Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SYARIAH SEBAGAI POKOK AJARAN AGAMA ISLAM

DISUSUN OLEH:

Nurul Alwi Putri Nim 23129357

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA


DOSEN PENGAMPU: Yulizar Bila S.pd,M.Ed

DEPARTEMEN PGSD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul Konsep Seni Tari, Seni Musik, Seni Rupa, dan
Keterampilan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Serly Safitri, M.Pd. sebagai Dosen
pengampu mata kuliah Pembelajaran Seni Rupa yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan
makalah ini, serta kepada pihak yang telah mendukung pembuatan makalah ini.
Kami sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat terbuka dengan kritik dan saran
yang diberikan untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.
Terima kasih.

Oktober,2023
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………ii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………………I
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………………………….1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………I
1.3. Tujuan………………………………………………………………………………………………I

BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………………………………2
1.1. Pengertian Syariat…………………………………………………………………………………2
1.2 Ruang lingkup Syariat Islam…………………………………………………………………………2
1.3 Tujuan Syariat Islam……………………………………………………………………………3-4-5
1.4 Pelaksanaan Syariat Islam………………………….………………………………………………6
1.5. Sumber syariat Islam ……………………………………………………………………………6-7
1.6. Prinsip-prinsip Syariat……………………………………………………………………………7-8
1.7. Hukum Tidak Berubah Karena Faktor Waktu dan Tempat………………………………………8-9

BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………………………………10
1.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………10
1.2. Saran………………………………………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah SWT. Dengan segala pemberian-
Nyamanusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh dirinya.
Tapidengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa akan dzat Allah SWT yang telah
memberikannyaUntuk hal tersebut manusia harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di
dalam kehidupannya dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah SWTHidup yang
dibimbing syariah
akan melahirkan kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah
dan
Rasulnya yang tergambar dalam hukum Allah yang Normatif dan Deskriptif (Quraniyah dan
Kauniyah)
B.RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan penulis sajikan dalam makalah ini adalah:
1. Pengertian syari'at islam
2. Ruang lingkup syaria'at islam
3. Tujuan syari'at islam
4. Pelaksanaan syari'at islam
5. Sumber syari'at islam
6. Prinsip-prinsip syari'at
7. Hukum tidak berubah karena factor waktu dan tempat

C.TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan yang dapat dirasakan oleh penulis dengan adanya penulisan makalah ini adalah
lebih mengetahui lebih dalam tentang Syari'at Islam

1
BAB 2
PEMBAHASAN

APENGERTIAN SYARI'AH

> Secara Etimologi


Kata Syari'ah berasal dari bahasa Arabdari kata Syara'a yang berarti jalan. Syari'ah Islam berarti jalan
dalam agama Islam atau peraturan dalam Islam.
>Secara Terminologi
Syari'ah adalah suatu sistem norma Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannyahubungan

manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan seluruh ciptaan Tuhan di alam semesta

Berdasarkan pengertian diatas, syari'ah dibagi ke dalam dua bagian besaryaitu :

1IbadahIbadah adalah peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya.


2MuamalahMu'amalah adalah peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan
manusia dengan seluruh alam

B.RUANG LINGKUP SYARI'AH ISLAM

Ruang lingkup syari'ah mencakup peraturan-peraturan sebagai berikut :

1Ibadah Khusus (Ibadah Makhdah) yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhannya, meliputi Rukun Islam 2Ibadah Umum (Mu'amalah dalam arti has) yaitu peraturan-peraturan
yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan alam lainnya,

meliputi:
 Muamalah yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan lainnya dalam

hal tukar menukar harta (jual beli dan yang scarti).


 Munakahat yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan orang lain dalam hubungan
berkeluarga (nikah, dan yang berhubungan dengannya
 Jinayat yaitu pengaturan yang menyangkut pidana
 Siyasah yaitu yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan politikAkhlak yaitu mengatur sikap
hidup pribadi

2
C. TUJUAN SYARI'AH ISLAM

Tujuan Syari'ah Islam yang paling utama adalah untuk membangun kehidupan manusia atas dasar

ma'rufat (kebaikan-kebaikan) dan membersihkannya dari munkarat ( keburukan-keburukan )

1.Ma'rufat adalah nama untuk semua kebajikan atau sifat-sifat yang baikyang sepanjang

masa telah diterima sebagai sesuatu yang baik oleh hati nurani manusiaSyari'ah Islam membagi ma'ruf
itu dalam 3 kategoriyaitu:
a.Fardhu wajib. b. Sunah anjuran c. Mubah: boleh
2. Munkarat adalah nama untuk segala dosa dan kejahatan yang sepanjang masa telah dikutuk oleh
watak manusia sebagai sesuatu yang jahat

Syari'ah Islam membagi munkarat itu dalam 2 kategoriyaitu:


aHaram bMakruh

Kemaslahatan yang hakiki pada dasamya adalah kemaslahatan yang ditentukan oleh syariatbukan yang
ditentukan oleh akal yang serba relatif. Dalam hal ini, penting untuk dipahami, bahwa syariat pasti
mengandung maslahatArtinya, di mana ada syariatdi situ pasti ada maslahatDemikianlah sebagaimana
yang dinyatakan oleh kaidah ushul beriku
t‫إحیثما كان الشرع قلمت المصلحة‬

Di mana pun ada syariatdi situ pasti ada maslahat.

Menurut Oleh: K.H. Athian Ali M. Da'i, MA Diturunkannya Syariat Islam kepada manusia tentu
memiliki "tujuan" sangat mulia. Antara lain:

1. Memelihara Kemaslahatan Agama (hifzh al-din)


Agama Islam harus dibela dari ancaman orang-orang yang tidak bertanggung-jawab yang hendak
merusak aqidah, ibadah dan akhlak umatAjaran Islam memberikan kebebasan untuk memilih agama,
seperti ayat Al-Quran: "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).." QS. Al-Baqarah:256.
Akan tetapiuntuk terpeliharanya ajaran Islam dan terciptanya rahmatan lil'alamin, maka Allah SWT
telah membuat peraturan-peraturan, termasuk larangan berbuat musyrik dan murtad: "Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik)
itubagi siapa yang dikehendakiNya. Barang siapa yang mempesekutukan Allah, maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar" QSAn-Nisaa 48. "Barang siapa mengantikan agamanya (murtad), maka
bunuhlah ia" Manusia diberi kebebasan

3
mutlak untuk memilih, "...Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir" (QSAl Kahfi, 18:29). Hadits Nabi saw, riwayat Imam
Bukhari dari ibn Abbas ra. Dengan adanya Syariat Islam, maka dosa syirik maupun murtad akan
ditumpas. 2. Memelihara Jiwa (hifzh al-nafsi)

Agama Islam sangat menghargai jiwa seseorang. Oleh sebab itu, diberlakukanlah hukum Qishash yang
merupakan suatu bentuk hukum pembalasan. Seseorang yang telah membunuh orang lain akan
dibunuh, seseorang yang telah mencederai orang lain, akan dicederaiseseorang yang yang telah
menyakiti orang lain, akan disakiti secara setimpal. Dengan demikian seseorang akan takut melakukan
kejahatan. Ayat
Al-Quran menegaskan: "Hai orang-orang yang beriman! Telah diwajibkan kepadamu qishash
(pembalasan) pada orang-orang yang dibunuh..." QS. Al-Baqarah:178. Namunqishash tidak
diberlakukan jika si pelaku dimaafkan oleh yang bersangkutan, atau daiat (ganti rugi) telah dibayarkan
secara wajar. Ayat Al-Quran menerangkan hal ini"Barangsiapa mendapat pemaafan dari saudaranya,
hendaklah mengikuti cara yang baik dan hendaklah (orang yang diberi maaf) membayar diat kepada
yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula)" QS. Al-Baqarah:178. Menurut "Kamus Istilah
Agama Islam, hukum qishash (hukum pembalasan) tidak dapat dilakukan oleh anak kepada ayahnya,
oleh budak kepada majikannya, oleh orang kafir kepada orang beriman (HR Bukhari Muslim)Dengan
adanya Syariat Islam, maka jiwa orang beriman akan terpelihara.

3. Memelihara Akal (hifzh al-'aqli) Kedudukan akal manusia dalam pandangan Islam amatlah penting.
Akal manusia dibutuhkan untuk memikirkan ayat-ayat Qauliyah (Al-Quran) dan kauniah
(sunnatullah) menuju manusia kamilSalah satu cara yang paling utama dalam memelihara akan
adalah dengan menghindari khamar (minuman keras) dan judiAyat- ayat Al-Quran menjelaskan
sebagai berikut: "Mereka bertanya kepadamu (wahai Muhammad) mengenai kha mar (minuman
keras) dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat
bagi manusia, tetapi dosa kedua-duanya lebih besar dari manfaatnya" QS Al-Baqarah:219.
Syariat Islam akan memelihara umat manusia dari dosa bermabuk-mabukan dan dosa
perjudian.

4. Memelihara Keturunan dan Kehormatan (hifzh al-nashli)

Islam secara jelas mengatur pernikahan, dan mengharamkan zinaDidalam Syariat Islam telah
jelas ditentukan siapa-siapa yang boleh dinikai, dan siapa yang tidak boleh di nikahiAl-Quran
telah mengatur hal-hal ini: "..maka nikahilah wanita-wanita yang kamu sukai, dua atau tiga,
atau empat orang, akan tetapi jika kamu khawatir tidak akan dapat berlaku adil maka
(nikahilah) satu orang saja" QS An-Nisaa"Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik,
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita
musyrik, walaupun dia menarik hatimu❞ QS. Al-Baqarah:221. "Perempuan dan lak-laki yang
berzina, maka deralah tiap-tiap seorang

4
dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman" QS.
An-Nur Syariat Islam akan menghukum dengan tegas secara fisik (dengan cambuk) dan emosional
(dengan disaksikan banyak orang) agar para pezina bertaubat. 5. Memelihara Harta Benda (hifzh al-
mal)

Dengan adanya Syariat Islam, maka para pemilik harta benda akan merasa lebih aman, karena Islam
mengenal hukuman Had, yaitu potong tangan dan/atau kaki. Seperti yang tertulis di dalam Al-Quran:
"Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuripotonglah tangan keduanya (sebagaimana)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari AllahDan Allah Maha perkasa lagi
Maha Bijaksana" Al-Maidah:38. Dengan demikian Syariat Islam akan menjadi andalan dalam menjaga
suasana tertib masyarakat terhadap berbagai tindak pencurian.

6. Melindungi kehormatan seseorang

Termasuk melindungi nama baik seseorang dan lain sebagainya, sehingga setiap orang berhak
dilindungi kehormatannya di mata orang lain dari upaya pihak-pihak lain melemparkan fitnah,
misalnya. Kecuali kalau mereka sendiri melakukan kejahatanKarena itu betapa luarbiasa Islam
menetapkan hukuman yang keras dalam bentuk cambuk atau "Dera" delapan puluh kali bagi seorang
yang tidak mampu membuktikan kebenaran tuduhan zinanya kepada orang lain. Allah SWT berfirman:
"Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik berbuat zina dan mereka tidak
mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) dengan delapan puluh kali
dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka untuk selama- lamanya. Dan mereka itulah orang-
orang yang fasik" (QSAn Nuur, 24:4)Juga dalam firman-Nya: "Sesungguhnya orang-orang yang
menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka
kena laknat di dunia dan akhirat. Dan bagi mereka azab yang besar" (QS. An Nuur,24:23).
Dan larangan keras pula untuk kita berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan dan
menggunjing terhadap sesama mukmin (QSAl Hujurat, 49:12).

7. Melindungi rasa aman seseorang Dalam kehidupan bermasyarakat, seseorang harus aman
dari rasa lapar dan takut. Sehingga seorang pemimpin dalam Islam harus bisa menciptakan
lingkungan yang kondusif agar masyarakat yang di bawah kepemimpinannya itu "tidak
mengalami kelaparan dan ketakutan". Allah SWT berfirman: "Yang telah memberi
makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari
ketakutan" (QS. Al Quraisy, 106:4).

8. Melindugi kehidupan bermasyarakat dan bernegaraIslam menetapkan hukuman yang keras bagi
mereka yang mencoba melakukan "kudeta" terhadap pemerintahan yang sah yang dipilih oleh
ummat Islam "dengan cara yang Islami".

5
Bagi mereka yang tergolong Bughot ini, dihukum mati, digantung atau dipotong secara bersilang
supaya keamanan negara terjamin (QS. Al Maa-idah, 5:33).

D. PELAKSANAAN SYARI'AH ISLAM

Dalam melaksanakan syari'ah ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Bahwa ketentuan Allah dan Rasul-Nya tentang pelaksanaan Syari'ah Islam tidak semata- mata
didasarkan atas klasifikasi hukum saja, misalnya wajib, sunah, mubahmakruh maupun haram. Tetapi
juga harus didasarkan pada niat yang ikhlas karena niat dapat mengubah klasifikasi hukum tertentu.
Misalnya amalan syari'ah yang termasuk dalam kategori wajib seperti shalat. Jika dilaksanakan dengan
niat ikhlas karena Allah, maka kewajiban terpenuhi dan sekaligus mendapatkan pahala.
Dalam melaksanakan Syari'ah Islam hendaknya disertai dengan sikap waradan hati-hati, serta niat yang
ikhlas agar pelaksanaan syari'ah tersebut tidak menjadi sia-sia di sisi Allah swt

2. Bahwa ketentuan Allah dan Rasul-Nya tentang pelaksanaan Syari'ah Islam berhubungan erat
dengan situasi dan kondisi, misalnya dalam situasi perang, shalat dapat dilaksanakan dengan cara
menjama' atau mengqashar seperti dalam keadaan musafirbisa dilaksanakan dengan duduk seperti
dalam kondisi sakit dan sebagainya.
Perubahan situasi dan kondisi sama sekali tidak boleh dijadikan alasan untuk meninggalkan kewajiban
yang telah ditetapkan oleh syari'ah. Kewajiban mutlak harus dilaksanakan dalam situasi dan
kondisi apapun juga, namun peraturan pelaksanaannya boleh mengalami perubahan sesuai
dengan ketentuan syari'ah, karena dalam pelaksanaan syari'ah terdapat kategori rukhsah
( keringanan )

E. SUMBER SYARIAH ISLAM


Sumber-sumber syariah ialah:

1. Al-Qur'an, kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan
merupakan Undang-Undang yang sebagian besar berisi hukum-hukum pokok.

2. Al-Hadist (As-Sunnah), sumber hukum kedua yang memberikan penjelasan dan rincian
terhadap hukum-hukum Al-Qur'an yang bersifat umum
3. Ra'yu (Ijtihad), upaya para ahli mengkaji Al-Qur'an dan As-Sunnah untuk menetapkan
hukum yang belum ditetapkan secara pasti dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah
Dalil-dalil hukum lainnya yang dipegang oleh ulama Ushul secara singkat teruraikan sebagai berikut:

1. Ijma' menurut istilah ulama Ushul kesepakatan semua ijtahidin atas sesuatu hukum pada suatu masa
sesudah Rasulullah. Firman Allah swt, yang erat hubungannya "Hai orang-orang beriman, taatilah
Allah dan rasul-Nya, dan Ulil Amri diantara kamu. (QS. An-Nisa: 59)Tidaklah mungkin para ulama

6
berkumpul untuk melakukan sesuatu kebohongan (dusta)Rasul bersabda yang artinya "Tidaklah
Allah menghimpun ummatku untuk melakukan kesesatan. (H.RIbnu Majah)"

7
2. Qiyas menurut ulama ushul menghubungkan suatu kejadian yang tidak ada nashnya dengan

kejadian lain yang sudah diatur oleh nash, karena adanya persamaan antara keduanya yang disebut
"Illah hukumnya". 3. Istihsan adalah merupakan kebalikan dari Qiyas, karena istihsan memindahkan
hukum suatu peristiwa dengan hukum peristiwa lainnya yang sejenis dan memberikan hukum lain
karena ada alasan kuat bagi pengecualian tersebut. 4Maslahat Mursalah, terdiri dari dua rangkaian kata
yaitu: Mashalat (kebaikan, kepentingan) yang tidak diatur oleh ketentuan syara yang menggunakan
pertimbangan kebaikan akan sesuatu keputusan di ambil dengan melihat kemaslahatan yang akan
timbul dan Mursalah ialah pembinaan (penetapan) hukum berdasarkan.

5.Sadduz zari'ah yaitu menutup segala jalan yang akan menuju pada perbuatan yang merusak
atau mungkar.
6. Istihsan yaitu melanjutkan atau menggunakan sesuatu kaidah hukum yang ada sampai dalil
atau kaidah hukum lain menggantikannya

7. Al-'Urf adalah sesuatu apa yang biasa dijalankan orang, merupakan kebiasaan baik dalam kata-
kata maupun perbuatan keseharian. Urf ialah suatu yang telah sering dikenal oleh manusia dan telah
menjadi tradisinyaBaik berupa perbuatan maupun adat kebiasaan yang baik dalam masyarakat

F. PRINSIP-PRINSIP SYARIAH ISLAM 1. Tidak Mempers ulit (Adam al-Haraj)


Dalam menetapkan syariah Islam, al-Quran senantiasa memperhitungkan kemampuan manusia dalam
melaksanaknnyaItu diwujudkan dengan mamberikan kemudahan dan kelonggaran (tasamuh wa rukhsah)
kepada mansusiaagar menerima ketetapan hukum dengan kesanggupan yang dimiliknya.

2. Mengurangi Beban (Taqlil al-Taklif) Prinsip kedua ini merupakan langkah prenventif
(penanggulangan) terhadap mukallafdari pengurangan atau penambahan dalam kewajiban agama.
Al-Quran tidak memberikan hukum kepada mukallaf agar ia menambahi atau menguranginya,
meskipun hal itu mungkin dianggap wajar menurut kacamata sosial. Hal ini guna memperingan
dan menjaga nilai-nilai kemaslahatan manusia pada umumnya, agar tercipta suatu pelaksanaan
hukum tanpa dasari parasaan terbebani yang berujung pada kesulitan.

3. Penetapan Hukum secara Periodik


Al-quran merupakan kitab suci yang dalam prosesi tasrisangat memperhatikan berbagai aspek, baik
naturalspiritual, kultural, maupun sosial umatDalam menetapkan hukum, al-Quran selalu
mempertimbangkan, apakah mental spiritual manusia telah siap untuk menerima ketentuan yang akan
dibebankan kepadanya?Hal ini terkait erat dengan prinsip kedua, yakni tidak memberatkan umatKarena
itulah, hukum syariah dalam al-Quran tidak diturunkan secara serta merta dengan format yang
finalmelainkan secara bertahap.

7
4. Sejalan dengan Kemaslahatan Universal
Islam bukan hanya doktrin belaka yang identik dengan pembebanan, tetapi juga ajaran yang
bertujuan untuk menyejahterakan manusiaKarenanya, segala sesuatu yang ada di mayapada ini
merupakan fasilitas yang berguna bagi manusia dalam memenuhi kebutuhannya.

5. Persamaan dan Keadilan (al-Musawah wa al-Adalah) Persamaan hak di muka adalah salah satu
prinsip utama syariah Islam, baik yang berkaitan dengan ibadah atau muamalah. Persamaan hak
tersebut tidak hanya berlaku bagi umat Islam, tatpi juga bagi seluruh agama. Mereka diberi hak
untuk memutuskan hukum sesuai dengan ajaran masing-masing, kecuali kalau mereka dengan
sukarela meminta keputusan hukum sesuai hukum Islam.

G. Hukum Tidak Berubah karena Faktor Waktu dan Tempat

Karakteristik hukum Islam sangat berbeda kapitalisme maupun tetapsecara diametral dengan hukum
produk Sosialismehukum Islam dibangun berdasarkan nash-nash syariat yang Dalam Islam, nash-nash
syariat adalah sumber hukum yang kemudian menghukumi realitasSebaliknya, dalam kapitalisme,
misalnya, realitaslah yang menjadi pijakan hukum yang kemudian menghasilkan produk-produk hukum
yang sesuai dengan (mengakomodasi) realitas.

Akibatnya, hukum produk kapitalisme ini berubah-ubah dari waktu ke waktu dan berbeda-beda antara
satu tempat dan tempat lainnyaIni adalah konsekuensi dari dijadikannya realitas yang terus berubah dan
berkembang sebagai pijakan hukum. UU pemilu Tahun 1999, misalnya, yang notabene baru dan
dianggap paling baik dibandingkan dengan UU pemilu sebelumnya, kini telah direvisi dengan alasan
mempunyai kelemahan-kelemahan seiring dengan tuntutan dan perkembangan baru jagat perpolitikan
di Tanah Air. Sementara itu, hukumproduk Sosialisme dibangun berdasarkan hipotesis-teoretis yang
diasumsikan ada dalam permasalahan yang terjadi

Sebagaimana telah dijelaskan, produk hukum Islam digali dari nash-nashsyariat, sementara pada saat
yang sama nash-nash tersebut tidak tetap dan tidak pernah mengalami perubahan. Karena itu, produk
hukumtersebut harus selalu terikat dengan nash dan tunduk pada apa yang dinyatakan oleh dalalah-nya.
Pertimbangan atas dasar perubahan zaman dan perbedaan tempat tidak mempunyai nilai sama sekali di
sini, sebagaimana pertimbangan atas dasar kemaslahatan atau kemadaratan
Perbedaan kultur, kebiasaandan adat istiadat masyarakat juga tidak boleh mempengaruhi hukum Islam.
Sebab, kultur, kebiasaan, dan adat-istiadat bukanlah illat (motif diberlakukannya hukum) dan sumber
hukum. Bahkan, kultur, kebiasaan, dan adat-istiadat acapkali banyak yang bertentangan dengan syariat.
8

9
Sebagaimana dimaklumi, syariat Islam adalah yang itu-itu juga; tidak pernah berubahYang halal akan
tetap halal dan yang haram akan tetap haram. Selamanya begitu hingga Hari kiamat, karena wahyu Allah
telah terputus dan syariat Islam telah sempurna. Karena itu, khamarmisalnya, tidak akan pernah haram
pada satu waktu, kemudian berubah menjadi halal pada waktu lain. Demikian juga keharaman riba,
memata-matai orangIslam, menipu, meminta bantuan kepada orang kafirsuap, dan sebagainyaStatemen
bahwa hukum harus berubah karena faktor perubahan waktu dan tempat tentu merupakan bentuk
keberanian yang luar biasa terhadap Allah. Allah SWT berfirman:

) ‫(وَاَل َتُقوُُلوا ِلََم ا َتِص ُف الِس َنُتُك ُم اْلَك ِذَب َھََذ ا َح الَل َو َھََذ ا حََر اٌم ِلَتْفَتُُر وا َع ََلى ِﷲ اْلَك ِذَب ِإَِّن اَّل ِذ یَن یَْفتَُر وَن َع ََلى َّﷲِ اْلَك ِذَب ال یُْفلُِح وَن‬

Janganlah kalian berdusta dengan sebab apa yang disifatkan oleh lidah kalian"Ini halal dan ini haram"
untuk mengada-adakan sesuatu yang dusta terhadap AllahSesungguhnya orang-orang yang berdusta
terhadap Allah tidak akan berhasil(QS an-Nahl [16]: 116). Apabila hukum Islam harus berubah karena
faktor waktu dan tempat, berarti akan ada satu fakta atau kasus yang memiliki dua hukum sekaligus
halal dan haram meskipun dalamwilayah dan rentang.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN.

Syariah adalah jalan yang menuntun kita kepada Allah dengan mengikutiketetapan- Nya dalam
Al-Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad, sehingga kita mendapat ridho dan surga- Nya, juga agar
dijauhkan dari kemurkaan Allah
Syariat Islam mempunyai peranan dan fungsi untuk mengatur dan menata kehidupan manusia,
mengarahkan kepada jalan kebenaran yang diridhai oleh Allah swttujuan Syari'at Islam adalah
mengatur dan menata kehidupan untuk kebahagian dan kemaslahatan manusia baik sewaktu hidup di
atas dunia fana ini, maupun kelak di negeri akhirat harus dijalankan Syari'at Islam sebagai suatu
pedoman hidup yang hakiki dan sebagai aturan perundang-undangan yang maha lengkap, mengantar
manusia ke pintu kebajikan dan menutup pintu kesesatan.

SARAN

1. Untuk para pembaca tingkatkanlah takwa saudara, taati perintah Allah dan jauhilarangannya.

2. Manusia diciptan sebagai khalifah di bumi, oleh karena itu selayaknya Khalifah kita jaga
kehidupan dibumi cintai alam dan penuh kasih sayang sesama makhluk

3. Aturan syariah secara umum bersumber dari 4 mahzab, dan diantara itu memungkinkan berbeda
aturan dan semuany itu adalah benar, oleh karena itu jangan dipermasalahkan

4. Walaupun ibadah umum itu berkaitan dengan ibadah terhadap sesama manusia tapi niatkanlah
ibadah hanya karena Allah.
5. Ibadah khusus terutama ibadah yang berkaitan dengan harta jangan karena pamer ataukarena iri
terhadap sesama, tapi niatkanlah untuk mengharap ridho Allah

6. Sebagian besar hukum berkehidupan telah ditentukan dalam Al-Quran dan hadis, olehkarena itu
pelajarilah Al-Quran dan Hadis dan maknanya.

DAFTAR PUSTAKA

11
https://ar fahpallaka.wordpress.com/agama/syariah-islam/

http://hizbut-tahrir.or.id/2008/07/03/substansi-syariat-islam/ https://rifka
fani.wordpress.com/about/syariat-islam/ MahfixdRois2011, Al-Islam, ErlangaPalangka Raya

12

Anda mungkin juga menyukai