Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FUTUHAT ISLAMIYAH

Dosen Pengampu :
Disusun Oleh : (1) Moh.Thoriqul Hidayat (131611010)
: (2) Egi prasteyo (131611014)

PROGAM STUDY TEKNIK MESIN


SEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDIN
BUNGAH GRESIK
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulilah atas nikmat yang allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat.
Segala puji bagi allah atau segala rahmat, taufik, dan hidayahnya yang tiada terkira besarnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah futuhat islamiyah

Dalam penyusunanya, kami mengucapkan terima kasih pada dosen agama yang telah
membantu serta mengarahkan kami dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga
semuai bisa memberikan sedikit kebahagian dan menentun kelangkah yang lebih baik lagi

Meskipun kami berharap isi dan laporan praktikum ini bebas dari kesalahan, namun
selalu ada yang salah. Oleh karena itu kami mengahrapkan kritik dan saran yang sebangun
agar hasil makalah ini dapat lebih baik lagi

Akhir kata kami megucapkan banyak terima kasih, semoga hasil laporan ini bermanfaat.

Gresik, 15 september 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman judul ......................................................................................................... i


Kata pengantar ........................................................................................................ii
Daftar Isi ............................................................................................................... .iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
Latar belakang .......................................................................................1
Perumusan masalah ................................................................................4
Tujuan ....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................7
Peta penyebaran islam di dunia ............................................................7
motif dan metode penyebaran islam ......................................................7
Catatan kaki ......................................................................................... 15
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 20
Saran .................................................................................................... 23
Kesimpulan .......................................................................................... 23
Daftar pustaka ..................................................................................... 30
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Futuhat islamiyah adalah perluasan wilayah islam.Sejak masa kepemimpinan Umar bin
Khatab,wilayah islam semakin meluas.Buktinya,wilayah islam meluas sampai
mesir,irak,suriah Futuhat Islamiyah di Masa Kepemimpinan Umar bin Khattab (634-644
M/13 - 24 H) Nama lengkapnya adalah Umar bin Khattab bin Nufal bin Abd Uzza bin
Raba’ah bin Abdillah bin Qurth bin Huzail bin Ady bin Ka’ab bin Luway bin Fihr bin
Malik. Beliau lahir pada tahun 513 M. Umur beliau adalah 63 tahun dan beberapa bulan.
Salah satu gelar pujian beliau adalah al-Faruq (elang) yang diberikan oleh Rasulullah saw.

Selama menjabat khalifah (10 tahun enam bulan), Umar bin Khattab banyak melakukan
ijtihad atau terobosan berupa langkah konkret untuk memajukan rakyatnya dalam
penegakkan keadilan, penegakan hukum, pendidikan, ekonomi, politik, serta peningkatan
kualitas keimanan dan ketakwaan rakyatnya.

Beberapa terobosan dilakukan, misalnya di bidang pemerintahan, langkah pertama yang


dilakukan Umar sebagai khalifah adalah meneruskan kebijaksanaan yang telah ditempuh Abu
Bakar dalam perluasan wilayah Islam ke luar Semenanjung Arabia. Pada masanya terjadi
ekspansi kekuasaan Islam secara besar-besaran sehingga periode ini lebih dikenal dengan
nama periode Futuhat al-Islamiyyah (perluasan wilayah Islam). Berturut-turut pasukan Islam
berhasil menduduki Suriah, Irak, Mesir, Palestina, dan Persia.
1.1. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dibahas dalam makalah
ini terinci sebagai berikut.
1. Apakah yang di maksud dari futuhat islamiyah
2. Di manakah sisi letak Peta penyebaran islam di dunia
3. Bagaimana cara motif dan metode penyebaran islam
4. Mengapa futuhat islmiyah meluas ketika kepimpinan umar bin khatab
1.2. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Memberi pengetahuan apa arti futuhat islmiyah
2. Mengetahui sejarah sejarah islam ketika kepimpinan umar bin khatab
3. Memahami arti futuhat islamiyah
BAB II PEMBAHASAN

2.1. PETA PENYEBARAN ISLAM DI DUNIA

Umar bin Khattab bin Nufal bin Abd Uzza bin Raba’ah bin Abdillah bin Qurth bin
Huzail bin Ady bin Ka’ab bin Luway bin Fihr bin Malik. Beliau lahir pada tahun 513 M.
Umur beliau adalah 63 tahun dan beberapa bulan. Khalifah ke dua ini sangat selektif dalam
memilah pejabatnya. Pejabat yang diangkat harus memiliki integritas, kemampuan, dan
keahlian di bidangnya. Yang tidak kalah penting adalah memiliki semangat, keberanian
moral, serta komitmen tinggi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang dilakukan
secara profesional juga ikhlas semata-mata mencari ridha Allah SWT.

Beberapa terobosan dilakukan, misalnya di bidang pemerintahan, langkah pertama yang


dilakukan Umar sebagai khalifah adalah meneruskan kebijaksanaan yang telah ditempuh Abu
Bakar dalam perluasan wilayah Islam ke luar Semenanjung Arabia. Pada masanya terjadi
ekspansi kekuasaan Islam secara besar-besaran sehingga periode ini lebih dikenal dengan
nama periode Futuhat al-Islamiyyah (perluasan wilayah Islam). Berturut-turut pasukan Islam
berhasil menduduki Suriah, Irak, Mesir, Palestina, dan Persia.

Di bidang administrasi pemerintahan, Umar berjasa membentuk Majelis


Permusyawaratan, Anggota Dewan, dan memisahkan lembaga pengadilan. la juga membagi
wilayah Islam ke dalam 8 propinsi yang membawahi beberapa distrik dan subdistrik.
Kedelapan propinsi itu adalah Mekah, Madinah, Suriah, Jazirah, Kufah, Basra, Mesir, dan
Palestina. Untuk masing-masing distrik itu, diangkat pegawai khusus selaku gubernur. Gaji
mereka ditertibkan. Selain itu, administrasi perpajakan juga dibenahi.

Untuk kepentingan pertahanan, keamanan, dan ketertiban dalam masyarakt,


didirikanlah lembaga kepolisian, korps militer dengan tentara terdaftar. Mereka digaji yang
besarnya berbeda-beda sesuai dengan tugasnya. Dia juga mendirikan pos-pos militer di
tempat-tempat strategis.Umar melakukan pembenahan peradilan Islam. Beliaulah yang mula-
mula meletakkan prinsip-prinsip peradilan dengan menyusun sebuah risalah yang kemudian
dikirimkan kepada Abu Musa al-Asy’ari. Risalah itu disebut Dustur ‘Umar atau Risalah al-
Qada’.Dalam upaya meningkatkan mekanisme pemerintahan di daerah, Umar melengkapi
gubernurnya dengan beberapa staf yang terdiri dari katib (sekretaris kepala), katib ad-Diwan
(sekretaris pada sekretariat militer), sahib al-kharaj (pejabat perpajakan), sahib al-ahdas
(pejabat kepolisian), sahib bait al-mal (pejabat keuangan), dan qadi (hakim dan pejabat
jawatan keagamaan). Selain itu, ada staf yang langsung dikirim dari pusat.

Kebijaksanaan lain yang dilakukan Umar adalah mendaftar seluruh kekayaan pejabat
yang akan dilantik. Ini ditempuh untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan wewenang
dan tindakan korupsi.

Adapun rangkaian penaklukan wilayah yang terjadi pada masa Umar bin Khattab adalah:

1. Penaklukkan Syam (13 H), meskipun memang awal serangan dimulai pada masa Abu
Bakar, akan tetapi kota ini baru bisa ditaklukkan pada masa awal pemerintahan Umar bin
Khattab. Penaklukan ini dipimpin oleh Khalid bin Walid, yang kemudian dipecat oleh Umar
bin Khattab r.apada hari kemenangannya.
2. Penaklukkan Damasqus oleh Abu Ubaidah yang diteruskan ke Baalbek, Homs dan Hama
(13 H).

3. Yerussalem (638).

4. Caesaria (640) yang berlanjut ke Selatan Syiria, Harran, Edessa dan Nabisin.

5. Mesir oleh Amr bin Ash (641 H/20 H) termasuk Heliopolis dan Babylonia, sedangkan
Alexandria baru ditaklukkan pada tahun (643).

6. Syiria ditaklukkan pada perang Qadisiyah (637 M/14 H).

7. serangkaian penaklukan lainnya adalah Mosul (641 M/16 H), Nihawan, Hamadazan (21
H), Rayy (22 H), Isfahan dan kota-kota Utama Iran Barat (644 M), Khurasan (22 H).

8. Pasukan lainnya menguasai Ahwaz (Khuzistan) (640 M/17 H).

9. Sijistan dan Kerman (23 H)

Maka wilayah kekuasaan Umar bin Khattab pada saat itu meliputi: benua Afrika hingga
Alexandria, Utara hingga Yaman dan Hadramaut, Timur hingga Kerman dan Khurasan,
Selatan hingga Tabristan dan Haran.Selain itu pada masa Umar bin Khattab r.a juga tercatat
ijtihad-ijtihad baru. Beberapa sebab-sebab munculnya ijtihad baru di masa awal Islam
berkataitan dengan Alquran maupun sunnah. Di dalam Alquran pada saat itu sudah mulai
ditemukan kata-kata yang musytarak, makna lugas dan kiasan, adanya pertentangan nash,
juga makna tekstual dan makna kontekstual. Sedangkan tentang sunnah itu sendiri, karena
ternyata para sahabat tidak mempunyai pengetahuan yang merata tentang sunnah nabi, karena
kehati-hatian para sahabat untuk menerima suatu riwayat, terjadinya perbedaan nilai hadist,
dan adanya sunnah yang bersifat kondisional.

Selain beberapa alasan diatas, tentu saja faktor lainnya ikut mewarnai beberpa
kemunculan ijtihad pada masa Umar bin Khattab, seperti faktor militer, yakni dengan
meluasnya wilayah kekuasaan Islam, faktor sosial yang semakin heterogennya rakyat negara
Islam, dan faktor ekonomi.

Pada masa itu perluasan islam terjadi secara besar-besaran dan dikenal sebagai
periode Futuhat Al Islamiyah. Secara berturut-turut, pasukan islam berhasil menguasai
Suriah, Persia, dan Mesir. Wilayah Suriah memiliki beberapa kota yg menjadi pusat
kekuasaan Romawi Timur (Bizamtium) yang beragama kristen (Damaskus, Yordania,
Yerussalem, Hims, & Antiokia). Pada tahun 639 M pada bulan Desember, pasukan Islam
menyerbu Mesir yang dipinpim oleh Amru bin Ash. Atas perintah khalifah Umar bin Khatab
berangkatlah 4.000 pasukan islam ke Mesir, mula-mula Amru bin Ash merebut kota Al-
Farama (Mesir Timur) kemudian sampai ke Benteng Babilon (pusat kekuatan kekaisaran
Bizamtium). Setelah bertempur kaum muslimin berhasil menguasai Benteng Babilon dan
wilyah Mesir lainnya.
Kemenangan-kemenangan umat islam menjadikan wilayah islam semakin meluas hingga
sampai Afrika Utara, Armenia, dan sebagian wilayah Eropa Timur. Untuk memudahkan
jalannya pemerintahan, khlifah Umar bin Khattab membagi beberapa provinsi serta
menunjuk seorang gubernur untuk memerintah wilayah tersebut. Misalnya: Sa’ad bin Abi
Waqqas menjadi gubernur di Kuffah, Amru bin Ash di Mesir, dan Mu’awiyah bin Sufyan di
Damaskus.

2.2. Motif dan metode penyebaran islam


A. Motif penyebaran islam
Motif futuhat dalam Islam. Motif Futuhat melalui dakwah dan jihad adalah akidah.
Jihad yang berarti perang melawan orang-orang kafir baik secara fisik, materi dan pemikiran
yang berkaitan dengan perang merupakan metode (thariqah) untuk menyebarkan Islam ke
seluruh penjuru dunia. Jihad bukan untuk mendapatkan materi (ghanimah) atau jizyah meski
pemberian jizyaholeh orang-orang kafir menyebabkan serangan jihad dihentikan Jihad juga
bukan ajang untuk mendapatkan popularitas dan melampiaskan nafsu berkuasa. Musa al-
Asy’ari menyatakan bahwa seseorang pernah mendatangi Rasulullah SAW dan
bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang berada di jalan ALLAH; orang yang berperang
karena ghanimah, yang berperang karena ingin disebut-sebut; atau yang berperang karena
ingin dihormati?” Rasulullah SAW menjawab: “siapa saja yang berperang untuk
meninggikan kalimat ALLAH maka ia berada di jalan ALLAH.” (HR Muslim).
Dengan dakwah dan jihad kemuliaan dan keadilan Islam dapat tersebar dan menaungi
umat manusia. Dakwah dan jihad membebaskan mereka dari kegelapan dan kehinaan di
dunia dan akhirat. Paradigma inilah yang mendorong kaum Muslim sejak masa Rasulullah
SAW dan era Kekhalifahan Islam selama berabad-abad terus melakukan futuhat ke berbagai
penjuru dunia. Hal ini, misalnya, tampak pada Mughirah bin Syu’bah ketika diutus untuk
berdialog dengan Rustum Jenderal Persia sebelum kaum Muslim menyerang
Persia pada Perang Qadisiyah. Rustum berkata, “sesungguhnya kalian adalah tetangga
kami. Kami juga telah berbuat baik dan menghilangkan bahaya atas kalian. Oleh karena itu,
kembalilah ke negeri kalian. Kami juga tidak akan menghalangi pedagang kalian masuk ke
negeri kami.” Mendengar pernyataan tersebut Mughirah bin Syu’bah menjawab, “Kami tidak
mencari dunia. Yang kami cari dan kami harapkan hanyalah akhirat. ALLAH SWT telah
mengutus kepada kami seorang rasul yang dikatakan kepadanya, ‘Aku murka dan akan
menyiksa orang yang tidak mengikuti agama-Ku. Sebaliknya, Aku menjadikan mereka kuat
selama mereka berpegang teguh padanya. Tidak seorangpun membencinya kecuali ia hina
dan tidak seorangpun yang memegang-nya kecuali ia mendapatkan kemuliaan.’”
Rustum berkata: “Alangkah baiknya. Apalagi?” Mughirah menjawab,
“Kami diperintahkan untuk mengeluarkan manusia dari penghambaan kepada manusia ke
penghambaan kepada ALLAH.”[4]

B. Metode penyebaran islam


Islam tidak mengenal istilah Negara periphery, koloni ataupun protektorat yang
diposisikan secara marginal oleh negara pusat. Dari aspek ekonomi, perhatian dan pelayanan
negara terhadap wilayah-wilayah tersebut juga sama dengan wilayah lainnya tanpa
mempertimbangkan besar-kecilnya pendapatan mereka. Jika belanja pemerintahannya
melebihi pemasukannya maka subsidi anggaran mengucur dari Baitul Maal (Kas Negara).
Sebaliknya, jika berlebih maka ditarik ke Baitul Maal dan didistribusikan ke wilayah yang
kekurangan.
Afrika, misalnya, yang kini mayoritas penduduknya masih berada di bawah garis kemiskinan
akibat penjajahan, pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz ra. telah
menikmati kondisi perekonomian yang cukup mapan. Jika angka penerima zakat dijadikan
sebagai indikator kemiskinan maka di wilayah Afrika yang dikuasai Islam pada masa itu
justru kemiskinan tidak ada. Yahya bin Said menuturkan:
Khalifah Umar bin Abdul Aziz pernah mengutus saya untuk mengumpulkan zakat di Afrika.
Saya lalu mencari orang-orang miskin, namun saya tidak menemukannya; juga tidak
seorangpun yang datang kepada saya untuk mengambil zakat. Ini karena Umar bin Abdul
Aziz telah membuat mereka berkecukupan. Akhirnya, (atas permintaan Umar) saya
menggunakan harta zakat tersebut untuk membeli budak. Lalu saya merdekakan budak itu
dan menjadikan mereka sebagai maula kaum Muslim.”[13]
Dengan konsep tersebut setelah melihat keagungan Islam secara factual, tidak aneh
jika penduduk ahludz-dzimmah berbondong-bondong menganut Islam secara sukarela.
Berbeda dengan cara orang Kristen Spanyol yang memaksa umat Islam masuk Kristen
dengan ancaman inkuisisi. Juga berkebalikan dengan semangat AS dan Eropa untuk
menanamkan nilai-nilai demokrasi di negeri-negeri Islam dengan uang dan teror.

2.3. Catatan kaki


1. Sebuah kota pesisir kuno sekaligus bandar utama yang strategis dan kaya raya, terletak di
ujung teluk Persia (sekarang Kuwait), di tepi muara sungai Eufrat-Tigris; dibangun pada
masa penaklukan kaisar Alexander Agung (w. 323 SM) sebagai bentuk persembahan kepada
dewa matahari.

[2] Tsini, Walijah, dan Allais adalah kota-kota kecil yang didalamnya terdapat minoritas
Arab.

[3] Hirah adalah kota kerajaan Persia didirikan Malik Amru ibn Uday al-Lakhmi pada
pertengahan tahun 200 SM. Kerajaan itu dikelilingi benteng bebatuan, pohon palem dan
kurma. Ada beberapa istana didalamnya, juga gereja-gereja dan akademi. Ia merupakan
kerajaan Arab di perbatasan Irak Arab yang kemudian menjadi protektorat imperium Persia.
Mayoritas penduduknya memeluk Kristen Nestorian. Kerajaan ini tunduk tanpa perlawanan
dan memilih membayar jizyah sebagai jaminan keamanan

[4] Kota berpenduduk mayoritas Arab yang terletak tak jauh dari seberang bekas reruntuhan
situs kuno Babilonia.

[5] Kota oasis yang dirimbuni ladang kurma, sekaligus benteng terdepan bagi pertahanan dan
perbatasan imperium Persia dengan imperium Bizantium.
[6] Sebuah kota tua yang kaya akan gandum, juga pusat aktivitas politik. Di kota itu berdiri
sebuah bangunan mirip Colosseum di Roma.

[7] Yordania, Palestina, Pesisir Laventina, dan Suriah. Wilayah yang berpemandangan elok,
bertanah hijau, berpegunungan tinggi, berlapis salju, berlahan subur dengan hasil bumi yang
kaya; memiliki kota-kota yang indah dan megah; memiliki legenda, tradisi, sejarah, dan
peradaban yang sangat tinggi. Penduduknya adalah orang-orang kulit putih, baik dari ras asli
Suryani (Suriah Aramaic), Ibrani, Piniki (Pheonician), Nabatea, atau ras pendatang Yunani
dan Latin.

[8] Fihl adalah kota kecil di Lembah Baisan, beberapa kilometer di selatan Danau Tiberias;
dilewati aliran sungai Yordan.

[9] Kota terbesar Suriah di sebelah Utara, di perbatasan Suriah dan Asia Minor.

[10] Emesa adalah kota tua yang banyak memiliki kuil kuno—yang terbesar adalah
Heliogabulus.

[11] Daerah subur dan hijau di perbukitan Bek (Biqa), di tepian sungai Litani; ia adalah kota
kuno yang telah ada sejak masa pendudukan bangsa Pheonician pada 2000 SM. Di sana
terdapat beberapa kuil peninggalan bangsa Pheonician dan Yunani. Salah satu kuil yang
tersohor dan terbesar adalah kuil Bacchus dan Jupiter yang arsitekturnya persis dengan kuil-
kuil Phartenon di Athena.

[12] Kota ini berdiri di atas bukit tinggi dan terjal, dikelilingi benteng yang kukuh. Aleppo
dibangun oleh kerajaan Amoria pada 1600 SM, sekaligus menjadi ibu kota. Setelah kejatuhan
Amoria, Aleppo kemudian dikuasai secara bergantian oleh Suriah, Persia, Yunani, dan
Romawi.

[13] Antiokia adalah kota terbesar di seluruh Suriah. Dahulu, dinasti Seluicids (305 – 67
SM), dinasti penerus kaisar Alexander the Great menguasai Suriah, menjadikan Antiokia
sebagai ibu kota kerajaan. Sewaktu emperor Roma, Julius Caesar (100 – 44 SM),
menaklukkan Suriah, Antiokia juga menjadi ibu kota Romawi untuk wilayah kekuasaan
timur. Ibu kota tersebut akhirnya pindah ke Konstantinopel (Istambul) sejak masa didirikan
oleh Kaisar Konstantin pada 330 M. Bagi Kristen generasi awal, Antiokia menjadi salah satu
pusat dakwah agama masihi, bahkan menjadi kota suci kristen kedua setelah Yerusalem.
Petrus salah seorang hawari al-Masih datang ke kota itu dan mendirikan gereja pada 34 M.
Pada 290 M, pendeta Lusianus mendirikan sekolah teologi yang berkembang menjadi
mazhab teologi kristen yang mengusung penafsiran harfiyah atas kitab suci Injil, juga
pemahaman al-Masih sebagai manusia biasa, bukan sebagai Tuhan. Gereja ini menjadi cikal
bakal lahirnya mazhab Ariusian dan Nestorian dalam tradisi Kristen abad pertengahan.

Anda mungkin juga menyukai