Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta
berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh (jahil atau tidak
mengetahui)
(Surah Al- A’raf 7: Ayat 199)
A. Abstrak
Qisas-diyat merupakan salah satu aturan dalam syari’at Islam mengenai
hukumpidana dan berlaku bagi tindak pidana-tindak pidana yang berkaitan
dengan pembunuhan dan penganiayaan.Sedangkan Kafarat atau tebusan disebut
denda, yakni tebusan atas suatu pelanggaran aturan syari’at. 1Allah mengatur secara
khusus mengenai tindak pidana ini dalam al-Qur'an dengan beberapa hikmah
yang terkandung, antara lain terjaminnya kehidupan ekonomi keluarga korban,
menghilangkan budaya ketidakadilan yang dalam al-Qur'an dicotohkan dengan
pembebasan budak, hubungan muslim dan non-muslim, dan adanya alternatif
pemidanaan.2
Kata Kunci: Qishash, Diyat,Kafarat
B. Qishash
Hukum qisas adalah salah satu bagian dari hukum pidanaIslam atau biasa
diistilahkan dengan fiqh al-jinayah. Hukum pidana Islam atau fiqh al-jinayah
adalah segala ketentuan hukum mengenai tindak pidana atau perbuatan
kriminal yang dilakukan oleh manusia khususnya mukallaf, dan sebagai fikih,
ia merupakan hasil dari pemahaman atas dalil-dalil hukum yang terinci di
dalam al-Qur‟an dan hadis. Tindakan kriminal yang dimaksud adalah tindakan-
tindakan kejahatan yang mengganggu ketentraman umum, dan di antaranya
mengatur tentang hukum qisas.3
Qisas merupakan salah satu dari sekian macam aturanhukuman hudud
(yang jelas aturan dan batasannya) dalam hukum pidana Islam. Sebagai sebuah
aturan dalam hukum public, ia menjadi bagian dari tulang punggu terwujudnya
ketentraman di dalam masyarakat, sebagaimana aturan-aturan hukum pidana
1
“Hudud_Kafarat_Qishas_and_Tazir,” n.d. hlm, 7
2
Memahami Keadilan et al., “A in Al-M Ā L Badala an-Nafs Al-Qat Ī L (Harta Yang
Diberikan Sebagai Ganti,” Ahmad Bahiej, n.d., 1–2.
3
Dalam Hukum Qisas, “Jurnal Kajian Hukum,” Muh. Tahmid Nur, 1992, hlm, 1.
4
Ibid.
5
Keadilan et al., “A in Al-M Ā L Badala an-Nafs Al-Qat Ī L (Harta Yang Diberikan
Sebagai Ganti).”Op. Cit
6
Qisas, “Jurnal Kajian Hukum.”
7
Ibid.
8
Ibid.
9
Lihat, Q.S. al-Baqarah (2): 178-179, 194, al-Nisa (4): 92, QS. Al-Maidah (5): 32 dan 45,
al-Isra (17): 33.
10
Q:S al-Baqarah (2):178-179
11
Ibid.
12
“Pembunuhan Dalam Perspektif Hukum Islam,” Nurani 13 (2013): hlm, 8.
C. Diyat
Kata diyat ( ) ِذد َٰٓيةًةsecara etimologi berasal dari kata “wadâ – yadî–
wadyanwa diyatan”)( َٰٓيًدَٰٓيٍ َٰٓي ِذذٍ َٰٓيً ْد َٰٓي َٰٓيً ِذد َٰٓيةًة. Bila yangdigunakan mashdar wadyan
َٰٓيً ْد َٰٓيberarti sâla ( ) َٰٓي َٰٓيmengalir) yang sering dikaitkan dengan lembah, seperti di
dalam firman Allah Azza wa Jalla:
ٌٍٗ ُإِذ ِّري َٰٓي َٰٓي ۠ا َٰٓيس ُّي َٰٓي ا َٰٓي ۡ لَٰٓي ۡ َٰٓي ۡ لَٰٓي ۡي َٰٓي إِذ َّل َٰٓي ۡاٱ ِذ َٰٓيٌا ِذد ۡاٱ ُ َٰٓي َّلذ ِذ ط
Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu;
sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.15
Akan tetapi, jika yang digunakan adalah mashdar diyatan( ) ِذد َٰٓيةًةberarti
membayar harta tebusan yang diberikan kepada korban atau walinya dengan
sebab tindak pidana penganiyaan (jinâyat), harta yang diberikan sebagai
gantidari jiwa yang terbunuh.16
Sedangkan diyat secara terminologi syariat adalah hartayang wajib dibayar
dan diberikan oleh pelaku jinâyat kepada korban atau walinya sebagai ganti
rugi, disebabkan jinâyat yang dilakukan oleh si pelaku kepada korban. Definisi
ini mencakup diyat pembunuhan dan diyatanggota tubuh yang dicederai, sebab
harta ganti rugi ini diberikan kepada korban bila jinâyatnya tidak sampai
membunuhnya dan diberikan kepada walinya bila korban terbunuh.17
Diyat ada dua macam yaitu:
13
Ibid.
14
Sulaiman rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003), hlm, 431
15
Q:S Taha (20): 12
16
Keadilan et al., “A in Al-M Ā L Badala an-Nafs Al-Qat Ī L (Harta Yang Diberikan
Sebagai Ganti.”Op. Cit hlm, 1-2
17
Pembunuhan TIdak Di sengaja, “P K K T D,” in Kholid Syamhudi, 2016, hlm, 5.
ْ َٰٓيم ْي قَٰٓيتَٰٓي َٰٓيل ُمتَٰٓي َٰٓي ِّر ذًةا ُدفِذ َٰٓي اِذٱَٰٓيَ آَٰيًْ ٱِذيَٰٓي ِذء ْاٱ َٰٓي ْتٌُْ ِذ فَٰٓي ِذء ْو َٰٓي ُءًا قَٰٓيتَٰٓيلٌُْ ا َٰٓيًاِذ
ٌءو َٰٓي ءًُْ ا آَٰي َٰٓي ُزًااٱ ِّرذ َٰٓية
)ٍَٰٓيً ِذى َٰٓيَ ثَٰٓي َٰٓيَلثٌُْ وَٰٓي ِذ َّلةًة َٰٓيًثَٰٓي َٰٓيَلثٌُْ وَٰٓي َٰٓيج َٰٓيز َٰٓيعةًة َٰٓيًآَٰيسْ َٰٓي ٌُْ وَٰٓي َٰٓي لِذ َٰٓيةًة (سًاه اٱتشمز
"sesiapa membunuh orang dengan sengaja, ia diserahkan kepada keluarga yang
terbunuh. Mereka boleh membunuhnya atau menarik denda, yaitu 30 ekor unta
betina umur tiga masuk empat tahun, 30 ekor unta betina umur empat tahun
masuk lima tahun, 40 ekor unta betina yang sudah hamil. (H.R. al-Turmizi).
Denda perempuan (kalau yang terbunuh perempuan) adalah sperdua dari denda
lak-laki hal ini didasiri gadis nabi:
Denda orang yang beragama Yahudi dan Nasrani adalah sepertiga dari denda orang
Islam, dan denda orang yang beragama Majusi sepelimabelas dari denda orang Islam.
Keterangannya berdasarkan perbuatan sahabat.
D. Kafarat
Kafarat yaitu denda yang harus dibayar karena melanggar larangan Allah
atau melanggar janji. Kafarat merupakan asal kata dari kaya kufir yang artinya
tertutup. Maksudnya, tertutupnya hati seseorang hingga ia berani melakukan
pelanggaran terhadap aturan syar'i. Sedangkan secara istilah, kafarat adalah
denda yang wajib dibayarkan oleh seseorang yang telah melanggar larangan
Allah tertentu. Kafarat merupakan tanda taubat Allah dan penebus dosa.19
Adapaun macam-macam kafarat
1. Kafarat Pembunuhan
Agama Islam sangat melindungi jiwa. Darah tidak boleh ditumpahkan
tanpa sebab-sebab yang dilegalkan oleh syariat. Karenanya, seorang yang
membunuh orang lain selain dihadapkan pada salah satu dari dua pilihan
yaitu: diqishash atau membayar diyat, ia juga diwajibkan membayar
kafarat. Kafarat bagi pembunuh adalah memerdekakan budak muslim. Jika
ia tak mampu melakukannya maka pilihan selanjutnya adalah berpuasa 2
bulan berturut-turut. Hal ini sebagaimana diterangkan Allah dalam surat
An-Nisa ayat 92
2. Kafarat Dzihar
Dzihar adalah perkataan seorang suami kepada istirnya, "kau bagiku
seperti punggung ibuku". Pada masa jahiliyyah dzihar dianggap sebagai
thalaq. Akan tetapi setelah syariat islamiyah turun, ketetapan hukum
dzihar yang berlaku di kalangan masyarakat jahiliyyah dibatalkan. Syariat
Islam menegaskan bahwa dzihar bukanlah thalaq, dan pelaku dzihar wajib
menunaikan kafarat dzihar sebelum ia melakukan hubungan biologis
dengan istrinya.
18
Sulaiman rasjid, Fiqh Islam, Op. Cit, hlm, 433-434
19
Pengertian Kafarat, 2016, http://www.dokloz.net/.
5. Kafarat ila’
Kafarat Ila' adalah sumpah suami untuk tidak melakukan hubungan
biologis dengan istrinya dalam masa tertentu. Semisal perkataan suami
kepada istirnya, "Demi Allah aku tidak akan menggaulimu". Konsekuensi
yang muncul karena ila' adalah suami membayar kafarat ila' yang jenisnya
sama dengan kafarat yamin (kafarat melanggar sumpah) sesuai dengan
ayat al-Qur’an yang termuat dalam Surah al-Baqarah ayat 226-227.20
ٱِّرلَّل ِذز يَٰٓي ُۡؤٱٌُوَٰٓي ِذمي ِّر َٰٓي ئِذ ِذيمۡ ٱَٰٓي َٰٓيش ُّيصُ َٰٓي ۡس َٰٓي َٰٓي ِذة َٰٓي ۡ ي ۖى ٖۗنُش فَٰٓيئِذو فَٰٓي ُءً فَٰٓيئ ِذ َّلو َّل
ءٞ ُ اٱَٰٓي َٰٓيغ
. ءيمٞ ٌس َّلس ِذ
ءيمٞ اٱَٰٓي َٰٓي ِذ ي ٌ َٰٓيعلِذ ٌا اٱلَّللَٰٓي َٰٓي فَٰٓيئ ِذ َّلو َّل
ْ َٰٓيًإِذ ۡو َٰٓيع َٰٓيز ُم
“Kepada orang-orang yang meng-ilaa´ isterinya diberi tangguh empat
bulan (lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada isterinya), maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Dan jika mereka berazam (bertetap hati untuk) talak, maka
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
ء ِّرم ۡن ُل َٰٓيمٞء َٰٓيً َٰٓيمي قَٰٓيتَٰٓيلَٰٓيوُۥ ِذمن ُكم ُّيمتَٰٓي َٰٓي ِّر ٗذا فَٰٓي َٰٓيج َٰٓيزاءٞ ٌا اٱ َّۡلي َٰٓيذ َٰٓيً َٰٓي تُمۡ ُ ُش ْ ٌُا َٰٓيَل ٱَٰٓي ۡ تُل
ْ َُٰٓي َٰٓي ُّييَٰٓي اٱَّل ِذز يَٰٓي َٰٓيءا َٰٓيمن
ًۡ ءة طَٰٓي َٰٓي ُ َٰٓيم َٰٓي ِذكييَٰٓي َٰٓيٞ قَٰٓيتَٰٓي َٰٓيل ِذميَٰٓي اٱنَّل َٰٓي ِذم َٰٓي ۡ ُك ُم ِذ ِذوۦ َٰٓير َٰٓيًا ع َٰۡٓيذ ٖۗن ِّرمن ُكمۡ ى َٰۡٓيذ َٰٓي َٰٓيلِذ َٰٓيغ ۡاٱ َٰٓيك ۡ َٰٓي ِذة َٰٓي ًۡ َٰٓيك َّل َٰٓيش
اٱُ ِذم ۡنوُ َٰٓيً َّل
ُاٱ اٱُ َٰٓيع َّل َٰٓي لَٰٓيفَٰٓي َٰٓيً َٰٓيم ۡي َٰٓيع َٰٓيد فَٰٓييَٰٓينتَٰٓي ِذ ُم َّل و َٰٓيً َٰٓي َٰٓي َٰٓيمۡ ِذش ِذهۦ َٰٓيع َٰٓي َّل
ع َٰۡٓيذ ُ َٰٓيرٱِذ َٰٓي ِذ يَٰٓي ٗم ٱِّريَٰٓي ُزً َٰٓي
ءز ُرً ا تِذ َٰٓي ٍمٞ َٰٓيز ع ِذ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan,
ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan
sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang
dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara
kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka´bah atau (dendanya)
membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa
20
Kadar M. Yusuf, Tafsir Ayat Ahkam, (Jakarta: Amzah, 2013), hlm, 242-243
E. Penutup
Keadilan Allah sangat tampak dalam syari'at Islam tentang qisas-diyat.
Sistempemidanaan akibat pembunuhan, baik yang sengaja maupun yang tidak
sengaja, sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat al-Qur'an menunjukkan
kekayaan hikmah yang terkandung di dalamnya. Selain itu, ijtihad para fuqaha
untuk mengaplikasikan aturan-aturan qisas-diyat dengan bersumber pada al-
Qur'an dan hadis menunjukkan keanekaragaman dalam hukum Islam. Semuanya
bertujuan agar hukum Islam yang bersumber dari al-Qur'an dan hadis itu tetap
bisa save di muka bumi. Oleh karena itu, perlu kiranya usaha yang tak henti dari
para ahli hukum Islam untuk menggali hikmah atau nilai-nilai filosofi syari'at
Islam dalam al-Qur'an dan hadis, tak terkecuali syari'at Islam tentang qisas dan
diyat, agar keadilan Allah dapat terwujudkan di muka bumi. Insya Allah.
21
Q:S al-Maidah (5): 95
Al-Quran Terjemahan
“Hudud_Kafarat_Qishas_and_Tazir,” n.d.
Keadilan, Memahami, Hukum Tuhan, Diyat Oleh, Ahmad Bahiej, Abstrak Qisas-
diyat, and Pendahuluan Qisas-diyat. “A in Al-M Ā L Badala an-Nafs Al-Qat
Ī L (Harta Yang Diberikan Sebagai Ganti.” Ahmad Bahiej, n.d., 1–2.
Qisas, Dalam Hukum. “Jurnal Kajian Hukum.” Muh. Tahmid Nur 1 (1992): 23.