Anda di halaman 1dari 16

KEDUDUKAN SURAT KEPUTUSAN BERSAMA (SKB) DALAM

SISTEM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

T. Agung Nugroho1, Dr Surya Perdana ,S.H.,M.Hum 2


1
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
2
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Surrel : agunghsb031299@gmail.com

ABSTRAK
Saat ini, pengaturan mengenai peraturan perundang-undangan Indonesia diatur dalam
UU No. 11 Tahun 2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan junto UU No 15
tahun 2019 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2012 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang- undangan yang secara umum mengatur asas pembentukan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dasar hukum Surat Keputusan Bersama menurut Undang-Undang No. 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Surat Keputusan Bersama
bertentangan dengan asas keadilan. Implikasi hukum pembentukan surat keputusan Bersama.
Motode penelitian yang digunakan adalah dengan jenis yuridis normatif. Pendekatan yuridis
normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisi permasalahan dengan cara
memadukan bahan-bahan hukum yang merupakan dengan data sekunder yang diperoleh studi
kepustakaan.
Kata Kunci: Kedudukan Surat Keputusan Bersama, Sistem, Peraturan Perundang-
Undangan

ABSTRACT
Currently, arrangements regarding Indonesian laws and regulations are regulated in Law no.
11 of 2012 concerning Formation of Legislation in conjunction with Law No. 15 of 2019
concerning Amendments to Law No. 11 of 2012 concerning Formation of Legislation which
generally regulates the principle of formation. This study aims to determine the legal basis for
Joint Decision Letters according to Law no. 12 of 2011 concerning Formation of Legislation.
The Joint Decree is contrary to the principle of justice. The legal implications of forming a
Joint Decree. The research method used is normative juridical. The normative juridical
approach is research conducted by analyzing problems by combining legal materials which
are secondary data obtained from literature studies.
Keywords: Position of Joint Decree, System, Legislation
1. Pendahuluan Undang-undang dasar hanyalah
1.1 Latar Belakang sebagian dari hukum dasar negara
Indonesia sebagai negara berkembang Indonesia yang bersifat tertulis sedang di
memerlukan peranan dari aparatur pemerintah sampingnya undang-undang dasar itu
dalam pelaksanaan pembangunan. Tugas berlaku pula hukum dasar yang tidak
pembangunan adalah salah satu dari aspek tertulis ialah aturan-aturan dasar yang
penyelenggaraan tugas pemerintahan yang timbul dan terpelihara dalam praktek
sasarannya terwujud dalam tujuan nasional penyelenggaraan negara. Di dalam negara-
sebagaimana dalam Pembukaan Undang- negara yang mendasarkan dirinya atas
Undang Dasar Negara Republik Indonesia demokrasi konstitusional, Undang-
Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD NRI Undang Dasar mempunyai fungsi yang
1945). khas, yaitu membatasi kekuasaan
Indonesia secara eksplisit menyatakan diri pemerintah sedemikian rupa sehingga
sebagai negara hukum yang dalam penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat
Penjelasan UUD NRI Tahun 1945 disebut sewenang-wenang. Undangan dan dalam
dengan “negara berdasarkan atas hukum. UU terakhir ini menyebutkan juga
Keberadaan the rule of law adalah mencegah hierarki peraturan perundang-undangan
penyalahgunaan kekuasaan diskresi. dalam Pasal 7 yakni UUD RI 1945,
Pemerintah juga dilarang menggunakan Ketetapan MPR, UU/peperpu, Peraturan
privilege yang tidak perlu atau bebas dari Pemerintah/PP, Perpres, Perda propinsi
aturan hukum biasa. Paham negara hukum dan Perda kab/kota. UU yang baru ini
(rechtsstaat atau the rule of law), yang memasukkan ketetapan MPR sebagai
mengandung asas legalitas, asas pemisahan produk hukum RI (yang sebelumnya
(pembagian) kekuasaan, dan asas kekuasaan dalam UU No. 10 tahun 2004 tidak
kehakiman yang merdeka tersebut, menampung produk ketetapan MPR)
kesemuanya bertujuan untuk Sistem perundang-undangan suatu
mengendalikan negara atau pemerintah negara tidak akan lepas dari sistem hukum
dari kemungkinan bertindak sewenang- yang berlaku di suatu negara, karena
wenang, tirani, atau penyalahgunaan “Peraturan Perundang-undangan” sebagai
kekuasaan1 hukum tertulis merupakan esensi atau
Dengan cita-cita negara hukum tentu adalah bagian yang sangat penting dari “sistem
bagian yang tidak terpisahkan dari hukum” dari negara hukum (modern)
perkembangan gagasan kenegaraan Indonesia yang demokratis. Dalam aspek
sejak bergulirnya kemerdekaan. Meskipun ide kesejarahan, sistem hukum tidak lepas
negara hukum tidak dirumuskan secara dari konsep negara, konsep negara hukum,
sebenar-benarnyam pada waktu itu, namun dan sistem pemerintahan, yang
dalam Penjelasan UUD NRI 1945 ditegaskan berkembang dan dipraktikkan sejak zaman
bahwa Indonesia menganut ide ‘rechtsstaat’ Yunani Purba sampai sekarang (abad 21).
(negara berdasar atas hukum), bukan Sistem peraturan perundang-undangan
‘achtsstaat’ (negara berdasarkan kekuasaan).2 erat kaitannya dengan sistem hukum,
karena peraturan perundang-undangan
1
AD. Basniwati. Aspek Hukum Administrasi sebagai hukum tertulis merupakan
Negara Surat Keputusan Bersama Menteri Terhadap bagian/unsur dari sistem hukum yang
Pembubaran Ormas Jurnal IUS Kajian Hukum dan secara universal terdiri atas structure,
Keadilan | Vol. 10 | Issue 1 | April 2022, halaman 142 substance dan culture.
2
Rio Trifo Inggiz, Kedudukan Surat Edaran Peraturan perundang-undangan
Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2019 Juncto Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
yang akan dijadikan dasar tindakan
Tentang Pembentukan Peraturan Perundang- pemerintah dalam kondisi tertentu dapat
Undangan, Jurnal Dialektika Hukum Vol. 1 No. 1 saja belum tersedia atau memang tidak
Tahun 2019, halaman 2
ada (leemten in het recht). Di sisi lain, peristiwa hukum. SKB menjadi salah satu
dimungkinkan telah ada peraturan produk hukum yang sering dijadikan
perundang-undangan yang dapat dasar untuk mengatasi permasalahan,
dijadikan dasar bagi pemerintah untuk khususnya dalam peristiwa hukum yang
melakukan tindakan-tindakan hukum bersifat lintas sektoral. Berkaitan dengan
(rechtshandelingen) tetapi memuat norma uraian sebelumnya, munculnya SKB ini
yang samar (vage norm) atau norma menimbulkan banyak penafsiran dan
terbuka (open texture), dan perdebatan di kalangan intelektual
dimungkinkan pula normanya hukum, terkait dengan sifat norma serta
mengandung pilihan (choice).3 kedudukannya dalam peraturan
Surat Keputusan Bersama perundang-undangan Indonesia
memang bukan bagian dari peraturan Sejalan dengan status a quo pada
negara yang secara normatif diatur dalam ketentuan penutup Pasal 100 UU No. 12
alam Undang-Undang Republik Tahun 2011 tentang Pembentukan
Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Peraturan Perundang-undangan yang
Pembentukan Peraturan Perundang- menyebutkan: Semua Keputusan
Undangan dalam Pasal 7 ayat (1). Presiden, Keputusan Menteri, Keputusan
Pada prinsipnya hukum Islam Gubernur, Keputusan Bupati/Walikota,
bersumber dari wahyu Ilahi, yakni al- atau keputusan pejabat lainnya
Quran, yang kemudian dijelaskan lebih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97
rinci oleh Nabi Muhammad saw. Melalui yang sifatnya mengatur, yang sudah ada
Sunnah dan hadisnya. Wahyu ini sebelum Undang-Undang ini berlaku,
menentukan norma-norma dan konsep- harus dimaknai sebagai peraturan,
konsep dasar hukum Islam yang sekaligus sepanjang tidak bertentangan dengan
merombak aturan atau norma yang sudah Undang-Undang ini. Jika ditafsirkan
mentradisi di tengah-tengah masyarakat lebih lanjut, seluruh produk hukum yang
manusia. Namun demikian, hukum Islam bersifat mengatur yang akan dibentuk
juga mengakomodasi berbagai aturan dan oleh lembaga negara setelah adanya UU
tradisi yang tidak bertentangan dengan ini, tidak lagi disebut dengan keputusan
aturan-aturan dalam wahyu Ilahi tersebut.4 melainkan dengan peraturan.
SKB yang dikeluarkan lembaga 1.2 Rumusan Masalah
negara dapat dikatakan tidak mempunyai Berdasarkan latar belakang di atas, maka
posisi yang jelas karena berdasarkan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait
muatannya dapat dikatakan sebagai dengan
Pengaturan (regeling) namun dari
namanya dapat disebut sebagai 1. Bagaimana dasar hukum Surat
Keputusan (beschikking). Namun apabila Keputusan Bersama menurut Undang-
dapat ditarik kesimpulan SKB tidak Undang No. 12 Tahun 2011 tentang
termasuk perundang-undangan karena Pembentukan Peraturan Perundang-
penamaannya yang menggunakan Undangan?
Keputusan bukan Peraturan
Fenomena yang kemudian terjadi 2. Apakah Surat Keputusan Bersama
adalah dibentuknya Surat Keputusan bertentangan dengan asas keadilan?
Bersama (SKB) oleh beberapa lembaga
3. Bagaimana implikasi hukum
negara sebagai upaya cepat pemerintah
pembentukan surat keputusan
dalam memberikan reaksi terhadap suatu
Bersama?
3
Ridwan, Op.Cit, halaman 6-7
4
Machmud Aziz. Pengujian Peraturan 1.3 Faedah Penelitian
Perundang-Undangan dalam Sistem Peraturan Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Perundang-Undangan Indonesia. Jurnal Konstitusi, memberikan sejumlah faedah kepada semua
Vol 7, No 5, Oktober 2010, halaman 114
pihak baik baik secara teoritis maupun secara Definisi operasional atau kerangka konsep
prkatis. Adapun faedah penulisan yang adalah kerangka yang menggambarkan
hendak dicapai adalah: hubungan antara definsi-definisi/konsep-
1. Manfaat Teoritis konsep khususnya yang akan di teliti.
1. Kedudukan merupakan salah satu
Secara teoritis-akademis, skripsi ini sumber kekuasaan, disamping
sebagai wujud kontribusi positif kemampuan khusus dalam bidang
peneliti terhadap perkembangan ilmu ilmu-ilmu pengetahuan ataupun atas
pengetahuan, khususnya pada bidang dasar peraturan-peraturan hukum
ilmu hukum tentang Kedudukan Surat yang tertentu.
Keputusan Bersama (SKB) Dalam
Sistem Peraturan Perundang- 2. Surat Keputusan Beransama (SKB)
Undangan. merupakan salah satu bentuk
peraturan sebagaimana dinyatakan
2. Manfaat Praktis Pasal 8 ayat (1) UU Nomor 12 Tahun
2011 yang dibentuk oleh dua atau
1) Diharapkan dapat dijadikan
lebih kementerian untuk mengatur hal
sebagai masukan positif bagi
yang sama namun sesuai dengan
kelangsungan dalam
tugas dan fungsinya masing-masing
kehidupan berbangsa dan
kementerian dalam menjalankan
bernegara serta bagi civitas
urusan dalam pemerintahan.
akademika Fakultas Hukum,
Universitas Muhammadiyah 3. Sistem peraturan perundang-
Sumatera Utara maupun bagi undangan adalah sistem mengenai
pemerintah. peraturan perundang-undangan, yang
2) Diharapkan dapat menambah terdiri dari berbagai komponen
pengetahuan tambahan bagi sebagai satu kesatuan utuh yang tidak
masyarakat khususnya terkait dapat dipisahkan satu sama lain. 5
Kedudukan Surat Keputusan
Bersama (SKB) Dalam Sistem 4. Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Perundang- adalah peraturan tertulis yang memuat
Undangan norma hukum yang mengikat secara
umum dan dibentuk atau ditetapkan
1.4 Tujuan penelitian oleh lembaga negara atau pejabat yang
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai berwenang melalui prosedur yang
dalam penelitian ini, yaitu: ditetapkan dalam peraturan
1. Untuk mengetahui dan menganalisis perundang-undangan. 6

dasar hukum surat keputusan Bersama


menurut Undang-Undang No. 12 1.6 Sumber Data
Tahun 2011 tentang Pembentukan Adapun data yang dipergunakan dalam
Peraturan Perundang-Undangan. penelitian ini adalah sumber data sebagai
berikut:
2. Untuk mengetahui dan menganalisis
sifat Surat Keputusan Bersama dalam
Sistem Perundang-Undangan di 5
Sunaryati Hartono, “Upaya Menyusun
Indonesia. Hukum Ekonomi Indonesia Pasca Tahun
2003”, Seminar Pembangunan Hukum Nasionl VIII
3. Untuk mengetahui dan menganalisis Buku 3, halaman.  227
6
implikasi hukum pembentukan surat Pasal 1 ayat 2 UU No. 11 Tahun 2012
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
keputusan Bersama.
j.o UU No 15 tahun 2019 tentang Perubahan atas UU
No. 11 Tahun 2012 tentang Pembentukan Peraturan
1.5 Defenisi Operasional Perundang- undangan
a. Data yang bersumber dari Hukum yang berkaitan dengan penelitian
Islam, yaitu Al-Qur’an Surat Al- ini.
Maidah ayat 1, Data yang 2. Tinjauan Pustaka
bersumber dari Hukum Islam A. Surat Keputusan Bersama (SKB)
tersebut lazim disebut pula 2.1 Pengertian Surat Keputusan
sebagai data kewahyuan. Bersama (SKB)
b. Data yang bersumber dari
ketentuan dalam yaitu Surat keputusan bersama dan
1) Undang-Undang Dasar peraturan perundangundangan yang
Negara Republik Indonesia diakui keberadaannya memiliki
Tahun 1945 kedudukan yang sama. Kekuatan hukum
2) Ketetapan MPRS No. SKB bersifat mengikat yang dibentuk
XX/MPRS/1966 tentang Tata berdasarkan kewenangan sesuai dengan
Urutan Peraturan Perundang- hukum positif yang berlaku berdasarkan
Undangan Republik Pasal 8 ayat (2) UU 12/2011. SKB
Indonesia Menurut UUD biasanya dikeluarkan oleh Pemerintah
1945 yaitu terdiri dari beberapa lembaga
3) Ketetapan MPR No. negara apabila dalam keadaan mendesak
III/MPR/2000 tentang yang biasanya dijadikan pedoman atau
Sumber Hukum dan Tata dasar tindakan.
Urutan Peraturan Perundang- Keputusan Bersama atau yang
undangan dalam masyarakat lebih dikenal sebagai
4) Undang-Undang No. 10 Surat Keputusan Bersama (SKB)
Tahun 2004 tentang merupakan sebuah produk hukum yang
Pembentukan Peraturan secara bersama-sama dibentuk oleh dua
Perundang-undangan atau lebih lembaga negara yang sering
5) Undang-Undang No. 12 dijadikan dasar hukum bagi peristiwa-
Tahun 2011 tentang peristiwa hukum yang bersifat lintas
Pembentukan Peraturan sektoral. SKB merupakan salah satu
Perundang-undangan produk hukum yang dikeluarkan oleh
6) Undang-Undang No. 15 pemerintah dalam rangka menyelesaikan
tahun 2019 tentang Perubahan persoalan yang muncul di lingkungan
atas Undang-Undang Nomor masyarakat.9 SKB merupakan Keputusan
12 Tahun 2011 Tentang Menteri yang bersifat mengatur secara
Pembentukan Peraturan umum, apabila diklasifikasikan ke dalam
Perundangan peraturan perundang-undangan, maka
7) Undang-Undang No. 5 Tahun SKB Menteri mempunyai kedudukan di
1986 tentang Peradilan Tata bawah Peraturan Presiden dan di atas
Usaha Negara7 Peraturan Daerah. Kedudukan SKB
c. Data sekunder, yaitu data pustaka berada di bawah Peraturan Presiden
yang mencakup dokumen- disebabkan Menteri sebagai pembantu
dokumen resmi, publikasi tentang Presiden dalam menjalankan
hukum meliputi buku-buku teks, pemerintahan, sedangkan berada di atas
kamus-kamus hukum, jurnal- Peraturan Daerah disebabkan cakupan
jurnal hukum, dan komentar- kewenangan Menteri diperuntukan bagi
komentar atas putusan 9
Bashori, “Analisis Kebijakan Pemerintah
pengadilan. Data sekunder terdiri
8
Melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga
dari buku-buku, jurnal, artikel Menteri tentang Atribut di Lingkungan Sekolah
Pemerintah”, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
7
Ibid. Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, Vol.
8
Ibid. 2, No. 2, Juni 2021, halaman. 126
seluruh daerah di Indonesia, berbeda Agama Dan Menteri Dalam
dengan Kepala Daerah yang hanya Negeri No. 01/BER/Mdn-
berwenang mengatur daerahnya masing- Mag/1969 Tentang
masing Pelaksanaan Tugas Aparatur
Istilah SKB pertama kali Pemerintahan Dalam
digunakan secara resmi pada Penetapan Menjamin Ketertiban Dan
Presiden Nomor 1/PNPS Tahun 1965 Kelancaran Pelaksanaan
tentang Pencegahan Penyalahgunaan Pengembangan Dan Ibadat
dan/atau Penodaan Agama yaitu di Pasal Agama Oleh Pemeluk-
2 Ayat (1), yang berbunyi: Barang siapa Pemeluknya
melanggar ketentuan tersebut dalam 2) Keputusan Bersama Menteri
Pasal 1 diberi perintah dan peringatan Agama Dan Menteri Dalam
keras untuk menghentikan perbuatannya Negeri No. 1 Tahun 1979
itu di dalam suatu keputusan bersama Tentang Tatacara Pelaksanaan
Menteri Agama, Menteri/Jaksa Agung Penyiaran Agama Dan
dan Menteri Dalam Negeri.10 Bantuan Luar Negeri Kepada
2.2 Jenis Surat Keputusan Bersama Lembaga Keagamaan Di
Surat Keputusan Bersama dibedakan atas Indonesia.11
SKB yang bersifat Internal dan SKB
yang bersifat eksternal, adalah: 2.3 Kedudukan Surat Keputusan
a. SKB yang bersifat internal Bersama Dalam Perundang -
Keputusan Bersama Menteri undangan
Agama No. 3 tahun 2008, Jaksa Selama puluhan tahun sejak 1966, secara
Agung Nomor umum Surat Keputusan Bersama (SKB)
Kep-033/A/JA/6/2008, dan menjadi dasar hukum yang popular untuk
Menteri Dalam Negeri Republik mengatasi permasalahan, khususnya dalam
Indonesia Nomor 199 Tahun 2008 penegakan hukum yang bersifat lintas
Tentang Peringatan Dan Perintah sektoral. Dilihat dari tata urutan Perundang-
Kepada Penganut, Anggota, undangan, Era Tap No XX sudah lewat
Dan/Atau Anggota Pengurus karena dicabut oleh Tap No: III/ M.P.R/ 2000
Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan dicabut pula oleh Tap No: I/ M.P.R/
(JAI) Dan Warga Masyarakat 2003 yang mengamanatkan dituangkannya
b. SKB yang bersifat eksternal tata urutan Peraturan Perundang-undangan
1) Peraturan Bersama Menteri dalam Undang Undang. Undang Undang
Agama Nomor : 9 Tahun 2006 dimaksud telah dibuat yaitu Undang Undang
Dan Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Nomor : 8 Tahun 2006 Peraturan Perundang-undangan yang
Tentang Pedoman kemudian diganti dengan Undang Undang
Pelaksanaan Tugas Kepala Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Daerah/Wakil Kepala Daerah Peraturan Perundang-undangan. Didalam
Dalam Pemeliharaan produk hukum yang mengikat umum itu,
Kerukunan Umat Beragama, tidak ada lagi judul “Keputusan”, apalagi
Pemberdayaan Forum dengan embel-embel “Surat”.
Kerukunan Umat Beragama, Pada 12 Agustus 2011 yang lalu, Pemerintah
Dan Pendirian Rumah Ibadat menerbitkan Undang-Undang Nomor 12
sebagai penyesuaian 11
Suherman Toha, Laporan Akhir Penelitian
Keputusan Bersama Menteri Hukum Eksistensi Surat Keputusan Bersama Dalam
Penyelesaian Konflik Antar Dan Intern Agama,
10
Penetapan Presiden Nomor 1/PNPS Tahun Jakarta, Badan Pembinaan Hukum Nasional
1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Kementerian Hukum Dan HAM R.I Tahun 2011,
Penodaan Agama halaman 19-20
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan melaksanakan UUD NRI 1945
Perundang-undangan(UU No. 12/2011). UU telah dilakukan perbuatan-
No. 12/2011 ini secara otomatis perbuatan yang "menyimpang"
menggantikan UU Nomor 10 Tahun 2004 dari UUD NRI 1945 atau tidak
Tentang Pembentukan Peraturan Perundang- mempunyai dasar hukum yang
undangan (UU 10/2004) yang diundangkan kuat dalam UUD NRI 1945
pada 22 Juni 2004. Dengan adanya UU
12/2011 maka UU 10/2004 dinyatakan tidak 2.5 Sistem Peraturan Perundang –
berlaku. Terdapat beberapa perubahan undangan.
penting dalam UU 12/2011ini dibanding UU Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
10/2004. tentang Pembetukan Peraturan Perundang-
undangan (selanjutnya disebut sebagai ”UU
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
B. Sistem Peraturan Perundang – 2011”. UU Pembentukan Peraturan
Undangan. Perundang-Undangan 2011 secara umum
2.4 Peraturan Perundang – Secara umum memuat materi-materi pokok
Undangan di Indonesaia. yang disusun secara sistematis sebagai
berikut: asas pembentukan Peraturan
sejak 18 Agustus 1945 telah berlaku Perundang-undangan; jenis hierarki, dan
ULTDNRI 45, akan tetapi dalam materi muatan, Peraturan Perundang-
kenyataannya, ketentuan-ketentuan yang undangan; perencanaan Peraturan Perundang
tercantum di dalamnya tidak seluruhnya undangan; penyusunan Peraturan Perundang-
dilaksanakan. Hal ini antara lain terbukti dari undangan; teknik penyusunan Peraturan
sistem pemerintahan yang kemudian dianut Perundang-undangan; pembahasan dan
dan dijalankan. Di samping itu bentuk pengesahan Rancangan Undang-Undang;
peraturan perundang-undangan yang pembahasan dan penetapan Rancangan
dikeluarkan tidak seluruhnya bersumber pada Peraturan Daerah Provinsi dan Rancangan
UUD NRI 1945. Berdasarkan UUDNRI 45, Peraturan Daerah.
dikenal adanya bentuk peraturan perundang- Pasal 1 ayat 2 UU Pembentukan Peraturan
undangan sebagaimana berikut:12 Perundang-Undangan menjelaskan bahwa
a. Undang-undang produk legislatif yang dimaksud Peraturan Perundang-
Presiden bersama-sarna Dewan Undangan adalah peraturan tertulis yang
Perwakilan Rakyat (Pasal 5 ayat (1) memuat norma hukum yang mengikat secara
jo Pasal 20 UUDNRI 1945 umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh
b. Peraturan Pemerintah sebagai lembaga negara atau pejabat yang berwenang
Pengganti Undang-undang, yang. melalui prosedur yang ditetapkan dalam
sederajat dengan Undang-undmg ( peraturan perundang-undangan. Dalam
Pasal- 22 UUD NRI 1945) sistem hukum Indonesia mengenal adanya
c. Peraturan ' Pemerintah, yang tingkatan dalam peraturan perundang-
derajatnya di bawah Undang- undangan yang biasa dikenal hierarki
undang (Pasal5 ayat (2) UUD peraturan perundang-undangan. Hal ini
NRI 1945) Diluar ketiga selaras dengan teori Hans Kelsen mengenai
peraturan perundang-undangan itu jenjang norma hukum (stufentheori). “Norma
Indonesia menemukan bentuk hukum itu berjenjang-jenjang dan berlapis-
yang lain, kecuali UUD NRI lapis dalam suatu hierarki (tata susunan),
1945. Hal ini berarti bahwa dalam dalam arti suatu norma yang lebih rendah
berlaku, bersumber dan berdasar pada norma
12
Sri Soemantri M, Dalam Bukunyanya yang lebih tinggi, norma yang lebih tinggi
Ni'matul Huda & R. Nazriyah, Teori & Peraturan berlaku, bersumber pada norma yang lebih
Perundang-Undangan, Nusa Media, Bandung, 2011, tinggi lagi, demikian seterusnya sampai pada
halaman. 54.
suatu norma yang tidak dapat ditelusuri lebih peraturan perundang-undangan dan
lanjut dan bersifat hipotesis dan fiktif yaitu merupakan bagian integral atau sub-
norma dasar.13 sistem dalam sistem hukum suatu negara
sehingga peraturan perundang-undangan
C. SKB Ditinjau dari Teori Perundang – tersebut dapat saling terkait dan
undangan. tergantung serta dapat membentuk suatu
kebulatan yang utuh. Di Indonesia sistem
Sistem hukum Indonesia, pembentukan peraturan perundang-
peraturan perundang- undangan ( hukum undangan dapat ditemukan dalam
tertulis ) disusun dalam suatu tingkatan konstitusi yakni dalam Pasal 5 ayat (1)
yang di sebut hierarki peraturan Undang- Undang Dasar 1945 yang
perundang- undangan. Hierarki peraturan menyatakan Presiden berhak mengajukan
perundangan adalah peraturan tertulis rancangan undang-undang kepada Dewan
yang di bentuk oleh lembaga negara atau Perwakilan Rakyat dan dalam Pasal 20
pejabat yang berwenang dan mengikat ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945
secara umum. Hierarki Perundang- yang menyatakan Dewan Perwakilan
undangan di Indonesia memiliki pasang Rakyat memegang kekuasaan
surut perubahan akibat konfigurasi politik membentuk Undang-Undang.
yang ada. Pasang surut ini menjadi Selanjutnya dalam Pasal 22 A
sebuah polemik yang berkepanjangan. UndangUndang Dasar 1945 mengatur
Perubahan ini menjadi salah satu sisi bahwa ketentuan lebih lanjut tentang tata
meningkatnya sistem demokrasi yang ada cara pembentukan undang-undang diatur
di indonesia. Peningkatan taraf dengan undang-undang
kemurnian demokrasi ini menjadi awal Saat ini, pengaturan mengenai
kebangkitan sistem pemerintahan dari peraturan perundang-undangan Indonesia
konservatif menjadi progresif. Hieraki diatur dalam UU No. 12 Tahun 2011
perundangan dapat kita lihat di bawah ini tentang Pembentukan Peraturan
mulai dari awal dikenalnya hierarki Perundang-undangan jo UU No. 15
peraturan perundangan hingga saat ini Tahun 2019 tentang Perubahan atas UU
Menurut Hans Kelsen suatu No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
norma hukum itu selalu bersumber dan Peraturan Perundang-undangan yang
berdasar pada norma yang di atasnya, secara umum mengatur asas
tetapi ke bawah norma hukum itu juga pembentukan, materi muatan, proses,
menjadi sumber dan menjadi dasar bagi hingga mengatur tentang hierarki
norma yang lebih rendah daripadanya. peraturan perundang-undangan. Adanya
Dalam hal tata susunan/hierarki sistem tata susunan atau tata urutan peraturan
norma, norma yang tertinggi (Norma perundang-undangan bertujuan agar
Dasar) itu menjadi tempat bergantungnya semua peraturan perundang-undangan
norma-norma di bawahnya, sehingga dapat berjalan dan dilaksanakan dengan
apabila Norma Dasar itu berubah akan baik serta tidak terjadi tumpeng tindih
menjadi rusaklah sistem norma yang ada antara satu peraturan dengan peraturan
di bawahnya14 lainnya. UU No. 12 Tahun 2011
Peraturan perundang-udangan merupakan penjaminan dibentuknya
mempunyai arti penting dalam hal hukum negara Indonesia dalam peraturan
perundang-undangan.
13
AD. Basniwati, Op.Cit, halaman 142
14
Akhyar Ari Gayo et all, “Menyoal
Ketentuan Usul Pindah Pegawai Negeri Sipil di 3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Nias A. Dasar Hukum Surat Keputusan
Barat”, dalam Jurnal Penelitian Hukum De Jure, Bersama menurut Undang-Undang
Vol.16 No.1, Maret 2016, halaman.99
No. 12 Tahun 2011 tentang satu contohnya adalah Keputusan
Pembentukan Peraturan Bersama Ketua Mahkamah Agung dan
Perundang-Undangan Menteri Agama RI No. 07/KMA/1985
dan No. 25 Tahun 1985 tentang
Indonesia merupakan negara yang Penunjukan Pelaksana Proyek
berdasarkan Pancasila, artinya bukan Pembangunan Hukum Islam melalui
sebagai negara agama. Tetapi, Indonesia Yurisprudensi.15
juga bukan sebagai negara sekuler, Surat Keputusan Bersama,
karena tipologi negara sekuler sama kedudukannya sebagai dasar hukum
sekali tidak mau terlibat dalam urusan popular ketika tata urutan peraturan
agama. Menurut Mahfbd MD, negara perundangan diatur oleh Tap No XX/
Pancasila adalah sebuah religius nation M.P.R.S/ 1966 tentang Memorandum
state yakni sebuah negara kebangsaan D.P.R.G.R tentang Sumber Tertib
yang religius yang melindungi dan Hukum dan Tata Urutan Peraturan
memfasilitasi berkembangnya semua Perundangan R.I. legal reasoningnya
agama yang dipeluk oleh rgkyatnya tanpa adalah, ketika substansinya akan
membedakan besarnya jumlah pemeluk dituangkan dalam bentuk keputusan
masing-masing. presiden (keppres) terlalu luas, tetapi jika
Akan tetapi dalam SKB tersebut hanya diatur berdasar satu keputusan
bukanlah keputusan yang dibuat oleh satu menteri, terlalu sempit karena sifatnya
lembaga tertentu, akan tetapi merupakan interdepartemental. Yang jelas, selama
keputusan yang buat oleh antar lembaga, puluhan tahun sejak 1966, S.K.B menjadi
yaitu oleh; Menteri Komunikasi Dan dasar hukum yang popular untuk
Informasi, Jaksa Agung Republik mengatasi permasalahan, khususnya
Indonesia, dan Kepala Kepolisian Negara dalam penegakan hukum yang bersifat
Republik Indonesia. Sehingga SKB lintas sectoral.16
tersebut tidak memiliki dasar landasan Ketentuan peraturan perundang-
yang pasti dalam sistem hukum peraturan undangan tersebut diatas, maka
Indonesia. diperlukan Undang-undang yang
Sejak saat itu, aturan tertulis mengatur mengenai pembentukan
berupa Keputusan Bersama makin sering peraturan perundang-undangan, sebagai
dibentuk oleh lembaga-lembaga negara. landasan yuridis dalam membentuk
Pada sekitar tahun 1970- an dibentuk peraturan perundang-undangan baik
beberapa Keputusan Bersama oleh ditingkat -pusat maupun daerah,
beberapa kementerian, salah satunya sekaligus mengatur secara lengkap dan
adalah Keputusan Bersama Menteri terpadu baik mengenai sistem dan
Agama dan Menteri Dalam Negeri No. hierarki peraturan perundang-undangan
01/BER/MDN-MAG/1969 tentang guna menjadi acuan dalarn memandang
Pelaksanaan Tugas Aparatur setiap tingkatan dan kekuatan dari setiap
Pemerintahan dalam Menjamin peraturan yang ada di negara Indonesia.
Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan Era Tap No XX sudah lewat
Pengembangan dan Ibadah Agama oleh karena dicabut oleh Tap No: III/ MPR/
Pemeluk-Pemeluknya untuk 2000 dan dicabut pula oleh Tap No: I/
Pelaksanaannya di Daerah Otonom. MPR/ 2003 yang mengamanatkan
Kemudian pada sekitar tahun 1970 – dituangkannya tata urutan peratutran
1980-an Keputusan Bersama tidak hanya 15
Rofifa Salshabila M. Andi Lolo, Analisis
melibatkan lembaga negara seperti Yuridis Kedudukan Surat Keputusan Bersama
kementerian melainkan telah melibatkan Lembaga Negara Dalam Peraturan Perundang-
lembaga-lembaga negara lain seperti Undangan Indonesia, Fakultas Hukum Universitas
Mahkamah Agung dan Kepolisian, salah Hasanuddin Makassar 2021, halaman 31-32
16
Suherman Toha, Op.Cit, halaman 48-49
perundang-undangan dalam Undang- kepada freies ermessen atau kewenangan
Undang. Undang- Undang dimaksud diskresi (discretionare bevoegdheid)
telah dibuat yaitu Undang- Undang asalkan beleids (Kebijakan) tersebut tidak
Nomor 10 Tahun 2004 tentang bertentangan dengan peraturan
Pembentukan Peraturan Perundang- perundang-undangan yang ada dan
undangan, yang kemudian diganti dengan prinsip-prinsip umum penyelenggaraan
Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 pemerintahan yang baik. Beleidsregel
tentang Pembentukan Peraturan dibentuk berdasarkan freies ermesen
Perundang-undangan. Di dalam produk yakni wewenang yang diberikan kepada
hukum yang mengikat umum itu, tidak pemerintah untuk mengambil tindakan
ada lagi judul “Keputusan”, apalagi guna menyelesaikan suatu masalah
“Surat”. Kompetensi peradilannya juga penting yang mendesak/tiba-tiba tetapi
jelas, Yaitu langsung ke M.A atau M.K belum ada peraturannya17
berdasar kualifikasi sebagaimana disebut Selama puluhan tahun sejak 1966,
diatas. Sementara untuk selain yang secara umum SKB menjadi dasar hukum
disebut dalam Undang- Undang itu, yang popular untuk mengatasi
kompetensinya jelas di P.T.U.N permasalahan, khususnya dalam
penegakan hukum yang bersifat lintas
sektoral. Dilihat dari tata urutan
perundang-undangan, Era Tap No XXI
1966 sudah lewat karena dicabut oleh
Tap No: !II/ MPW 2000 dan dicabut pula
B. Surat Keputusan Bersama oleh Tap No: I/ MPW 2003 yang
bertentangan dengan asas keadilan. mengamanatkan dituangkannya tata
urutan peraturan perundangundangan
Pemerintah dibebani kewajiban dalam Undang-undang. Uundang-undang
untuk menyelenggarakan kepentingan dimaksud telah dibuat yaitu Undang-
umum, mengupayakan dan mewujudkan undang No. 10 Tahun 2004 yang
keadaan masyarakat yang tentram. Dalam kemudian diganti dengan Undang-undang
menjalankan kewajibannya itu, No. 12 Tahun 2011 tentang Pernbentukan
pemerintah diberi kewenangan untuk Peraturan Perundang-undangan. Didalam
campur tangan dalam kehidupan produk hukum yang mengikat umurn itu,
masyarakat, pada batas-batas yang tidak ada lagi judul "keputusan", apalagi
diperkenalkan oleh hukum. Sehingga deng.m embel-embel "surat". Dengan
dengan adanya kewenangan htuk campur keluarnya Undang-undang No. 10 Tahun
tangan .tersebut, pemerintah diberi 2004 tentang Pembentukan Peraturan
kewenangan untuk membuat dan Perundangan-undangan, Bab XI1
menggunakan peraturan perundang- Ketentuan Penutup Pasal56
undangan. Dengan kata lain pemerintah menyebutkan:
merniliki kewenangan dalam bidang "Sernua Keputusan Presiden, Keputusan
legislasi, wujud dari itu pemerintah Menteri, Keputusan Gubernur, Keputusan
seringkali membuat suatu peraturan yang Bupatil'alikota, atau keputusan pejabat
mengatur masyarakat dan bisa diterapkan lainnya sebagaimana dimaksud dalam
dalam masyarakat. Pasal 54 yang sifatnya mengatur, yang
Dalam hal SKB yang dikeluarkan sudah ada sebelum Undang-undang ini
oleh menteri, menteri juga mempunyai berlaku, hams dibaca peraturan,
kewenangan untuk membuat aturan
kebijakan (beleidsregels) yang tidak
didasarkan kepada suatu peraturan 17
Philipus M Hadjon, Pengantar hukum
perundang-undangan tetapi didasarkan Administrasi Indonesia (Yogyakarta : Gajah Mada
University Press, 2011), halaman.169
sepanjang tidak bertentangan dengan ditetapkan oleh lembaga Negara atau
Undang-undang ini". pejabat yang berwenang melalui prosedur
Ijtihad hanya bisa dilakukan oleh yang di tetapkan dalam peraturan
pihak tertentu, karena produk ijtihad akan perundang-undangan.
menjadi dasar dalam hukum islam. Kemudian Kepastian hukum ialah
Dalam hal ijtihad ini, orang yang perihal (keadaan) yang mutlak, ketentuan
melakukannya disebut dengan Mujtahid, atau ketetapan. Hukum secara mendasar
adapun syarat-syarat mujtahid dalam harus pasti dan adil. Pasti sebagai
buku “Ijtihad Dalam Syari’at Islam” oleh pedoman kelakukan dan adil karena
Yusuf al Qardlawy antara lain: pedoman kelakuan itu harus menunjang
1) Mengetahui Al-Qur’annul Karim. suatu sistem yang dinilai wajar. Hanya
2) Mengetahui As-Sunnah. karena bersifat adil dan dilaksanakan
3) Mengetahui Bahsas Arab dengan pasti hukum dapat menjalankan
4) Mengetahui Tempat-Tempat Ijma fungsinya. Kepastian hukum merupakan
5) Mengetahui Ushul Fiqih pertanyaan yang hanya bisa dijawab
6) Mengetahui Maksud-maksud Syariah. secara normatif, bukan sosiologi.
7) Mengenal Manusia dan Kehidupan Kepastian hukum merupakan jaminan
Sekitarnya tentang hukum yang berisi keadilan.
8) Bersifat Adil dan Taqwa18 Radbruch bependapat keadilan dan
Secara keseluruhan pembuat SKB kepastian hukum merupakan bagian-
ini tidak termasuk golongan Subjek yang bagian yang tetap dari hukum, bahwa
memenuhi syarat sebagai Mujtahid. keadilan dan kepastian hukum harus
Karena hanya satu syarat yang sesuai diperhatikan, kepastian hukum harus
antara pembuat SKB dengan syarat dijaga demi keamanan dan ketertiban
Mujtahid, yaitu Mengenal Manusia dan suatu negara. Yang pada akhirnya hukum
Kehidupan Sekitarnya. Sehingga dapat positif mutlak ditaati. Berlandaskan teori
dikatakan bahwa pembuat SKB ini tidak kepastian hukum dan nilai yang ingin
tergolong sebagai Mujtahid. dicapai yaitu nilai keadilan.19
SKB menjadi bagian dari lingkup Asas keadilan mengandung
Al-Masail Al-Furu'iyyah Al-Dhoniah, makna bahwa, hubungan perdata tidak
karena dalam SKB tersebut di buat boleh mengandung unsur-unsur
dikarenakan mengandung banyak penipuan, penindasan, pengambilan
penafsiran sehingga memerlukan kesempatan pada waktu pihak lain sedang
kejelasan. Kemudian, SKB menjadi berada dalam kesempitan. Asas ini juga
bagian dari Al-Masail Al-Fiqhiyah Al- mengandung arti bahwa hasil yang
Waqa’iyah Al-Mu’ashirah, karena SKB diperoleh harus berimbang dengan usaha
ini dibuat oleh tiga lembaga administrasi atau ikhtiar yang dilakukan oleh
pemerintah yang berbeda, yang mana seseorang.20
ketentuan tersebut tidak diatur oleh Mu’amalah dilaksanakan dengan
peraturan perundang-undangan memelihara nilai keadilan dan
Pasal 1 angka (2) Undang-undang menghindari unsur-unsur kezaliman.
No.12 tahun 2011 tentang pembentukan Segala bentuk mu’amalah yang
peraturan perundang-undangan, yang di mengandung unsur penindasan tidak
maksud dengan peraturan perundang- dibenarkan. Keadilan adalah
undangan adalah peraturan tertulis yang menempatkan sesuatu hanya pada
memuat norma hukum yang mengikat tempatnya dan memberikan sesuatu
secara umum dan dibentuk atau 19
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum
(Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), Penerbit Toko
18
Agus Miswanto, Ushul Fiqih : Metode Gunung Agung, Jakarta, 2002, halaman.95
20
Ijtihad Hukum Islam, Yogyakarta: Magnum Pustaka Ahmad Wardi Muslich.Fiqh Muamalat.
Hukum, 2019, halaman. 19 (jakarta:AMZAH,2010 .halaman.9
hanya pada yang berhak, serta Keadilan Islam juga terpateri
memperlakukan sesuatu sesuai posisinya. dalam cakupannya, yang meliputi seluruh
Implementasi keadilan dalam aktivitas sisi kehidupan. Manusia, dituntut adil
ekonomi berupa aturan prinsip tidak saja dalam berinteraksi dengan
mu’amalah yang melarang adanya unsur sesama manusia, serta makhluk lain.
riba, zalim, maysir, gharar, objek Kegagalan berlaku adil kepada salah satu
transaksi yang haram.21 sisi kehidupannya, hanya membuka jalan
Keadilan sebagaimana yang luas bagi kesewenang-wenangan kepada
didefinisikan oleh para ulama fiqh adalah aspek kehidupannya yang lain. Islam
melaksanakan hukum Tuhan, manusia datang dengan fungsi untuk
menghukum sesuai dengan syariat agama memperbaiki, membersihkan dan
sebagaimana diwahyukan Allah kepada menolong praktik ekonomi. Beberapa
Nabi-Nya dan Rasul-Nya. Karena itu, praktik yang dianggap merugikan satu
mengerjakan keadilan berarti pihak, bersifat tidak jelas, adanya unsur
melaksanakan keadilan yang paksaan, bersifat berbahaya dan lain
diperintahkan oleh Allah SWT. Keadilan sebagainya dibersihkan oleh syariat
dalam Islam meliputi berbagai aspek Islam. Maka ketika ada alur sebuah
kehidupan. Apalagi dalam bidang dan praktik sesuai dengan maslahat tetap
sistem hukumnya. Dengan demikian, dipertahankan dan ketika ada unsur yang
konsep keadilan yang merupakan prinsip membahayakan dan menyalahi kebaikan
kedua setelah tauhid meliputi keadilan maka dihindari bahkan diharamkan.23
dalam berbagai hubungan, yaitu Konsep keadilan dalam Islam
hubungan antara individu dengan dirinya diartikan membuat seimbang, karena ayat
sendiri, hubungan antara individu dengan tersebut menginformasikan kepada
manusia dan masyarakatnya, hubungan manusia bahwa tubuhnya itu secara
antara individu dengan hakim dan yang keseluruhan disusun menurut prinsip-
berperkara serta hubungan-hubungan prinsip keseimbangan. Dalam hal ini
dengan berbagai pihak yang terkait. dapat dirumuskan bahwa seandainya ada
Islam menekankan prinsip salah satu anggota tubuh manusia
keadilan dalam aktivitas ekonomi, karena berlebih atau berkurang dari kadar atau
didasarkan pada komitmen spritual dan syarat yang seharusnya, maka pasti akan
konsep persaudaraan universal sesama terjadi ketidak seimbangan (keadilan).
manusia. Al-Quran secara eksplisit
menekankan pentingnya keadilan dan C. Implikasi hukum pembentukan
persaudaraan tersebut. Menurut M. Umer surat keputusan Bersama
Chapra, sebuah masyarakat Islam yang SKB itu sendiri merupakan salah
ideal mesti mengaktualisasikan keduanya satu instrumen hukum yang diharapkan
secara bersamaan, karena keduanya dapat menyelesaikan berbagai konflik.
merupakan dua sisi yang sama yang tak Fungsi untuk mengatasi konflik adalah
bisa dipisahkan. Dengan demikian, kedua suatu ha1 yang sangat dibutuhkan
tujuan ini sangat kuat ke dalam ajaran masyarakat Indonesia, sesuai dengan
Islam sehingga realisasinya menjadi keadaannya yang beranekaragam
komitmen bagi masyarakat Islam.22 kepentingan dan agarna yang dianutnya,
dan ha1 ini sudah disadari oleh para
21
Siti saleha madjid.Prinsip-Prinsip (Asas- pendiri negara. Dari waktu kewaktu
Asas) Muamalah, Jurnal Hukum ekonomi aturan hukum yang bertujuan antisipasi
Syariah.Vol.2,No.1(2018), halaman: 20
22
Dewi Maharani,”Muhammad Yusuf.
dan penyelesaian konflik antar dan intern
Implementasi Prinsip-Prinsip Muamalah dalam
23
Transaksi Ekonomi: Alternatif Mewujudkan Aktivitas Muhammad Ustman Syabir, Al-Madkhal
Ekonomi Halal”,Journal of Syaria Economic Law,vol Ila Fiqh Al-Muamalat Al-Maliyah (kuwait, Dar
4, No 1(2021), halaman76 Nafa`is, 2004), halaman 17
agama selalu dibutuhkan.logsehingga dijelaskan sebelumnya bahwa norma kabur
tercipta kehidupan yang aman dan (vage norm) adalah norma yang
tentram bagi masyarakat yang hidup pengertiannya tidak dapat ditetapkan secara
saling berdampingan dalam keadaan yang persis sehingga lingkupnya tidak jelas
berbeda keyakinanlagama satu sarna lain. sedangkan norma terbuka (open texture)
Secara teoritik, jika dilihat dari segi adalah norma yang pengertian-pengertiannya
penamaannya SKB termasuk kategori memuat ciri-ciri yang dalam perjalanan
Keputusan (beschikking). Walaupun waktu mengalami perubahan.
sebenarnya SKB materi muatannya lebih Norma terbuka dengan kata lain merupakan
bersifat peraturan (regeling). Hal inilah yang norma yang terbuka substansi atau isinya dan
menyebabkan terjadinya keraguan di mata harus ditentukan lebih lanjut dalam pelbagai
umum. Namun, menurut Maria Farida Indrati keadaan atau norma yang isinya tidak dapat
S, suatu penetapan (beschikking) sifat ditentukan secara abstrak tetapi sangat
normanya adalah individual, konkret dan bergantung pada keadaan kasus dimana
sekali selesai (einmahlig), sedangkan norma norma tersebut diterapkan. Keadaan tersebut
dari suatu peraturan perundang-undangan memicu pemberian diskresi kepada
selalu bersifat umum, abstrak dan berlaku pemerintah, diskresi atau freies ermessen
terusmenerus (dauerhaftig) . Materi yang yaitu kebebasan untuk mengambil kebijakan,
terdapat dalam Surat Keputusan Bersama ini menjelaskan norma undang-undang yang
dapat dikategorikan sebagai suatu norma samar, menentukan fakta-fakta, melakukan
yang abstrak dan berlaku terus-menerus interpretasi, mengambil pilihan dan
sehingga dapat dikatakan bahwa SKB ini mempertimbangkan berbagai kepentingan
adalah suatu regeling terkait dalam penyelenggaraan urusan
Peraturan Menteri sebagai produk hukum pemerintahan atau pelayanan publik
yang bersifat mengatur. nama produk hukum, Berdasarkan analisa terhadap beberapa aspek
terutama jenis Peraturan Presiden dan di atas maka implikasi hukum yang
Peraturan Menteri, masih terdapat ditimbulkan dari surat Keputusan Bersama
ketidakseragaman, beberapa produk hukum yaitu keputusan tersebut wajib ditaati oleh
yang dikeluarkan oleh Presiden dan Menteri masyarakat luas tetapi tidak memiliki akibat
masih dinamakan Keputusan (Keputusan hukum secara pasti. Oleh karena itu
Presiden dan Keputusan Menteri). Kedua pemerintah dalam hal ini Surat Keputusan
produk hukum tersebut, sepanjang materi Bersama tidak dapat memaksakan golangan
muatannya mengatur, dimasukkan dalam tertentu atau seseorang untuk mematuhi
kategori Peraturan Presiden atau Peraturan keputusan tersebut, karena memang tidak
Menteri terdapat sanksi di dalamnya dan keputusan
Keberadaan SKB sebagai bagian dari cara tersebut hanya berupa penetapan yang
pernerintah untuk mengatur masyarakat, hari- bersifat sepintas. Hal ini yang memberikan
kehari terus mendapat sorotan. Keberadaan ruang gerak kepada golongan tertentu untuk
SKB ini dianggap tidak memiliki kekuatan tidak mematuhi Surat Keputusan Bersama
hukurn yang mendukungnya serta .. tersebut.
bagaimana posisi kedudukan SKB ik sendiri Setelah dikeluarkannya Keputusan Bersama
dalam pemdang-undangan. Menteri peringatan dan perintah kepada
Jika SKB dikaitkan berdasarkan pada anggota danlatau anggota pengurus Jemaat
peraturan perundang-undangan yang dapat Ahrnadiyah Indonesia dan warga masyarakat,
dijadikan dasar bagi pemerintah untuk yang memberikan peringatan dan
melakukan tindakan-tindakan hukum tetapi memerintahkan kepada warga masyarakat
memuat norma yang samar (vage norm) atau untuk tidak menceritakan, menganjurkan atau
norma terbuka (open texture) dan mengusahakan dukungan umum melakukan
dimungkinkan pula normanya mengandung penafsiran
pilihan (choice). Seperti yang sudah dapat
4. Kesimpula dan Saran memaksakan golangan tertentu atau
seseorang untuk mematuhi keputusan
4.1 Kesimpulan tersebut, karena memang tidak terdapat
Berdasarkan uraian pada bab-bab sanksi di dalamnya dan keputusan
sebelumnya sehingga peneliti dapat menarik tersebut hanya berupa penetapan yang
kesimpulan bahwa : bersifat sepintas. Hal ini yang
1. Dasar hukum Surat Keputusan Bersama memberikan ruang gerak kepada
menurut Undang-Undang No. 12 Tahun golongan tertentu untuk tidak mematuhi
2011 tentang Pembentukan Peraturan Surat Keputusan Bersama tersebut
Perundang-Undangan. Pasal 1 angka
2 Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang 5.1 Saran
Pembentukan Peraturan Perundang- Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas,
Undanganperaturan perundang-undangan dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
adalah peraturan tertulis yang memuat 1. Perlu ada kesamaan pemahaman
norma hukum yang mengikat secara pembentuk regulasi, yaitu antar
umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh kementerian negara dalam
lembaga negara atau pejabat yang memberikan kerangka pembentukan
berwenang melalui prosedur yang keputusan bersama menteri dalam
ditetapkan dalam Peraturan Perundang- jenis peraturan kebijakan
undangan. (beleidsregel). Selain itu, terkait
2. Surat Keputusan Bersama bertentangan dengan penggunaan nomenklatur pun
dengan asas keadilan. Surat Keputusan perlu ada keseragaman, penggunaan
Bersama mempunyai kekuatan hukum istilah “peraturan” sebaiknya tidak
(tidak mengikat) karena tidak memenuhi lagi dipergunakan dan alangkah lebih
syarat-syarat kekuatan hukum. baik menggunakan istilah
Selanjutnya pemenuhan hak-hak asasi “keputusan”. Sebab keputusan
manusia harus dilakukan oleh Negara memiliki arti yang lebih luas yang
dalam kaadaan apapupn kecuali terhadap mana sifatnya dapat berupa
hak-hak yang menurut Peraturan pengaturan (regeling) maupun
perundang-undangan dapat dibatasi. Juga penetapan (beschikking) mengigat
yang perlu ditekankan bahwa beragamnya sifat dari isi keputusan
pemahaman dan pendalaman terhadap bersama Menteri yang dibentuk
segala bentuk kebijakan yang akan selama ini.
dikelurkan merupaka suatu keharusan 2. Perlu kejelasan nomenklatur, suatu
sehingga hasilnya dapat maksimal dan kebijakan pemerintah yang mengatur
dapat memberi kepastian hukum terhadap secara umum sebaiknya tidak
masyarakat. Serta, penyesuaian konsep menggunakan nomenklatur
kebijakan yang akan di ambil dengan “keputusan” lagi dan seharusnya
teknik penyusunan peraturan perundang menggunakan nomenklatur
yang ada karena itu merupakan “peraturan”, oleh sebab itu perlu
konsekuensi normatif terhadap pasal 1 dirubah menjadi Peraturan Bersama
ayat (3) UUD Negara RI 1945.  Menteri tanpa embel-embel “surat”.
3. Implikasi hukum pembentukan surat Kedudukan Peraturan Menteri
keputusan Bersama. Implikasi hukum sebaiknya juga dicantumkan ke dalam
yang ditimbulkan dari surat Keputusan hierarki peraturan perundang-
Bersama yaitu keputusan tersebut wajib undangan.
ditaati oleh masyarakat luas tetapi tidak 3. Diharapkan produk Surat Keputusan
memiliki akibat hukum secara pasti. Oleh Bersama (SKB) apabila dari segi
karena itu pemerintah dalam hal ini Surat formil dan materiil bersifat mengatur
Keputusan Bersama tidak dapat dan seperti halnya Peraturan
Perundang-Undangan, maka dari segi
penamaan dapat dirubah menjadi
Peraturan Bersama.

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abidin, Andi Zainal. 2017. Hukum Pidana I, Sinar Grafika, Jakarta.
Ali, Mahrus. 2012, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Jakarta.
Amrani, Hanafi dan Mahrus Ali, 2015, Sisitem Pertanggung Jawaban Pidana, Rajawali Pers,
Jakarta
Arief, Barda Nawawi. 2011. Kebijakan Hukum Pidana. Prenada Media Group: Semarang
Hanifah, Ida dkk., 2018. Pedoman Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa, Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Huda, Chairul. 2013, “Dari ‘Tiada Pidana Tanpa Kesalahan’ Menuju Kepada ‘Tiada
Pertanggungjawaban Tanpa Kesalahan”‟, Kencana, Jakarta.
Ilyas, Amir. 2012, Asas-Asas Hukum Pidana, Rengkang Education Yogyakarta dan Pukap
Indonesia, Yogyakarta,
Ibrahim, Johnny. 2016, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang:
Bayumedia
Maramis, Frans. 2013, Hukum Pidana Umum dan Tertulis Di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta
Moeljatno. 2015, Asas-Asas Hukum Pidana, Renika Cipta, Jakarta
------------. 2012, Kitab Undang Undang Hukum Pidana, Bumi Aksara, Jakarta.
Ridwan, HR. 2016. Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Rusianto, Agus. 2016, Tindak Pidana dan Pertanggung Jawaban Pidana, Prenadamedia
Group, Jakarta
Sjahdeini, Sutan Remy. 2017, “Ajaran Pemidanaan: Tindak Pidana Korporasi dan Seluk-
Beluknya edisi kedua, Kencana, Depok.
Muladi dan Dwidja Priyatno, 2010, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Jakarta, Penerbit
Kencana Prenada Media Group
Roeslan Saleh. 2012, “Pikiran-pikiran Tentang Pertanggungjawaban Pidana”. Ghalia Indonesia.
Jakarta
Setiyono, 2009, Kejahatan Korporasi, Bayumedia Publishing, Malang

Jurnal / Artikel

Novalina Romauli Sirait. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Tindak Pidana


Lingkungan Hidup menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, Melayunesia Law,
Vol 2 No 2, Desember 2018.
Muchlis. Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hadis: Studi Analisis Hadits
Tentang Qadha’ Al-Haajah. Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan, Vol. 3 No. 2
Oktober 2019,

Anda mungkin juga menyukai