(PENGANIAYAAN)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Ta’zir
Dosen pengampu Iman Hilman Fathurachman, M. Ag.
Disusun Oleh :
Agung Rizki Maulana 1193060002
Annida Ashilah Syarif 1193060013
Cheppy Bayu Adam 1193060018
Resti Oktaviani 1193060097
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Jarimah Ta’zir
B. Kaidah Jarimah Ta’zir
C. Jarimah Ta’zir Dalam Pelukaan
BAB III PENUTUPAN
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam hukum pidana Islam, istilah penganiayaan bisa juga disebut
dengan jarimah pelukaan. pelukaan berasal dari kata الجرحyang berarti menyakiti
sebagian anggota badan manusia. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa
penganiayaan merupakan suatu jarimah pelukaan. Hukum pidana Islam (fiqh
jinayah) membedakan tindak pidana atas jiwa (pembunuhan) dan tindak pidana
atas selain jiwa (penganiayaan).
Menurut para fuqaha tindak pidana atas selain jiwa (penganiayaan) adalah
setiap perbuatan yang menyakitkan yang mengenai badan seseorang namun tidak
mengakibatkan kematian. Perbuatan tersebut bisa berupa melukai, memukul,
mendorong, menarik, mencekik dan lain sebagainya. Islam memandang berat
terhadap orang yang melakukan kelalaian terhadap jiwa dengan hukuman yang
setimpal terhadap pelakunya yaitu hukuman qishash .Menurut Sayyid Sabiq
pelukaan secara sengaja tidak mewajibkan qishash kecuali apabila hal itu
memungkinkan, sehingga ada kesamaa dengan luka (korban) tanpa lebih kurang.
Apabila persamaan dalam hal tersebut tidak bisa direalisasikan kecuali dengan
sedikit kelebihan atau untung-untungan, atau akan menimbulkan bahaya pada diri
orang yang di qishash maka qishash tidak wajib, dan sebagai penggantinya adalah
diyat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian jarimah ta’zir dan kaidah jarimah ta’zir ?
2. Apa yang dimaksud dengan jarimah ta’zir dalam pelukaan ( penganiyayaan )
dan Dasar Hukum dalam jarimah pelukaan ( penganiyayaan ) ?
3. Apa saja Macam – Macam pelukaan (penganiyaaan ) dan jenis- jenis hukum
jarimah pelukaan ( penganiyaayan ) ?
C. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan makalah ini adalah
studi pustaka, yaitu mengkaji berbagai literatur berupa buku-buku, artikel yang
berkaitan dengan permasalahan yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUPAN
Simpulan
Dalam Hukum Pidana Islam, ta’zir merupakan bagian dari ‘uqubat atau
hukuman yang merupakan suatu balasan atas jarimah yang telah dilakukan oleh
seseorang. Kerena ketentuan ta’zir tidak terdapat di al-Qur’an maka seluruh
ketentuan diserahkan kepada oleh hakim, dalam hal ini bisa juga pemerintah atau
waliyul amri dengan metode ijtihad. Syara’ tidak menentukan macam-macam
hukuman untuk setiap jarimah ta’zir tetapi hanya manyebutkan sekumpulan
hukuman dari yang seringan-ringannya sampai seberat-beratnya. Syari’ah hanya
menentukan sebagian jarimah ta’zir, yaitu perbuatan-perbuatan yang selamanya
akan dianggap sebagai jarimah seperti riba, menggelapkan titipan, memaki-maki
orang, suap-menyuap dan sebagainya.
Berkenaan dengan sanksi ta’zir dalam pelukaan, terdapat beberapa
pendapat mengenai hal itu. Seperti menurut Imam Malik berpendapat bahwa ta’zir
dapat dikenakan pada jarimah pelukaan yang qisasnya dapat dihapuskan atau
dilaksanakan karena sebab hukum. Hal tersebut sangat logis apabila sanksi ta’zir
dapat pula dilakukan pada pelaku jarimah pelukaan selain qishash, itu merupakan
sanksi yang diancamkan kepada perbuatan yang berkaitan dengan hak perorangan
maupun masyarakat. Maka kejahatan yang berkaitan dengan jama’ah dijatuhi
sanksi ta’zir. Sudah tentu percobaan pelukaan merupakan jarimah ta’zir yang
dikenai sanksi ta’zir.
Daftar Pustaka
Ahmad Syarbaini. 2009. “Teori Ta’zir Dalam Hukum Pidana Islam”.
Ahmad Hanafi, Asas-asas Hukum Piadana Islam, cet. 6., (Bulan Bnitang: Jakarta,
2005)
‘Abd al-Aziz Amir, al-Ta’zir fi al-Syari’at al Islam, (Beirut: Dar al-Fikr al-‘Arabi,
1969)