Anda di halaman 1dari 14

FIQIH

"PENGERTIAN QISASH DAN DIYAT"

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih

Oleh:

Naila Maghfirotin Mukarromah

Dosen:

Khoerul Imam Mahdi, S.H., M.H

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL HUDA AL-AZHAR

KOTA BANJAR

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia- Nya sehingga kami dapat menyelasikan tugas makalah
mata kuliah fiqih dengan judul " Qishas dan Diyat". Sholawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Tidak lupa kami mengucapakan terimakasih
kepada dosen pengampu mata kuliah fiqih atas bimbingan yang telah diberikan serta pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi

Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikan dalam kehidupan sehari-hari.

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman

Sidareja,02 Oktober 2023

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam islam melakukan tindakan pidana dapat dikenakan sanksi sesuai dengan
tindakan pidana yang dilakukan. Hal ini yang sering disebut dengan qishas. Selain itu juga
ada hukuman yang mewajibkan pihak terpidana untuk membayar denda kepada pihak yang
teraniaya dan hal ini sering disebut diyat

Islam sebagai agama yang mengatur segala aspek bagi kehidupan manusia pastinya
memiliki sebuah dasar yang paling penting yaitu keadilan. Ini terbukti dengan adanya
firman Alloh Swt

‫غي ظ ُ ك ْم لَ َ علَّ ُ ك ْم‬ ‫ئ ذى ا ْلق ْ ن ع ِ ن ا ۤ ُ م ْن‬ ‫وا سا ْيتَ ۤا‬ ‫ِان َ ّ ُ م ْ ل‬


ِ ْ ‫َب‬
1
‫تَذَ َّك ُر ْون‬ ‫ْلَفح ا َك ِر‬ ‫ِْلح ِن وِا‬ ْ
‫ِع وا ْل‬ ‫ْر ٰبى ٰهى‬ ‫لال ُر أ َعدْل ا‬
‫ِء وا ْل‬ ‫و َي‬
‫ش‬

Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat


kebajikan,memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan
keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran".

Jarimah merupakan ilmu tentang hukum yang berkaitan dengan perbuatan tindak
pidana dan hukumnya. Misalnya pembunuhan, merusak atau menghilangkan anggota
tubuh orang lain. Sedangkan untuk hukuman yang dikenakan terdapat tingkatan-tingkatan
yang terperinci misalnya pada kasus pembunuhan. Tingkatan-tingkatan hukuman ini
disesuaikan dengan jenis tindak pidana yang dilakukan.

Jarimah qisas dan diyat adalah jarimah yang diancam dengan hukuman qisas atau diyat.
Baik qisas maupun diyat kedua-duanya adalah hukuman yang sudah di tentukan oleh

1
QS. Al-Nahl (16) :90
syara'. Perbedaanya dengan hukuman hadd adalah bahwa hukuman hadd merupakan hak
Alloh, sedangkan qisas dan diyat merupakan hak manusia (hak individu).2

Dalam makalah ini akan dibahas dimana qishash adalah hukuman yang secara
aplikasinya harus dilaksanakan balasan yang setimpal atau seimbang dengan nilai yang
dilakukan pembunuh, apabila hukuman itu tidak dapat dilakukan atas dasar alasan tertentu
maka dapat diganti dengan hukuman diyat yaitu membayar denda dari perbuatan
pembunuhan dengan persetujuan ahli waris dari korban.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan tentang , Qisas dan Diyat serta
pokok-pokok yang penting di dalamnya ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami tentang Jarimah, Qisas dan Diyat serta pokok-pokok
yang penting di dalamnya.

2
http://www.islamcendekia. Com/
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Pengertian jarimah

Didalam hukum pidana islam ada dua kata yang mempunyai makna yang hampir
sama namun sesungguhnya berbeda yaitu kata jinayah dan jarimah. Menurut pengertian
yang penulis pahami, jinayah adalah hal-hal yang berkutat pada hukum atau aturan-aturan
pidana sedangkan jarimah merujuk pada perbuatan piadana yang dilakukan mukallaf.
Dalam Al-Quran istilah yang digunakan untuk tindak pidana adalah jarimah bukan jinayah.

Pengertian jarimah yang dikemukakan oleh imam Al- Mawardi adalah:

‫الجراءم محضورات شرءية زجرا ا هلال تعا لي عنها بحدا وتعزير‬

"Jarimah adalah perbuatan perbuatan yang dilarang oleh syara' yang diancam oleh
Alloh dengan hukuman had dan ta'zir."

2. Pengertian Qishash

Kata kisas (qishash) yang dalam bahasa arab " "‫قصاص‬secara bahasa memiliki arti
"mengikuti jejaknya atau kesanya" (
)‫تنع ْالثر‬seperti " "‫ْالثر قصصت‬berarti "aku mengikuti
jejaknya". Akan tetapi, menurut al- fayumi kata kisas lebih sering dimaknai dengan
menghukum pembunuh dengan membunuh, mencederakan pencedera, memotong tangan
orang yang memotong tangan.3 Secara istilah kata kisas memiliki arti

""‫القصاص ان يفعل با الفا عل الجاني مثل ما فعل‬

Artinya: kisas adalah diperlakukan pada yang melakukan jinayah seperti apa ia
lakukan

Qishash berasal dari kata "qaseha" yang artinya dia memutuskan atau dia
mengikuti jejak barunya, dan karenanya ia bermakna sebagai hukum balas yang adil atau

3
Ahmad bin Muhammmad bin Ali al-fayumi, al-mishbah al-munir fi Ghorib al-syarh al-kabir (Beirut: al-maktabah al
ilmiyyah, t.t.) 505
Pembalasan yang sama atas pembunuhan yang telah dilakukan dilakukan. Pengertian
tersebut atau digunakan untuk arti hukuman karena orang yang berhak atas qishas
mengikuti dan menelusuri tindak pidana pelaku. Qishas juga diartikan keseimbangan dan
kesepadanan. Sehingga qishash dapat diartikan memberikan balasan kepada pelaku
kejahatan sesuai dengan kejahatan yang telah diperbuatnya itu.

3. Pengertian Diyat

Hukuman qishash untuk pembunuhan sengaja adalah hukuman pokok. Apabila


hukuman tersebut tidak dapat dijalankan, karena sebab-sebab yang dibenarkan syara' maka
hukuman penggantinya adalah hukuman diyat untuk qishash .

Kata ad Diyat dengna tanpa tasydid "ya" adalah jamak dari kata "diyah" asal kata
diyah itu adalah widyunbdengan kasrah "waw", masdar dari kata "wada" misalnya dalma
kata "wadal Qatila yad i-hi" apabila diberikan dendanya kepada walinya. Kata "widyun"
dibuang fa'ul kalimat lalu diganti ta tanist sehingga menjadi diyah. Diyat adalah harta
benda yang wajib dutunaikan oleh sebab tindak kejahatan, kemudian diberikan pada si
korban kejahatan atau walinya.

B. Dasar Hukum Qishash dan Diyat

1. Dasar Hukum Qishash

Para ulama dalam hal ini mengambil rujukan untuk menyadarkan hukum qishash .
Sebagaimana firman Allah SWT antara lain:

Artinya:" Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu (melaksanakan) Qisas


berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka,
hamba sahaya dengan hamba sahaya, dan perempuan dengan perempuan. Siapa yang
memperoleh maaf dari saudaranya hendaklah mengikutinya dengan cara yang patut dan
hendaklah menunaikan kepadanya dengan cara yang baik. Yang demikian itu adalah
keringanan dan rahmat dari Tuhanmu. Siapa yang melampaui batas setelah itu, maka ia
akan mendapat azab yang sangat pedih." (QS Al Baqarah:178-179)
Dalam ayat ini islam telah mengurangi kengerian. Pembalasn dendam yang
berkesumat dan bahkan lebih. Kesamaaan dalam pembalasan ditetapkan dengan rasa
keadilan yang ketat , tetapi ini memberikan kesempatan jelas bagi perdamaian dan
kemampuan.

Menurut ayat ini bahwa masalah balas bunuh itu ada beberapa macam

a seorang laki-laki merdeka kalau membunuh seorang laki laki merdeka, maka wajib dia
bunuh

b. Seorang hamba jika membunuh seorang hamba maka wajib dia bunuh

c. Seorang perempuan merdeka jika dia membunuh seorang perempuan merdeka maka
wajib dibunuh

d. Seorang hamba jika membunuh seorang merdeka, maka wajib dia bunuh serta tuanya
wajib memberi diyat kepada waris orang merdeka yang terbunuh itu

e. Seorang merdeka jika membunuh seorang hamba, maka wajib dia bunuh tetapi tuan dari
si hamba harus membayar diyat kepada waris si merdeka yang dibalas bunuh itu

f. Seorang perempuan jika membunuh seorang laki laki merdeka, maka wajib dia bunuh
serta waris si wanita itu wajib membayar diyat kepada waris si laki laki yang terbunuh itu

g. Seorang laki laki merdeka kalau membunuh seorang perempuan, maka ia wajib dibunuh,
tetapi waris si perempuan itu wajib memberi diyat kepada waris si laki laki yang dibalas
bunuh itu

Barang siapa mendapatkan sebagian pengampunan dari pihak waris si mati maka
lepas dia dari hukum balas bunuh. Tetapi dia wajib menyerahkan diyat kepada ahli ahli
waris si mati. Karena itu merupakan satu kelonggaran dan rahmat dari Allah. Sehingga jika
melanggar batas ( melakukan pembunuhan lagi) maka niscaya akan mendapat siksa yang
pedih di akhirat.

"Dan tentang (menjalankan hukuman) qishash itu ada keselamatan nyawa buat kamu,
hai orang orang yang mempunyai fikiran. Supaya kamu (terpelihara dari kejahatan)"
Allah memberikan hukuman yang berat untuk menjaga keselamatan dan ketentraman
umum. Memang hukuman terhadap orang salah terutama adalah untuk menakut-nakuti
masyarakat, agar jangan terjadi lagi perbuatan seperti itu. Hal inilah salah satu bukti bahwa
kecintaan dan keadilan Allah dalam mejaga umat manusia agar dapat hidup rukun dan
sejahtera. Sehingga semua hal yang kelihatannya menakutkan bukan berarti itu akan
merusak peradaan manusia.

“ Dan kami telah tetapkan terhadap mereka didalamnya At Taurat) bahwasanya jiwa
(dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga,
gigi dengan gigi, dan luka-luka pun ada qishashnya. Barang siapa yang melepaskan (hak
qishash) nya maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barang siapa tidak
memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, mereka itu adalah orang-orang
zalim” (QSAl-Maidah:45)

Sedangkan hadist nabi yang digunakan sebagai rujukan sebagai dasar hukum jarimah
qishash adalah dari Ibnu Mas’ud ia berkata: telah bersabda rasullulah saw: “tidak halal
darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah dan
sesungguhnya saya rasullulah, kecuali dengan salah satu dari tiga perkara: duda yang
berzina (zina muhshan), membunuh jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya yang
memisahkan diri dari jama’ah.” Muttafaqun alaih

2. Dasar Hukum Diyat


Untuk dasar hukum dari diyat kita dapat menyimak sebagaimana yang

telah difirmankan Allah dalam surat An Nisa’ ayat 92

“ dan barang siapa membunuh orang mukmin dengan tiak sengaja,maka hendaklah dia
memerdekakan seorang hamba yang mukmin (kafarat) sertamembayar denda (diyat)
kepada keluarga yang telah terbunuh kecuali jika mereka (keluarga si terbunuh)
bersedekah.” (QS An Nisa’: 92)

C. Pandangan dalam Perspektif Syariat Islam


Perbuatan membunuh orang adalah sebesar-besar dosa selain ingkar, maka oleh
karena kejinya perbuatan ini, juga untuk menjaga keselamatan dan
ketentraman umum. Allah yang maha Adil dan Mengetahui memberikan
balasannyang layak (setimpal) dengan kesalahan yang besar itu, yaitu hukum berat didunia
atau dimasukkan ke dalam neraka nanti di akhirat Dalam firman Allah yang tercantum
dalam Al Qur’an

“Barang siapa membunuh orang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah
neraka jahanam, kekal ia didalamnya, Allah murka kepadanya, serta dikutukiNya dan
disediakan-Nya siksa yang berat ”. (QS An Nisa’: 93)

Selain itu juga dijelaskan dalam surat Al Baqarah: “ Hai orang orang yangberiman,
diwajibkan atas kamu melakukan qishash (balasan yang sama dengan perbuatan) sebab
membunuh orang ” (QS Al Baqarah: 178)

Bagi orang yang membunuh tergantung tiga macam hak terhadapnya yaitu hak Allah,
hak ahli waris dan hak yang telah dibunuh. Apabila dia tobat dan menyerahkan dirinya
kepada ahli waris (keluarga yang dibunuh) maka ia terlepas dari hak Allah dan hak ahli
waris

D.Macam-macam Qishash
Maksud dari macam-macam kisas dan diyat adalah jenis-jenis dari kejahatan atau
pidana yang dihukum dengan cara kisas atau diyat . Seorang ulama kontemporer yaitu
Syaikh ‘Abd al-Qâdir ‘Audah menjelaskan secara global ada 5 jenis kejahatan yang masuk
di dalam akibat hukum kisas atau diyat.

Lima kejahatan tersebut adalah 1) Pembunuhan sengaja ( ;)2‫ )العمد القتل‬pembunuhan yang
menyamai sengaja ( ; )3‫ )العمد شبه القتل‬pembunuhan yang tidak sengaja ( ; )‫)القتل الخطا‬4
pencederaan sengaja ( ; )5‫ )العم““د الج““رح‬pencederaan yang tidak sengaja ( ‫) الخط““ا الج““رح‬.4
Pengertian pembunuhan adalah sebuah pekerjaan ynag melenyepakan nyawa yaitu
pembunuh jiwa5. pengertian lainya adalah sebuah

4
Abd Al-Qadir' Audah, Al-tasyri al-janai al-islami ( Beirut: Mu'assasah al- Risalah 1992), vol. 1,663.

5
Muhammad al-syirbini al-khatib, Mughni al-Muhtaj (Beirut: Dar al- kutub al- ilmiyyah, t.t.), vol. 5,211
pekerjaan hamba yang menyebabkan hilangnya nyawa. 6 Syaikh‘Abd al-Qâdir‘Audah
menjelaskan bahwa pembunuhan itu adalah melenyapkan ruh anak Adamdengan perbuatan
anak Adam yang lain.7

Dalam pelanggaran pembunuhan yang dilarang dapat dibagi menjadi beberapa bagian:

1.Menurut Imam Malik, pembunuhan dibagi menjadi dua:

Pembunuhan sengaja

Pembunuhan karena kesalahan2.

2.Menurut Jumhur Fuqaha, pembunuhan dibagi menjadi tiga

Pembunuhan sengaja

Pembunuhan menyerupai sengaja

Pembunuhan karena kesalahan

Sedangkan pembunuhan menurut fuqaha yang digariskan ada dua macam bila
dipandang melalui unsur-unsur pembunuhannya:

1. Pembunuhan yang dilarang, yaitu pembunuhan yang dilakukan dengan melawan hukum

2. Pembunuhan dengan hak, yaitu pembunuhan yang dilakukan dengan tidak melawan
hukum seperti membunuh orang murtad, atau pembunuhan yangdilakukan oleh algojo
yang diberi tugas melakukan hukuman mati, seperti hukuman potong leher (pancung).

Pada kasus pembunuhan yang disengaja, pembunuh wajib di qishash kecuali jika
dimaafkan oleh ahli waris yang terbunuh dengan membayar diyat(denda) atau dimaafkan
sama sekali.Sedangkan pembunuhan yang menyerupai (seperti disengaja) seperti sengaja
memukul orang tetapi dengan alat yang tidak mematikan, kemudian orang tersebut mati
karena pukulan tersebut. Dalam hal ini tidak wajib qishash hanya

6
Kamal a-Din bin Abd al -Wahid ibn al- Himam, Fath al-Qadir (Beirut: Dar al- fikr, t.t), vol. 10,203.

7
Abd al-Qadir 'Audah, al- Tasyri al-Janai, vol.2,6.
mewajibkan membayar diyat (denda) yang berat atas keluarga yang membunuh,diangsur
dalm tiga tahun.

Pada pembunuhan karena tidak sengaja misalnya seseorang melontarkan sesuatu


barang yang tidak disangka akan kena orang lain sehingga menyebabkan orang itu mati.
Hukum pembunuhan initidak wajib qishash, hanya wajibmembayar denda (diyat) yang
ringan

.Dalam kejahatan badan yang serius atau perlukaan permanen terhadap seseorang ini
juga telah dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al Maidah ayat 45 bahwasanya jiwa (dibalas)
dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi
dengan gigi, dan luka-luka pun ada qishashnya. Barang siapa yang melepaskan (hak
qishash)nya maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya.

.Dalam tindak kejahatan terhadap anggota badan ini (selain jiwa) dapat
dikasifikasikan menjadi beberapa bagian:

1. Penganiayaan terhadap anggota badan atau semacamnyaTindakan perusakan terhadap


anggota badan dan anggota lain yang disetarakan dengan anggota badan baik berupa
pemotongan atau perlukaan.

2. Menghilangkan manfaat anggota badan sedangkan jenisnya masih tetap utuh.Tindakan


yang merusak dari manfaat anggota badan, sedangkan jenis anggota badannya masih utuh.
Yang termasuk dalam golongan ini adalahmenghilangkan daya pendengaran, penglihatan,
penciuman, perasaan lidah,kemampuan berbicara, bersetubuh dan lain-lain

3. Asy-Syajjaj. Perlukaan khusus pada bagian muka dan kepala

4. Al-Jirah. Perlukaan terhadap anggota badan selain wajah, kepada dan athraf

5. Tindakan selain yang tersebut di atas. Yang termasuk dalam golongan iniadalah setiap
tindakan pelanggaran yang tidak sampai merusak athraf atau menghilangkan manfaatnya,
dan tidak pula menimbulkan luka. Sebagai contoh dapat dikemukakan, seperti pemukulan
pada bagian muka atau bagian badan tetapi tidak sampai menimbulkan luka melainkan
hanya memar, muka merah atau terasa sakit
E.Hukuman Qishash Dapat Diganti Dengan Diyat
Diyat dalam pembunuhan yang disengaja merupakan bukan hukuman pokok,
melainkan hukuman pengganti dari qishash jika qishash tidak dapat dilaksanakan atau
dihapuskan dengan sebab-sebab tertentu, misalnya karena hal tersebut dikehendaki oleh
ahli waris yang terbunuh. Jenis hukuman yang dibayar dengan diyat menurut Imam Abu
Hanifah dan Imam Malik ada tiga, yaitu 100ekor unta, 1000 dinar dalam emas atau 12 ribu
dirham dalam perak. Sedangkan menurut Imam Syafi’i dan qoul qodim sama dengan
pendapat Imam Abu hanifah dan Imam Malik. Namun dalam qoul Jadid yang merupakan
diyat adalah untasaja, sementara emas dan perak hanyalah diqiyaskan pada harga pasaran
unta tersebut.

Adapun para pengikut mazhab Hanafi mengatakan, bahwa diyat bisa diperpanjang
waktu pembayarannya dalam masa tiga tahun, hal ini diperlakukan untuk pembunuhan
selain bermotivasi sengaja.

Hukuman pembunuh dapat dilihat pada proses pembunuhan yang dilakukan, maka
ulama’ fuqaha berpendapat serta diyat yang harus dikeluarkanadalah sebagai berikut:

1. Pembunuhan dengan sengaja

Diyat (denda) yang harus dikeluarkan oleh pembunuh ini, menurut para pakar fiqh dapat
dibagi menjadi empat

a. 25 ekor unta jantan yang berumur 2 tahun

b. 25 ekor unta betina yang berumur 3 tahun

c. 25 ekor unta jantan yang berumur 1 tahun

d. 25 ekor unta betina yang berumur 2 tahun

Hal diatas adalah menurut versi kitab al Mughni oleh Abi Muhammad binAhmad juz
VII, sedang dalam kitab Bulughul maram disitu ditambahkan dengan jumlah yang sama,
namun unta jantan yang berumur empat tahun.

2. Pembunuhan menyerupai sengaja

Diyat yang harus dikeluarkan oleh orang yang melakukan pembunuhan inisama dengan
sengaja namun dalam tiap tahunnya membaya sepertiga untadalam waktu tiga tahun
3. Pembunuhan karena kesalahan

Diyat yang harus dikeluarkan disini dapat dibagi dalam tiga tahun

a. 20 ekor unta betina yang berumur 2 tahun

b. 20 ekor unta jantan yang berumur 2 tahun

c. 20 ekor unta betina yang berumur 3 tahun

d. 20 ekor unta jantan yang berumur 3 tahun

Diyat untuk selain jiwa juga dibeda-bedakan. Bilamana seseorang merusakanggota


tubuh tunggal atau yang berpasangan, maka ia wajib membayar diyat sepenuhnya. Jika
merusak salah satu anggota tubuh tang berpasangan maka membayar diyat setengah. Hal
ini juga berlaku pada tiap ruas jari yang diyatnya adalah pertigapuluh tiap ruas jari.

Diyat merusak manfaat anggota tubuh juga berbeda-beda sesuai dengananggota tubuh
tunggal atau anggota tubuh berpasangan seperti halnya diyat organtubuh di atas.

Untuk diyat seorang wanita adalah setengah dari diyat seorang laki-laki.Sedangakan
diyat untuk janin yang mati dalam kandungan karena tindakankejahatan yang menimpa
ibunya, baik secara sengaja maupun kesalahan, danibunya tidak mati maka wajib diyat
baginya. Bila janinnya laki-laki makadiyatnya adalah seratus ekor unta dan bila perempuan
diyatnya lima ratus ekor unta.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad bin Muhammad bin ‘Ali al-Fayumi, al-Mishbah al-Munir fî Gharîb al-Syarh al-
Kabîr (Beirut: al-Maktabah al-‘Ilmiyyah, t.t.),

Wuzârat al-Awqâf wa al-Syu’ûn al-Islâmiyyah bi al-Kuwait, Al-Mausû'ât al-Fiqhiyyah

(Kuwait: Wuzârat al-Awqâf al-Kuwaitiyyah, t.t.) vol. 33

Abd al-Qâdir ‘Audah, al-Tasyrî’ al-Janâ`î al-`Islâmî (Beirut: Mu’assasah al-Risâlah,1992),


vol. 1

Muhammad al-Syirbînî al-Khathîb, Mughnî al-Muhtâj (Beirut: Dâr al-Kutub al-

‘Ilmiyyah, t.t.), vol. 5

Kamâl al-Dîn bin ‘Abd al-Wâhid `ibn al-Himâm, Fath al-Qadîr (Beirut: Dâr al-Fikr,
t.t.),vol. 10

Sayyid Sabiq, Fiqhussunah, juz III, Beirut: Dar al-Fikr, 1997

http://www.islamcendekia.com/

Anda mungkin juga menyukai