Anda di halaman 1dari 5

Jenis Uqubat

Jenis-jenis uqubat dalam Islam yaitu hudud,jinayat,tazir dan


mukhalafat.
a. Hudud
Hudud adalah bentuk jama dari had. Secara bahasa, had artinya adalah apa saja yang dapat menjadi
pembatas dua barang. Menurut istilah syara had/hudud adalah uqubat yang ditetapkan kadarnya secara jelas
oleh syariat. Kejahatan yang dijatuhi hudud ada 7 yaitu zina, liwath (homoseksual), qadzf (menuduh zina),
minum khamr, murtad, hirabah (bughat dan merampok), sariqah (mencuri).
1. Zina (Al Isra:32)
32. Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu
jalan yang buruk.

Hukum:Haram
Uqubat:
a. pezina bukan muhsham, yaitu yang belum pernah menikah, didera 100 kali deraan (An Nur:2)
pezina bukan musham dari seorang budak, didera sebanyak 50 kali (An Nisaa:25).
b. pezina sudah muhsham, baik ,laki-laki maupun perempuan, dirajam dengan batu sampai mati. Dalilnya
adalah perbuatan Rasulullah (filu al-rasul) SAW yang merajam seoorang wanita dari kabilah Al-Ghamidiah
dan Maiz bin Malik al-Islami setelah berzina.
Syarat penerapan hudud untuk pezina:
1. Berakal dan baligh, baik muslim maupun dzimmi
2. Tidak dalam keadaan dipaksa, karena tidak ada hudud bagi orang yang dipaksa
3. Zina dibuktikan dengan bukti-bukti syarI yaitu pengakuan (iqraar), kesaksian 4 orang laki-laki yang
adil, nampaknya kehamilan pada wanita disertai pengakuan
4. Tidak ada syubhat (keraguan atau kesamaran)

2. Liwath
Hukuman liwath adalah hukuman mati baik muhsham maupun bukan muhsham, pelaku aktif (fail) maupun
pelaku pasif (maful bih)
Syarat pelkasanaan:
1. Baligh, berakal dan tidak dipaksa
2. Terbukti dengan syarI yaitu pengakuan atau kesaksian dua orang laki-laki adil
3. Qadzaf (menuduh zina) (An Nur:4)
Qadzaf adalah menuduh zina, uqubatnya didera sebanyak 80 kali deraan
Syarat pelaksanaan hudud:
1. baligh, berakal dan tidak dipaksa
2. yang dituduh adalah muhshan yaitu berakal, merdeka, muslim, memelihara diri dari zina dan sudah
cukup besar dimana perempuan yang semisalnya sudah bisa digauli
3. tidak ada bukti syarI terhadap pihak yang dituduh zina yaitu kesaksian 4 laki-laki yang adil atau
pengakuan

4. Murtad
Murtad adalah ketika seorang muslim yang keluar dari agama Islam, kemudian memeluk kekufuran.
Seorang muslim dpat dikafirkan dengan adanya 4 hal yang merupakan bukti kemurtadannya:
1. dengan Itiqad (bi a-Itiqad), misalnya meyakini bahwa Alquran bukanlah kalamullah
2. dengan keraguan (bi al-syak), misalnya seseorang ragu bahwa Allah itu esa
3. dengan perkataan (bi al-qaul), misalnya seseorang mengatakan bahwa al-Masih itu adalah anak Allah
4. dengan perbuatan (bi al-fili), misalnya seseorang bersujud kepada berhala.
Uqubat untuk orang murtad adalah hukuman mati.

Syarat pelaksanaan uqubat untuk orang murtad:


1. tampaknya kekufuran pada orang yang murtad dan adanya pengakuan orang tersebut terhadap fakta ini
dan sikapnya yang berkeras kepala dalam kekafiran
2. Orang yang murtad itu sebelumnya adalah muslim, sudah baligh, dan tidak dipaksa.
Orang yang murtad, setelah dihukum mati tidak boleh dimandikan, dishalatkan dan tidak boleh dikubur di
kuburan kaum muslim. Hartanya dtidak boleh diwarisi oleh ahli warisnya dan apa saja harta yang
ditinggalkannya menjadi hak baitul mal.

5. Minum khamr
Khamr adalah setiap sesuatu yang memabukkan. Kata Nabi, setiap yang memabukkan adalah khamr , dan
setiap khamr adalah haram.
Hukuman bagi peminum khamr adalah dicambuk 80 kali di tempat umum.

Syarat penerapan hukum:


1. pelakunya muslim, berakal, baligh, mukhtar (tidak dipaksa), mengetahui keharamnnya, sehat dan tidak
sakit. Jika sakit, hudud dijatuhkan setelah yang bersangkutan sehat. Jika sedang mabuk, hudud dujatuhkan
setelah sadar.
2. ada bukti syari (bayyinah syariyyah) terhadap perbuatan minum khamr, seperti pengakuan(iqrar), dan
kesaksian dua lelaki yang adil

6. Mencuri
Yang dimaksud dengan mencuri adalah mengambil barang yang tersimpan yang telah mencapai
nishabnya secara sembunyi-sembunyi.
Hukuman bagi pencuri adalah dipotong tangan sampai pergelangan tangan.

Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan
bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana (Al Maidah:38).

Syarat pelaksanaan potong tangan


a. pencurinya sudah baligh,berakal,mukallaf, baik dzimmi maupun muslim
b. tidak ada syubhat adanya hak bagi pencuri dalam harta yang dicuri, misalnya yang dicuri adalah harta
ayahnya, anaknya, atau mitra kerjanya (syarik), atau harta baitul mal
c. harta yang dicuri adalah telah mencapai nishbahnya, sesuai sabda Nabi SAW Tidak dipotong tangan
(pencuri) kecuali dalam seperempat dinar atau lebih
Dinar disini adalah dinar syari dari emas sebesar 4,25 gram.
d. harta yang dicuri adalah harta yang ada di tempat penyimpanan seperti rumah atau toko atau kotak
e. harta yang dicuri adalah harta terhormat yakni terdapat izin al-syari untuk memilikinya. Tidak ada
hukum potong tangan bagi seorang muslim yang mencuri babi atau khamr. Tapi jika yang mengambil adalah
seorang nasrani maka dijatuhkan hukum potong tangan padanya sebab syariat membolehkan mereka untuk
memiliki khamr.
f. pencurian dibuktikan dengan adanya pengakuan dan kesaksian dua laki-laki adil
g. harta diambil dengan cara sembunyi-sembunyi atau diam-diam. Orang yang merampok atau
mengkorupsi harta tak dianggap pencuri. Sabda Rasulullah Tidak ada bagi penghianat, perampok, dan
pengkorup hukuman potong tangan meski demikian, yang bersangkutan tetap akan dijatuhi hukuman
tazir yang dapat juga berbentuk potong tangan
h. Tidak ada hukum potong tangan terhadap pencuri buah-buahan yang diambil untuk dimakan walaupun
nilainya mencapai nishbah harta pencurian (1/4 dinar)
7. Hirabah
Hirabah adalah pembegal di jalan dan membuat kerusakan di muka bumi. Hirabah ada dua yaitu bughat dan
qaththaau al-thuruq. Bughat adalah orang-orang yang memberontak terhadap Daullah Islamiyah dan
mempunyai kekuatan. Dengan kata lain mereka adalah orang-orang yang membangkan terhadap Daulah
Islamiyah, mengangkat senjata serta mengumumkan perang kepadanya
33. Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya dan membuat
kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka
dengan bertimbal balik[414], atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). yang demikian itu (sebagai)
suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar,

Uqubatnya adalah:
1. Dihukum mati jika pelaku membunuh tetapi tidak mengambil harta
2. dihukum mati dan disalib jika pelaku membunh dan mengambil harta
3. dipotong tangan kanan dan kaki kirinya, bila pelaku mengambil harta tapi tidak membunuh (jika
melakukan sekali lagi perbuatan yang sama dipotong tangan kiri dan kaki kanannya)
4. Diasingkan atau dibuang (al-nafi), bila pelaku menebarkan fitnah dan menimbulkan ketakutan di
masyarakat tanpa membunuh dan mengambil harta.

B. Jinayat
Jinayat adalah jamak dari jinayah. Jinayat artinya penganiayaan fisik terhadap tubuh yang mewajibkan
adanya qishas atau hukuman denda harta. Jinayat ada dua yaitu pembunuhan dan penganiayaan selain
pembunuhan seperti pelukaan dan pemotongan anggota tubuh.
Pembunuhan dikategorikan menjadi:
1. pembunuhan sengaja (al-qulu al-amd)
2. pembunuhan seperti sengaja (al-qulu syibhu al-amd)
3. pembunuhan tidak sengaja (al-qulu al-khatha)

pembunuhan sengaja (al-qulu al-amd)


Uqubat untuk pembunuhan sengaja adalah qawad atau qishash yaitu hukuman mati jika keluarga korban
tidak menrima diyat (tebusan) atau tidak memaafkan.

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh
(Al Baqarah;178)
(Qishaash ialah mengambil pembalasan yang sama. qishaash itu tidak dilakukan, bila yang membunuh
mendapat kema'afan dari ahli waris yang terbunuh yaitu dengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar.
pembayaran diat diminta dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang
membunuh hendaklah membayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-nangguhkannya. bila ahli
waris si korban sesudah Tuhan menjelaskan hukum-hukum ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau
membunuh si pembunuh setelah menerima diat, Maka terhadapnya di dunia diambil qishaash dan di akhirat
dia mendapat siksa yang pedih.)

Sabda Nabi SAW


Barang siapa dibunuh maka keluarganya mempunyai dua pilihan: mengambil tebusan atau menuntut
hukuman mati (HR.Bukhari).
Seorang ayah tidak akan dikishash karena membunuh anaknya,
Berdasarkan sabda Nabi SAW
Tidak dihukum mati seorang bapak karena membunuh anaknya

pembunuhan seperti sengaja (al-qulu syibhu al-amd)


uqubat untuk pembunuhan seperti sengaja (al-qulu syibhu al-amd) adalah:
1. Membayar diyat mukhallazhah kepada keluarga korban, sesuai dengan sabda Nabi Perhatikanlah
sesungguhnya orang yang terbunuh dalam pembunuhan seperti sengaja yaitu orang yang membunuh dengan
cambuk atau tongkat, maka dalam perkara ini harus membayar 100 ekor unta yang 40 ekor diantaranya
sedang mengandung anaknya
2. Membayar kaffarah

Barangsiapa yang tidak memperolehnya[337], Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan
berturut-turut untuk penerimaan Taubat dari pada Allah (An Nisa:92).
[337] Maksudnya: tidak mempunyai hamba; tidak memperoleh hamba sahaya yang beriman atau tidak
mampu membelinya untuk dimerdekakan. menurut sebagian ahli tafsir, puasa dua bulan berturut-turut itu
adalah sebagai ganti dari pembayaran diat dan memerdekakan hamba sahaya.
pembunuhan tidak sengaja (al-qulu al-khatha)
uqubat pembunuhan tidak sengaja (al-qulu al-khatha):
1. membayar diyat mukhafaffah yaitu 100 ekor unta tanpa syarat
2. membayar kafarah, seperti firman Allah SWT

Barangsiapa yang tidak memperolehnya[337], Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan
berturut-turut untuk penerimaan Taubat dari pada Allah (An Nisa:92).

[337] Maksudnya: tidak mempunyai hamba; tidak memperoleh hamba sahaya yang beriman atau tidak
mampu membelinya untuk dimerdekakan. menurut sebagian ahli tafsir, puasa dua bulan berturut-turut itu
adalah sebagai ganti dari pembayaran diat dan memerdekakan hamba sahaya.

Ukuran dan jenis Diyat syariyah


1. unta. Diyat mukhafaffah (diyat ringan) yaitu 100 ekor unta dan diyat mughalaghah (diyat berat) yaitu
100 ekor unta yang 40 ekor diantaranya sedang bunting
2. Emas. Sebanyak 1000 dinar emas syarI dimana 1 dinar syarI adalah emas seberat 4,25 gram
3. Perak. Sebanyak 12.000 dirham. Standar 1 dirham syarI adalah 3,32 gram perak

Diyat untuk anggota melukai atau menghilangkan anggota tubuh manusia antara lain:
1. menghilangkan anggota tubuh manusia yang hanya satu jumlahnya, seperti lidah, diyatnya adalah diyat
sempurna seperti diyat pembunuhan (1000 dinar)
2. menghilangkan anggota tubuh manusia yang jumlahnya dua (berpasangan) , seperti tangan, diyatnya
adalah setengah diyat sempurna (500 dinar) untuk satu anggota. Kalau keduanya maka diyatnya adalah
diyat sempurna atau 1000 dinar.
3. Menghilangkan anggota tubuh manusia yang berjumlah empat seperti kelopak mata, diyat untuk satu
anggota adalah seperempat diyat sempurna yaitu sejumlah 250 dinar.
4. menghilangkan atau menanggalkan satu gigi diyatnya 50 dinar.

c. Tazir
Tazir menurut bahasa artinya adalah mencegah . adapun menurut istilah syarI tazir adalah uqubat
syariyah terhadap suatu perbuatan maksiat yang tidak ada had tertentu dari kaffarah padanya. Persyaratan
tazir didasarkan pada perbuatan Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Anas RA bahwa Nabi SAW
pernah menahan seseorang dalam kasus terhadap penuduhan orang lain. Penentuan besar kecilnya tazir
menjadi hak khalifah atau qadhi. Namun khalifah boleh memberikan wewenang kepad para qadhi untuk
menentukan kadar tazir . tazir dijatuhkan untuk setiap perbuatan maksiat dimana syariat tidak
menetapkan had atau hudud padanya.

Jenis-jenis uqubat tazir


1. hukuman mati, misalnya hukuman mati pada mata-mata Negara kafir atau orang yang menimbulkan
disintegrasi permusuhan umat Islam
2. cambuk atau dera yaitu pukulan dengan cambuk atau tongkat . untuk tazir tak boleh lebih dari 10 kali
cambukan, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW tidak didera (seseorang) diatas sepuluh kali, kecuali
pada salah satu had dari had-had Allah
3. Tahanan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW telah menahan seseorang dalam kasus
penuduhan selama sehari semalam. Penetapan masa tahanan diserahkan kepada qadhi
4. pengasingan (al-nafi), yaitu pengasingan atau pembuangan . Dalam Alquran telah terdapat hukuman
jenis ini

d. Mukhalafat
Mukhalafat adalah sanksi yang dijatuhkan atas pelanggaran terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh
khalifah selaku kepala Negara Islam. Mentaati khalifah adalah wajib, maka siapa saja yang melanggar
aturan itu berarti telah meninggalkan kewajiban. Dan itu termasuk kategori maksiat yang harus dikenai
hukuman. Mengenai jenis dan besarnya hukuman mukhalafat sama dengan tazir. Sebagaimana tazir,
penentuan hukuman mukhalafat menjadi wewenag khalifah atau orang yang diberi wewenang oleh khalifah
untuk berijtihad menentukan kadar tazir

Anda mungkin juga menyukai