Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aisyah Urfa D Loloda

Nim : 21147021

Prodi : Hukum Pidana Islam

Mk : Fiqih Jinayah

Materi : Qishas Dan Diyat

Pengertian Qisas

Kata kisas (qishâsh) yang dalam bahasa Arab .secara bahasa memiliki arti “mengikuti jejaknya/kesannya”
. Akan tetapi, menurut al-Fayûmî katakisas lebih sering dimaknai dengan menghukum pembunuh
dengan membunuh,mencederakan pencedera, memotong tangan orang yang memotong tangan. Secara
istilah kata kisas memiliki arti Kisas adalah diperlakukan pada yang melakukan jinayah seperti apa
ialakukan

Qisas berasal dari kata “Qasasa” yang artinya memotong atau berasal dari kata Iqqtsa yang artinya
mengikuti, yakni mengikuti perbuatan si penjahat sebagai pembalasan atas perbuatannya.Menurut
syara’ qisas ialah hukuman balasan yang seimbang bagi pelaku tindak pidana pembunuhan maupun
perusakan atau penghilangan fungsi anggota tubuh orang lain yang dilakukan dengan sengaja
(penganiayaan).

Macam-Macam Qisas

Qisas dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Qisas untuk tindak pembunuhan yang merupakan hukuman bagi pembunuh sengaja.

2. Qisas untuk tindak penganiayaan (yang merupakan hukuman bagi pelaku tindak pidana melukai,
merusak fungsi atau menghilangkan anggota badan).

Hukum Qisas

Mengenai hukuman qisas ini, baik qisas pembunuhan maupun qisas anggota badan, dijelaskan dalam al
-Qur’an surat al-Maidah (5): 45: “Kami telah menetapkan bagi mereka di dalamnya (Taurat) bahwa
nyawa (dibalas) dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi
dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada qisasnya (balasan yang sama). Barangsiapa melepaskan hak (qisas)
nya, maka itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa
yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang Zalim.” (Q.S. Al-Maidah (5): 45).

Syarat-Syarat Qisas
Pelaku tindak pidana pembunuhan dan penganiayaan yang akan dijatuhi hukuman qisas jika memenuhi
beberapa syarat. Syarat-syarat yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Orang yang terbunuh terpelihara darahnya (orang yang benar-benar baik).

2. Pelaku tindak pidana pembunuhan sudah baligh dan berakal.

3. Pembunuh bukan bapak (orangtua) dari terbunuh.

4. Orang yang dibunuh sama derajatnya dengan orang yang membunuh, seperti muslim dengan muslim,
merdeka dengan merdeka dan hamba dengan hamba.

Qisas dilakukan dalam hal yang sama, jiwa dengan jiwa, mata dengan mata, dan lain sebagainya.

Dasar HukumQishas

Para ulama’ dalam hal ini mengambil rujukan untuk menyandarkan hukum

qishash. Sebagaimana dalam firman Allah SWT antara lain:

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishashberkenaan dengan orang-orang
yang dibunuh; orang merdeka dengan orangmerdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan
wanita. Maka barang siapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya hendaklah (yang
memaafkan)mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayardiyat kepada
yang memberi maaf dengan cara yang baik pula. Yang demikian ituadalah suatu keringanan dari tuhan
kamu dan suatu rahmat. Barang siapa yangmelampaui batas sesudah itu, baginya siksa yang sangat
pedih.” (QS. Al-Baqarah: 178)

Dalam ayat ini, islam telah mengurangi kengerian. Pembalasan dendamyang yang berkesumat dan
bahkan lebih. Kesamaan dalam pembalasan ditetapkandengan rasa keadilan yang ketat, tetapi ini
memberikan kesempatan jelas bagi perdamaian dan kemampuan.

Menurut ayat ini bahwa masalah balas bunuh itu ada beberapa macam :

a. Seorang laki-laki merdeka kalau membunuh seorang laki-laki merdeka, makawajib dia dibunuh

b.Seorang hamba jika membunuh seorang hamba maka wajib dia dibunuh.

c .Seorang perempuan merdeka jika dia membunuh seorang perempuanmerdeka maka wajib dai
dibunuh

d. Seorang hamba jika membunuh seorang merdeka, maka wajib dia dibunuhserta tuannya wajib
memberi diyat kepada waris orang merdeka yangterbunuh itu
e.Seorang merdeka jika membunuh seorang hamba, maka wajib dia dibunuhtetapi tuan dari si hamba
harus membayar diyat kepada waris si merdeka yangdibalas bunuh itu

f.Seorang perempuan jika membunuh seorang laki-laki merdeka, maka wajibdia dibunuh serta waris si
wanita itu wajib membayar diyat kepada waris silaki-laki yang terbunuh itu

g.seorang laki-laki merdeka kalau membunuh seorang perempuan, maka diawajib dibunuh, tetapi waris
si perempuan itu wajib memberi diyat kepadawaris si laki-laki yang di balas bunuh ituBarang siapa
mendapatkan sebagian pengampunan dari pihak waris si matimaka lepas dia dari hukum balas bunuh.
Tetapi dia wajib menyerahkan diyatkepada ahli waris si mati. Karena itu merupakan satu kelonggaran
dan rahmat dariAllah. Sehingga jika melanggar batas (melakukan pembunuhan lagi) makaniscaya akan
mendapat siksa yang pedih di akhirat.“Dan tentang (menjalankan hukuman) qishash itu ada
(keselamatan) nyawa buat kamu, hai orang-orang yang mempunyai fikiran. Supaya kamu terpelihara
(dari pada kejahatan)”.

Selain itu juga dijelaskan dalam surat Al Baqarah: “ Hai orang orang yangberiman, diwajibkan atas kamu
melakukan qishash (balasan yang sama dengan perbuatan) sebab membunuh orang ” (QS Al Baqarah:
178)

Bagi orang yang membunuh tergantung tiga macam hak terhadapnya yaitu hakAllah, hak ahli waris dan
hak yang telah dibunuh. Apabila dia tobat danmenyerahkan dirinya kepada ahli waris (keluarga yang
dibunuh) maka ia terlepasdari hak Allah dan hak ahli waris

Dan di (QS Al-Maidah:45)Sedangkan hadist nabi yang digunakan sebagai rujukan sebagai dasarhukum
jarimah qishash adalah dari Ibnu Mas’ud ia berkata: telah bersabdarasullulah saw: “tidak halal darah
seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya saya
rasullulah, kecuali dengan salahsatu dari tiga perkara: duda yang berzina(zina muhshan), membunuh
jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya yang

memisahkan diri dari jama’ah.” Muttafaqun alaih

Pengertian Diyat

Diyat dalam ilmu fikih adalah sejumlah denda yang dikeluarkan oleh pelaku penganiayaan atau
pembunuhan kepada keluarga korban. Bagi pelaku pembunuhan, diyat dibayarkan apabila keluarga
korban memaafkannya. Jika tidak dimaafkan maka pembunuh diqisas.

Kata Ad Diyat dengan tanpa tasydid “ya” adalah jamak dari kata “diyah”asal kata diyah itu adalah
widyun dengan kasrah “waw”, masdar dari kata “wada”misalnya dalam kalimat “wadal Qatila yadi-hi”
apabila diberikan dendanyakepada walinya. Kata “widyun” dibuang fa’ul kalimat lalu diganti “ta” ta’nits
sehingga menjadi diyah. Diyat adalah harta benda yang wajib ditunaikan olehsebab tindak kejahatan,
kemudian diberikan pada si korban kejahatan atauwalinya.
Macam-macam Diyat

1.Diyat berat

Diyat berat berupa 100 ekor unta, dengan perician 30 ekor betina umur 3 masuk 4 tahun, 30 ekor unta
betina berumur empat masuk lima tahun atau lebih tepatnya mendekati umur 5 tahun, dan 40 ekor
betina yang sudah mengandung (hamil) atau bunting.[1] Diyat ini dikenakan bagi hukuman qishas yang
dimaafkan terhadap pembunuhan yang memang disengaja ingin menghilangkan nyawa seseorang.
Pelaku tindak pidana wajib untuk membayar sendiri secara tunai diyatnya. Melakukan pembunuhan
seperti sengaja, terhadap diyatnya wajib untuk dibayar oleh keluarga pelaku diangsur dalam waktu tiga
tahun atau langsung tunai.

2. Diyat ringan

Jumlah dari diyat ringan tidak sama dengan diyat besar walaupun ada persamaan, yaitu 100 unta,
tetapi dibagi lima bagian, yaitu 20 ekor unta betina umur satu masuk dua tahun, 20 ekor unta betina
umur dua masuk tiga tahun, 20 unta jantan umur dua masuk tiga tahun, 20 ekor unta betina umur tiga
masuk empat tahun, dan 20 ekor betina umur empat masuk lima tahun. Diyat ini wajib dibayar oleh
keluarga pelaku dalam jangka waktu tiga tahun atau langsung tunai.

Diyat dalam Alquran

Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema’afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema’afkan)
mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma’af) membayar (diyat) kepada yang
memberi ma’af dengan cara yang baik (pula), yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan
kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang
sangat pedih. (QS. Al-Baqarah 2:178)

Dasar Hukum Diyat

Untuk dasar hukum dari diyat kita dapat menyimak sebagaimana yang telah difirmankan Allah dalam
surat An Nisa’ ayat 92 “dan barang siapa membunuh orang mukmin dengan tiak sengaja,maka
hendaklah dia memerdekakan seorang hamba yang mukmin (kafarat) sertamembayar denda (diyat)
kepada keluarga yang telah terbunuh kecuali jika mereka (keluarga si terbunuh) bersedekah.” (QS An
Nisa’: 92)

Selain itu juga dijelaskan dalam surat Al Baqarah: “


Hai orang orang yangberiman, diwajibkan atas kamu melakukan qishash (balasan yang sama dengan
perbuatan) sebab membunuh orang ” (QS Al Baqarah: 178)

Bagi orang yang membunuh tergantung tiga macam hak terhadapnya yaitu hakAllah, hak ahli waris dan
hak yang telah dibunuh. Apabila dia tobat danmenyerahkan dirinya kepada ahli waris (keluarga yang
dibunuh) maka ia terlepasdari hak Allah dan hak ahli waris.

Anda mungkin juga menyukai