Anda di halaman 1dari 11

Makalah Fiqih Muamalah

" Pengertian Qishash, Macam-macam, Dan Pembuktiannya "

Dosen Pengampu : Dr. Alimuddin siregar, M. Hum

Disusun Oleh : Yunita Pardina (2001010194)

Vera Wahyuni (2001010191)

Fakultas Agama Islam

Universitas Al-Washliyah (UNIVA)

Medan 2020-2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam juga
disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya,
seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah fiqih muamalah.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalam

Medan, 23 Selasa 2021

Penulis

2
Daftar Isi
SAMPUL...............................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................5

C. Tujuan Pembuatan Makalah..........................................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................................................6

A. Pengertian Qishash.........................................................................................................................6

B. Macam-macam Qishash.................................................................................................................7

C. Pembuktian Qishash.......................................................................................................................8

BAB III : PENUTUP...............................................................................................................................10

A. Kesimpulan......................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam literatur masyarakat, khusus dalam kehidupan Islam terdapat berbagai permasalahan yang
menyangkut tindakan pelanggaran yang dilakukan manusia. Dengan adanya hal itu, maka dibuatlah
aturan yang mempunyai kekuatan hukum dengan berbagai macam sangsi. Sangsi yang diberikan sesuai
dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.

Maka dari itu, dalam hukum Islam diterapkan jarimah (hukuman) dalam hukum Jinayah Islam yang
bertindak sebagai preventif (pencegahan) kepada setiap manusia, dan tujuan utamanya adalah supaya
jera dan merasa berdosa jika ia melanggar.

Maka dari itu adanya Qishash bukan sebagai tindakan yang sadis namun ini sebuah alternatif demi
terciptanya hidup dan kehidupan yang sesuai dengan Sunnah dan ketentuan-ketentuan Ilahi.

Sebenarnya kalau hukum yang dibuat manusia belum sepenuhnya bisa mengikat, dan hal tersebut bisa
direkayasa sekaligus bisa dilanggar, karena pada intinya hanya hukum Islam lah yang sangat cocok bagi
kehidupan manusia di dunia. Hal ini terbukti dengan adanya hukum Islam banyak negara yang merasa
cocok dengan berlakunya hukum Islam. Tapi ada satu hal yang masih menjadi pertanyaan apakah benar
hukum islam itu sulit diterapkan dalam suatu tatanan kemasyarakatan atau itu hanya sebuah alasan dari
segelintir orang yang tidak suka terhadap aturan tersebut.

Didalam makalah ini akan dibahas mengenai Qishash/Hudud “Hukuman-hukuman”. Setelah mengetahui
berbagi macam hukuman yang diakibatkan atas pelanggaran seseorang maka diharapkan akan muncul
suatu hikmah dan tujuan kenapa hukuman itu ada dan dilaksanakan.

4
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang Dimaksud dengan Qishosh?

2. Apa Saja Macam-Macamnya?

3. Apa Pembuktian dari Qishosh?

C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH

1. Mengetahui Pengertian Qishosh.

2. Mengetahui Macam-Macam Qishosh.

3. Mengetahui Pembuktian Qishosh.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN QISHOSH

”… Diwajibkan atas kamu qishash berkenaan dengan orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang
merdeka, hamba dengan hamba, wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu
pema’afan dari saudaranya [Ahli waris], hendaklah yang mema’afkan mengikuti dengan cara yang baik
dan yang diberi ma’af membayar diyat kepada yang memberi ma’af dengan cara yang baik pula. Yang
demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat…” (QS Al Baqarah : 178)

Allah swt yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana, telah melarang hamba-hamba-Nya untuk melakukan
perbuatan buruk (Fasiq) dan telah menetapkan balasan bagi pelakunya baik di dunia maupun di akhirat
kelak. Salah satu bentuk balasan atas perbuatan buruk, dalam hal ini Jinayat, adalah Qishash.

Ada beberapa pengertian yang diambil dari beberapa rujukan:

Menurut syaraâ’ qishash ialah pembalasan yang serupa dengan perbuatan, pembunuhan, melukai,
merusakkan anggota badan/menghilangkan manfaatnya, sesuai pelangarannya.

Diperlakukannya pelaku kejahatan sebagaimana dia memperlakukan hal itu kepada korbannya.

‫اعل ْال َجانِي ِم ْثل َما فَ َع‬


ِ َ‫أَ ْن يُ ْف َعل بِ ْالف‬

Qisas secara istilah ialah suatu hukuman yang telah ditetapkan oleh Allah yang wajib dilaksanakan bagi
menunaikan hak manusia. Qisas juga bererti “potong” ataupun yang memberi arti bahwa dengan
hukuman qisas akan terpotong jenayah itu dan ini terus berlaku di dalam masyarakat.

6
Qishash ialah mengambil pembalasan yang sama. qishas itu tidak dilakukan, bila yang membunuh
mendapat permaafan dari ahli waris yang terbunuh Yaitu dengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar.
pembayaran diat diminta dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang
membunuh hendaklah membayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-nangguhkannya. bila
ahli waris si korban sesudah Tuhan menjelaskan hukum-hukum ini, membunuh yang bukan si
pembunuh, atau membunuh si pembunuh setelah menerima diat, Maka terhadapnya di dunia diambil
qishaash dan di akhirat Dia mendapat siksa yang pedih.

Pada kesimpulannya, Qishosh adalah suatu pembalasan yang serupa dengan perbuatan baik berupa
melukai, merusak anggota badan atau membunuh.

B. MACAM-MACAM QISHOSH

Qishash ada 2 macam :

1. Qishash jiwa, yaitu hukum bunuh bagi tindak pidana pembunuhan.

2. Qishash anggota badan, yakni hukum qishash atau tindak pidana melukai, merusakkan anggota
badan, atau menghilangkan manfaat anggota badan.

7
C.PEMBUKTIAN QISHOSH

Hukuman dalam bentuk qishash dijatuhkan kepada pelaku kejahatan karena dua sebab. Sebab pertama
karena pembunuhan atau penghilangan nyawa orang lain. Sebab kedua bukan karena pembunuhan
tetapi diantaranya karena pemotongan anggota badan, melukai, dan menghilangkan fungsi anggota
tubuh.

1. Pembunuhan

Qishash atas pembunuhan adalah ketentuan dari Allah SWT bahwa orang yang membunuh nyawa orang
lain, maka hukumannya adalah dibunuh juga.

Tentu ada syarat dan ketentuan yang berlaku, dimana apabila syarat dan ketentuan itu tidak terpenuhi,
hukuman qishash tidak boleh dilaksanakan.

Dasar dari ketentuan qishash atas pembunuhan adalah firman Allah SWT :

ْ ِ‫األ ْنثَى ب‬
‫األ ْنثَى‬ ْ ‫صاصُ فِي ْالقَ ْتلَى ْالحُرُّ بِ ْال ُح ِّر َو ْال َع ْب ُد بِ ْال َع ْب ِد َو‬
َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ْالق‬
َ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang
dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita.
(QS. Al-Baqarah : 178)

2. Selain Pembunuhan

Selain karena sebab pembunuhan, hukum qishash juga berlaku karena jarimah atau kejahatan yang
diluar pembunuhan. Intinya, orang yang melukai tubuh orang lain, entah dengan memotongnya, atau
melukainya, atau menghilangkan fungsi anggota tubuhnya, maka diberlakukan hukuman yang sama atas
dirinya.

8
Dasar ketentuan ini adalah firman Allah SWT :

َ َّ‫ق بِ ِه فَه َُو َكف‬


ُ‫ارةٌ لَه‬ َ َ‫صاصٌ فَ َم ْن ت‬
َ ‫ص َّد‬ َ ِ‫ُوح ق‬ ْ ِ‫األ ُذنَ ب‬
َ ‫األ ُذ ِن َوالس َِّّن بِالسِّنِّ َو ْال ُجر‬ ْ ‫ف َو‬ ْ ِ‫األ ْنفَ ب‬
ِ ‫األ ْن‬ ْ ‫س بِالنَّ ْفس َو ْال َع ْينَ بِ ْال َعي ِْن َو‬
َ ‫َو َكتَ ْبنَا َعلَ ْي ِه ْم فِيهَا أَ َّن النَّ ْف‬
ِ

Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya bahwasanya jiwa dengan jiwa, mata dengan
mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka ada kisasnya.
Barangsiapa yang melepaskan nya, maka melepaskan hak itu penebus dosa baginya. (QS. Al-Maidah :
45)

Yang termasuk ke dalam qishash selain pembunuhan atau penghilangan nyawa manusia adalah :

1.Pemotongan

2.Melukai

3.Menghilangkan Fungsi Anggota Tubuh

Pembalasan penganiayaan terhadap anggota tubuh manusia memang harus seimbang. Misalnya, tangan
dibalas tangan. Tidak boleh memotong kaki jika yang dikenai tangan.

Tangan yang sehat tidak dipotong karena memotong tangan yang lumpuh, begitu pula mata yang
melihat tidak boleh dirusak karena menganiaya mata yang buta. Lain halnya dengan telinga yang tuli,
telinga itu masih ada kegunaannya, yaitu mencegah serangga masuk.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bagi tiap-tiap perbuatan Allah telah menetapkan balasan yang setimpal terhadapnya baik di

dunia maupun di akhirat dan Allah Maha Pengampun atas segala perbuatan dosa yang

dilakukan hamba-hamba-Nya, kecuali perbuatan syirik atau menyekutukanNya dengan dzat

selain Dia. Dengan demikian manusia sebaiknya lebih membekali akhiratnya dengan perbuatan

baik dan saling memaafkan atas kesalahan saudara-saudaranya, karena sikap memaafkan akan

lebih mulia pada pandangan Allah swt. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang

yang menjaga lidah dan perbuatan, dan orang-orang yang memaafkan. Amiin…

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.clerobo.com/2015/10/pengertian-hukum-syarat-dan-hikmah.html

http://rajaalmasthuriyah-cestlavie.blogspot.co.id/2009/11/pengertian-qishash-menurut-syara.html

http://rajaalmasthuriyah-cestlavie.blogspot.co.id/2009/11/pengertian-qishash.html

http://cyethra.blogspot.co.id/2009/08/qishash-macam-macam-qishash.html

http://islam-shared.blogspot.co.id/2011/11/macam-macam-qishash.html

http://www.fiqihkehidupan.com/bab.php?id=291

[1] http://rajaalmasthuriyah-cestlavie.blogspot.co.id/2009/11/pengertian-qishash.html

[2] http://www.clerobo.com/2015/10/pengertian-hukum-syarat-dan-hikmah.html

11

Anda mungkin juga menyukai