“ HUDUD”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
Muh Ali Iqbal (2018 18 326)
Sri Muliyani (2018 18 325)
Arjuna (2018 18 314)
HIKMANANIA (2018 18 317)
Irmawati (2018 18 327)
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah yang berjudul “Hukuman
Hudud “. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abd Azis, S.Ag.,MH selaku
Dosen pengampu kami yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami
mendapatkan banyak tambahan pengetahuan khususnya dalam masalah Fiqih Jinayah.
Disamping itu, kami menyadari betul bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya membangun dari
para pembaca sekalian juga teman – teman semua agar kekurangan dari makalah ini dapat
diperbaiki dan menjadi lebih sempurna.
Penyusun
Kelompok III
DAFTAR ISI
C. Tujuan ..............................................................................................................2
A. Kesimpulan .....................................................................................................12
B. Saran ................................................................................................................13
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pemberian hukum dalam rangka hak Allah swt, ditetapkan demi kemaslahatan
masyarakat dan terpeliharanya ketenteraman atau ketertiban umum.Oleh karena itu
hukuman itu didasarkan atas hak Allah SWT, maka tidak dapat digugurkan, baik oleh
individu maupun oleh masyarakat.
Penyusunan makalah ini bertujuan supaya mengenali lebih jauh tentang ilmu
agama khususnya hukum hudud, tetapi tidak hanya sekedar mengenali dan diharapkan
agar memahami serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian hudud
Hudud adalah bentuk jamak dari kata “Had” yang artinya sesuatu yang membatasi dua
benda. Dan pada asalnya perkataan had ialah sesuatu yang memisahkan antara dua perkara dan
digunakan atas sesuatu yang membedakan sesuatu yang lain.
Menurut syar’I, hudud adalah hukuman-hukuman kejahatan yang telah ditetapkan oleh
syara untuk mencegah dari terjerumusnya seseorang kepada kejahatan yang sama. Oleh karena
itu tidak termasuk ta’zir kerena ta’zir tidak ada ketentuan hukumnya dan tidak termasuk pula
qisas karena qisas adalah hak anak adam. Kesalahan dalam jinayah hudud dianggap sebagai
kesalahan terhadap hak Allah, karena perbuatan itu menyentuh kepentingan masyarakat umum
yaitu menjelaskan ketenteraman dan keselamatan orang ramai dan hukumannya pula memberi
kebaikan kepada mereka.Kesalahan ini tidak boleh diampunkan oleh manusia pada mangsa
jinayah itu sendiri, warisnya, ataupun masyarakat umum.
Hukuman hudud wajib dikenakan pada orang yang melanggar larangan-larangan tertentu
dalam agama, misalnya zina, menuduh zina, qadzab, dan lain-lain.Mereka yang melanggar
ketetapan hukum Allah yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya adalah termasuk dalam
golongan orang yang zalim. Firman Allah SWT yang artinya :“Dan siapa yang melanggar
aturan-aturan hukum Allah maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.(Q.S.Al-Baqarah (2) :
229).
Islam diturunkan untuk dilaksanakan dalam kehidupan manusia di dunia dan sebagai
pedoman hidup yang mutlak bagi umat manusia khususnya bagi orang-orang Islam. Ajaran-
ajaran islam itu adalah bersifat universal, rasional, dan fitri serta sesuai untuk sepanjang zaman
semua tempat dan keadaan. Tidak ada hukum Allah dan Rasul-Nya yang sudah lapuk ditelan
zaman, bahkan hukum-hukum Allah dan Rasul itulah hukum ultra moden karena ia diciptakan
oleh Allah Yang Bijaksana dan Mengetahui akan sifat hambanya zahir dan batin. Tiada
alternative lain bagi umat Islam selain dari hukum-hukum Allah. Hukum-hukum islam itu telah
dijalankan sepenuhnya oleh Rasulullah dan Khulafa ur-Rasyidin dan Khalifah-khalifah Islam
berikutnya sehingga zaman kejatuhan Islam. Tidak ada siapapun yang berhak menukar
gantikannya atau memusnakannya.Hukum-hukum tersebut adalah kekal abadi sampai akhir
zaman. Allah telah menurunkan hukum-hukumnya kepada kita sebagai hambanya diwajibkan
melaksanakan hukum-hukum itu dengan penuh ketaatan “kami dengar dan kami taat”, bukannya
dengan dolak-dalik dan helah seperti kaum Yahudi dan orang-orang munafiq.
Pelaksanaan hukum hudud dapat menyelesaikan masalah kerusakan moral dan sahsiah
yang sedang mengancam masyarakat menusia dan pasti akan mewujudkan masyarakat yang
aman damai dan makmur dalam keridhaan Allah. Demikian jaminan Allah dan Allah tidak akan
memungkiri janji-janji-Nya.
A. Zina
a) Pengertian Zina
Zina secara harfiyah artinya fahisyah, yaitu perbuatan keji. Zina dalam
pengertian istilah adalah hubungan kelamin diantara seorang laki-laki dengan
seorang perempuan yang satu sama lain tidak terkait hubungan perkawinan.
Artinya “Dan janganlah kamu mendekati zina, sungguh zina itu perbuatan yang
keji, dan jalan suatu yang buruk”.
Ada dua cara yang dijadikan dasar untuk menetapkan bahwa menurut syara
seorang telah melakukan zina, yaitu :
1) Empat orang saksi dengan syarat : semuanya laki-laki adil, memberikan kesaksian
yang sama tentang tempat, waktu dan cara melakukannya.
2) Pengakuan dari pelaku, dengan syarat sudah baligh dan berakal. Jika orang yang
mengaku telah berbuat zina itu belum baligh atau sudah baligh tapi akalnya terganggu
atau gila, maka tidak bisa ditetapkan had zina padanya.
1) Had bagi pelaku zina muhsan (orang yang sudah baligh, berakal, dan pernah
melakukan hubungan dengan jalan yang sah) yaitu dirajam atau dilempari dengan batu
sampai mati.
2) Had bagi pelaku zina Ghairu muhsan (orang yang belum pernah menikah) yaitu
didera atau dicambuk sebanyak 100 kali dan diasingkan satu tahun. Haddnya berupa
cambuk seratus kali sesuai dengan firman Allah “Deralah masing-masing dari
keduanya seratus kali”(Q.S.An-nur 24 : 2). Hadd diasingkan selama satu tahun,
ketentuan ini sesuai dengan hadist nabi : “Perzinaan yang dilakukan oleh laki-laki
perjaka dengan perempuan perawan hukumnya seratuskali dera dan dibuang selama
satu tahun (Hr.Muslim)”.
Menuduh sama juga dengan fitnah yang merupakan suatu pelanggaran yang
terjadi bila seorang dengan bohong menuduh seorang muslim berzina atau
meragukan silsilahnya. Ia merupakan kejahatn yang besar dalam islam dan yang
melakukannya disebut pelanggaran yang berdosa. Hukuman bagi orang yang
menuduh zina dan tidak terbukti berdasarkan firman Allah dalam Q.S. An-Nur 24 : 4
“dan orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan yang baik berzina , dan
mereka tidak dapat mendatangkan empot orang saksi, maka mereka didera delapan
puluh kali, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya.
Mereka itulah orang-orang yang fasik”.
D. Mencuri
Mencuri adalah perbuatan mengambil harta orang lain tanpa seizin pemilik
nya (secara diam-diam), dengan maksud untuk memiliki. Menurut fuqaha yang
disebut mencuri adalah mengambil barang secara sembunyi-sembunyi ditempat
penyimpanan dengan maksud untuk memiliki, dilakukan dengan sadar atau adanya
pilihan serta memenuhi syarat-syarat tertentu.Salim Al-Uwa mengartikan mencuri
sebagai mengambil barang secara sembunyi dengan niat ingin memiliki barang
tersebut.
E. Murtad
Murtad berarti menolak agama islam dan memeluk agama lain baik melalui
perbuatan maupun lisan. Dengan demikian perbuatan murtad mengeluarkan
seseorang dari lingkungan islam. Bila seseorang menolak prinsip-prinsip dasar
kepercayaan (iman) seperti keyakinan akan adanya Allah serta Nabi Muhammad
SAW sebagai utusan-Nya sebagaimana yang terdapat dalam “kalimah al-
shahadah”. Begitu juga menolak mempercayai al-quran sebagai kitabullah atau
menolak ajaran yang dikandungnya tau mengingkari hari kebangkitan, ganjaran,
atau hukuman dari Allah termasuk perbuatan murtad.Menolak ibadah-ibadah
khusus seperti shalat, zakat, puasa, dan haji juga termasuk tindakan murtad.Pelaku
murtad dikenai hukuman mati, jika tidak mau bertobat dan kembali ke pangkuan
islam dalam tenggang waktu tertentu. Hanya saja, syariah tidak membatasi
tenggang waktu yang diberikan kepada si pelaku murtad untuk kembali ke islam.
F. Bughah (memberontak)
G. Hirabah (perampokan)
Dasar hukum yang dikenakan pada pearampok telah dijelaskan pada Q.S.Al-
Maidah 5 : 33, artinya “hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan
Rasul-Nya dan membuat kerusakan dibumi, hanyalah dibunuh atau disalib atau
dipotong kaki dan tangan mereka secara bersilang, atau diasingkan dari halamnnya.
Yang demikian itu, kehinaan mereka didunia dan di akhirat mereka
mendapatkan azab yang besar”.
D. Ciri-ciri Hudud
4) Semua orang yang mencukupi syarat yang dikenakan hukuman yang sama tanpa
terkecuali.
5) Taubat tidak menggugurkan siksa kecuali dalam hal kejahatan perampokan dimana
perampok digugurkan dari siksa, jika ia bertaubat sebelum dapat ditangkap, dan orang-
orang murtad yang bertaubat sebelum dibawa kemuka pengadilan.
1) Hukuman bagi orang yang berbuat kejahatan dan membuatnya jera. Apabila ia
merasakan sakitnya hukuman ini dan akibat buruk yang muncul darinya, maka ia akan
jera untuk mengulangi dan dapat mendorongnya untuk istiqamah serta selalu taat kepada
Allah SWT .
2) Mencegah orang lain agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan.
3) Huddud adalah penghapus dosan dan pensuci jiwa pelaku kejahatan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Hudud adalah
bentuk jama’ dari kata hadd yang berarti mencegah.Disebut hudud karena hukuman
itu dapat mencegah terjadinya perbuatan yang mengakibatkan jatuhnya
hukuman.macam-macam kesalahan yang termasuk hudud antara lain : zina, menuduh
zina, meminum khamar, mencuri, murtad, bughah, dan hirabah.
Hukum-hukum tersebut adalah kekal abadi sampai akhir zaman. Allah telah
menurunkan hukum-hukumnya dan kepada kita sebagai hambanya diwajibkan
melaksanakan hukum-hukum itu dengan penuh ketaatan “kami dengar dan kami
taat”, bukannya dengan dolak-dalik dan helah seperti kaum Yahudi dan orang-orang
munafiq.
B. Saran
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat karena pembahasan dari makalah
ini sangatlah berguna bagi siapapun terlebih bagi setiap manusia yang berada dibumi
ini agar senantiasa beribadah dan taat dalam menjalankan ajaran Allah SWT.
Apabila dalam makalah ini terdapat suatu hal baik itu perkataan, penulisan,
ataupun hal-hal lain yang menuju kearah ketidaksempurnaan mohon kiranya agar
makalah ini dapat dikoreksi, karena sebagai, manusia biasa tentunya penyusun pasti
banyak melakukan kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
http://hariyono1407.blogspot.com/2012/04/hukum-pencurian-dalam-islam.html,
http://almanhaj.or.id/content/3383/slash/0/fikih-hudud/