Disusun oleh:
KELOMPOK 8
KELAS C
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Wasalamualaikum Wr.Wb
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................7
a) Pengertian...........................................................................................7
c) Macam-macam....................................................................................8
d) Sanksi Qishas......................................................................................9
3.1 Kesimpulan.............................................................................................11
3.2 Saran.......................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Fiqih Jinayah jarimah disebut juga dengan tindak pidana. pengertian
jarimah (tindak pidana): menurut bahasa Jarimah adalah melakukan perbuatan-
perbuatan atau hal-hal yang dipandang tidak baik, dibenci oleh manusia karena
pertentangan dengan keadilan, kebenaran dan jalan yang lurus (agama). Pengertian
secara umum jarimah adalah pelanggaran terhadap perintah dan larangan agama,
baik pelanggaran tersebut mengakibatkan hukuman duniawi maupun ukhrawi.
Pengertian jinayah secara bahasa adalah nama bagi hasil perbuatan seseorang yang
buruk dan apa yang diusahakannya.1 Ada beberapa macam pengertian jarimah
(tindak pidana): menurut bahasa Jarimah adalah melakukan perbuatan-perbuatan
atau hal-hal yang dipandang tidak baik, dibenci oleh manusia karena pertentangan
dengan keadilan, kebenaran dan jalan yang lurus (agama).2
Jarimah qisas-diyat adalah perbuatan-perbuatan yang diancamkan hukuman
qisas serta diyat. Jarimah qisas-diyat adalah hukuman yang telah ditetapkan
batasannya, tidak memiliki batas terendah maupun tertinggi, tetapi menjadi batas
perseorangan, dengan pengertian bahwa korban dapat memaafkan pelaku apabila
telah dimaafkan maka hukuman terhadap pelaku telah terhapuskan.
B. Rumusan Masalah
1
Makhrus Munajat, Dekonstruksi Hukum Pidana Islam, Yogyakarta: Logung Pustaka, 2004, h. 1.
2
Para fuqaha memberikan contoh meninggalkan kewajiban seperti menolak membayar zakat,
enggan membayar hutang padahal mampu, mengkhianati amanah, seperti menggelapkan titipan,
manipulasi harta anak yatim, hasil wakaf dan lain sebagainya. Sebagai contoh mengerjakan
perbuatan yang dilarang seperti sumpah palsu, penipuan jual beli,lihat AhmadWardi Muslim,
Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2004, h. 249
4
3. Apa saja macam-macam jarimah tersebut?
C. Tujuan Makalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
6
B. Dasar Hukum Qishas
Adapun yang menjadi dasar hukum qishash terdapat dalam Al-Qur'an pada
surah Al-Baqarah ayat 178-179.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ِصاصُ فِى ْال َق ْت ٰل ۗى اَ ْلحُرُّ ِب ْالحُرِّ َو ْال َع ْب ُد ِب ْال َع ْب ِد َ ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا ُكت
َ ِب َع َل ْي ُك ُم ْالق
َوااْل ُ ْن ٰثى ِبااْل ُ ْن ٰث ۗى َف َمنْ ُعف َِي َل ٗه ِمنْ اَ ِخ ْي ِه َشيْ ٌء َفا ِّت َبا ٌع ِۢب ْال َمعْ ر ُْوفِ َواَ ۤدَا ٌء ِا َل ْي ِه
ان ۗ ٰذل َِك َت ْخ ِفيْفٌ مِّنْ رَّ ِّب ُك ْم َو َرحْ َم ٌة ۗ َف َم ِن اعْ َت ٰدى َبعْ دَ ٰذل َِك َف َل ٗه َع َذابٌ اَلِ ْي ٌم ٍ ِب ِاحْ َس
yaaa ayyuhallaziina aamanuu kutiba 'alaikumul-qishooshu fil-qotlaa, al-hurru bil-
hurri wal-'abdu bil-'abdi wal-ungsaa bil-ungsaa, fa man 'ufiya lahuu min akhiihi
syai-ung fattibaa'um bil-ma'ruufi wa adaaa-un ilaihi bi-ihsaan, zaalika takhfiifum
mir robbikum wa rohmah, fa mani'tadaa ba'da zaalika fa lahuu 'azaabun aliim
ۤ
ِ ص َح ٰيوةٌ ٰيّـاُولِى ااْل َ ْلبَا
َب لَ َعلَّ ُک ْم تَتَّقُوْ ن َ َِو لَـ ُك ْم فِى ْالق
ِ صا
wa lakum fil-qishooshi hayaatuy yaaa ulil-albaabi la'allakum tattaquun
"Dan dalam qisas itu ada (jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang
berakal, agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 179)
7
Selain itu adalah surah Al-Maa'idah ayat 45.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Kami telah menetapkan bagi mereka di dalamnya (Taurat) bahwa nyawa (dibalas)
dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga,
gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada qisasnya (balasan yang sama). Barang
siapa melepaskan (hak qisas)nya, maka itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barang
siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka
itulah orang-orang zalim." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 45)
8
keringanan dan rahmat dari Tuhanmu. Barangsiapa melampaui batas setelah
itu, maka ia akan mendapat azab yang sangat pedih."
Selanjutnya dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:
"Dan kami telah tetapkan terhadap mereka didalamnya bahwasanya
jika dibalas dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga
dengan telinga gigi dengan Gigi koma, dan luka-luka pun ada qishas nya,
maka melepaskan hak itu menjadi penebus dosa baginya. Barang siapa tidak
memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah maka mereka itu
adalah orang-orang yang zalim."
Dari ayat-ayat di atas dapat disimpulkan bahwa: Pertama, qishas
merupakan hukuman pokok terhadap pelaku pembunuhan. Kedua, qishash
dapat diganti dengan hukuman diyat apabila ada pemberian maaf oleh
keluarga korban. Menurut Ibnu Rusyd pemberian maaf itu mesti dari seluruh
atau sebagian wali kurban dengan syarat bahwa pemberian amnesti itu sudah
balik dan tamyiz, karena amnesty merupakan tindakan autentik yang tidak
bisa dilakukan oleh anak kecil dan orang gila.
Apabila keluarga korban menghapus hukuman pokok ini maka
hukuman penggantinya adalah berupa hukuman dia, yaitu dengan membayar
denda berupa 100 ekor unta yang terdiri dari 30 ekor unta hiqqah ( umur 3-4
tahun ), 30 ekor unta jadzah ( umur 4-5 tahun ) dan 40 unta yang sedang
bunting selain itu dia dapat dilakukan dengan membayar diyat 200 ekor sapi.
Atau 2000 ekor kambing, atau uang emas 1000 dinar, atau uang perak sebesar
12.000 dirham.
Diyat pun seandainya bila dimaafkan dapat dihapuskan dan sebagai
penggantinya, kaki menjatuhkan hukuman ta'zir dalam memberitakan
hukuman ta'zir hakim diberi kebebasan untuk memilih mana yang lebih
maslahat, setelah mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan
tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku. Jadi, qishash sebagai hukuman
pokok mempunyai dua hukuman pengganti, yaitu dia dan ta'zir. Di samping
hukuman pokok dan pengganti, terdapat pula hukuman tambahan untuk
pembunuhan sengaja, yaitu penghapusan hak waris dan wasiat.
10
beriman dan jika ia tidak terbunuh dari kaum kafir yang ada perjanjian damai
antara mereka dengan kamu, maka hendaklah si pembunuh membayar diyat
yang diserahkan kepada keluarganya si terbunuh serta memerdekakan hamba
sahaya yang beriman barang siapa yang tidak memperolehnya maka hendaklah
ia sederhana berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara bertobat kepada
Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana."5
Hukuman pokok pada pembunuhan kesalahan adalah diyat dan kafarat.
Diyat pada pembunuhan tidak sengaja berubah 100 ekor unta yang terdiri dari
20 ekor unta betina umur 1-2 tahun, 20 ekor unta jantan umur 1-2 tahun, 20
ekor unta betina umur 2-3 tahun, 20 ekor unta hiqqah dan 20 ekor unta
jadza'ah. Hukuman kafarat berupa memerdekakan Hamas cahaya mukmin atau
berpuasa dua bulan berturut-turut. Hukuman penggantinya adalah puasa dan
taksir serta hukuman tambahannya adalah hilangnya hak wasiat dan
mendapatkan warisan.6
5
Abdul Qadir 'Audah, At-Tasyri' al-Jina'i al-islami Muqaronan al-Qamin al-Wadh'i,
(Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1992), 1:77.
6
M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2013), hal. 136.
7
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), 168
11
Diyat ada dua macam yaitu:
1. Diyat kabir (denda besar) yaitu seratus ekor onta, dengan perincian: 30 ekor
unta betina umur 3 tahun masuk empat tahun, 30 ekor unta betina umur empat
tahun masuk lima tahun, dan 40 ekor unta betina yang sudah hamil.
Diwajibkan denda berat karena:
a Sebagai ganti hukum bunuh (qisas) yang dimaafkan pasa pembunuhan yang
betul-betul disengaja. Denda ini wajib dibayar tunai oleh yang membunuh
sendiri. Hal ini dilandasi hadis nabi:
"sesiapa membunuh orang dengan sengaja, ia diserahkan kepada keluarga
yang terbunuh. Mereka boleh membunuhnya atau menarik denda, yaitu 30
ekor unta betina umur tiga masuk empat tahun, 30 ekor unta betina umur
empat tahun masuk lima tahun, 40 ekor unta betina yang sudah hamil.”
(H.R. al-Turmizi).
b Melakukan pembunuhan “semi sengaja”. Denda ini wajib dibayar oleh
keluarganya, diangsur dalam waktu selama tiga tahun, tiap-tiap akhir tahun
wajib dibayar sepertiga.
2. Diyat Shaghir (denda ringan), banyaknya seratus ekor unta juga, tetapi dibagi
lima: 20 ekor unta betina umur satu masuk dua tahun, 20 ekor unta betina umur
dua tahun masuk tiga, 20 ekor unta jantan umur dua tahun masuk tiga tahun, 20
ekor unta betina umur tiga tahun masuk empat, 20 ekor unta jantan umur empat
tahun masuk lima. Denda ini wajib dibayr keluarga yang membunuh dalam
masa tiga tahun, tiap akhir tahun dibayar sepertiganya. Jika denda tidak dapat
dibayar dengan unta, wajib dibayar dengan uang sebanyak harga unta tersebut.
Ini pendapat sebagian ulama.
Ringannya denda dipandang dari tiga segi:
1. Jumlahnya yang dibagi lima
2. Diajibkan atas keluarga yang bersangkutan
3. Diberi waktu tiga tahun
Berat denda dipandang dari tiga segi juga:
1. Jumlah denda hanya dibagi tiga, sedangkan tingkat umurnya lebih besar
2. Denda diwajibkan atas yang membunuh itu sendiri
3. Denda wajib dibayar tunai
12
Denda perempuan (kalau yang terbunuh perempuan) adalah sperdua dari
denda lak-laki hal ini didasiri gadis nabi:
“dende perempuan seperdua denda laki-laki” (H.R. Amr Ibni Hazm)
Denda orang yang beragama Yahudi dan Nasrani adalah sepertiga dari denda orang
Islam, dan denda orang yang beragama Majusi sepelimabelas dari denda orang
Islam. Keterangannya berdasarkan perbuatan sahabat.
Disempurnakan diyat sebagai diyat membunuh orang yang apabila
anggotaanggota berikut ini atau melenyapkan manfaatnya, yaitu, dua tangan, dua
kaki, hidung, dua telinga, dua mata, lidah, dua bibir, kemaluan, dua pelir,
membisukan, membutakan, menghilangkan pendengaran, menghilangkan
penciuman, dan menghlangkan akal.
BAB III
13
PENUTUUP
Kesimpulan
Qisas adalah hukuman pokok bagi tindak pidana yang objek (sasarannya) adalah
jiwa atau anggota badan yang dilakukan dengan sengaja, seperti membunuh, melukai,
menghilangkan anggota badan. Diyat adalah suatu harta yang wajib dibayar sebab telah
melakukan tindak pidana yang menyebabkan kematian, luka, ataupun hilangnya fungsi
anggota badan. Diyat merupakan hukuman pokok bagi tindak pidana berupa pembunuhan
seperti disengaja, tidak disengaja, pelukaan, dan penghilangan fungsi anggota badan. Diyat
juga merupakan hukuman pengganti dari qisas yang dimaafkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15