Anda di halaman 1dari 9

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

FIQIH NORLAILA.,Dr.,S.Ag.,M.Pd

“QAWAID KHAMSAH ASASIYAH TERHADAP


KORUPSI”

Oleh Kelompok VI :

Ahmad Ridani : 210101020770


Muhammad Afdholi : 210101020195
Muhammad Saupiyani : 210101020012

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
BANJARMASIN
2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berisi
tentang “Qawaid Khamsah Asasiyah Terhadap Korupsi”.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengampu Mata Kuliah fiqih Ibu
Norlaila.Dr.,S,Ag,M.Pd dan juga untuk memperluas pengetahuan para mahasiswa
khususnya kami sebagai penulis dan pembuat makalah ini.

Kami semua telah berusaha untuk dapat membuat Makalah ini dengan baik,
namun kami juga menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan
sebagai manusia biasa.

Oleh karena itu jika didapati berupa kesalahan baik dari penulisan,
penyusunan, maupun bagian isi maka kami pun memohon maaf atas kesalahan
yang terjadi dan apabila para pembaca memberi saran maupun kritik kepada kami
maka kami pun sangat berterimakasih banyak karena dapat mengetahui
kekurangan - kekurangan makalah yang telah kami buat.

Banjarmasin,6 Desember 2022

Kelompok 10

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1

A. Latar belakang..................................................................... 1
B. Rumusan masalah............................................................... 1
C. Tujuan penulisan................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2

A. Qawaid fiqhiyyah................................................................. 4
B. Pengertian Korupsi .............................................................. 8
C. Sebab terjadinya korupsi...................................................... 3
D. Qawaid khamsah asasiyah terhadap korupsi........................ 4

BAB III PENUTUP................................................................................. 4

A. Kesimpulan......................................................................... 4
B. Saran................................................................................... 4

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 5

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Qawaidul fiqhiyah (kaidah-kaidah fiqih) adalah sesuatu yang sangat penting dan
menjadi kebutuhan bagi kaum Muslim. Akan tetapi tidak sedikit orang yang kurang
memahami tentang hal ini, untuk itu perlu kiranya bagi kaum muslim untuk
mempelajari dan mengkaji ulang ilmu ini.
Dengan menguasai kaidah-kaidah fiqih seorang muslim akan mengetahui benang
merah yang menguasai fiqih, karena kaidah fiqih itu menjadi titik temu dari masalah-
masalah fiqih. Selain itu juga akan menjadi lebih arif dalam menerapkan fiqih pada
waktu dan tempat yang berbeda untuk kasus, adat kebiasaan, keadaan yang berlainan.
Dengan mempelajari kaidah fiqih, diharapkan pada akhirnya juga bisa menjadi
lebih moderat dalam menyikapi masalah-masalah politik, ekonomi, sosial, budaya
sehingga kaum muslim bisa mencari solusi terhadap problem-problem yang terus
muncul dan berkembang dalam masyarakat dengan lebih baik.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diambil dari makalah ini adalah apa saja yang terkait
mengenai korupsi dalam qawaid khamsah asasiyah
C. Tujuan Penulisan

Tujuan ditulisnya makalah ini untuk mengetahui qawaid fiqhiyyah terhadap


korupsi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Qowaidul Fiqhiyyah
Dalam pengertian ini ada dua terminologi yang perlu dijelaskan terlebih
dahulu, yaitu qawaid dan fiqhiyah. Kata qawaid merupakan bentuk jama' dari
kata qaidah, dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan kata 'kaidah' yang
berarti aturan atau patokan.1
Sedangkan secara terminologi fiqh berarti, menurut al-Jurjani al-Hanafi:

‫العلم باألحكام الشرعية العملية من أدلتها التفصيلية وهو علم مستنبط‬


‫بالرأي واإلجتهاد وحيتاج فيه إىل النظر والتأمل‬

”ilmu yang menerangkan hukum hukum syara yang amaliyah yang


diambil dari dalil-dalilnya yang tafsily dan diistinbatkan melalui ijtihad
yang memerlukan analisa dan perenungan”

Menurut Musthafa az-Zarqa, Qowaidul Fiqhyah ialah : Dasar-dasar fiqih


yang bersifat umum dan bersifat ringkas berbentuk undang-undang yang
berisi hukum-hukum syara’ yang umum terhadap berbagai peristiwa hukum
yang termasuk dalam ruang lingkup kaidah tersebut.2

B. Korupsi
Secara umum, telah banyak literatur yang menjelaskan korupsi dengan
penjelasan yang beragam. Menurut Jain (2001) terdapat konsensus bahwa
korupsi meurujuk pada tindakan menggunakan kekusaan oelh pejabat publik
untuk keuntungan pribadi dengan cara yang bertentangan dengan peraturan

1
Ahmad Muhammad Asy-Syafii, ushul fiqh al-Islami, iskandariyah muassasah tsaqofah
al- Jamiiyah .1983. hal.4
2
Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqih. Amzah : Jakarta, hal. 13

2
atau hukum. Ada yang menyatakan bahwa korupsi berkaitan dengan penyalah
gunaan jabatan di sektor pemerintah untuk kepentingan pribadi.3
Ada beberapa istilah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadist sebagai
bentuk ekspresi yang mengandung unsur-unsur korupsi, di antaranya:
1) Ghulul
Ghulul adalah pengkhianatan atas amanat yang seharusnya
dijaga. Pada mulanya ghulul merupakan istilah bagi
penggelapan harta rampasan perang sebelum dibagikan. Oleh
karena itu, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Fath al-Bari bi
Syarh Shahih al-Bukhari mendefinisikannya dengan’’al-
Khiyanah fi al-maghnam’’ (pengkhianatan pada harta rampasan
perang).
Hukuman atas kejahatan ini disebut dala QS,Ali Imran:161
bahwa pelaku hanya diberi sanksi diakhirat tanpa membarkan
sanksi yang jelas di dunia.
2) Aklul Suht (Makan Hasil atau Barang Haram)
Dalam Islam,korupsi juga dapat diistilahkan denagan akli suht
(makan yang haram). Al-Suht sendiri berarti memanfaatkan
unsur jabatan atau kekuasaan atau kewenangan untuk
memperkaya diri atau orang lain atau korporasi dengan
menerima imbalan dari orang lain atas perbuatan itu
3) Risywah
Risywah adalah tindakan memberikan harta dan yang
semisalnya untuk membatalkan hak milik lain atau mendapatkan
atas hak milik pihak lain. Al-Shan’ani dalam Subul al-Salam
memberikan makna pada risywah sebagai’’ upaya memperoleh
sesuatu dengan memberikan sesuatu’’.
Dalam Hadist disebutkan, dari Sauban (diriwayatkan
bahwasanya) ia berkata:Rasullah Shallallahu Alaihi Wasallam

3
Jain .A,K,Coruption:A Review. Journal of Economic Surveys,2001

3
melaknat pelaku, penerima dan perantara risywah, yaitu orang
yang menjadi penghubung di antara keduanya (HR. Ahmad).

C. Sebab-sebab terjadinya korupsi

Sebab-sebab terjadinya manusia terdorong untuk melakukan korupsi antara


lain:

a) Sifat tamak manusia


b) Moral yang kurang kuat menghadapi godaan
c) Penghasilan kurang mencukupi kebutuhan hidup yang wajar
d) Kebutuhan hidup mendesak
e) Gaya hidup konsumtif
f) Tidak mau bekerja keras
g) Ajaran-ajaran agama kurang di terapkan secara benar

D. Qawaid khamsah asasiyah terhadap korupsi

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan selesainya penulisan makalah ini, kami sebagai penulis berharap
kepada para pembaca agar dapat mengetahui dan memahami apa saja yang
termasuk dalam asas-asas pembentukan bahan ajar bahasa Arab. Dan kami
menyadarimasih banyak kekeliruan ataupun kesalahan serta kekurangan di
dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca agar penulisan makalah kedepannya lebih baik dan
lebih baik lagi dri sebelumnya.

5
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai