Anda di halaman 1dari 9

PENALARAN HUKUM DEDUKTIF

Logika Penalaran Hukum

Kelompok 3
1. Khoridah Naimah 1220092
2. Abid Alimudin Iptek 1220095
3. Rizki Putra Pangestu 1220108

Hukum Ekonomi Syariah C


Penalaran Hukum Deduktif
Penalaran deduktif merupakan proses nalar yang menarik kesimpulan yang bersifat
khusus dari hal-hal yang bersifat umum. Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif bersifat
mutlak benar atau salah dan tidak keduannya bersama-sama.
Umumnya penalaran deduktif mengambil kesimpulan secara logis berdasarkan premis
yang ditemukan. Premis adalah asumsi, pemikiran, dan landasan kesimpulan yang dianggap
benar. Beberapa contohnya sebagai berikut:
Contoh :
Premis 1 (premis maior) : Semua pencuri harus dihukum menurut hukum,
Premis 2 (premis minor) : Johan seorang pencuri
Kesimpulan (konklusi) : Johan harus dihukum menurut hukum.
Proposisi pertama dalam premis (Semua pencuri harus dihukum
menurut hukum) disebut premis mayor, sementara proposisi sisi kedua dalam
premis disebut premis minor. Konklusi merupakan penyimpulan yang ditarik
berdasarkan term yang ada dalam premis.

Silogisme terdiri dari tiga term: subjek (S), predikat (P), dan term tengah
(M). Term tengah berfungsi untuk menghubungkan premis mayor dengan premis
minor guna menarik konklusi. Kebenaran konklusi deduksi sudah terkandung dalam
premis; konklusi tidak melampaui apa yang sudah ditegaskan di dalam premis

Kebenaran konklusi deduksi didasarkan pada apakah premisnya benar


atau tidak dan apakah bentuk argumennya valid atau tidak. Sebuah argumen valid
ketika argumen tersebut memiliki struktur formal di mana premisnya mendukung
kebenaran konklusi. Jika dirumuskan dalam bentuk formalnya, maka contoh
silogisme di atas dapat dirumuskan sebagai:
Premis : M – P,
S - M,
Konklusi: S – P.
Silogisme Dalam Penalaran Hukum Deduktif
Silogisme adalah berasal dari bahasa Yunani yang artinya
konklusi/kesimpulan.
Silogisme merupakan cara menarik kesimpulan secara deduktif, yakni
dari premis-premis umum (mayor) dan khusus (minor). Bentuk dasar silogisme
hanya mengenal tiga proposisi. Dua proposisi sebagai premis dimana premis
pertama adalah premis mayor, premis kedua (premis minor/peristiwa atau
pernyataan khusus dan satu proposisi sebagai konklusi (kesimpulan/silogisme).
Silogisme juga hanya mengenal tiga term (S-M-P). Tidak lebih dan
tidak kurang. Karena jika lebih atau kurang dari tiga term perbandingan tidak dapat
dilakukan dan kesimpulan tidak bisa ditarik.
Kaidah penalaran deduktif (silogisme) terdiri dari kaidah yang berkaitan
dengan term dan kaidah yang berkaitan dengan proposisi. Kedua kaidah ini harus
ditaati sehingga konklusi yang dihasilkan valid.
Penemu pemikiran silogisme adalah Aristoteles. Menurut
Aristoteles silogisme terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan. Kesimpulan
yang ada pada silogisme adalah sangat berhubungan dengan premis pertama
dan presmis kedua.
Jenis Silogisme
SILOGISME KATEGORIK adalah silogisme
yang semua proporsinya merupakan
kategorik. Proporsinya yang mendukung silogisme
disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan
menjadi dua yaitu premis mayor (premis yang termnya
menjadi predikat), dan premis minor (premis yang
termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di
antara kedua premis tersebut adalah term penengah
(middle term).

SILOGISME HIPOTESIS Premis mayor dalam silogisme


ini adalah sebuah hipotesis. Sementara itu, premis
minornya adalah pernyataan kategoris.
SILOGISME ALTERNATIF adalah silogisme yang
terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya
akan menolak alternatif yang lain.
Unsur-unsur Silogisme
• Premis mayor (proposisi pertama),
• Premis minor (proposisi ke dua) dan
• Konklusi atau kesimpulan (disebut juga
konsekuensi/ akibat).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai