Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MASAILUL FIQIHIYAH
“HUKUM BUNUH DIRI”
DOSEN PENGAMPU : MALIKI M.Ag.

COVER

OLEH :
1. HAERANA (2186208063)

2. HAERANI (2186208064)

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM QAMARUL HUDA BAGU
2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Hukum Bunuh Diri” dengan lancar.

Dalam penulisan makalah ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

terima kasih kepada Bapak Maliki M. Ag. selaku dosen Pengampu mata kuliah

Masailul Fiqihiyah, dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesian

penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para

pembaca pada umumnya.

Bagu, 22 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Bunuh Diri Perspektif Islam.........................................................................3
B. Hukum Pelaku Bunuh Diri dalam Islam.......................................................4
BAB III....................................................................................................................6
PENUTUP................................................................................................................6
A. Kesimpulan...................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidup merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah kepada

manusia. Setiap manusia mempunyai hak mempertahankan hidup untuk

mencukupi kebutuhannya di dunia. Kendati demikian, setiap insane sudah

ditetapkan ajalnya sejak zaman azali dan ketetapan/takdir itu tidak bisa

diajukan atau diundur oleh siapapun, kecuali Allah.

Namun, di era yang semakin canggih ini justru membuat manusia

dilema dengan kehidupan yang dihadapinya. Berbagai masalah akibat

globalisasi mengakibatkan sesorang sulit untuk mempertahankan hidupnya.

Sehingga mengakhiri hidup atau bunuh diri menjadi pilihan akhir bagi mereka

yang sudah tidak mampu menanggung beban dan masalah dalam

kehidupannya. Mereka putus asa dan tidak mau berpikir panjang bagaimana

menyelesaikan masalah dengan baik. Justru dengan mengakiri hidup akan

menambah masalah baru bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya. Ia mengira

bahwa semua masalah akan selesai apabila ia mati dengan bunuh diri. Padahal

mati merupakan dimensi lanjutan proses hidup setelah di dunia, yaitu alam

barzakh.

Berdasarkan uraian di atas, artikel ini akan menjelaskan tentang bunuh

diri dalam perspektif Islam yang ditinjau dari al-Qur’an dan hadis, faktor-

faktor melakukan bunuh diri, serta hukuman bagi pelaku bunuh diri dalam

agama Islam.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan bunuh diri?

2. Bagaimana hokum bunuh diri?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan bunuh diri?

2. Untuk mengetahui hokum bunuh diri

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bunuh Diri Perspektif Islam

Bunuh diri merupakan kegiatan mengakhiri hidupnya dengan

disengaja dan ia sadar terhadap apa yang dilakukannya. Menurut Durkheim,

istilah bunuh diri diterapkan pada semua kasus kematian yang diakibatkan

secara langsung atau tidak langsung dari tindakan positif atau negatif dari

korban sendiri (Suicide, 1982: 110).1 Bunuh diri merupakan jalan pintas yang

dipilih oleh seseorang karena adanya gangguan mental dalam jiwanya.

Allah telah menegaskan bahwa hidup merupakan anugerah yang harus

dimanfaatkan sedemikian rupa untuk beribadah serta melaksanakan perintah

dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan kematian merupakan takdir Allah

yang sudah ditetapkan sejak ia masih dalam kandungan. Sebagaimana firman

Allah QS. An-Nahl ayat 70:

‫َو الَّلُه َخ َلَقُك ْم ُثَّم َيَتَو َّفاُك ْم ۚ َو ِم ْنُك ْم َم ْن ُيَر ُّد ِإَلٰى َأْر َذ ِل اْلُع ُم ِر ِلَك ْي اَل َيْع َلَم َبْع َد ِع ْل ٍم َشْي ًئاۚ ِإَّن الَّلَه َع ِليٌم َقِد يٌر‬

“Allah menciptakan kamu, kemudian memanfaatkan kamu, dan di antara

kamu ada yang dilakembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun)

supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”.

1
https://duniaesai.wordpress.com/2010/10/20/suicide-1897/ diakses tanggal 19 Mei 15
pukul 20.03.

3
Ajaran bunuh diri hanya dikenal dalam ajaran Shinto dari Jepang yang

dilakukan para samurai yang gagal melaksanakan misinya (harakiri). Juga

dilakukan oleh tentara Nippon melawan musuhnya dengan jibaku

(menabrakkan pesawat tempur ke kapal musuh). Namun ajaran bunuh diri

tersebut demi membela keyakinan akan masuk nirwana (surga). Sedangkan

dalam firman Allah QS. An-Nisa’: 29

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamaamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.”

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah mengharamkan bunuh

diri yang mana pelakunya menyegerakan kematiannya dengan sengaja dan

tidak yakin dengan keputusan yang telah ditetapkan Allah. Orang yang seperti

ini biasanya merasa putus asa dan tidak mensyukuri nikmat hidup yang telah

diberikan oleh-Nya.

B. Hukum Pelaku Bunuh Diri dalam Islam

Bunuh diri termasuk dosa besar dan termasuk perbuatan munkar yang

dilarang oleh Allah. Orang yang melakukan bunuh diri sampai tidak ada

kesempatan baginya untuk bertaubat. Banyak cara yang dilakukan oleh

manusia dalam bunuh diri. Diantaranya adalah dengan minum racun, gantung

diri, memotong urat nadi tangan, terjun bebas, atau dengan bom. Apapun

4
alasan dan cara seseorang untuk bunuh diri hukumnya adalah syirik. Pelaku

bunuh diri diancam akan dimasukkan dan disiksa di neraka yang kekal.

Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Siapa yang

menjatuhkan dirinya dari gunung hingga mati, maka di neraka jahanam ia

akan menjatuhkan dirinya, kekal didalamnya selamanya. Siapa yang meneguk

racun sampai mati, maka racun itu akan diberikan di tangannya, kemudian

diminum di neraka jahanam, kekal di dalamnya selamanya. Siapa yang

membunuh dirinya dengan senjata tajam, makaa senjata itu akan diberikan di

tangannya, kemudian dia tusuk perutnya di neraka jahanam, kekal

selamanya” (HR. Bukhori, Muslim, Nasa’i, dan Turmudzi).

Adapun mensalatkan jenazah orang yang melakukan dosa besar seperti

bunuh diri, menurut para ulama berbeda-beda pendapat. Sebagaimana hadis

yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud bahwa Nabi Muhammad tidak

mensholati pelaku dosa besar seperti bunuh diri, namun beliau tidak melarang

orang lain yang ingin mensalatkannya. (HR. Imam Ahmad:164-241 H)

Menurut Imam Syafi’I dan Jumhur Ulama mengatakan bahwa fardhu

kifayah mengurus jenazah pelaku dosa besar. Hukum ini bertujuan agar para

pelaku dosa besar segera sadar dan bertaubat serta kembali kepada ajaran

islam.

5
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa bunuh diri dengan

tegas dilarang oleh Allah melalui ayat-ayat Al Qur’an. Karena bunuh diri

bukanlah jalan satu-satunya menyelesaikan masalah. Justru pelaku bunuh diri

tidak akan diampuni dosanya dan akan disiksa di neraka. Meski demikian,

Imam Syafi’I berpendapat bahwa jenazah pelaku dosa besar tetap disalatkan

sebagaimana orang yang meninggal dalam keadaan normal. Dengan tetap

bersyukur dan tidak putus asa, maka hidup seseorang menjadi berkah.

6
DAFTAR PUSTAKA

Text Book of Culture Psychiatry, Pdf.

https://duniaesai.wordpress.com/2010/10/20/suicide-1897/

http://al-shihab.blogspot.com/2012/01/teori-bunuh-diri.html

Anda mungkin juga menyukai