Anda di halaman 1dari 23

SMAIT AL-MULTAZAM

Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam

HUKUM PIDANA ISLAM


(Fiqh Jinayat)

HUKUMAN UNTUK JARIMAH


QISHASH DAN DIYAT

(Kelas XI Semester II)


JENIS HUKUMAN UNTUK JARIMAH QISHASH DIYAT

Ada 5 jenis jarimah yg diancam dg qishash diyat yakni:


a. Pembunuhan sengaja (‫) قتل العمد‬
b. Pembunuhan menyerupai sengaja (‫) قتلغير العمد‬
c. Pembunuhan karena kesalahan (‫) قتل الخطاء‬
d. Penganiayaan sengaja dan
e. Penganiayaan karena kesalahan (tdk sngja)
Hukuman yang diancam terhadap jarimah-jarimah yang
tersebut di atas tadi :
a. Qishash
b. Diyat
c. Kifarat
d. Hilang-Nya waris & hak wasiat
Ad.1. Qishash (bahasa arab: ‫) قصاص‬
 Menurut bahasa artinya mengikuti perbuatan si penjahat
sebagai pembalasan atas perbuatannya
 Menurut syara’ (istilah) adalah hukuman balasan yang
seimbang bagi pelaku pembunuhan maupun perusakan atau
penghilangan fungsi anggota tubuh orang lain yang dilakukan
dengan sengaja sesuai pelanggaran yang dilakukan.
 M. Abu Zahrah mengemukakan, qishash adalah memberikan
hukuman kepada pelaku perbuatan persis seperti apa yang
dilakukan terhadap korban. Dasar hukum qishash (Q.S. Al-
Baqarah:178-179), dan Hadits Nabi saw :
Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Nabi saw. Bersabda :
“barang siapa yang mempunyai keluarga yang terbunuh, maka ia
mempunyai dua pilihan, adakalanya ia mengambil diyat &
adakalanya mengambil qishash” (diriwayatkan oleh Jama’ah).

 Hukuman qishash ini berlaku untuk jarimah pembunuhan


sengaja & penganinyaan sengaja.
Macam-macam Qishash
Hukum Qishosh
Syarat-syarat Qishosh

 Orang yang terbunuh terpelihara darahnya (orang yang


benar-benar baik)
 Pembunuh bukan orang tua dari terbunuh
 Orang yang dibunuh sama derajatnya dengan
membunuh
 Pembunuh sudah baligh dan berakal (mukallaf)
 Qishosh dalam hal yang sama
 Jenis pembunuhan adalah pembunuhan yang disengaja
Hikmah Qishosh

 Menjaga masyarakat dari kejaharan dan mencegah


pertentangan dan permusuhan setiap orang yang akan
menumpahkan darah orang lain
 Mewujudkan keadilan dan menolong orang yang
terzalimi, dengan memberikan kemudahan bagi wai
korban untuk membalas kepada pelaku seperti yang
dilakukan kepada korban
 Menjadi sarana taubat dan pencucian dari dosa yang
telah dilanggarnya, karena qishosh menjadi kafarat
(penghapus dosa) bagi pelakunya
 Dapat memelihara keamanan dan ketetiban
Ad. 2. Hukuman diyat
 Menurut Bahasa yaitu denda atau ganti rugi
pembunuhan
 Secara istilah adalah sejumlah harta yang wajib
diberikan karena tindakan pidana (jinayat)
kepada korban kejahatan atau walinya atau
kepada pihak terbunuh atau teraniaya.
Sebab-sebab diyat

 Pembunuhan sengaja yang dimaafkan oleh pihak


terbunuh (keluarga korban)
 Pembunuh lari namun sudah diketahui identitasnya
secara jelas sehingga diyat dibebankan kepada keluarga
pembunuh
 Pembunuhan seperti sengaja
 Pembunuhan tersalah
 Qishash sulit untuk dilaksanakan
 Kadar diyat adalah perkiraan mengikut hitungan hewan unta –
karena harta yang paling bernilai ketika itu.
 Kadar penuh diat ialah 100 ekor unta. Walau bagaimanapun, para
ulama' berpendapat boleh mengantinya dengan harta yang senilai
dengannya pada masa tersebut.
 Di antaranya ialah;
a) uang emas = 1.000 dinar
b) uang perak = 10.000 – 12.000 dirham
c) Lembu = 200 ekor
d) Kambing = 2.000 ekor
e) Persalinan = 200 persalinan lengkap
a. Diyat jinayah membunuh:
 Diyat Mughaladzoh (denda berat) dikarenakan Pembunuhan
sengaja -  100 ekor unta secara terus (tanpa tangguh) yang
terdiri dari :
a) 30 ekor Juz'ah (unta berumur 5 tahun)
b) 30 ekor Hiqqah (unta berumur 4 tahun)
c) 40 ekor khilfah (unta yang sedang bunting) 

 Pembunuhan separuh sengaja - 100 ekor unta spt di atas


tetapi bayaran boleh ditangguhkan sehingga 3 tahun.

 Pelaku pembunuhan di tanah haram (Makkah)


 Diyah Mukhoffaffah (Denda ringan)
Pembunuhan tidak sengaja & menciderai anggota tubuh 100
ekor unta dan ditangguhkan sehingga 3 tahun yang terdiri
dari:
a) 20 ekor Juz'ah (unta berumur 5 tahun)
b) 20 ekor Hiqqah (unta berumur 4 tahun)
c) 20 ekor Bintu Labun (unta betina berumur 3 tahun)
d) 20 ekor Ibnu Labun (unta berumur 3 tahun)
e) 20 ekor Bintu Makhad (unta betina berumur 2 tahun)

 Hukuman bagi jenayah Pembunuhan separuh sengaja dan


Pembunuhan Tidak Sengaja adalah Diyat saja. Dan tidak
berlaku hukum Qishash .
b. Diyat kejahatan melukai atau memotong
anggota badan :
 Membayar satu diyat (100 ekor unta) jika Pelaku
menghilangkan anggota badan tunggal atau sepasang.
 Membayar setengah diyat (50 ekor unta) jika pelaku
memotong salah satu anggota badan yang berpasangan
 Membayar sepertiga diyat jika pelaku melukai anggota
badan sampai organ dalam
 Membayar 15 ekor unta jika pelaku melukai orang lain
hingga menyebabkan kulit terkelupas.
 Membayar 10 ekor unta jika pelaku melukai orang lain
hingga mengakibatkan jari-jarinya terputus
 Membayar 5 ekor unta jika pelaku melukai hingga
giginya patah atau terlepas
Hikmah Diyat

 Sifat pemaaf kepada orang lain karena sesuatu hal


sudah terjadi
 Manusia dapat berhati-hati dalam bertindak bahkan
takut melakukan kejahatan karena sayang harta, bisa
habis bahkan melarat karena untuk membayar diyat
 Menjunjung tinggi terhadap perlindungan jiwa dan raga.
Ciri khas jarimah qishas dan diyat:
1) Hukumannya sudah tertentu dan terbatas, dalam arti sudah
ditentukan syara’ dan tidak ada batas maksimal dan minimal.
2) Hukuman tersebut merupakan hak perseorangan (individu),
dalam arti bahwa korban atau keluarganya berhak memberikan
pengampunan terhadap pelaku.
PEMBUKTIAN PELAKSANAAN JARIMAH (QISASH DAN DIYAT)
1.  Pengakuan
2.  Persaksian. Dlm kasus pidana selain zina (4 orang saksi lelaki
adil), syarat minimal 2 org saksi lelaki yang adil.
3.  Qarinah:  Segala  tanda2 yang  terbukti yang bersamaan dengan
sesuatu yang masih samar, maka tanda itu menunjukkan kepada
itu.
4. Al-Qasamah:  Sebuah  sumpah yg diulang-ulang bagi kasus
pidana pembunhan. Yaitu dilakukan 50 kali sumpah dari 50 lelaki.
Ad.3. Hukuman Kafarat
 Menurut bahasa yaitu tertutupnya hati sesorang hingga ia berani
melakukan pelanggaran terhadap aturan syar’i
 Secara istilah adalah denda yang wajib dibayarkan oleh sesorang
yang telah melanggar larangan Allah tertentu.
 Kaffarah itu merupakan tanda taubat dan penebus dosa.
 Hukuman kifarat dijatuhkan atas pembunuhan karena kekeliruan /
tidk sengaja / tidak menyerupai sengaja
 Dasar hukum-Nya; Q.S. An-Nisa:92.
Macam-macam Kaffarat

1. Kaffarah Pembunuhan
 Seseorang yang membunuh orang lain selain dihadapkan pada
salah satu dari dua pilihan, diqishash atau membayar diyat. Dia
juga diwajibkan membayar kaffarah. Yaitu memerdekakan
budak muslim. Jika tidak mampu maka pilihan lainnya adalah
berpuasa 2 bulan berturut-turut.
2. Kaffarah Dzihar
 Dzihar adalah perkataan seorang suami kepada istrinya “kau
bagiku seperti punggung ibuku”. Pelaku dzihar wajib
menunaikan kaffarah sebelum melakukan hubungan biologis
dengan istrinya.
 Kaffarah seorang suami yang medzihar istrinya adalah
memerdekakan hamba sahaya. Jika ia tak mampu, maka pilihan
kedua yaitu puasa 2 bulan berturut-turut. Dan jika ia masih juga
tak mampu, maka pilihan terakhirnya yaitu memberikan makan
60 fakir miskin
3. Kaffarah melakukan hubungan biologis di siang
hari pada Bulan Ramadhan.
 Sama dengan Kaffarah Dzihar ditambah dengan qadha
sebanyak jumlah hari mereka melakukan hubungan biologis
di siang hari bulan Ramadhan
4. Kaffarah karena melanggar sumpah
 Memberi makan 10 fakir miskin.
 Memberi pakaian
 Memerdekakan budak
Jika ketiga hal diatas tidak mampu dilakukan maka dia
diwajibkan Puasa 3 bulan berturut-turut..
5. Kaffarah ‘ila.
 Kaffarah ila’ adalah sumpah suami untuk melakukan
hubungan biologis dengan istrinya dalam masa tertentu.
 Konsekuensinya sama dengan membayar kaffarah yamin
(kaffarah melanggar sumpah)
6. Kaffarah membunuh binatang buruan saat
berihram
 Mengganti binatang ternak yang seimbang
 Memberi makan orang miskin
 Berpuasa
Hikmah Kaffarat

 Manusia benar-benar menyesali pebuatan yang keliru,


telah berbuat dosa kepada Allah dan merugikan sesama
manusia
 Bertaubat kepada Allah dengan mendekatkan diri
kepada-Nya
 Percaya diri dengan diterima taubatnya manusia menjadi
tenang, karena tuntunan agama sudah dipenuhinya
Ad. 4. pencabutan hak waris dan wasiat
Pencabutan hak waris dan wasiat merupakan hukuman
tambahan, disamping hukuman pokok untuk tindak pidana
pmbunuhan.
Sesuai dengan sabda Nabi saw: dari Amr ibn Syu’aib dari
ayahnya dari kakeknya ia berkta: telah bersabda Nabi saw:
“tidak ada bagian sedikitpun dari warisan bagi seorang
pembunuh”. (Hadits diriwayatkan oleh An-Nasa’i dan Ad-
Daruquthi).

Jadi salah satu yang menghalangi seseorang mendapatkan


hak atas waris, karena dia membunuh sang pemilik harta
dari saudaranya.

Anda mungkin juga menyukai