DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
PALEMBANG
2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat dan karunia yang telah diberikan ALLAH SWT,
serta sholawat dan salam semoga kita tercurahkan kepada baginda besar Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikut ajaran beliau hingga
akhir zaman, karena dengan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami kelompok 5
dapat menyelesaikan penulisan makah ini yang berjudul, “Diyat”. Kami
menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan
saran, baik secara moril maupun materil. Sehingga kami dapat menutupi dan
melengkapi segala kekurangan dan penulisan yang kami alami selama penulisan
makalah ini. Dibalik keberhasilan ini kami menyadari dalam hal penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Hal ini dikarenakan masih kurang
banyaknya pengetahuan dan kemampuan yang kami dapatkan dan miliki,
sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun bagi perbaikan makalah ini
sangat kami harapkan, sehingga makalah ini akan benar-benar dapat menjadi
makalah yang bermanfaat serta berguna bagi setiap insan.
3
1. Pengertian Diyat
Diyat artinya denda, yaitu yang diwajibkan kepada pembunuh dan yang tidak
dikenakan hukum / qishash dengan membayar sejumlah barang atau uang sebagai
pengganti hukum qishash karena dimaafkan oleh anggota keluarga.
Diyat menurut bahasa berarti denda, tebusan atau ganti rugi. Sedangkan diyat
menurut istilah syara’ diyat adalah pemberian sejumlah barang atau uang kepada
keluarga korban untuk menghilangkan dendam, meringankan beban korban dan
keluarganya sebagai ganti hukum qishosh yang telah dimaafkan oleh keluarga
korban. Diyat disyariatkan dalam pembunuhan dan penganiayaan. Hukuman diyat
disyari’atkan dalam syariat Islam berdasarkan dalil dari al-Qur‘an, Sunnah dan
ijma’
178. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan
dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba
dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka Barangsiapa yang mendapat
suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan
cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang
memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu
keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui
batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih.
Ini berlaku untuk pembunuhan disengaja juga firman Allah Azza wa Jalla dalam
QS.an-Nisa/4:92
4
92. dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang
lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan Barangsiapa membunuh seorang
mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya
yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si
terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. jika ia (si
terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada Perjanjian (damai) antara mereka dengan
kamu, Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman.
Barangsiapa yang tidak memperolehnya, Maka hendaklah ia (si pembunuh)
berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan
adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
5
secara kontan atau tidak boleh dicicil hal ini karena diyat ini disamakan
dengan qishash dan gant rugi jinayat. Ketiga, diperberat dari sisi usia
unta. Unta yang harus diserahan yaitu 30 ekor unta hiqqah, 30 unta
jadza’ah, 40 unta yang mengandung janin diperutnya.
2) Sisi pemberatan dan keringanan dalam diyat pembunuhan mirip senaja.
Diyat pembunuhan semacam ini diperberat dalam satu sisi saja yaitu
usia untanya sama dengan diyat pembunuhan disengaja, namun
mendapat keringanan dari dua sisi, yaitu pertama, kewajiban ini
dibebankan kepada keluarga besar (al-aqilah). Kedua, diyat boleh
diangsur selama 3 tahun menurut ijma sebagai mana dikatakan ibnu
qudamah, “ Diriwayatkan dari Umar ra. bahwa keduanya menetapkan
diyat kepada al-aqilah (keluarga pembunuh) selama 3 tahun dan tidak
ada yang menyelisihkan keduanya di zaman mereka sehingga itu
menjadi ijma’
3) Sisi keringan dalam diyat pembunuhan tidak sengaja terdiri dari 3 sisi,
yaitu pertama, kewajiban ini dibebankan kepada al-aqilah menurut
ijma’. Kedua, dibayar dalam 3 tahun sebagaimana diyat pembunuhan
mirip sengaja. Ketiga, mendapatkan keringan dari segi usia unta
menjadi 5 jenis, yaitu 20 bintu makhadh (unta betina berusia setahun),
20 ibnu makhadh (unta jantan berumur setahun), 20 unta bintu labun
(unta betina usia dua tahun), 20 unta hiqqah dan 20 unta jadza’ah.
Secara lebih detail, Marsum merinci sebagai berikut:
6
5) Jaifah (perlukaan anggota badan), diyatnya 1/3 diyat.
b. Mengenai menhilangkan anggota badan:
1) Telinga, diyatnya ½ kalau 2 telinga diyatnya penuh.
2) Mata, masing-masing setengah diyat.
3) Kelopak mata, masing-masing ¼ diyat.
4) Hidung, diyat penuh.
5) Bibir, masing-masing setengah diyat.
6) Lidah, 1 diyat penuh.
7) Gigi asli yang tak berguyah, 1 gigi diyatnya 5 ekor unta.
8) Rahang, untuk setiap rahang diyatnya setengah diyat.
9) Tangan, untuk setiap tangan setengah diyat. Diperhitungkan dari
pergelangan tangan. Kalau hanya menghilangkan jari, diyatnya 5 ekor
unta.
10) Kaki, sama dengan diyat tangan.
7
Diyat wanita muslimah separuh diyat laki-laki muslim, sebagimana di
jelaskan dalam hadits Nabi SAW:
“dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah bersabda : diyat wanita itu separuh
diyat laki-laki. “ (H.R. Al-Baihaqy)
Menurut Ibnul – Qayyim hal tersebut dikarenakan sifat wanita lebih lemah
dibandingkan laki-laki dan laki-laki lebih memiliki potensi dari wanita,
aka nilai diyat di sama, karena diyat di berlakukan sebagaimana nilai harga
budak dan selainnya berupa harta benda.
d. Diyat Wanita Ahli Kitab
Yang dimaksud ahli kitab adalah orang yang menganut agama yahudi atau
nasrani yang berpegang teguh dengan kitab Taurat dan Injil. Diyat wanita
ahli kitab adalah separuh dari diyat laki-laki, sebagaimana diyat wanita
muslimah adalah separuh dari laki-laki muslim.
Alat bukti dalam Qishash dan Diyat
Setiap ketetapan hukum yang dijatuhkan kepada terpidana, haruslah
melalui proses peradilan. Ini merupakan konsep hukum umum dan konsep
hukum islam sedangkan proses pembuktian sebuah perbuatan itu benar-
benar terjadi tentunya memerlukan aturan, aturan ini disebut dengan
hukum acara.
Alat-alat bukti dalam menetapkan sebuah kejahatan yang mengakibatkan
hukuman Qishash atau Diyat adalah sebagai berikut:
1. Pengakuan, syarat dalam pengakuan bagi kasus terpidana yang akan
berakibat Qishash atau Diyat adalah harus jelas dan terperinci.
2. Persaksian, dalam kasus pidana selain zina, syarat minimal adalah dua
orang sanksi lelaki yang adil.
3. Menarik diri dari bersumpah, yaitu ketika terdakwa menarik diri
(mengelak) dari bersumpah yang di ajukan kepada terdakwa melalui
hakim.
4. Al-Qasamah, sebuah sumpah yang di ulang-ulang bagi kasus pidana
pembunuhan. Ini dilakukan 50 kali sumpah dari 50 laki-laki. Menurut
mayoritas ulama orang-orang yang bersumpah ialah ahli waris korban
8
dengan maksud untuk menetapkan tuduhan pembunuhan terhadap
terdakwa.
a. Diyat mughalladzah
Diyat mughalladzah atau denda yang berat, seperti membayar denda 100
ekor unta terdiri dari hiqqah (unta betina berumur 3-4 tahun) 30 ekor
jadza’ah (unta betina 4-5 tahun) dan 40 ekor khilfah (unta betina yang
bunting).
9
3. Pembunuhan ditanah haram pada bulan-bulan haram atau
pembunuhan terhadap muhrim.
a. Diyat 100 ekor unta yaitu bagi anggota badan yang berpasangan.
b. Diyat 50 ekor unta yaitu bagi anggota badan yang berpasangan jika salah
satunya terpotong.
c. Diyat 33 ekor unta yaitu bagi luka kepala sampai otak,luka badan sampai
perut.
d. Diyat 15 ekor unta,jika melukai kulit diatas tulang.
e. Diyat 10 ekor unta, jika melukai sampai jari tangan atau jari kaki sampai
putus. Diyat 5 ekor unta,jika meruntuhkan satu gigi.
5. Hikmah Diyat.
10
Pembayaran diyat bagi pembunuh kepada keluarga korban, disamping
untuk menghilangkan rasa dendam juga mengandung hikmah sebagai
berikut :
a) Sifat pemaaf kepada orang lain karena sesuatu hal sudah terjadi
b) Manusia dapat berhati-hati dalam bertindak bahkan takut
melakukan kejahatan karena sayang harta, bisa habis bahkan
melarat karena untuk membayar diyat
c) Menjunjung tinggi terhadap perlindungan jiwa dan raga.
DAFTAR PUSTAKA
Irfan nurul, Masyrofah. 2015. Fiqh Jinayah . Jakarta : Hamzah. Cet . ke-3.
Burlian Paisol, 2015 . Implementasi Konsep Hukuman Qishash di
Indonesia. Jakarta : Sinar Grafika. Cet . ke-1.
https://al-badar.net/pengertian-macam-hukum-dan-hikmah-diyat/
11
https://www.bacaanmadani.com/2017/07/pengertian-diyat-sebab-diyat-
dan-macam.html?m=1
12