (3)
disebutkan; Pengajuan permintaan DPR kepada MK hanaya dapat dilakukan dengan dukungan
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna yang
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR. Pasal 7 B (3) tersebut
sebenarnya sangat sulit terlebih-lebih di DPR saat ini didominasi suara Partai Demokrat sebagai
partai pemenang no. 1 dalam pemilu 2004. Itu belum termasuk lobi-lobi kekuasaan yang
seringkali dapat mengubah peta dukungan politik secara tiba-tiba. Dari 2 hal diatas tergambar
bahwa untuk memberhentikan Presiden dan Wakil presiden merupakan pekerjaan yang tidak
mudah perlu proses politik dan sangat ditentukan dengan proses politik itu sendiri, memerlukan
waktu yang lama dan hasilnya belum tentu sesuai dengan harapan tetapi bukan juga sesuatu yang
tidak mungkin. Kasus yang masih ingat adalah jatuhnya Presiden KH. Abdurrahman Wahid
karena skandal bulog (Buloggate). Untuk kansus Century agak berbeda karena sudah sejak awal
keterlibatan Presiden SBY belum bisa dibuktikan dan untuk keterlibatan Wakil Presiden
Bodiono belum juga bisa dibuktikan sampai saat ini.

11
--------------------------------------------------------------------------------

Tugas Mahasiswa
1. Mahasiswa meresume, menganalisa, dan membandingkan termasuk kelebihan dan
kelemahan berkaitan dengan konstitusi yang berlaku di Indonesia semenjak Konstitusi
RIS (UUD RIS), UUD S tahun 1950, sampai pada UUD 1945 amandement 1, 2, 3 dan 4
2. cari dari berbagai refferensi dan tuliskan Kandungan Permasalahan dalam Amandemen
UUD NRI 1945, tersebut !
3. Mencari kasus berkaitan dengan Negara hukum dan kemudian dianalisis !
-------------------------------------------

Referensi
1. UUD1945, amandemen Pertama dan keempat (1999-2002), Penerbit: Setia Kawan Press,
Jakarta: 2005
2. Srijanti, dkk. Etika Berkewarganegaraan, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta: 2008
3. Pokok-pokok materi Pendidikan Kewarganegaraan, Tim Dosen MKU FIS UNJ, Jakarta:
2010

12

Anda mungkin juga menyukai