Anda di halaman 1dari 3

JINAYAT

Yang dimaksud dengan jinayat meliputi :


1. Membunuh orang
2. Melukai orang
3. Memotong anggota tubuh
4. Menghilangkan manfaat badan
Membunuh orang adalah dosa besar, maka Allah yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana telah
menetapkan hukuman di dunia dan di akhirat demi ketentraman dan menjaga keselamatan hidup
manusia di bumi.
”Dan barang siapa membunuh seorang mu’min dengan sengaja maka balasannya adalah neraka
jahannam yang dia akan kekal di dalamnya, dan Allah murka kepadanya, mengutukinya, serta
menyediakan adzab yang besar baginya”. (QS. An-Nisa 93)
(Baca juga QS. Al-Baqoroh 178).
Bagi yang membunuh tergantung tiga hak :
1. Hak Allah
2. Hak Ahli Waris
3. Hak yang dibunuh
Apabila pembunuh bertobat dan menyerahkan diri kepada ahli waris (keluarga yang dibunuh)
dia terlepas dari hak Allah dan hak ahli waris, baik mereka melakukan qishos atau mereka
mengampuninya dengan membayar diyat (denda) ataupun tidak. Sesudah itu tinggal hak yang
dibunuh; nanti akan diganti oleh Allah diakhirat dengan kebaikan.
TIGA MACAM PEMBUNUHAN
SENGAJA TIDAK SENGAJA SEPERTI
(DIRENCANAKAN) SENGAJA
Dilakukan dengan niat Dilakukan dengan niat tidak Dilakukan dengan niat
benar-benar ingin ingin membunuh. Misalnya benar-benar ingin
membunuh dan seseorang melemparkan sesuatu membunuh tetapi
dengan menggunakan yang tidak disangka akan dengan menggunakan
alat yang biasanya mengenai seseorang hingga alat yang tidak biasa
dapat digunakan untuk meninggal dunia digunakan untuk
membunuh. membunuh.
HUKUMANNYA HUKUMANNYA HUKUMANNYA
Wajib diqishos Tidak wajib diqishos. Hanya Tidak wajib diqishos.
(berarti hukumannya wajib membayar diyat ringan. Hanya diwajibkan
di bunuh) kecuali Diyat ini dibebankan kepada membayar diyat yang
dimaafkan oleh ahli keluarganya, bukan atas orang berat dan dibebankan
waris dengan yang membunuh saja. Mereka kepada keluarganya
membayar diyat atau membayarnya dengan diangsur dengan diangsur
dimaafkan sama selama 3 tahun. Tiap akhir tahun selama 3 tahun
sekali. membayar 1/3 nya.
(QS. An-Nisa 92)

SYARAT WAJIB QISHOS


1. Orang yang membunuh adalah orang yang sudah baligh & berakal sehat.
2. Orang yang membunuh bukan bapak dari yang dibunuh.
3. Orang yang dibunuh derajatnya tidak kurang dari orang yang membunuh.
Maksudnya adalah agama dan merdeka atau tidaknya, begitu juga bapak dengan anaknya.
Oleh karena itu bagi orang Islam yang membunuh orang kafir idak berlaku qishos; begitu
juga orang merdeka tidak dibunuh sebab membunuh budak, dan bapak tidak dibunuh sebab
membunuh anaknya.
4. Orang yang terbunuh adalah orang yang terpelihara darahnya dengan Islam atau dengan
perjanjian.
Firman Allah QS. Al-Baqoroh ayat 178

1
               

               

         


Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang
yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan
wanita. Maka Barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang
mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar
(diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu
keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu,
Maka baginya siksa yang sangat pedih[111].

Penjelasan ayat :
[111] Qishaash ialah mengambil pembalasan yang sama. qishaash itu tidak dilakukan, bila yang membunuh
mendapat kema'afan dari ahli waris yang terbunuh Yaitu dengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar.
pembayaran diat diminta dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang membunuh
hendaklah membayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-nangguhkannya. bila ahli waris si korban
sesudah Tuhan menjelaskan hukum-hukum ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si pembunuh
setelah menerima diat, Maka terhadapnya di dunia diambil qishaash dan di akhirat Dia mendapat siksa yang pedih.

 Hadits Nabi

Artinya : “Orang Islam tidak dibunuh sebab membunuh orang kafir” (HR. Bukhori)

Artinya : ”Bapak tidak dibunuh sebab membunuh anaknya” (HR. Baihaqi)

Setiap hukum qishos yang berlaku bagi seseorang (dengan syarat seperti di atas) berlaku
pula hukum potong atau qotho’, dengan tambahan syarat seperti sebagaimana berikut :
1. Hendaklah nama dan jenis anggota itu sama, misalnya kanan dengan kanan, kiri dengan
kiri, tangan dengan tangan, dan kaki dengan kaki.
2. Keadaan anggota yang dipotong tidak kurang dari anggota yang akan dipotong. Misalnya
tangan yang sempurna dengan tangan yang syalal (kering; tidak mempunyai kekuatan)

Tiap-tiap anggota yang terpotong dari peruasannya berlaku padanya hukum qishos. Adapun
luka tidak wajib qishos tetapi dapat disamakan ukuran panjang, lebar, dan dalamnya luka
tersebut.

2
DIYAT / DENDA

Yang dimaksud dengan diyat ialah ”Denda pengganti jiwa yang tidak berlaku atau tidak
dilakukan padanya hukum bunuh”. Diyat ada 2 macam yaitu :

A. DENDA BERAT
Denda berat yaitu 100 ekor unta dengan perincian :
30 ekor unta betina umur 4 tahun
30 ekor unta betina umur 4 tahun masuk 5 tahun
40 ekor unta betina yang sudah bunting
Diwajibkan denda berat karena :
1. Sebagai ganti hukum bunuh yang dimaafkan pada pembunuhan yang betul-betul
disengaja. Denda ini wajib dibayar tunai oleh yang membunuh sendiri.
2. Melakukan pembunuhan ”seperti sengaja”. Denda ini wajib dibayar oleh
keluarganya dengan cara diangsur pada tiap-tiap akhir tahun 1/3 selama 3 tahun.
B. DENDA RINGAN
Banyaknya denda ringan ini adalah 100 ekor unta dengan perincian :
20 ekor unta betina umur 1 masuk 2 tahun
20 ekor unta betina umur 2 masuk 3 tahun
20 ekor unta jantan umur 2 masuk 3 tahun
20 ekor unta betina umur 3 masuk 4 tahun
20 ekor unta betina umur 4 masuk 5 tahun
Denda ini dapat diganti dengan uang yang senilai dengan harga unta, ini pendapat
sebagian ulama’. Pendapat lain menyatakan bahwa boleh diganti dengan uang 12.000
dirham (kira-kira 37,44 kg perak), dan kalau denda berat maka ditambah 1/3 nya.

Ringannya denda dapat dipandang dari 3 segi :


1. Jumlahnya yang dibagi 5
2. Diwajibkan atas keluarga yang bersangkutan
3. Diberi waktu selama 3 tahun

Beratnya denda dapat dipandang dari 3 segi juga :


1. Jumlah denda hanya dibagi 3, sedangkan tingkat umurnya juga lebih besar
2. Diwajibkan atas pembunuh itu sendiri
3. Denda wajib dibayar tunai

Pembunuhan tidak sengaja telah diterangkan di atas bahwa sebagai dendanya adalah
denda ringan. Denda ini akan menjadi berat jika pada keadaan :
 Berada di Tanah Haram (Makkah & Madinah)
 Terjadi pada bulan Haram (Muharram, Rajab, Dzul Qo’idah, & Dzul Hijjah)
 Yang membunuh adalah mahram dari yang dibunuh
(Keterangan ini diambil dari kitab ”KIFAYATULAKHYAR” berdasarkan perilaku para sahabat
seperti Umar dan Utsman).
Denda wanita yang membunuh wanita adalah ½ dari denda laki-laki. Sesuai dengan Hadits
Nabi SAW :

Artinya : ”Denda wanita ½ dari denda laki-laki” (HR. Amr & Ibn Hazm)

C. DENDA MELENYAPKAN MANFAAT ANGGOTA TUBUH


Tiap-tiap anggota yang tidak dapat dilakukan qishos karena tidak dapat disamakan maka
wajib membayar imbuh (pengganti kerusakan). Caranya kita umpamakan orang itu
sebagai hamba, berapa kekurangan harganya karena kerusakan itu. Umpamanya sebelum
mengalami kerusakan (dicelakakan) harganya Rp. 1.000,- sesudah dirusak harganya
menjadi Rp. 900,- maka imbuhnya adalah Rp. 100,- atau 1/10 diyat.

Selain membayar diyat seperti yang telah diuraikan diatas bagi pembunuh juga
diwajibkan untuk membayar kafarat berupa memerdekakan budak. Namun jika tidak ada maka
diganti dengan berpuasa selama 2 bulan berturut-turut.
(Baca Firman Allah QS. An-Nisa ayat 92)

Anda mungkin juga menyukai