Anda di halaman 1dari 7

DATA PRIBADI

1. A. Keterangan Diri Mahasiswa


1. Nim                   : 1901093039
2. Nama Lengkap            : NOVIANA
3. Nama Panggilan          : Novi
4. Tempat/Tanggal Lahir : Solok/7 juli 2001
5. Anak ke                       : 2 dari 3 bersaudara
6. Jenis kelamin              : perempuan
7. Agama                        : Islam
8. Motto : Semua impian kita bisa terwujud jika kita memiliki
keberanian untuk mengejanya.
9. Hobby                         : menyanyi,menonton
10. Cita-cita                      : menjadi orang sukses
11. Bahasa sehari-hari    : Minang, Indonesia
12. Kewarganegaraan     : Indonesia
13. Suku                         : melayu
14. Status keluarga         : Anak kandung
15. No Telp/ Hp               : 081278384400
16. Email                         : noviana7701@gmail.com

2. B. Keterangan Orang Tua

a. Ayah
1. Nama                       : Hendriyatno
2. Tempat, Tgl Lahir   : Cirebon/6 juni 1969
3. Alamat                     : jl.Batu Agung no.7 Simpang Pulai Kota Solok
4. Agama                     : Islam
5. No Hp : 081374208374

b. Ibu
1. Nama                       : Ismar
2. Tempat, Tgl Lahir   : Solok/14 maret 1976
3. Alamat                     : jl.Batu Agung no.7 Simpang Pulai Kota Solok
4. Agama                     : Islam
5. No Hp : 082170437447
JINAYAH

I. PENGERTIAN JINAYAH

Jinayah artinya perbuatan dosa, perbuatan salah atau jahat. Jinayah adalah
masdhar dari kata kerja janaa yang mengandung arti suatu kerja yang
diperuntukkan bagi satuan laki-laki yang telah berbuat dosa atau salah.sebutan bagi
pelaku kejahatan wanita adalah Jaaniah,
Menurut Bahasa
Merupakan nama bagi suatu perbuatan jelek seseorang
Menurut istilah
Adalah nama bagi suatu perbuatan yang diharamkan syara’, baik perbuatan
tersebut mengenai jiwa, harta benda, maupun selain jiwa dan harta benda”.

Menurut aliran Mazhab Hanafi, ada pemisah dalam pengertian jinayah ini.
Kata jinayah hanya diperuntukkan bagi semua perbuatan yang dilakukan manusia
dengan objek anggota badan dan jiwa saja, seperti melukai atau membunuh.
Adapun perbuatan dosa atau perbuatan salah yang berkaitan dengan objek atau
sasaran barag atau harta benda diamakan dengan ghasab. Oleh karena itu
pembahasan mengenai pencurian dipisahkan dari pembahasan jinayah, yang hanya
membahas kejahatan atau pelanggaran terhadap jiwa atau anggota tubuh.
Ayat mengenai jinayah

ِ ‫اص َحيَاةٌ يَا أُولِي اأْل َ ْلبَا‬


َ ُ‫ب لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّق‬
‫ون‬ ِ ‫ص‬َ ِ‫َولَ ُك ْم فِي ْالق‬
Dan dalam qishâsh itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang
yang berakal, supaya kamu bertakwa. [al-Baqarah/2:179]
II. MACAM MACAM JINAYAH DAN HUKUM BAGI PELAKUNYA
A. Pembunuhan
Pembunuhan adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dapat
menghilangkan nyawa seseorang, apa pun bentuknya, apabila suatu tindakan
tersebut dapat menghilangkan nyawa, maka ia dikatakan membunuh.

ِ ‫ب هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َولَ َعنَهُ َوأَ َع َّد لَهُ َع َذابًا ع‬


‫َظي ًما‬ ِ ‫َو َم ْن يَ ْقتُلْ ُم ْؤ ِمنًا ُمتَ َع ِّمدًا فَ َجزَا ُؤهُ َجهَنَّ ُم خَالِدًا فِيهَا َو َغ‬
َ ‫ض‬

“Dan barangsiapa yang membunuh seorang Mukmin dengan sengaja maka


balasannya ialah Jahannam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya,
dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” [an-
Nisâ’/4:93]

Pembunuhan terbagi tiga:


1.          Pembunuhan yang disengaja
Yang dimaksud pembunuhan dengan sengaja ialah seseorang yang
secara sengaja (dan terencana) membunuh orang yang terlindungi
darahnya (tak bersalah). Adapun untuk pembunuhan yang disengaja
dan terencana, maka pihak wali dari terbunuh diberi dua alternatif,
yaitu menuntut hukum qishash, atau memaafkan dengan mendapat
imbalan diat.
2.         Pembunuhan yang seperti disengaja
Adapun yang dimakasud syibhul ’amdi (pembunuhan yang mirip
dengan sengaja) ialah seseorang bermaksud tidak memukulnya, yang
secara kebiasaan tidak dimaksudkan hendak membunuhnya, namun
ternyata oknum yang jadi korban meninggal dunia. Kejadiannya bisa
juga seperti ini, ketika seseorang memukul orang lain tidak dengan
benda yang mematikan dan tidak pula mengenai organ tubuh yang
vital dan sensitif seperti otak, jantung, dll dan orang tersebut
meninggal dunia. Hal seperti itulah yang dikatakan sebagai
pembunuhan yang seperti disengaja.
Dalam hal ini tiada wajib qisas (balas bunuh) bagi si pembunuh,
tetapi diwajibkan ke atas keluarga pembunuh untuk membayar diyat
mughallazah (denda yang berat) dengan secara beransur-ansur selama
tiga tahun kepada keluarga korban.
3.      Pembunuhan yang tidak disengaja
Sedangkan yang dimaksud pembunuh yang tidak disengaja ialah
seseorang yang melakukan perbuatan menghilangkan nyawa
seseorang tanpa disengaja. Ketika seseorang melakukan hal yang
mubah baginya, seperti memanah binatang buruan atau semisalnya
ternyata anak panahnya nyasar mengenai orang hingga meninggal
dunia.
Bagi si pembunuh tidak dikenakan Qisas (balas bunuh) tetapi dia
dikenakan diyat mukhafafah (denda yang ringan). Diyat itu dibayar
oleh adik-beradik pembunuh dan bayarannya boleh ditangguhkan
selama tiga tahun.
4.       Pencurian
Pencurian adalah mengambil sesuatu milik orang lain secara diam-
diam dan rahasia dari tempat penyimpannya yang terjaga dan rapi
dengan maksud untuk dimiliki. Pengambilan harta milik orang lain
secara terang-terangan tidak termasuk pencurian tetapi Muharobah
(perampokan) yang hukumannya lebih berat dari pencurian. Dan
Pengambilan harta orang lain tanpa bermaksud memiliki itupun tidak
termasuk pencurian tetapi Ghosab (memanfaatkan milik orang lain
tanpa izin).
Pelaku pencurian diancam hukuman potong tangan dan akan diazab
diakherat apabila mati sebelum bertaubat dengan tujuan agar harta
terpelihara dari tangan para penjahat, karena dengan hukuman seperti
itu pencuri akan jera dan memberikan pelajaran kepada orang lain
yang akan melakukan pencurian karena beratnya sanksi hukum
sebagai tindakan defensif (pencegahan).
Hukuman potong tangan dijatuhkan kepada pencuri oleh hakim
setelah terbukti bersalah, baik melalui pengakuan, saksi dan alat bukti
serta barang yang dicurinya bernilai ekonomis, bisa dikonsumsi dan
mencapai nishab, yaitu lebih kurang 93 gram emas.

5.      Perzinahan
Zina adalah melakukan hubungan seksual di luar ikatan perkawinan
yang sah, baik dilakukan secara sukarela maupun paksaan.
Sanksi hukum bagi yang melakukan perzinahan adalah dirajam
(dilempari dengan batu sampai mati) bagi pezina mukhshan; yaitu
perzinahan yang dilakukan oleh orang yang telah melakukan
hubungan seksual dalam ikatan perkawinan yang sah. Atau dicambuk
100 kali bagi pezina ghairu mukhshan; yaitu perzinahan yang
dilakukan oleh orang yang belum pernah melakukan hubungan
seksual dalam ikatan perkawinan yang sah.
Sanksi hukum tersebut baru dapat dijatuhkan apabila sudah terbukti
melakukan perzinahan baik dengan pengakuan, 4 orang saksi atau alat
bukti.
6.     Qadzaf
Qadzaf adalah menuduh orang lain melakukan perzinahan. Sangsi
hukumnya adalah dicambuk 80 kali. Sangsi ini bisa dijatuhkan
apabila tuduhan itu dialamatkan kepada orang Islam, baligh, berakal,
dan orang yang senantiasa menjaga diri dari perbuatan dosa besar
terutama dosa yang dituduhkan. Namun ia akan terbebas dari sangsi
tersebut apabila dapat mengemukakan 4 orang saksi dan atau bukti
yang jelas. Suami yang menuduh isterinya berzina juga dapat terbebas
dari sangsi tersebut apabila dapat mengemukakan saksi dan bukti atau
me-li’an isterinya yang berakibat putusnya hubungan perkawinan
sampai hari kiamat.

7.     Muharobah
Muharobah adalah aksi bersenjata dari seseorang atau sekelompok
orang untuk menciptakan kekacauan, menumpahkan darah,
merampas harta, merusak harta benda, ladang pertanian dan
peternakan serta menentang aturan perundang-undangan.
Latar belakang aksi ini bisa bermotif ekonomi yang berbentuk
perampokan, penodongan baik di dalam maupun diluar rumah atau
bermotif politik yang berbentuk perlawanan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku dengan melakukan gerakan yang
mengacaukan ketentraman dan ketertiban umum.
Sangsi hukum pelaku muharobah adalah :
a. Dipotong tangan dan kakinya secara bersilang apabila ia atau
mereka hanya mengambil atau merusak harta benda.
b. Dibunuh atau disalib apabila dalam aksinya itu ia membunuh
orang.
c. Dipenjara atau dibuang dari tempat tinggalnya apabila dalam
aksinya hanya melakukan kekacauan saja tanpa mengambil
atau merusak harta-benda dan tanpa membunuh.
III.   Unsur Jinayah
A. Adanya nash, yang melarang perbuatan-perbuatan tertentu yang disertai
ancaman hukuman atas perbuatan-perbuatan diatas. Unsur ini dikenal dengan
istilah unsur formal ( Al-Rukn Al-Syar’i)
B. Adanya unsur perbuatan yang membentuk jinayah, baik berupa melakukan
perbuatan yang dilarang atau meningggalkan perbuatan yang diharuskan.
Unsur ini dikenal dengan istilah unsur material ( Al-Rukn Al-Madi)
C.   Pelaku kejahatan dalah orang yang dapat menerima khitbah atau dapat
memahami talif, artinya pelaku kejahatan tadi adalah mukallaf, sehingga
mereka dapat dituntut atas kejahatan yang mereka lakukan. Unsur ini dikenal
dengan istilah “unsur moral” (al-rukn al-Adabi)

IV. KESIMPULAN
Mengenai ruang lingkup fiqih jinayah, dilihat dari beberapa pengertian diatas,
secara garis besar dapat diambil kesimpulan bahwa pembahasan fiqih jinayah
adalah hukum-hukum syara` yang menyangkut masalah tindak pidana dan
hukumannya. Dengan kata lain, masalah yang dibahas dalam fiqih jinayah dan juga
hukum pidana pada umumnya adalah tindak pidana dan hukumannya.

Anda mungkin juga menyukai