DIYAT
a. Pengertian Diyat
Diyat secara bahasa : denda atau ganti rugi pembunuhan. Secara istilah : sejumlah harta yang wajib diberikan
karena tindakan pidana (jinayat) kepada korban kejahatan atau walinya atau kepada pihak terbunuh atau
teraniaya.
c. Macam-macam diyat
Diyat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Diyat Mughalladzah ( denda berat ).
Diyat Mughalladzah adalah membayarkan 100 ekor unta yang terdiri dari :
- 30 hiqqah ( unta betina berumur 3-4 tahun )
- 30 jadza’ah ( unta betina berumur 4-5 tahun ).
- 40 unta khilfah ( unta yang sedang bunting ).
2. Diyat Mukhaffafah ( denda ringan )
Diyat mukhaffafah yang dibayarkan kepada keluarga korban ini berupa 100 ekor unta , terdiri dari :
- 20 unta hiqqah ( unta betina berumur 3-4 tahun )
- 20 unta jadza’ah ( unta betina berumur 4-5 tahun )
- 20 unta binta makadh ( unta betina lebih dari 1 tahun )
- 20 unta binta labun ( unta betina umur lebih dari 2 tahun )
- 20 unta ibna labun ( unta jantan berumur lebih dari 2 tahun )
Teknis pembayaran :
Jika diyat tidak bisa dibayarkan dengan unta , maka bisa digantikan dengan uang seharga unta tersebut..
ketentuan-ketentuan yang belum ada aturan hukumnya diserahkan kepada kebijaksanaan hakim.
Hikmah Diyat :
Hikmah terbesar diterapkannya diyat adalah mencegah pertumpahan darah serta sebagai obat hati dari
rasa dendam keluarga korban terhadap pelaku tindak pidana pembunuhan ataupun penganiayaan.
V. Kaffarah
a. Pengertian kaffarah
Kaffarah yaitu denda yang harus dibayar karena melanggar larangan Allah atau melanggar janji. Berasal dari
kata kufr yang artinya tertutup. Sedangkan secara istilah , kaffarah adalah denda yang wajib dibayarkan oleh
seseorang yang telah melanggar larangan Allah tertentu. Kaffarah merupakan tanda taubat kepada Allah dan
penebus dosa .
b. Macam-macam kaffarah :
1. Kaffarah Pembunuhan
Kaffarah seseorang yang melakukan pembunuhan ialah : memerdekakan budak muslim. Jika ia tak
mampu melakukannya , maka pilihan selanjutnya ialah berpuasa 2 bulan berturt-turut.
Dalil : QS. An-Nisa’ : 92
2. Kaffarah Dzihar
Dzihar adalah perkataan suami kepada isterinya, “ kau bagiku seperti punggung ibuku ”. pada masa
jahiliyah dzihar dianggap thalaq. Namun setelah Islamiyah turun, ketetapan hukum yang berlaku dimasa
jahiliyah dibatalkan. dzihar bukan thalaq, dan pelaku dzihar wajib menunaikan kaffarah dzihar sebelum ia
melakukan hubungan biologis dengan isterinya.
Kaffarah dzihar ada 3 pilihan yaitu :
- Memerdekakan hamba sahaya (budak islam).
- Puasa 2 bulan berturut-turut.
- Memberi makan 60 fakir miskin.
3. Kaffarah melakukan hubungan biologis disiang hari pada bulan ramadhan. Kaffarahnya adalah sama
dengan kaffarah dzihar ditambah dengan mengqadha puasanya sebanyak jumlah hari mereka melakukan
hubungan biologis disiang hari.
4. Kaffarah karena melanggar sumpah.
Kaffarah orang yang melanggar sumpah atas nama Allah adalah memberi makan 10 fakir miskin, atau
memberi pakaian kepada mereka , atau memerdekakan budak. Jika ketiga pilihan tersebut tak mampu ia
lakukan , maka diwajibkan baginya berpuasa 3 hari berturut-turut .
Dalil : QS. Al-Maidah : 89
5. Kaffarah Ila’.
Kaffarah Ila’ ialah sumpah suami tidak melakukan hubungan biologis dengan isterinya dalam masa
tertentu. Contoh : perkataan suami kepada isterinya : “ demi Allah aku tidak akan menggaulimu ”.
kaffarahnya sama dengan kaffarah melanggar sumpah (kaffarah yamin).
6. Kaffarah karena membunuh binatang buruan pada saat berihram. Kaffarahnya adalah mengganti binatang
ternak yang seimbang , atau memberi makan orang miskin , atau berpuasa.
Dalil : QS. Al-Maidah : 95
Himah Kaffarah :
1. Manusia benar-benar menyesali perbuatan yang keliru, telah berbuat dosa kepada Allah dan
merugikan sesama manusia.
2. Menuntun manusia agar segera bertaubat kepada Allah atas tindak maksiat yang ia lakukan.
3. Menstabilkan mental manusia , hingga ia merasakan ketenangan diri karena tuntunan agama
(membayar kaffarah) telah ia tuntaskan