Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKAD KAFALAH
Dosen pengampu : Dr. Ledy Setiawati, S.E., M.Si.

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Juliardin (2201036037)
2. Ryan Adi Saputra (2201036166)
3. Jyjg
4. Fhfth
5. Fjfth

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Pengertian Kafalah............................................................................................................3

B. Landasan Hukum Kafala..................................................................................................4

C. Ketentuan, Rukun dan Syarat Kafalah..............................................................................6

D. Macam-macam kafalah.....................................................................................................7

E. Berakhirnya Akad Kafalah...............................................................................................7

F. Aplikasi Akad Kafalah pada Lembaga Keuangan Syariah...............................................8

G. Perlakuan Akuntansi Kafalah...........................................................................................9

BAB III PENUTUP..................................................................................................................10

A. Kesimpulan.....................................................................................................................10

B. Saran...............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Akad Kafalah ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu
dosen Dr. Ledy Setiawati, S.E., M.Si. pada mata kuliah Akuntansi syariah. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang akad kafalah bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Dr. Ledy Setiawati, S.E., M.Si.
selaku dosen mata kuliah Akuntansi syariah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Samarinda, 11 Mei 2023

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam sebagai ad-din mengandung ajaran yang komprehensif dan sempurna mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia, tidak saja aspek ibadah, tetapi juga aspek muamalah.
Kesempurnaan Islam itu tidak saja diakui oleh intelektual muslim, tetapi juga para
orientalist barat, di H.A.R Gibb yang mengatakan, “ Islam is much more than a system of
theology it‟s a complete civilization.” 1 Ajaran Islam tentang ekonomi cukup banyak,
baik dalam Al-quran, Sunnah, maupun ijtihad para ulama. Berbicara mengenai ruang
lingkup muamalah tentu akan sangat banyak penjelasannya, ada banyak akad dalam
muamalah. Salah satu akad dalam lingkup ilmu muamalah adalah akad al-kafalah yang
akan dibahas dalam makalah ini. Kafalah merupakan kegiatan yang sering dilakukan
oleh masyarakat dalam transaksi muamalah. Islam adalah agama yang sempurna,
termasuk dalam makalah ini akan membahas masalah akad al-kafalah dapat ditemukan
dasar-dasarnya secara syari’ah dalam Al-Qur’an, Al-Hadist, dan ijma Ulama. Termasuk
pembahasan mengenai rukun-rukun kafalah dan skema operasional kafalah serta
aplikasinya di perbankan syariah.

Begitu juga halnya dengan dunia perbankan, terdapat praktek muamalah yang
dijalankan dalam setiap produk yang ditawarkan. Pemerintah telah mengeluarkan
beberapa peraturan sehubungan dengan kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank
Islam, baik Bank Umum Syariah maupun Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Perbankan
Syriah juga menerima jasa-jasa seperti Al-Kafalah, Al-Hiwalah, dan Hijaro sebagai
bentuk keikutsertaan dalam kehidupan bermuamalah di tengah masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian akad Kafalah
2. Landasan Hukum akad Kafala
3. Ketentuan, Rukun dan Syarat akad Kafalah
4. Macam-macam akad kafalah
5. Berakhirnya akad Kafalah
6. Aplikasi Akad Kafalah pada Lembaga Keuangan Syariah
7. Perlakuan Akuntansi akad Kafalah

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari akad Kafalah
2. Mengetahui dari landasan hukum akad Kafalah
3. Mengetahui ketentuan, rukun dan syarat akad Kafalah
4. Mengetahui macam-macam akad Kafalah
5. Mengetahui berakhirnya akad Kafalah
6. Mengetahui perlakuan Akuntansi akad Kafalah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kafalah
Al-kafalah berasal dari kata dalam bahasa Arab ‫ل ك‬DDD‫ )ف‬kafala) yang berarti
menanggung. Sedang secara bahasa Kafalah berati ad-dhaman (jaminan), hamalah
(beban), zama’ah (tanggungan). Kafalah dapat diartikan jaminan yang diberikan oleh
penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau
yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung
jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain
sebagai penjamin. Dalam buku “Ekonomi Syariah Versi Salaf “ Kafalah memilki definisi
secara lebih terssusun dan jelas sebagai kesanggupan untuk memenuhi hak yang telah
menjadi kewajiban orang lain , kesanggupan untuk mendatangkan barang yang
ditanggung atau untuk menghadirkan orang yang mempunyai kewajiban terhadap orang
lain . dalam dalam buku Ekonomi Syariah Versi Salaf itu juga kembali disimpulkan
menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Kafalah adalah akad yang mengandung kesanggupan seseorang untuk menngganti
atau menanggung kewajiban hutang orang lain apabila orang tersebut tidak dapat
memenuhi kewajibannnya.
b. kafalah sebagai akad yang tertuang di dalamnya tentang kesanggupan seseorang
untuk menanggung hukuman yang seharuasnya diberikan kepada sang terhukum
dengan menghadirkan dirinya atau disebut juga sebagai kafalah An Nafs.
c. kafalah yang tertuang di dalamnya tentang kesanggupan seseorang dalam
mengembalikan ‘ain madhmunah peda orang yang berhak.

Pandangan beberapa mahzab tentang Kafalah sebagai berikut;


1. Menurut Hanafiyah
Ulama’- ulama’ hanafiyah mengemukakan dua definisi umtuk kafalah, definisi
pertama adalah kafalah atau dhaman adalah mengumpulkan suatu tanggungan
yang lain dalam penuntutan terhadap jiwa, harta, atau benda. Definisi kedua
adalah kafalah atau dhaman adalah mengumpulkan tanggungan kepada
tanggungan yang lain didalam pokok utang.

3
Dari kedua definisi tersebut, definisi pertama lebih shahih karena lebih umum,
yakni mencakup tiga jenis kafalah, yaitu kafalah terhadap jiwa, utang, atau
benda. Sedangkan definisi kedua hanya mencakup kafalah terhadap utang saja.
2. Menurut Malikiyah
Kafalah, dhaman dan hamalah mempunyai arti yang sama, yaitu penggabungan
oleh pemilik hak terhadap tanggungan penanggung dengan tanggungan orang
yang ditanggung, baik penggabungan tanggungan tersebut bergantung kepada
adanya sesuatu atau tidak.
3. Menurut Syafiiyah
Dhamman dalam pengertian syar’ adalah suatu akad yang menghendaki
tetapnya suatu hak yang ada dalam tanggungan orang lain, atau menghadirkan
benda yang dihadirkan atau menghadirkan badan yang harus dihadirkan.
4. Menurut Hanabilah
Dhaman adalah menetapkan sesuatu yang wajib kepada orang lain sedangkan
sesuatu itu tetap dalam genggaman.

Jadi dengan demikian yang dimaksud dengan kafalah adalah jaminan yang
diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga (makful lahu) untuk memenuhi
kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makful ‘anhu)

B. Landasan Hukum Kafala


1. Al-Quran
Dasar hukum untuk akad memberi kepercayaan ini dapat dipelajari dalam al-
Qur’an pada bagian yang mengisahkan Nabi Yusuf, yaitu firman Allah SWT.

Artinya : “Ya’kub berkata : sekali-sekali aku tidak akan melepaskannya (pergi)


bersama-sama kamu sebelum kamu memberikan janji yang teguh kepadaku atas
nama Allah bahwa kamu pasti kembali kepadaku” (QS Yusuf : 66)7

Ayat al-Qur’an di atas memberikan penjelasan bahwa dalam jaminan atau


tanggungan (al kafalah) harus terkandung suatu perjanjian akad yang kokoh antara
para pihak serta harus berlandaskan rasa saling percaya atas nama Allah, agar
semata-mata akad itu terjadi karena keyakinan seorang muslim.

4
2. Hadist
Jabir bin Abdullah ra. Berkata:
‫لم‬DD‫ه وس‬DD‫لى هللا علي‬DD‫ ُثَّم َأَتْيَنا ِبِه َر ُس وَل ِهَّللَا ص‬,‫ َو َك َّفَّناُه‬,‫ َو َح َّنْطَناُه‬,‫ َفَغَّس ْلَناُه‬,‫ ( ُتُو ِّفَي َر ُجٌل ِم َّنا‬: ‫َو َع ْن َج اِبٍر رضي هللا عنه َقاَل‬
:‫ َفَقاَل َأُبو َقَت اَدَة‬,‫ َفَأَتْيَناُه‬،‫ َفَتَح َّم َلُهَم ا َأُبو َقَتاَدَة‬, ‫ َفاْنَص َرَف‬، ‫ ِد يَناَر اِن‬:‫ َأَع َلْيِه َد ْيٌن ? ُقْلَنا‬: ‫ ُثَّم َقاَل‬,‫ ُتَص ِّلي َع َلْيِه? َفَخ َطا ُخ ًطى‬:‫َفُقْلَنا‬
‫ َفَص َّلى َع َلْي ِه ) َر َو اُه‬, ‫ َنَعْم‬: ‫ َفَقاَل َر ُسوُل ِهَّللَا صلى هللا عليه وسلم ُأِح َّق َاْلَغ ِريُم َو َب ِرَئ ِم ْنُهَم ا َاْلَم ِّيُت ? َق اَل‬، ‫َالِّديَناَر اِن َع َلَّي‬
‫ َو اْلَح اِكُم‬, ‫ َو َص َّح َح ُه ِاْبُن ِح َّباَن‬, ‫ َو الَّنَس اِئُّي‬,‫ َو َأُبو َداُو َد‬,‫َأْح َم ُد‬

Artinya :
Jabir Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seorang laki-laki di antara kami
meninggal dunia, lalu kami memandikannya, menutupinya dengan kapas,
dan mengkafaninya. Kemudian kami mendatangi Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam dan kami tanyakan: Apakah baginda akan
menyolatkannya?. Beliau melangkan beberapa langkah kemudian
bertanya: "Apakah ia mempunyai hutang?". Kami menjawab: Dua dinar.
Lalu beliau kembali.Maka Abu Qotadah menanggung hutang tersebut.
Ketika kami mendatanginya; Abu Qotadah berkata: Dua dinar itu menjadi
tanggunganku. Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Betul-betul engkau tanggung dan mayit itu terbebas darinya." Ia
menjawab: Ya. Maka beliau menyolatkannya. Riwayat Ahmad, Abu
Dawud, dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim.

Imam Al-Bukhari meriwayatkan hadits ini dari Salamah bin al-Akwa’ dan
disebutkan bahwa utangnya tiga dinar.Di dalam riwayat Ibn Majah dari Abu
Qatadah, ia ketika itu berkata, “Wa anâ attakaffalu bihi (Aku yang
menanggungnya).” Di dalam riwayat al-Hakim dari Jabir di atas terdapat tambahan
sesudahnya: Nabi bersabda kepada Abu Qatadah, “Keduanya menjadi
kewajibanmu dan di dalam hartamu sedangkan mayit tersebut terbebas?” Abu
Qatadah menjawab, “Benar.” Lalu Nabi saw. menshalatkannya. Saat bertemu Abu
Qatadah Rasul saw. bertanya, “Apa yang telah dilakukan oleh dua dinar?”
Akhirnya Abu Qatadah berkata, “Aku telah membayar keduanya, ya Rasulullah.”
Nabi saw. bersabda, “Sekarang engkau telah mendinginkan kulitnya.” (HR al-
Hakim).
3. Ijma’ Ulama

5
Para ulama madzhab membolehkan akad kafalah ini. Orang-orang Islam pada
masa Nubuwwah mempraktekkan hal ini bahkan sampai saat ini, tanpa ada sanggahan
dari seorang ulama-pun. Kebolehan akad kafalah dalam Islam juga didasarkan pada
kebutuhkan manusia dan sekaligus untuk menegaskan madharat bagi orang-orang
yang berhutang .
Para ulama sepakat dengan bolehnya kafalah karena sangat dibutuhkan dalam
mu’amalah masyarakat. Dan agar pihak yang berpiutang tidak dirugikan dengan
ketidakmampuan orang yang berutang. Hanya saja, mereka berbeda pendapat dalam
beberapa hal. Perlu diketahui, kafalah yang dilakukan dengan niat yang ikhlas
mempunyai nilai ibadah yang berbuah pahala.

C. Ketentuan, Rukun dan Syarat Kafalah


a. Ketentuan Umum Kafalah
1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).
2. Dalam akad kafalah, penjamin dapat menerima imbalan (fee) sepanjang tidak
memberatkan.
3. Kafalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara
sepihak.

b. Rukun kafalah
1. Sighat Kafalah (ijab qabul), adalah kata atau ucapan yang harus diucapkan
dalam praktek kafalah
2. Makful bih (obyek tanggungan), adalah barang atau uang yang digunakan
sebagai tanggungan.
3. Kafil (penjamin/penanggung), adalah orang atau barang yang menjamin dalam
hutang atau uang sipeutang.
4. Makful’anhu (tertanggung), adalah Pihak atau Orang yang Berpiutang.
5. Makful lahu (Penerima tanggungan), adalah Pihak Orang yang berutang.

c. Syarat kafalah
1. Sighat diekspresikan secara konkrit dan jelas.
2. Makful bih (Obyek tanggungan) bersifat mengikat terhadap tertanggung
dan tidak bisa dibatalkan secara syar’i.

6
3. Kafil berjiwa filantropi (suka berbuat baik demi kemaslahatan orang lain).
4. Makful’anhu memiliki kemampuan untuk menerima obyek tanggungan
baik atas dirinya atau yang mewakilinya. Makful ‘anhu harus dikenal baik
oleh kafil.
5. Makful lahu juga harus dikenal dengan baik oleh kafil.

D. Macam-macam kafalah
1. Kafalah bil Mal : jaminan pembayaran barang atau pelunasan hutang. Bentuk
kafalah ini merupakan sarana yang paling luas bagi bank untuk memberikan
jaminan kepada para nasabahnya dengan imbalan/fee tertentu.
2. Kafalah bil Nafs : jaminan atas diri seseorang karena nama baik atau
ketokohannya. Dalam hal ini, bank dapat bertindak sebagai Juridical Personality
yang dapat memberikan jaminan untuk tujuan tertentu.
3. Kafalah bit Taslim : Jaminan pengembalian atas barang yang disewa, ketika batas
sewa berakhir. Jenis pemberian jaminan ini dapat dilaksanakan oleh bank untuk
keperluan nasabahnya dalam bentuk kerjasama dengan perusahaan, leasing
company. Jaminan pembayaran bagi bank dapat berupa deposito/tabungan, dan
pihak bank diperbolehkan memungut uang jasa/fee kepada nasabah tersebut.
4. Kafalah al-Munjazah : jaminan mutlak yang tdk dibatasi oleh jangka waktu dan utk
kepentingan/tujuan tertentu, Dalam dunia perbankan, kafalah model ini dikenal
dengan bentuk performance bond (jaminan prestasi).
5. Kafalah al-Muallaqah : jaminan ini merupakan penyederhanaan dari kafalah al-
munjazah, di mana jaminan dibatasi oleh kurun waktu tertentu dan tujuan tertentu
pula.

E. Berakhirnya Akad Kafalah


1. Ketika utang telah diselesaikan,
2. Kreditor melepaskan utangnya kepada orang yang berutang, tidak pada penjamin.
Maka penjamin juga bebas untuk tidak menjamin utang tersebut. Namun, jika
kreditor melepaskan jaminan dari penjamin, bukan berarti orang yang berutang
telah terlepas dari utang tersebut.
3. Ketika utang tersebut telah dialihkan (transfer utang/hawalah).
4. Ketika penjamin menyelesaikan ke pihak lain melalui proses arbitrase dengan
kreditor.

7
5. Kreditor dapat mengakhiri kontrak kafalah walaupun penjamin tidak
menyetujuinya

F. Aplikasi Akad Kafalah pada Lembaga Keuangan Syariah


1. Kafalah bin-Nafs
Merupakan akad jaminan dari kafil (penjamin) untuk menghadirkan diri seseorang pada
waktu tertentu di tempat tertentu. Misalkan seorang nasabah yang mendapatkan
pembiayaan dengan jaminan nama baik dan ketokohan seseorang atau pemuka
masyarakat. Walaupun bank secara fisik tidak memegang barang apapun, tetapi bank
berharap tokoh tersebut dapat mengusahakan pembayaran ketika nasabah yang di biayai
mengalami kesulitan.
2. Kafalah bit-Taslim
Jenis pemberian jaminan ini dapat di laksanakan oleh bank untuk kepentingan
nasabahnya dalam bentuk kerjasama dengan perusahaan penyewaan (leasing
company).Jaminan pembayaran bagi bank dapat berupa deposito/tabungan dan
bank dapat membebankan uang jasa (fee) kepada nasabah itu.
3. Kafalah al-Munjazah
Pemberian jaminan dalam bentuk performance bonds “jaminan prestasi”, suatu hal yang
lazim di kalangan perbankan dan hal ini sesuai dengan bentuk akad.
4. Bank Garansi
Bank Garansi merupakan jaminan pembayaran yang di berikan oleh bank kepada
suatu pihak, baik perorangan, perusahaan, badan, atau lembaga keuangan lainnya
dalam bentuk surat jaminan. Garansi bank dapat di berikan dengan tujuan untuk
menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran.
5. Syariah Card
Kafalah dapat di aplikasikan dalam syariah card di samping menggunakan akad
qardh, ariyah atau ijarah. Kafalah dalam hal penerbit kartu adalah penjamin (kafil)
bagi pemegang kartu terhadap Merchant atas semua kewajiban bayar (dayn) yang
timbul dari transkasi antara pemegang kartu dengan Merchant, dan/atau penarikan
tunai dari selain bank atau ATM bank penerbit kartu.
6. Pembukaan L/C (Letter of Credit) Impor
Pembukaan L/C akan menimbulkan kewajiban bagi issuing bank untuk melakukan
pembayaran kepada beneficiary (eksportir/penjual), karena issuing (bank pembuka
L/C) bank mengambil alih kewajiban importir untuk membayar barang yang di

8
bayar kepada eksportir. Untuk itu issuing bank akan meminta jaminan pembukaan
L/C dari importir yang berupa setoran marginal deposit/MD.
7. Standby L/C
Standby L/C adalah suatu janji tertulis bank yang bersifat irrevocable (tidak dapat
di batalkan) yang di terbitkan atas permintaan pemohon untuk membayar kepada
beneficiary (eksportir/penjual) atau bank yang mewakili beneficiary untuk
melakukan penagihan, apabila dokumen yang di serahkan telah sesuai dengan
persyaratan dokumen yang tercantum dalam standby L/C. Dengan demikian,
standby L/C ini dapat berfungsi sebagaimana layaknya garansi maupun L/C di
mana pemegang jaminan akan mendapat pembayaran dari bank sepanjang sesuai
persyaratan standby L/C.
8. Asuransi Syariah (Takaful)
Perusahaan asuransi merupakan pihak penanggung atau penjamin, sedangkan
peserta asuransi adalah pihak tertanggung atau yang di jamin. Sehingga dalam
suatu asuransi terdapat perjanjian antar kedua belah pihak, dimana pihak yang
terjamin di wajibkan membayar premi asuransi dalam masa tertentu, lalu pihak
yang menjamin akan mengganti kerugian jika terjadi sesuatu pada diri si terjamin.

G. Perlakuan Akuntansi Kafalah


a. Akuntansi Bagi Pihak Penjamin
Pada saat menerima imbalan tunai (tidak berkaitan dengan jangka waktu)
Dr. Kas xxx
Cr. Pendapatan kafalah xxx
b. Akuntansi Bagi Pihak Dijamin
Pada saat membayarbeban
Dr. Beban Kafalah xxx
Cr. Kas xxx

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertama, Kafalah adalah salah satu fasilitas perbankan syari'ah yang merupakan
jaminan dari si penjamin, baik berupa jaminan diri maupun barang untuk membebaskan
kewajiban yang ditanggung pihak lain.
Kedua, Kebolehan kafalah sebagai salah satu produk perbankan syari'ah didasarkan
pada nash al-Qur'an al-Karim, Hadis-Hadis Rasulullah SAW. dan pendapat jumhur
ulama sebagaimana telah disebutkan dalam pembahasan di atas, termasuk fatwa Dewan
Syari'ah
Nasional.
Ketiga, Dengan adanya kafalah, pihak yang dijamin atau disebut juga dengan makful
‘anhu dapat menyelesaikan proyek atau usaha bisnisnya dengan ditanggung
pengerjaannya dan bisa selesai dengan tepat waktu dengan jaminan pihak ketiga yang
menjamin pengerjaannya .

B. Saran
Dalam pembahasan tentang kafalah yang penulis sampaikan terdapat beberapa
kekurangan dan kelemahan, kekurangan tersebut terletak pada sulitnya mencari sumber
referensi yang mencukupi, karena dari beberapa buku yang penulis cari, bagian yang
membahas tentang kafalah dirasa sangat kurang dibandingkan dengan bagian yang
membahas masalah fiqh muamalah yang lain seperti mudharabah, musyarakah, wakalah,
dan sebagainya. Bab tentang kafalah hanya dibahas secara garis besar dan tidak
terperinci. Hal ini tentu menjadi faktor penghambat dalam penyusunan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’i. In Bank Syariah, 123. Jakarta: Gema Insani, 2001.

Fadly. jagoakuntansi.com. 2016. https://jagoakuntansi.com/2016/10/31/kafalah/ (accessed 05


11, 2023).

Hosen, Muhammad Nadratuzzaman. "Kamus Populer Keuangan dan Ekonomi Syariah."


Jakarta: pkes publishing, 2007.

Muslich, Ahmad Wardi. In Fiqh Muamalah, 433-435. Jakarta: Hamzah, 2010.

Wirdyaningsih, SH., MH. In Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, 125. Jakarta: Prenada
Media, 2005.

Yunus, Mahmud. "Kamus Arab-Indonesia." Jakarta: PT.Hidakarya Agung, 1989.

11

Anda mungkin juga menyukai