ETIMOLOGI TERMINOLOGI
1. AL-QURAN
Dari Umar ra, dia berkata: Ketika kami duduk-duduk di sisi Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang
sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan
jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia
duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada lututnya (Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “Ya Muhammad, berita- 8 Buku Siswa Kelas
XI hukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam :
“Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah,
dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat,
menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu“, kemudian dia berkata:
“anda benar“. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan.
Kemudian dia bertanya lagi: “Beritahukan aku tentang Iman“. Lalu beliau bersabda:
“Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasulNya
dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk“,
kemudian dia berkata: “anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “Beritahukan aku
2. HADIS tentang ihsan“. Lalu beliau bersabda: “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah
seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau”
. Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”.
Beliau bersabda: “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya“. Dia berkata:
“Beritahukan aku tentang tanda-tandanya", beliau bersabda: “Jika seorang hamba
Hadist Nabi Muhammad SAW. Banyak melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin
dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya“,
membicarakan masalah-masalah yang kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah)
dibahasi lmu kalam. bertanya: “Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “Allah dan Rasul-Nya
lebih mengetahui“. Beliau bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian
(bermaksud) mengajarkan agama kalian “.(HR. Muslim)
3. PEMIKIRAN MANUSIA
Pada pertumbuhan awal pemikiran Islam, para ulama telah menggunakan rasionya untuk menjelaskan hal-hal yang
berkaitan dengan ajaran Islam jauh sebelum filsafat Yunani berpengaruh luas dalam khasanah ilmu Keislaman. Hal
ini terutama yang berkaitan dengan ayat-ayat mutasyabihat, yakni ayat-ayat Al-Quran yang samar maksudnya,
sehingga membutuhkan pemikiran akal untuk memahaminya. Di dalam Al-Qur’an, banyak sekali terdapat ayat-ayat
yang memerintahkan manusia untuk berfikir dan menggunakan akalnya. Dalam hal ini biasanya Al-Qur’an
menggunakan redaksi tafakkur, tadabbur, tadzakkur, tafaqqah, nazhar, fahima, aqala, ulul-albab, ulul-ilm, ulul-
abshar, dan ulun-nuha. Oleh karena itu, jika umat Islam sangat termotivasi untuk memaksimalkan penggunaan
rasionya, hal itu bukan karena ada pengaruh dari pihak luar saja, melainkan karena adanya perintah langsung dari
ajaran agama mereka. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan sangat jelasnya penggunaan rasio dan logika dalam
pembahasan ilmu kalam.
Secara naluriah, manusia selalu ingin bertuhan. Oleh sebab
itu, kepercayaan adanya Tuhan telah berkembang sejak
adanya manusia pertama. Abbas Mahmoud Al-Aqad
mengatakan bahwa keberadaan mitos merupakan asal-usul
agama dikalangan orangorang primitif. Sejak pemikiran
pemujaan terhadap benda-benda alam berkembang, di
wilayah-wilayah tertentu pemujaan terhadap benda-benda
4. INSTING alam berkembang secara beragam. Di Mesir, mereka
menganggap suci terhadap burung elang, burung nasr, ibn
awa ( semacam anjing hutan ), buaya, dan lain-lainnya.
Anggapan itu lalu berkembang menjadi pemujaan
terhadap matahari. Dari sini berkembang lagi menjadi
percaya adanya keabadian dan balasan bagi amal
perbuatan yang baik.
B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ILMU KALAM
PEMBAHASAN
1. MABDA 2. WASHILLAH
Hal-hal yang berhubungan dengan Allah SWT. Dalam Hal yang berhubungan dengan utusan Allah sebagai
bagian ini termasuk pula bagian takdir. perantara antara manusia dan Allah. meliputi:
Malaikat, Nabi/Rasul, dan Kitabkitab Suci.
3. MA’AD
1. Aspek Ontologi
Harus diakui bahwa masalah-masalah aliran-aliran kalam yang ada hanya berkisar pada persoalan-persoalan ketuhanan
dan yang berkaitan dengannya yang jauh dari persoalan kehidupan umat manusia. Dengan demikian, ilmu kalam tidak
dapat diandalkan untuk memecahkan persoalan-persoalan kehidupan manusia masa kini.
2. Aspek Epistimologi
Maksud epistimologi pada pembahasan ini adalah cara yang digunakan oleh para pemuka aliran kalam dalam
menyelesaikan persoalan kalam, terutama ketika mereka menafsirkan Al-Qur’an. Tiap-tiap aliran kalam
memang mengklaim memiliki misi suci ketika menyelesaikan persoalan-persoalan kalam. Namun, misi suci ini
tidak berjalan secara sempurna karena terkontaminasi oleh interes-interes pribadi atau kelompok.
2. Aspek Aksiologi
Pada aspek aksiologi ilmu kalam ini menyangkut pada kegunaan ilmu itu sendiri dalam menyingkap hakikat kebenaran.
Dengan menyitir sebuah hadits, “tafakkaru fi khalqillah. . .”, Muhammad Abduh beranggapan bahwa objek penelaahan dan
penelitian akal pikiran manusia, pada dasarnya adalah sifat-sifat dasar dari segala macam fenomena yang ditemui dalam
kehidupannya. Dari penelitian sifat-sifat dasar tersebut, akan ditemukan hukum sebab akibat yang melatarbelakanginya. Di
luar wilayah itu, akal pikiran tidak dapat menembusnya.
MASALAH YANG BERTENTANGAN DENGAN ILMU KALAM
1. Kekafiran 2. Kemunafikan
4. Kemurtadan
3. Kemusyrikan
C. FUNGSI ILMU KALAM
1. Untuk memperkuat, membela dan 2. Untuk menolak akidah yang sesat dengan
menjelaskan akidah Islam. berusaha menghindari tantangan tantangan
3. Sebagai ilmu yang mengajak orang yang baru 4. Ilmu kalam berfungsi sebagai ilmu yang dapat
untuk mengenal rasio sebagai upaya mengenal mengokohkan dan menyelamatkan keimanan pada
Tuhan secara rasional. diri seseorang dari ketersesatan.
AWAL MULA MUNCUL ILMU KALAM
Para ahli sejarah telah sepakat bahwa awal mula munculnya ilmu kalam itu di
sebabkan karena adanya faktor politik, bermula dari terbunuhnya khalifah Usman bin
Affan dan kemudian digantikan oleh khalifah Ali bin Abi Thalib. Peristiwa menyedihkan
ini (terbunuhnya Usman bin Affan) dalam sejarah islam sering dinamakan al-fitnat al-
qubra (Fitnah Besar). Peristiwa tersebut merupakan pangkal tumbuhnya berbagai
masalah pada masyarakat islam saat itu, khususnya masalah politik, sosial dan
pemahaan keagamaan. Maka ilmu kalam tumbuh dengan bertolak dari pristiwa fitnah
besar itu.
FIRQAH/TEOLOGI ILMU KALAM
Ilmu Kalam mengarahkan sasarannya kepada soal-soal kepercayaan (akidah) sedangkan Fiqh sasarannya
adalah hukum-hukum perbuatan lahiriyah mukallaf (ahkam al amaliah). Ilmu Kalam dapat menguatkan
akidah dan syari’ah. Sedangkan Ilmu Fiqh berusaha mengambil hukum sesuatu yang tidak dijelaskan oleh
Allah SWT dan Rasul-Nya.
2. Hubungan Ilmu Kalam dengan Ilmu Tasawuf
Ilmu kalam dan ϐilsafat Islam memiliki hubungan karena pada dasarnya ilmu kalam adalah ilmu
Ketuhanan dan keagamaan. Sedangkan ϐilsafat Islam adalah pembuktian intelektual melalui pengamatan
dari kajian langsung. Ilmu kalam berfungsi untuk mempertahankan keyakinan ajaran agama yang sangat
tampak nilai-nilai Ketuhananya. Sedangkan ϐilsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk
memperoleh kebenaran rasional.
Peranan Ilmu Kalam dalam Kehidupan