PEMBAHASAN
"Hai orang orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishas berkenaan
dengan orang orang yang dibunuh, orang merdeka dengan orang merdeka,
hamba dengan hamba, wanita dengan wanita. Maka barang siapa yang
mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan)
mengikuti dengan cara yang baik,dan hendaklah (yang diberi maaf)
membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan yang baik (pula).
yang demikian itu adalah suatu keringanan dari tuhan kamu dan suatu
rahmat. Barangsiapa yang melampui batas sesudah itu maka baginya siksa
yang amat pedih."
Isi Kandungan :
Mufrodat
ب لص صع لل صك لم تص تل قص وُ صن ص صح يص اَ ةع يِص اَ أص و لف يِ ا ل ص
لللل بص اَ ف صو لص صك لم ففيِ ا لل قف ص
ص اَ ف
Artinya :
“ Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai
orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.”
Isi Kandungan :
Tafsir Ayat
Artinya :
Jika ditinjau dari segi ijaznya, ayat ini telah mencapai tingkatan
kemu’jizatan yang amat tinggi. Dan telah masyhur adanya ungkapan yang
semakna dengan ayat itu yang diucapkan oleh sebagian orang arab, yang
dimna mereka justru mengagumi segi kesusasteraan dan singkat padatnya.
Dan mereka menduga bahwa kemampuan manusia tidak akan dapat
menjangkaunya, yaitu ucapan mereka :
Artinya :
Mereka sangat terpikat dengan ungkapan ini dan mengira bahwa ungkapan
seperi ini adalah sebagai puncak yang dapat dicapai dalam
mengemukakan suatu keterangan. Dan mereka telah sepakat untuk
menetapkan bahwasannya kata-kata :
keadaanya lebih singkat dari pada perkataan mereka ()القتل أنفى للقتل
sebab jumlah hurufnya lebih sedikit. Kedua, bahwasanya perkataan
mereka ( )القتل أنفى للقتلini segi lahirnya menunjukan wujudnya sesuatu itu
sebagai faktor yang meniadakan diri sendiri, sedangkan hal ini mutahil
terjadi. Ketiga, bahwa dalam perkataan mereka itu terdapat pengulangan
kata AL QATL ( ) القتلsedang dalam susunan ayat Al Quran tersebut tidak
ada pengulangan seperti itu. Keempat, bahwasanya perkataan mereka
tidaklah berfaedah melainkan hanya menakut-nakuti orang agar tidak
melakukan pembunuhan, sedangkan susunan ayat Al Quran keadaanya
lebih berfaedah lebih komplit lagi, yaitu disamping menakut-nakuti
melakukan pembunuhan juga sekaligus melukai. Kelima, bahwasannya
pembunuhan secara aniaya adalah justru merupakan pembunuhan dan
tidaklah meniadakan pembunuhan, bahkan hal itu merupakan sebab utama
yang mengakibatkan tambahnya pembunuhan. Maka secara lahir bahwa
mereka itu batil. Dan dengan demikian itulah, nampak jelas perbedaan
antara susunan ayat Al Qur’an dan perkataan orang Arab tersebut”.)
Asbabun Nuzul
Dan telah diriwayatkan dari Said ibn Jubair, bahwasanya ada dua
suku dari bangsa Arab saling bunuh membunuh di zaman Jahiliyah yang
tidak jauh dari kedatangan Islam. Maka timbulah dikalangan mereka
pembunuhan dan saling melukai, sehingga terbunulah para hamba dan
kaum wanita diantara mereka, belum sampai sebagian mereka berhasil
membalas sebagian lainnya, mereka sudah masuk Islam. Kemudian salah
satu dua suku tersebut menunjukan kesombongannya terhadap suku
lainnya, terutama dalam persediaan hidup dan harta bendannya. Maka
bersumpahlah mereka untuk tidak rela kalau belum berhasil membalas
bunuh orang merdeka karena membunuh hamba mereka, dan membalas
bunuh orang laki-laki dari mereka karena membunuh seorang wanita
mereka. Maka turunlah ayat tentang ikhwal mereka :
I’rab
Jumhur dalam menguatkan madzhabnya mengemukakan dalil-dalil dari Al
Kitab, As Sunnah dan rasio (akal).
Artinya : " Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba
dan wanita dengan wanita".
Artinya : " Tidak boleh dibunuh seorang muslim sebab membunuh orang
kafir".
Artinya:
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan
yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah
kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu.
Asbabun nuzul
Dosen pengampu :
Disusun oleh :