Anda di halaman 1dari 37

BAB III

PERAN GURU

PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM SEBAGAI

MU’ADDIB DAN

MURSYID DALAM

MENUMBUHKAN

RELIGIUSITAS

PESERTA DIDIK DI SMP

NEGERI 2 SEKOTONG

TAHUN PELAJARAN

2020/2021 METODE

PENELITIAN

KUANTITATIF

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi dengan menggunakan pendekatan

kualitatif.Penelitian kualitatif mempergunakan data yang dinyatakan secara verbal dan

kualifikasinya bersifat teoritis.Data merupakan bukti dalam menguji kebenaran dan

hipotesis pengolahan data dilakukan secara rasional dengan menggunakan pola berpikir

tertentu menurut logika.1

Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian

yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami.Karena orientasinya
demikian, sifatnya mendasar dan naturalistis atau bersifat kealamian, serta tidak bisa

dilakukan dilaboratorium, melainkan dilapangan.2

Maka dalam hal ini lebih menekankan peneliti harus menggunakan diri sendiri

sebagai instrument, namun peneliti juga boleh menggunakan alat instrument lain sebagai

pendukung tugas peneliti sebagai instrument, sekaligus untuk mengikuti data tujuannya

yaitu untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan sesuai dengan realita yang ada.

Maka dari itu penelitian berusaha untuk memaparkan realitas dan berusaha

menggambarkan susatu keadaan beserta segala aspeknya dalam rangka pemberian

informasi sejelas-jelasnya tentang bagaimana peran guru PAI dalam mengembangkan

religiusitas SMP Negeri 2 Sekotong.

Pendekatan penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

deskriptif kualitatif, karena peneliti menganalisis dan menggambarkan penelitian secara

objektif dan mendetail untuk mendapatkan hasil yang akurat terkait fokus penelitian yang
di tunjukan pada Peran Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Mu’addib dan Mursyid

dalam Mengembangkan Religiusitas Siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sekotong

B. Lokasi Penelitian

1. Tempat Penelitiam

Peneliti memilih lokasi ini karena ingin melakukan Penelitian yang berlokasi

di SMP Negeri 2 Sekotong

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian setelah belajar formal usai.

C. Kehadiran Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini peneliti sebagai instrument sekaligus pengumpulan

data, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting yaitu sebagai pengamat penuh,

peneliti langsung mengawasi objek penelitian dan di ketahui subjek penelitian.

D. Sumber Data

Sumber data adalah subjek tempat asal data dapat diperoleh, dapat berupa bahan

pustaka, atau orang (informan atau responden) dan dilihat dari bentuknya sumber data

secara garis besar dapat digolongkan dalam tiga jenis yaitu; sumber dokumenter, sumber

kepustakaan, sumber lapangan.4Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ini ialah

kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-
lain.Jenis datanya di bagi kedalam kata-kata dan tindakan, foto, sumber data tertulis, dan

statistik.5 Sumber data yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut;

1. Data Primer

Data primer atau data dari tangan pertama adalah data yang di proleh langsung

dari subjek penelitian menggunakan alat pengukuran atau pengambilan data langsung

pada subjek sebagai data yang di proleh dari pihak lain, tidak langsung di proleh

peneliti dari subjek yang di teliti.dengan fokus penelitian. Adapun informan tersebut

yaitu guru PAI, coordinator keagamaan, serta beberapa siswa di SMP kelas VIII

2. Data skunder

Data skunder yaitu data yang di proleh dari pihak lain, tidak di proleh oleh

peneliti dari subjek penelitiannya. Data ini berwujud data data dokumentasi atau data

laporan yang telah tersedia.

Adapun data skunder yang akan di gunakan dalam penelitian ini yaitu jurnal-

jurnal maupun tulisan yang di publikasikan melalui internet yang di tulis oleh orang

lain yang berkaitan dengan peran guru pendidikan agama islam (PAI) dalam

mengembangkan religiusitas siswa kelas VIII.

E. Prosedur Pengumpulan data

5
Lexy J. Moleong, Metodologi........, 157
Prosedur pengumpulan data kualitatif merupakan serangkaian langkah-langkah

yang dilalaui peneliti dalam memproleh data yang di butuhkan.Pengumpulan data

meliputi usaha membatasi penelitian, menentukan jenis pengumpulan data kualitatif, serta

merancang usaha perekaman data.Didalam penelitian kualitatif diberikan kebebasan tidak

seperti penelitian kuantitatif yang cendrung normative.Dalam penelitian kualitatif bebas

dalam memilih objek penelitian namun harus tetap dalam ranah kualitatif, peneliti juga

diberi kebebasan untuk menentukan jumlah subjek penelitian namun harus berkaitan

dengan masalah yang akan diteliti, penting bagi peneliti untuk menentukan batasan

penelitian. Penentuan data sangat diperlukan sebagai pendukung utama dalam penelitian.

Ada tiga jenis pengumpulan data dalam penelitian kualitatif;

1. Obsevasi penelitian

Merupakan observasi yang didalamnya membutuhkan peran langsung dari

penelitian untuk terjun di lokasi penelitian.Dalam observasi atau pengamatan setiap

aktivitas yang terjadi di lokasi penelitian.

2. Wawancara kualitatif

Seperti proses komunikasi atau intraksi untuk mengumpulkan informasi

dengan cara tanya jawab antara peneliti dan informan atau subjek penelitian. Dalam

wawancara penulis dapat menggunakan wawancara terpimpin.Jenis pertanyaan dalam

wawancara ini adalah pertanyaan konfirmatif yaitu untuk memastikan data yang ada

dalam teori dengan realita yang terkait dengan peran guru PAI.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan tertulis yang isinya merupakan pernyataan tertulis

yang disusun oleh peneliti untuk keperluan yang akan diproleh untuk lebih

memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang akan diteliti.


F. Instrumen Penelitian

1. Wawancara

Wawancara adalah salah satu instrument yang digunakan dalam penelitian

kualitatif.Selain itu ada juga pedoman untuk wawancara langsung diadakan dengan

orang yang menjadi sumber data dan dilakukan tanpa perantara baik tentang dirinya

maupun tentang segala sesuatu tentang dirinya.Peneliti dapat menggunakan alat dalam

wawancara seperti rekaman, kertas, dan pulpen dll.

2. Observasi

Observasi yaitu dilakukan tanpa perantara terhadap objek yang

diteliti.Observasi dilakukan untuk menemukan data atau informasi dari kejadian atau

pristiwa.Yang diperlukan dalam observasi ini adalah keterampilan khusus dalam

meneliti pengamatan prilaku.

G. Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang di lakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-memilahnya menjadi satuan yang di kelola, mencari

dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang di pelajari, dan

memutuskan apa yang dapat di ceritakan kepada orang lain.6

1. Reduksi Data.

6
Lexy J. Moleong, Metodologi……,248
Setelah peneliti mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi,aktivitas selanjutnya adalah melakukan reduksi data yang di lakukan

dengan membuat abstraksi.Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang

inti, proses dan pertanyaan-peranyaan yang perlu di jaga sehingga tetap berada di

dalamnya.7Dalam reduksi dilakukan juga pembuangan data yang tidak perlu dengan

tujuan untuk mengorganisasi data yang terkumpul sehingga dapat mempermudah

penarikan kesimpulan.

2. Penyajian data (Display Data).

Penyajian data yang di maksud adalah penyajian data yang sudah di edit yang

di organisasi secara keseluruhan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks

naratif. Dengan penyajian data akan mempermudah untuk memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah di pahami.

3. Melakukan Penarikan Kesimpulan.

Tahap ini merupakan tahap terpenting dan yang terakhir dari kegiatan analisis

data penelitian kualitatif.Kesimpulan yang di buat harus benar-benar menunjukkan

keadaan yang sebenarnya.

H. Keabsahan Data dan Temuan

Keabsahan data bisa di sebut sebagai upaya untuk meningkakan derajat

kepercayaan data.8keabsahan data merupakan konsep penting yang di perbaharui dari

konsep kesahihan dan keandalan untuk menentapkan keabsahan data di perlukan teknik

pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan di dasarkan sejumlah kriteria tertentu.

Dalam pengujian keabsahan data metode penelitian kualitatif menggunakan istilah

yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Jadi uji keabsahan data dalam penelitian

kualitatif yaitu:10

1. Ketekunan / keajegan pengamatan


Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan

berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentative. Dalam

situasi yang relevan dengan persoalan atau isu yang di cari dan kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

2. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi di artikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber yang telah ada.Triangulasi di gunakan peneliti dengan

menggunakan strategi yaitu; sumber, penulis menggali dan mencari informasi entang

topic yang di kaji dari beberapa sumber.11

Sedangkan temuan ialah hasil temuan kita ketika melakukan penelitian di

sekolah SMP Negeri 2 Sekotong


BAB IV
PAPARARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data

1. Gambaran umum SMP Negeri 2 sekotong

a. Letak Geografis SMPN 2 Sekotong

SMP Negeri 2 Sekotong merupakan suatu sekolah kejuruan negeri yang

berada di desa pelangan, kecamatan sekotong, kabupaten Lombok barat.Sekolah

kejuruan negeri ini terdapat di jalan bangko-bangko indah yaitu jalan akses antara

sekotong menuju bangko-bangko indah.Dengan hal ini yang menyebabkan jalan

sekolah ini ramai dan sering diminati siswa.

Selain diminati oleh peserta didik dari daerah setempat banyak juga siswa

yang berasal dari desa-desa lain juga.

b. Identitas Sekolah

1) Nama sekolah :SMP Negeri 2Sekotong

2) NPSN 50200396

3) Jenjang Pendidikan :SMP

4) Status Sekolah :Negeri

5) alamatSekolah :pelangan Barat

RT/RW :

Kode Pos 83365


Kelurahan :pelangan

Kecamatan :kec.sekotong

Kabupaten/kota :kab.lombok barat

Provinsi :Prov. Nusa Tenggara Barat

Negara :Indonesia

6) posisi Geografis :-8.782632 Lintang

:115927853 Bujur

7) SK pendirian sekolah 02161011992

8) Tanggal SK Pendirian :1992-05-05

9) Status Kepemilikan :pemerintah daerah

10) Nomor Telpon 087865098155

11) Email :smpn2skt16@gmail.com

12. Website :http://

c. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Sekotong

1. Visi SMP Negeri 2 Sekotong

“MEWUJUDKAN WARGA SEKOLAH MAJU DAN RELIGIUS”

2. Misi SMP Negeri 2 Sekotong

a. Menjunjung tinggi disiplin dan taat terhadap aturan yang telah ditentukan.

b. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, indah, seimbang dan bersih.

c. Menciptakan suasana religious, kekeluargaan, partisipatif, kompetitip.

d. Melestarikan, mengembangkan, dan bangga terhadap budaya local dan

nasional.

e. Memanfaatkan potensi sekolah agar dapat memberikan hasil terbaik bagi

siswa.

f. Peka dan tanggap terhadap kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi.


g. Meletakkan dasar kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual pada

peserta didik.12

d. Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Sekotong

Adapun struktur organisasi SMP Negeri 2 Sekotong dapat dilihat di bawah

ini:

KEPALA SEKOLAH

MOH.JAELANI , S.Pd
WAKIL KEPALA SEKOLAH

H. M HIDAYAT, S.Pd

BENDAHARAAN KESISWAAN KEPALA TATA USAHA


Umi Kalsum Arif Nurhadi, S.Pd Umi Kalsum

KURIKULUM PERPUSTAKAAN KEPEGAWAIAN PERSURATAN


Setyo, Drs. Muhajir Sahnan Zurriyatun T
S.Pd.Gr
PEM. UMUM KEAMANAN PERLENGKAPAN PENJ. SEKOLAH
Emi Auliani SUHAILI Zurriyatun T Ahmadi

HUMAS LAB UKS PUSTAKAWAN


M. Nur Suharman, Arif Nurhadi, Malahayati,
S.Pd.I S.Pd S.Pd.Gr

WALI KELAS

SISWA

12Hasil Observasi, tanggal MASYARAKAT


25 j

uni 2021
e. Keadaan Peserta Didik dan Pendidik SMP Negeri 2 Sekotong

1. Keadaan peserta didik

Peserta didik adalah salah satu bagian terpenting dan tidak bisa dipisah

dengan sekolah karena tanpa peserta didik sekolah tidak mungkin berkembang

dengan sendirinya, serta keberhasilan siswa sangat didukung dan kinerja

siswa.

Dari data tentang keadaan siswa maka mudah untuk diketahui bahwa

terdapat 13 kelas yang berjumlah 389 siswa dengan rincian siswa laki-laki

sebanyak 193 dan perempuan berjumlah 196 siswa/peserta didik.

Di kelas VII sebanyak 125 siswa, 66 siswa laki-laki dan 59 siswa

perempuan. Untuk kelas VIII sebanyak 116, laki-laki 65 siswa dan 51 siswa

perempuan, sedangkan untuk kelas IX sebanyak 148 siswa, laki-laki 62 siswa

dan 86 perempuan.

Untuk mengetahui keadaan peserta didik SMPN 2 Sekotong, maka


telah dibuatkan dalam bentuk tabel sebagai berikut;

Tabel 1

Keadaan Peserta Didik SMP Negeri 2 Sekotong


Berdasarkan Jenis Kelamin13
No KELAS JENIS KELAMIN JUMLAH
Laki-laki perempuan
1 Kelas VII 66 59 125

2 Kelas VIII 65 51 116

3 Kelas IX 62 86 148

Jumlah Keseluruhan 193 196 389

13
Buku Profil Sekolah SMPN 2 Sekotong
2. Sarana dan Perasarana SMP Negeri 2 Sekotong

Sebagai lembaga pendidikan formal, sarana dan perasarana pendidikan

adalah salah satu komponen yang mutlak untuk dijadikan pendukung dalam

kelancaran prosen pembelajaran, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai

dengan maksimal.

Hingga sampai saat ini SMP Negeri 2 Sekotong masih berjalan dan

berkembang dengan lancar sebagaimana sekolah lainnya dengan fasilitas yang

memadai sehingga dapat berkompetisi dan bersaing dengan sekolah-sekolah

lainnya.Saat ini SMPN 2 Sekotong memiliki total 389 secara keseluruhan.

Sedangkan sarana dan perasarana yang dimiliki antara lain;14

Tabel 2
Keadaan Sarana dan Perasarana SMP Negeri 2 Sekotong15
No Fasilitas Jumlah Ket
Ruang
Ruang Pembelajaran Umum

1 Ruang Kelas 14 Baik

2 Ruang Lab. Computer 1 Baik

3 Ruang Lab.Biologi 1 Baik

4 Ruang Perpustakaan 1 Baik

Ruang Penunjang

1 Ruang Kepala Sekolah & 1 Baik


wakil
2 Ruang Guru 1 Baik

3 Ruang TU 1 Baik

4 BP/BK 1 Baik

5 UKS 1 Baik

6 Ruang Koperasi 1 Baik

14
Ibid
15
Ibid
7 Ruang Ibadah 1 Baik

8 Ruang Toilet 2 Cukup Baik

9 Ruang Gudang 1 Baik

10 Ruang Penjaga Sekolah 1 Baik

3. Keadaan Guru SMPN 2 Sekotong

Guru merupakan salah satu faktor terpenting dalam pendidikan, guru

mempunyai tugas untuk mendidik, membimbing, dan memberi arahan kepada

siswa agar siswa mampu berfikir dan mempunyai rasa tanggung jawab. Didalam

proses pembelajaran di sekolah sangat dibutuhkan peran guru oleh karena itu guru

selalu memberikan hal positif terhadap siswa.

Jumlah pendidik SMP Negeri 2 Sekotong sebanyak 43 orang, berikut

daftar guru SMP Negeri 2 Sekotong sebagai berikut;

Tabel 3
Daftar Nama-Nama Guru dan Pegawai Staf Tata Usaha SMP Negeri 2
Sekotong
No Nama Guru Mata Pendidikan Status
Pelajaran Terakhir kepeg

1 Ahmad Suherman S.Pd S1 GTT

2 Ahmadi Paket C PTT

3 Aida Astutik, S.Pd Gr. Matematika SI PNS

4 Ana Yuliana SMA PTT

5 Baiq Nurul Aini, S.PdI S1 GTD

6 Baiq Rosma Kartika, S.Pd Ilmu Penge S1 PNS

7 Baiq Sahni, S.Pd S1 GTT

8 Basirun, S.PdI S1 GTT

9 Emi Auliani Amalia SMA PTT

10 Ernayanti, S.Pd S1 GTD


11 Hakim, S.HI S1 GTD

12 Hamdani, S.Pd S1 GTD

13 Hartawan, S.Pd Bimbingan S1 PNS

14 Hendri, S.Pd S1 GTT

15 I Putu Feby Artana Putra, Pendidikan S1 PNS


S.Pd Gr
16 I Wayan Arya, S.Pd S1 GTT

17 Kadek Krisna, S.Pd S1 PNS

18 H.M. Hidayat S.Pd Matematika S1 PNS

19 Malahayati Putri, S.Pd Gr Bimbingan S1 PNS

20 Marini Rosalind, S.Pd S1 GTT

21 Moh Jaelani, S.Pd Pendidikan S1 PNS

22 Drs. Muhajir Bahasa S1 PNS


Indonesia

23 M Nur Suharman, SPd.I Pendidikan S1 PNS

24 Didi Qodir S1 GTT

25 Nurhayati S1 GTD

26 Ratna Komala Sari, S.Pd S1 GTD

27 Rifa Atul Mahmudah Seni Budaya S1 PNS

28 Sabardi, S.Pd B. Indonesia S1 GTD

29 Safarudin Iskandar, S.Pd S1 GTT

30 Safwan, S.PdI S1 GTT

31 Susnul Wahni, S.Pd S1 PNS

32 Sarjan, S.Pd S1 GTD

33 Setyo Sujadmiko, S.Pd Gr Ekonomi S1 PNS

34 Sri Ulfa A gustina, S.Pd S1 GTD

35 Dra. Suharti Sejararah S1 PNS


36 Suryani, S.Pd S1 GTT

37 Tria Rahmiyati Sumayani, S1 PNS


S.Pd
38 Umi Kalsum S1 PNS

39 Yeni Hardiyanti. S.Pd S1 GTT

40 Yuliana SMA PPT

41 Zulhadi GTT

42 Zurriyatun Toyyibah SMA PNS

43 Kadek Artawan PTT

B. Tema Sesuai Rumusan Masalah

1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Mu’addib dan Mursyid

Pendidik adalah orang yang mendidik, sosok yang sukarela meluangkan

sebagian besar waktunya untuk mengajar dan mendidik siawa. Pendidik merupakan

sosok yang mengemban tugas untuk mengajar, mendidik, dan membimbing. Dalam

konteks pendidik disebut dengan murabbi, mu’allim, mudarris, mu’addib dan

mursyid. Sebenarnya masih banyak lagi tetapi peneliti hanya menjelaskan 2 saja

didalam kontek pendidikan. Jikalau kita merujuk pada al-qur’an dan hadist bahwa

yang menjadi pendidik sebenarnya ialah; allah swt, nabi saw, orang tua, dan orang

lain. Dan empat dia atas tersebut dikenal dengan sebutan pendidik.

Pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik.

Dalam perspektif pendidikan islam, seorang guru memiliki 2 peran yaitu

sebagai mu’addib dan mursyid;

a. Sebagai Mu’addib

Orang yang mampu menyiapkan siswanya untuk bertanggung jawab dalam

membangun perdaban yang berkualitas di masa depan, memiliki adab dan sopan

santun serta menjadi panutan siswa.

b. Sebagai mursyid
Orang yang mampu menjadi model diri atau menjadi pusat aturan, teladan,

dan konsultan bagi siswa.

Berdasarkan uraian di atas bisa kita lihat bahwa jasa guru itu sangat besar

karena jasa seorang guru yang dilakukan pendidik sehingga pendidik disebut

seorang pahlawan.

2. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengembangkan Religiusitas

Siswa di SMP Negeri 2 Sekotong

Sekolah tentunya memiliki beberapa agenda atau kegiatan yang

diselenggarakan olehpihak sekolah tersebut. Kegiatan inilah yang menjadi faktor

penunjang bagi kemajuan sekolah dan itu harus dilakukan dengan maksimal.

Dalam kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh sekolah seperti contoh

membaca surah yasin setiap hari jumat (imtak) dan sekolah tentu mengalami

sebuah proses pembentukan dan terdapat partisipasi dari guru dalam setiap tujuan

serta pengadaan dari kegiatannya. Mengenai hal tersebut guru PAI di SMP

Negeri 2 sekotong memiliki tujuan untuk mengembangkan religiusitas siswa hal

itu dicapai dengan berbagai upaya karena dalam pelaksanaan sebuah kegiatan

harus secara bertahap.

Hasil observasi dari peneliti yaitu munculnya pengembangan religiusitas

siswa yaitu demi kebaikan siswa guru PAI beserta pihak sekolah mengadakan

berbagai kegiatan keagamaan salah satunya adalah rutinan kajian islam yang di

lakukan setiap hari jumat.

Penjabaran pendapat dari bapak M. Nur Suharman terhadap upaya yang

diakukan guru SMP Negeri 2 Sekotong dalam mengembangkan religiusitas siswa

antara lain;
a. Imtaq

Imtaq merupakan 2 gabungan dari kata iman dan taqwa yang masing-

masing memiliki pengertian tersendiri. Imtaq merupakan bentuk prilaku

manusia dalam hubungannya dengan tuhan dan sesama manusia.

1) Yasinan
Setiap hari jum’atsiswa SMP selalu melakukan rutinitas di pagi

hari seperti biasa membaca surah yasin yang di lakukan bersama oleh guru

dan siswa.

2) Siraman rohani atau sekapur sirih

Setelah melakukan pembacaan surah yasin bersama guru selalu

memberikan peluang untuk siswa agar bisa melatih diri dan mengasah

kemampuan siswa dengan cara berpidato, guru menggunakan strategi

silang atau bergeliran karena sangat tidak mungkin satu saja yang

melakukan pidato maksudnya adalah dalam kegiatan pidato semua

mendapat giliran itu salah satu cara untuk mengembangkan atau melatih

mental siswa.

3) Do’a

Begitupun dengan do’a selalu dilakukan dengan cara bergiliiran

supaya religius siswa semakin berkembang.

b. Mengaji satu surah sebelum belajar

Guru selalu medahulukan sikap keagamaan bagi siswanya agar

menjadi suatu kebiasan bagi siswa dan perlu di kontrol secara teratur supaya

lebih berkembang.

c. Menyampaikan nasehat kepada siswa

Guru selalu menasehati siswanya berupa pesan-pesan moral yang baik

karena tidak cukup jika fisik saja yang di uji namun juga mental yang karena

menghadapi situasi yang belum pernah sama sekali dihadapi.

d. Mendorong orang tua agar ikut aktif

Jika biasanya orang tua hanya memantau aktivitas anak saat pulang

sekolah, kini orang tua memiliki peran yang ganda yaitu sebagai orang tua dan

guru di rumah. Dengan begitu guru pun harus mendorong orang tua agar tetap

aktif dalam membantu kebutuhan anak dalam peroses pembelajaran. Guru


dapat memberikan pesan supaya orang tua dapat melihat aktivitas anak-

anaknya atau bahkan menjadi motivator agar anak tetap belajar dengan giat.

e. Sebelum pulang siswa berdo’a bersama

Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi siswa melakukan do;a bersama di

kelas ketika hendak ingin pulang dari sekolah karena sudah menjadi tradisi

peran guru untuk membuat siswa terbiasa dengan kegiatan seperti ini.
Nur Suharman, “beberapa cara atau model yang dilakukan guru dalam

mengembangkan religiusitas siswa diantaranya:

a. Memberikan contoh yang baik

b. Diskusi dengan teman sebangku.

c. Menunjuk salah satu dari beberapa siswa untuk menghapal ayat-ayat pendek.

d. Melakukan praktik bagaimana cara berwudhu dengan benar, bagaimana cara

shalat dengan baik dan benar.

e. Mengaji dengan tepat sesuai dengan bacaan yang ada.21

Dari uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bagaimana cara guru

menanamkan religiusitas terhadap siswanya mengenai cara penyampaian materi

pembelajaran kepada siswanya dan menggunakan metode yang sedikit bervariasi

seperti metode ceramah, dan metode diskusi.


3. Faktor Pendukung dan Penghambat Guru Dalam Mengembangkan Religiusitas

Siswa SMP Negeri 2 Sekotong

Temuan data dari penelitian menunjukkan bahwa faktor pendukung didalam

mengembangkan religiusitas siswa seperti yang dituturkan guruPAI SMP Negeri 2

Sekotong “yang sangat mempengaruhi tentunya dari keluarga juga, karena pendidikan

pertama seorang anak yaitu keluarga.Orang tua juga sangat berperan dalam

membentuk religiusitas seorang anak. Kemudian berpengaruh juga didalam

lingkungan masyarakat atau teman bermain itu juga sangat berpengaruh dalam

lingkungan, misalnya lingkungan sekitarnya mempunyai tradisi keagamaan maka

akan berpengaruh positif juga terhadap anak.23

Hasil wawancara di atas ternyata guru-guru agama di SMP Negeri 2 Sekotong

menggunakan beberapa metode antara lain;

1) Metode Ceramah

Metode yang sering digunakan yaitu metode ceramah karena metode ini

yang paling mengena terhadap siswa ketika mengaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari.

2) Metode pembiasaan
Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan prilaku

pembiasaan religious diterapkan yaitu dengan cara membiasakan senyum, ramah,

saling tolong menolong, jujur dan bertanggung jawab.

3) Metode pendidikan dengan nasehat

Nasehat adalah cara yang digunakan oleh seorang guru untuk memberikan

petunjuk kepada siswa, peringatan atau teguran kepada siswa adalah cara yang

efektif dalam mendidik religious siswa nasehat yang tulus dari seorang guru akan

memberikan pengaruh positif kepada siswa.

a. Faktor pendukung guru dalam mengembangkan religiusitas siswa:

1) Lingkungan sekolah

Siswa merasa nyaman karena lingkungan yang saat ini menjadi tempat

sekolah mereka mempunyai lapangan yang selalu di pergunakan untuk acara

sekolah seperti melakukan kegiatan ektrakurikuler di lapangan, contohnya

seperti bermain basket, bola dan olahraga umum.

2) Sarana dan Perasarana Sekolah

Sekolah SMP Negeri 2 Sekotong mempunyai sarana dan perasarana

yang cukup memadai serta membuat para siswa & siswi merasa senang dan

nyaman melakukan proses belajar mengajar serta berjalannya nilai-nilai

religiusitas siswa.

3) Guru-Guru SMP
Disini guru-guru SMP selalu memberikan support dan memberi

motivasi kepada siswa agar menjadi siswa yang memiliki sikap yang baik

terhadap guru, teman, serta orang yang lebih dewasa dari mereka.

b. Faktor Penghambat

Temuan penelitian menunjukkan faktor penghambat guru PAI dalam

mengembangkan religiusitas siswa SMP Negeri 2 Sekotong seperti yang di

paparkan oleh guru agama di SMP Negeri 2 Sekotong “Untuk faktor penghambat

kendalanya itu waktu dan anak, karena waktu mengajar kita hanya diberikan 1

sampai 2 jam. Dan guru bisa bertatap muka diwaktu proses belajar mengajar saja.

Untuk mendidik siswa supaya religiusnya meningkat.


Hasil observasi di atas dapat disimpulkan beberapa faktor penghambat

guru PAI dalam mengembangkan religiusitas siswa SMP Negeri 2 Sekotong:27

1) Terbatasnya waktu mengajar.

2) Kurangnya kesadaran siswa untuk mengikuti program sekolah

3) Sikap dan prilaku siswa yang beragam

4) Canggihnya tekhnologi dan komunikasi

C. Pembahasan

1. Peran Guru Sebagai Mu’addib dan Mursyid Dalam Mengembangkan

Religiusitas Siswa SMP Negeri 2 Sekotong

Antara istilah Mu’addib dengan Mursyid hampir tidak ada perbedaannya,

namun sedikit penulis mendefinisikan pengertian Mu’addib adalah Guru yang

mengajarkan Adab (etika dan Moral), sementara menurut KBBI pengertian Mu’addib

adalah pemupuk adab, akhlak, nilai atau proses pembentukan dari akhlak, nilai atau

proses pembentukan dari disiplin.

Sedangkan kata Mursyid menurut kaum sufisme adalah seorang yang ahli

dalam memberi petunjuk terutama di dalam bidang kerohanian. Mursyid secara istilah

merupakan mereka yang bertanggungjawab memimpin dan membimbing perjalanan

rohani murid untuk sampai kepada allah SWT dalam proses tarbiyah yang teratur.

Diperkuat dengan hasil wawancara dengan bapak Nur Suharman guru SMP

Negeri 2 Sekotong menuturkan bahwa “Pendidik adalah orang yang memiliki

tanggung jawab untuk mendidik.

a. Peran Guru Sebagai Mu’addib

peran guru sebagai mu’addib yaitu guru mengajarkan tentang adab atau

etika yang baik kepada siswa, guru mendisiplinkan atau guru menanamkan sopan

santun dan akhlak yang baik. Mu’addib digunakan sebagai pendidik adab atau

akhlak sebab hanya terbatas pada kegiatan guru, penghalusan sikap agar berakhlak
baik. Guru harus memberikan contoh dan tauladan yang baik agar bisa di contoh

oleh siswa.

b. Peran Guru Sebagai Mursyid


Peran guru sebagai mursyid yaitu seorang guru memiliki kedalaman

spritual atau penghayatan yang medalam terhadap nilai religiusitas atau ajaran

keagamaan yang memiliki ketaatan dalam menjalankan suatu ibadah, serta

memiliki akhlak yang bagus yang dapat mempengaruhi siswa untuk mengikuti

kepribadian guru melalui kegiatan belajar mengajar.

Secara garis besarnya mu’addib ialah menyiapkan mu’addab yang dapat

melaksanakan pekerjaan-pekerjaan berat yang diletakkan di atas bahu mereka,

mu’addib memiliki budi pekerti yang tinggi, membina kecerdasan akal dan

jasmani yang selaras dengan falsafah yang menitik beratkan potensi siswa

bermoral dan berakhlak. sedangkan mursyid adalah guru yang membimbing

kepada murid untuk berjalan menuju allah SWT dengan menapaki jalan. Dengan

bimbingan guru itu siswa meningkat drajatnya disisi allah mencapai rijalallah,

dengan berbekal ilmu syari’at dan ilmu hakikat yang di perkuat oleh al-qur’an dan

as-sunah serta mengikuti jejak para ulama yang telah terdidik oleh mursyid.

Dengan keterangan di atas, mu’addib dan mursyid semestinya ialah orang

yang tergolong ulama, pemimpin umat yang bersifat kamil lagi mukammil yaitu

pribadinya bersih dan suci serta berakhlak yang terpuji, dan mampu

menyempurnakan siswa-siswanya.

Peran guru sebagai mu’addib ialah pengajar yang yang memiliki peran

sebagai pembina adab. Guru bertanggungjawab mendidik siswa agar memiliki

adab yang baik sebagai seorang mu’addib, guru haruslah memiliki budi pekerti

yang tinggi dan guru sebagai mursyid yaitu mereka adalah seorang ulama pewaris

para nabi yang bertugas membimbing, mendidik dan mengenalkan para muridnya

kepada allah. Begitupun dengan seorang guru yang selalu membimbing, membina

para siswa untuk menjadi siswa yang baik dan saling menghargai.
2. Peran guru pendidikan agama islam dalam mengembangkan religiusitas siswa

SMP Negeri 2 Sekotong

Peran guru sangat penting karena guru adalah contoh untuk anak-anak bukan

hanya guru agama saja termasuk semua guru di sekolah harus memberikan contoh

baik kepada siswa siswi di sekolah. Guru itu sebagai panutan bagi anak-anak jadi guru

harus selalu harus bekerja secara professional dan bertanggung jawab untuk mendidik

serta mengajarkan anak didik dengan pengalaman yang dimilikinya.

Peran guru PAI dalam mengembangkan religiusitas siswa juga sama pada

peran guru sebelumnya, yaitu sama-sama mempunyai tanggung jawab dan kewajiban

dalam mengembangkan religius siswa dengan memberi motivasi, memberi tegurang,

memberikan bimbngan, dan lathan pembiasaan baik dari segi ucapan maupun dalam

bertingkah laku.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, lingkungan pada zaman sekarang ini

sangat dibutuhkan pihak yang bertugas untuk memantau perkembangan religiusitas

siswa di tengah-tengah kondisi lingkungan saat ini. Lingkungan yang saat ini berbagai

macam modelnya, entah itu dari pesoaalan budaya, perbedaan kepercayaan,

perbedaan antar golongan agama, kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat

bahkan kondisi lingkungan pertemanan yang menjadi latar belakang para siswa. Guru

PAI sangat dibutuhkan perannya untuk mengembangkan religiusitas siswa dengan

sangat baik. Karena guru lebih banyak mempunyai waktu bersama siswa. Hal itu

untuk mencegah yang tak diinginkan seperti halnya kenakalan remaja dan lain

sebagainya. Guru PAI menjalankan perannya dalam mengembangkan religiusitas

siswa di SMP Negeri 2 sekotong ini bertujuan untuk mewujudkan tujuan dari

pendidikan islam tersebut.


Penjabaran pendapat dari bapak M. Nur Suharman terhadap upaya yang

diakukan guru SMP Negeri 2 Sekotong dalam mengembangkan religiusitas siswa

antara lain;

a. Imtaq

Imtaq merupakan 2 gabungan dari kata iman dan taqwa yang masing-

masing memiliki pengertian tersendiri. Imtaq merupakan bentuk prilaku manusia

dalam hubungannya dengan tuhan dan sesama manusia. Adapun yang peneliti

maksud dengan imtaq adalah kegiatan hari jum’at terhadap siswa serta tujuan

utamanya agar siswa mampu mengamplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk memudahkan dalam pemahaman, peneliti akan membahas apa yang

dimaksud imtaq secara menyeluruh karena imtaq merupakan dua gabungan yaitu

iman dan taqwa;

Untuk kita ketahui bersama bahwa iman berasal dari bahasa arab artinya

percaya, setia, melindungi dan menempatka sesuatu pada tempatnya. Pada

umumnya iman disini selalu dihubungkan dengan kepercayaan atau berkenaan

dengan agama. Seorang yang beriman berarti mengikuti hati dan perasaan dengan

sesuatu kepercayaan yang tidak dapat di tukar dengan kepercayaan

lainnya.Sedangkan iman menurut istilah adalah keyakinan dalam hati dan

pengucapan dengan lisan. Jadi, iman adalah adalah diucapkan dengan lisan,

dibenarkan dengan hati dan diwujudkan dengan amal perbuatan dengan penuh

keyakinan, sebab yakin adalah kesempurnaan iman.

SementaraTaqwa adalah istilah yang sering disebut dalam hal ibadah,

orang yang bertaqwa akan mendapat kemuliaan baik di dunia maupun di akhirat.

Orang yang bertakwa adalah orang yang takut kepada allah berdasarkan

kesadaran, melaksanaan perintahnya, tidak melanggar larangannya, takut


terjerumus ke dalam perbuatan dosa. Karena saat ini kita sedang berada di

lingkungan sekolah maka siswa mempunyai ketakwaan yang harus di

pertanggungjawabkan ketika berada di sekolah seperti halnya melaksanakan imtaq

setiap hari jum’at dengan cara membaca surah yasin, memberikan siraman rohani,

lalu ber do’a bersama.

1) Yasinan

Jadi,kegiatan yasinan yang sering di laksanakan setiap hari jum’at

pada sekolah SMP yang dimana sisawa melakukan rutinitas di pagi hari

seperti biasa membaca surah yasin yang di lakukan bersama oleh guru dan

siswa. Yang biasanya guru menjadi pemandu di setiap pembacaan surah yasin,

akantetapi guru juga selalu memberikan kesempatan kepada siswanya untuk

melatih dan mengembangkan tingkat prestasi siswa.Karena hal itu akan

bembuat siswa terbiasa akan kegiatan tersebut dan mudah terbentuknya skill

atau kemampuan suatu siswa.dan juga akan membawa dampak positif yang

dapat di petik dari kegiatan di atas.

2) Memberikan siraman rohani atau sekapur sirih

Setelah melakukan pembacaan surah yasin bersama,guru juga selalu

memberikan peluang kepada siswa agar siswa tersebut bisa melatih diri dan

mengasah kemampuan siswa dengan cara memberikan waktu kepadaa siswa

untuk melakukan kegiatan yang biasa di lakukan setelah pembacaan surah

yasin yaitu siraman rohani atau sekapur sirih guna guru memberikan

kesempatan tersebut adalah agar membiasakan siswa untuk mengembangkan

suatu kemampuan pada diri siswa,jadi guru berinisiatif menggunkan cara

tersebut supaya siswa yang lain juga dapat mengembangkan atau melatih
kempampuan mental siswa.hal ini di gunakan supaya tidak guru saja yang

memberikan siraman rohani tersebut.

3) Do’a

Begitupun dengan do’a selalu dilakukan dengan cara bergiliiran hal

tersebut di lakukan supaya tingkat religius siswa semakin berkembang di sini

juga siswa dapat belajar menjadi orang yang bisa memimpin segala bentuk

kegiatan.

b. Mengaji sebelum belajar

Jadi,guru memiliki inisiatif pembiasaan siswa untuk melakukan kegiatan

mengaji sebelum belajar. guru mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan

tersebut agar siswa terbiasa dalam hal kebaikan. Salah satunya dengan mengaji di

dalam kelas setiap hari sebelum mulai belajar, alasan guru dalam pembiasaan

tersebut supaya jika di lingkungan rumah siswa dapat mengamalkan kegiatan

mengaji dan bisa memotivasi anak didik lainnya.

c. Menyampaikan nasehat kepada siswa

Guru selalu menasehati siswanya berupa pesan-pesan moral yang baik

karena tidak cukup jika fisik saja yang di uji namun juga mental yang karena

menghadapi situasi yang belum pernah sama sekali dihadapi. Guru juga berperan

untuk memberi motivasi kepada siswanya agar tetap menjadi siswa yang disiplin

dan tetap bersemangat.

Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa nasehat merupakan hal yang

sangat penting bagi siswa karena selain orang tua yang setiap harinya selalu

memberikan nasehat untuk anaknya di situ juga guru berperan menjadi pengganti
orang tua jika di sekolah yang selalu mengawasi dan memberikan nasehat yang

baik untuk siswanya.28

d. Mendorong orang tua agar ikut aktif

jika biasanya orang tua hanya memantau aktivitas anak saat pulang

sekolah, kini orang tua memiliki peran yang ganda yaitu sebagai orang tua dan

guru di rumah. Dengan begitu guru pun harus mendorong orang tua agar tetap

aktif dalam membantu kebutuhan anak dalam peroses pembelajaran. Guru dapat

memberikan pesan supaya orang tua dapat melihat aktivitas anak-anaknya atau

bahkan menjadi motivator agar anak tetap belajar dengan giat. Orang tua harus

siap membantu guru dalam kondisi apapun karena demi kepentingan orang tua

juga agar anak-anak mereka mempunyai skill yang bagus.

Hasil observasi peneliti disini adalah ternyata guru dan orang tua sama-

sama berperan di dalam mendidik anaknya, ketika siswa berada di lingkungan

sekolah itu sudah menjadi tanggung jawab sekolah dan guru sedangkan jika di

rumah sudah menjadi tanggung jawab sepenuhnya kepada orang tua.29

e. Sebelum pulang siswa berdo’a bersama

Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi siswa melakukan do’a bersama di

kelas ketika hendak ingin pulang dari sekolah karena sudah menjadi tradisi peran

guru untuk membuat siswa terbiasa dengan kegiatan seperti ini.

Siswa SMP Negeri 2 Sekotong memiliki religiusitas yang cukup untuk

kesehariannya, karena selama menuntut ilmu di SMP ada saja bentuk perubahan

yang dimiliki siswa mulai dari saling sapa ketika bertemu di jalan memiliki adab

28
Hasil observasi, 27 juli 2021
29
ibid
sopan santun terhadap orang tua. Bagi siswa yang selalu mendengarkan apa yang

dijelaskan oleh guru ketika di depan siswanya, maka siswa akan lebih mudah

untuk memahami materi yang sudah dijelaskan.Karena guru sangat berperan

sebagai pendidik dan pengajar bagi siswa dan disaat guru sedang menjelaskan

materi ada saja siswa yang kurang memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru

dan disanalah gunanya teman untuk saling mengingatkan karena itu sebagian dari

sikap religiusitas yang harus dikembangkan lagi. Terlebih lagi ketika berada di

dalam kelas maupun di luar kelas siswa haruus memberikan contoh terhadap

terhadap sesama teman supaya siswa yang lain bisa mengambil contoh dari siswa

lain. Memiliki sikap religius dan menjadi siswa yang berprestasi serta mempunyai

adab yang baik maka guru akan lebih senang melihat siswanya memiliki

perubahan di sekolah maupun di luar sekolah.

Guru juga berperan sebagai motivasi yaitu guru memberikan motivasi

terhadap siswa baik itu bakat minat siswanya, cita-citanya, kesadaran untuk

belajar, dan juga motivasi untuk melakukan ibadah yang lebih penting. Jika guru

memberikan contoh yang baik dan bisa menuntun siswa dengan baik maka siswa

akan lebih mudah untuk mematuhi dan meniru perbuatan baik yang diajarkan oleh

siswa dan akan menjadi kebiasaan bagi para siswa dalam kesehariannya. Setiap

anak itu mempunyai akal dan kemampuan yang berbeda apalagi tentang agama

karena siswa SMP tidak berbasik agama maka guru pun tidak bisa memaksakan.

Hanya saja guru berusaha semaksimal mungkin untuk memahami apa yang

disampaikan guru mengenai pelajaran agama.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Guru Dalam Mengembangkan Religiusitas

Siswa

a. Faktor pendukung guru dalam mengembangkan religiusitas siswa:


1) Lingkungan sekolah

Siswa merasa nyaman karena lingkungan yang saat ini menjadi

tempat sekolah mereka mempunyai lapangan yang selalu di pergunakan untuk

acara sekolah seperti melakukan kegiatan ektrakurikuler di lapangan,

contohnya seperti bermain basket, bola dan olahraga umum. Dan di jadikan

juga tempat belajar siswa sehingga tidak merasa jenuh ketika di dalam kelas

saja.

Jadi lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di alam sekitar

yang memiliki makna atau pengaruh terhadap karakter atau sifat seseorang

secara langsung ataupun tidak langsung. Lingkungan dimana anak berada

dalam lingkungan situasi belajar dan lingkungan ini sangat berpengaruh

terhadap tumbuh kembang kepribadian anak., lingkungan sekolah bisa juga

ditempatkan untuk belajar siswa supaya pemikiran siswa sedikit terbuka jika

belajar di lingkungan sekolah supaya tidak terlalu monoton jika di dalam

kelas saja.

Di dalam usaha membentuk tingkah laku pencerminan nilai-nilai

hidup tertentu ternyata bahwa faktor lingkungan memegang peranan penting.

2) Sarana dan Perasarana Sekolah

Sekolah SMP Negeri 2 Sekotong mempunyai sarana dan perasarana

yang cukup memadai serta membuat para siswa & siswi merasa senang dan

nyaman melakukan proses belajar mengajar serta berjalannya nilai-nilai

religiusitas siswa.

Dapat diketahui pula bahwa sarana perasarana sekolah seperti ruang

perpustakaan, ruang koperasi, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang osis,

tempat ibadah, toilet siswa, dan ruang laboratorium seperti itulah fasilitas yang
digunakan siswa di sekolah. Belum juga bentuk-bentuk sarana seperti meja

siswa meja guru, jam dinding kelas dan alat praga. Maka dari itu siswa merasa

senang bersekolah di SMP Negeri 2 Sekotong.

3) Guru-Guru SMP

Disini guru-guru SMP selalu memberikan support dan memberi

motivasi kepada siswa agar menjadi siswa yang memiliki sikap yang baik

terhadap guru, teman, serta orang yang lebih dewasa dari mereka. Bisa dilihat

bahwa guru selalu mengajari prilaku yang baik untuk siswanya supaya

memiliki rasa tanggung jawab kepada diri mereka sendiri.

Dari rangkaian di atas dapat di lihat bahwa peran guru sangat penting

bagi siswa, guru selalu memberi motivasi untuk siswanya agar lebih giat untuk

belajar, guru selalu berada di garda terdepan untuk melihat perkembangan

siswa menjadi teladan yang baik memberikan contoh yang positif supaya

siswa dapat melihat dan meniru bahwa perbuatan baik itu sangat penting

karena guru sangat dibutuhkan oleh siswa untuk pengembangan diri anak-anak

seperti itulah cara mengembangkan religius siswa.

b. Faktor penghambat gurudalam mengembangkan religiusitas;

1) Terbatasnya waktu mengajar, terbatanya waktu sehingga tidak begitu

cukup waktu banyak di dalam mendidik religius siswa yang hanya

diberikan durasi waktu dua jam saja. Memang sudah menjadi target

sekolah memberikan waktu mengajar sekitar 2 jam di sekolah negeri

manapun karena tidak berbasik agama maka dari itu guru harus menerima

jadwal yang sudah ditentukan.

2) Kurangnya kesadaran siswa untuk mentaati peraturan sekolah, sehingga

mengakibatkan sekolah sulit untuk berkembang karena kesadaran siswa


siswi merupakan faktor terpenting untuk mewujudkan sekolah untuk

berkembang dan maju. Dan kurangnya kesadaran siswa diakibatkan

peraturan yang kurang mekan siswa supaya siswa mentaati peraturan

tersebut.

3) Sikap dan prilaku siswa yang beragam memang dimiliki setiap siswa, dan

sudah menjadi tradisi bagi siswa sudah menjadi tugas guru dalam

mendidik atau mengayomi siswa yang memiliki sikap tersebut.

4) Canggihnya tekhnologi dan komunikasi, membuat guru dan siswa harus

benar-benar memanfaatkan kepada hal-hal yang positif seperti halnya

belajar mengajar lewat medsos dan masih banyak lagi manfaat-manfaat

yang positif dari alat tekhnologi untuk memudahkan siswa dalam belajar

mengajar.

Pembawaan yang negative dan tidak bisa untuk dikendalikan, dalam hal ini

siswa mempunyai watak yang keras sehingga sulit bagi seorang guru untuk

mengarahkan dan memberi nasehat. Serta mempunyai perasaan rendah diri dan

kurang mampu mensosialisakan diri pada lingkungan dalam hal ini siswa lebih suka

menutup diri sehingga sulit bagi guru melakukan pendekatan sehingga hal tersebut

mempersulit guru dalam proses pengembangan religiusitas siswa.

Anda mungkin juga menyukai