Anda di halaman 1dari 10

JARIMAH HUDUD DALAM PERSFEKTIF HUKUM PIDANA

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Jinayah
Dosen Pengampu :
Dr. Marluwi S.Ag., M.Ag
Arwin Indra Kusuma S.HI., M.HI

Di Susun oleh : kelompok III


Andre Yanto Setiawan (12212018)
Dea Amanda (12212019)
Helmy Sanjaya (12212017)
Ihkwanudin (12212031)
Muhammad Abeb Saputra (12212069)
Shofwan Nur Aziz (12212021)
Wahyu Ananda Saputra (12212020)
Kelas : HKI 3/A

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIÁH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR
Assalamulaikum warahmatullahi wabarakatu
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak
lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW.
Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul “JARIMAH HUDUD DALAM PERSFEKTIF HUKUM
PIDANA” bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Jinayah. Selama proses penyusunan
makalah, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu,
penulis berterima kasih kepada Bapak Dr. Marluwi S.Ag., M.Ag dan Bapak Arwin Indra Kusuma
S.HI., M.HI selaku dosen pengampu mata kuliah Fiqh Jinayah, dan kepada teman teman yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan makalah ini.
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar
harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatu

Pontianak, Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………...1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………1
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………………………1
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………..………………………………2
A. Pengertian hudud jarimah……………………………………………………………………..2
B. Macam (kategori) dalam hudud jarimah ……………………………………………………..2
1. Zina……………………………………………………………………………………….2
2. Qazf (Menuduh Berzina)…………………………………………………………………2
3. Pencurian (Sariqah)……………………………………………………………………….2
4. Perampokan atau penyamunan (Hirabah)…………………………………………………2
5. Pemberontakan (Al-Baghy)………………………………………………………………2
6. Minum-minuman keras…………………………………………………………………...3
7. Murtad (riddah)…………………………………………………………………………...3
C. Bentuk hukuman dari macam kategori hudud jarimah……………………………………….3
1. Zina………………………………………………………………………………………3
2. Qazf (Menuduh Berzina)…………………………………………………………………3
3. Pencurian (Sariqah)………………………………………………………………………3
4. Perampokan atau penyamunan (Hirabah)………………………………………………..4
5. Pemberontakan (Al-Baghy)……………………………………………………………...4
6. Minum-minuman keras…………………………………………………………………..4
7. Murtad (riddah)…………………………………………………………………………..4
D. Jarimah hudud dalam persfektif KUHP………………………………………………………4
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………………………...6
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………..6
B. Saran………………………………………………………………………………………6
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………...7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwa kejahatan di atas bumi ini tidak akan pernah hilang sejak
zaman dahulu hingga saat ini. Akan tetapi untuk meminimalisir terjadinya kejahatan
tersebut sangat penting adanya aturan berupa sanksi yang akan dikenakan kepada
pelakunya, dengan fungsi sebagai pelajaran dan pencegahan, agar si pelaku atau pun orang
lain tidak berani untuk melakukan kejahatan lagi. Kejahatan dalam hukum pidana Islam
disebut jarimah, yaitu larangan-larangan syara‘ yang diancam oleh Allah SWT. dengan
hukuman had atau ta‘zir.1 Jarimah berbeda-beda penggolongannya menurut perbedaan
tinjauannya. Dalam pembahasan ini, penulis akan menguraikan pembagiannya dari segi
hubungan atau pertalian antara satu jarimah dengan jarimah lainnya, yang dibagi kepada
tiga macam bentuk, yaitu jarimah hudud, jarimah qishash-diyyah dan jarimah ta‘zir.
Jarimah hudud adalah jarimah yang diancam dengan hukuman had. Had secara bahasa
adalah pemisah antara dua hal supaya tidak bercampur dengan yang lainnya, atau batasan
antara satu dengan yang lainnya, atau pemisah antara dua hal yang sudah mempunyai batas.
Sebagai contoh batas tanah, batas haram dan sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari khususnya di Indonesia tersendiri jarmah hudud tidak
dapat di terapkan secara maksimal karena penerapan hukuman di Indonesia telah di atur
dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana, yang dimana masih terdapat unsur
perlindungan Hak Asasi Manusia di dalamnya sehingga penerapan hukuman bagi pelaku
tindak pidana yang seharusnya memberikan efek jera yang begitu mendalam bagi pelaku,
tidak dapat maksimal.

B. Rumusan Masalah
1. apa itu jarimah hudud?
2. Apa saja kategori dalam jarimah hudud?
3. Apa saja bentuk hukuman dalam jarimah hudud?
4. Bagaimana jarimah hudud dalam persfektif hukum pidanan?
C. Tujuan Masalah
a. Mengetahui definisi jarimah hudud
b. Mengetahui apa saja kategori dalam jarimah hudud
c. Mengetahui apa saja bentuk hukuman dalam jarimah hudud
d. Mengetahui bagaimana jarimah hudud dalam persfektif hukum pidana

1
Abd al-Qadir ‘Awdah, Al-Tasyri‘ al-Jina’i al-Islami Muqaranah bi al-Qanun al-Wad‘i Jilid I, (Beirut: Mua’assasah al-
Risalah, 1997), hal. 85.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian hudud jarimah
Jarimah hudud adalah jarimah yang diancam dengan hukuman had. Arti dari hukuman
had adalah hukuman yang telah ditentukan oleh syara’ dan menjadi hak allah.2
Jarimah hudud tersendiri memiliki dua ciri, yakni :
- Terbatasnya hukuman pada suatu hal tertentu
- Hukuman yang diberikan merupakan hak paten Allah SWT

B. Macam (kategori) dalam hudud jarimah


Para ulama bersepakat membagi hudud jarimah dalam 7 kategori, yakni :
1. Zina
Zina adalah melakukan hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan yang
belum memiliki ikatan nikah, yaitu dengan memasukkan zakar ke dalam faraj yang
haram tanpa ada syubhat dan secara naluri mengundang syahwat.3
2. Qazf (menuduh zina)
Qazf menurut bahasa adalah melempar. Menurut istilah syara‘ adalah menuduh
orang lain telah berzina (baik yang dituduh itu laki-laki atau perempuan), seperti
perkataan; hai penzina, atau dengan perkataan; ‫ ”ألبيك لست‬kamu bukan anak bapakmu”,
perkataan seperti ini tuduhan bukan ditujukan kepada yang mendengarnya (mukhatab)
tetapi kepada ibunya
3. Pencurian (sariqah)
Pencuri menurut bahasa ialah mengambil harta orang lain dengan cara sembunyi-
sembunyi dan dengan cara penipuan. Dalam pengertian syari‘at didefenisikan oleh
para fuqaha’ (ahli hukum fiqh) yaitu harta yang diambil oleh seorang yang sudah
berakal, baligh dan dilakukan secara diam-diam dari tempat penyimpanan yang biasa
tanpa alasan yang dapat ditolerir.4
4. Perampokan atau penyamunan (hirabah)
Perampokkan adalah pengambilan harta orang dengan cara kekerasan dan
pembunuhan.
5. Pemberontakan (al-baghy)
Pemberontakan dalam hal ini meliputi tiga hal, yakni:
a. Pembangkangan terhadap kepala negara
b. Pembangkangan dilakukan dengan kekuatan
c. Ada niat yang melawan hukum.

2
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam....., hlm. 18.
3
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Islam, Jilid 7, (Jakarta: PT Ichtiar van Hoeve, 2005), hal. 365. Lihat juga Ahmad
Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, Cet. I, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hal. 6
4
Muhammad 'Ali Al-Sabuni, Rawā’i‘ al-Bayān Tafsīr Ayāt al-Ahkām min al-Qur’ān, Juz 1, (Suriah, Damsyik: Maktabah
al-Ghajali, 1980), hal. 553.

2
6. Minum-minuman keras
Minum minuman keras di sini tidak hanya meliputi tentang meminum khamar
semata, tapi juga mengacu kepada semua hal hal yang dapat merusak pikiran dan
menghilangkan kesadaran alami seorang manusia.
7. Riddah (murtad).
Murtad atau riddah adalah kembali dari agama islam kepada kekafiran, baik dengan
niat, perbuatan yang menyebabkan kekafiran, atau dengan ucapan.5

C. Bentuk hukuman dari macam kategori hudud jarimah


Berikut merupakan hukuman atau sanksi yang harus di terima bagi pelaku :
1. Zina
Hukuman bagi mereka yang melakukan perbuatan zina adalah dicambuk sebanyak 100
kali, sebagaimana yang telah di QS. An Nur Ayat 2 :
ِ ‫اح ٍد ِ ِّم ْن ُه َما ِمائَةَ َج ْلدَةٍ َّۖو ََل تَأ ْ ُخ ْذ ُك ْم ِب ِه َما َرأْفَةٌ فِ ْي ِدي ِْن ه‬
‫ّٰللا ا ِْن ُك ْنت ُ ْم‬ َّ ‫لزانِيَةُ َو‬
ِ ‫الزانِ ْي فَاجْ ِلد ُْوا ُك َّل َو‬ َّ َ‫ا‬
َ‫ط ۤا ِٕىفَةٌ ِ ِّمنَ ْال ُمؤْ ِمنِيْن‬ ٰ ْ ‫اّٰلل َو ْاليَ ْو ِم‬
َ ‫اَل ِخ ِۚ ِر َو ْليَ ْش َه ْد‬
َ ‫عذَابَ ُه َما‬ ِ ‫تُؤْ ِمنُ ْونَ بِ ه‬

Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap
seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman
kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka
disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. (Qs. An-Nur : 2)
2. Qazf (menuduh zina)
Hukaman bagi pelaku qazf adalah 80 kali dera, sebagaimana yang telah di
sampakaikan dalam qs. An-nur ayat 4 :
‫ش َهادَة ً اَبَد ًِۚا‬ ُ ‫ت ث ُ َّم لَ ْم يَأْت ُ ْوا بِا َ ْربَعَ ِة‬
َ ‫ش َهدَ ۤا َء فَاجْ ِلد ُْو ُه ْم ثَمٰ نِيْنَ َج ْلدَة ً َّو ََل تَ ْقبَلُ ْوا لَ ُه ْم‬ َ ْ‫َوالَّ ِذيْنَ يَ ْر ُم ْونَ ْال ُمح‬
ِ ‫ص ٰن‬
ٰۤ ُ
َ‫ولىِٕكَ ُه ُم ْال ٰف ِسقُ ْون‬ ‫َوا‬
Dan orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan yang baik (berzina) dan
mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka delapan puluh
kali, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Mereka
itulah orang-orang yang fasik. (Qs. An-Nur : 4)
3. Sariqah (mencuri)
Hukuman bagi seorang pencuri adalah potong tangan, sebagaimana yang telah
disampaikan dalam qs. Al-maidah ayat 38 :
‫ع ِزي ٌْز َح ِك ْي ٌم‬
َ ُ‫ّٰللا‬
‫ّٰللا َۗو ه‬ َ ‫طعُ ْْٓوا اَ ْي ِديَ ُه َما َجزَ ۤا ًۢ ًء ِب َما َك‬
ِ ‫سبَا نَك ًَاَل ِ ِّمنَ ه‬ َ ‫َّارقَةُ فَا ْق‬
ِ ‫َّار ُق َوالس‬
ِ ‫َوالس‬

Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan


keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan
dari Allah. Dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana (Qs. Almaidah : 38)

5
Wahbah Zuhayli, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, Jilid VI, (Damaskus: Dar al-Fikr, 1998), hal. 183

3
4. Perampokan (hirabah)
Hukuman terhadap pelaku hirabah adah dibunuh atau disalib atau dipotong tangan
dan kakinya secara berseling, atau diasingkan. Sebagaimana yang telah disampaikan
dalam qs. Al-maidah ayat 33
َّ َ‫صلَّب ُْْٓوا اَ ْو تُق‬ ۤ
‫ط َع‬ َ ُ‫سادًا اَ ْن يُّقَتَّلُ ْْٓوا اَ ْو ي‬
َ َ‫ض ف‬ ِ ‫س ْولَهٗ َويَ ْس َع ْونَ فِى ْاَلَ ْر‬
ُ ‫ّٰللاَ َو َر‬‫ارب ُْونَ ه‬ِ ‫اِنَّ َما َج ٰزؤُا الَّ ِذيْنَ يُ َح‬
ٌ‫عذَاب‬ َ ‫اَل ِخ َر ِة‬ ٰ ْ ‫ي ِفى الدُّ ْن َيا َولَ ُه ْم ِفى‬ ٌ ‫ض ٰذلِكَ لَ ُه ْم ِخ ْز‬
ۗ ِ ‫اَ ْي ِد ْي ِه ْم َواَ ْر ُجلُ ُه ْم ِ ِّم ْن ِخ ََلفٍ اَ ْو يُ ْنف َْوا ِمنَ ْاَلَ ْر‬
‫ع ِظ ْي ٌم‬َ
Hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat
kerusakan di bumi hanyalah dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki
mereka secara silang, atau diasingkan dari tempat kediamannya. Yang demikian itu
kehinaan bagi mereka di dunia, dan di akhirat mereka mendapat azab yang besar. (Qs.
Almaidah : 33)
5. Pemberontakan (al baghy)
Hukaman bagi pelaku pemberontakan adalah hukaman mati, sebagaimana yang
telah disampaikan dalam Qs. Al hujurat ayat 9 :
‫علَى ْاَلُ ْخ ٰرى فَقَاتِلُوا الَّتِ ْي تَ ْب ِغ ْي‬ َ ‫َت اِحْ ٰدى ُه َما‬ ْ ‫ص ِل ُح ْوا بَ ْينَ ُه َم ِۚا فَا ًۢ ِْن بَغ‬
ْ َ ‫ط ۤا ِٕىفَ ٰت ِن ِمنَ ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ ا ْقتَتَلُ ْوا فَا‬
َ ‫ا ِْن‬
ْٓ
َ‫ِطيْن‬ِ ‫ّٰللاَ يُ ِحبُّ ْال ُم ْقس‬ ُ ‫ص ِل ُح ْوا َب ْينَ ُه َما ِب ْال َع ْد ِل َواَ ْق ِس‬
‫ط ْوا ۗا َِّن ه‬ ْ َ ‫ت فَا‬ ِ ‫َحتهى تَ ِف ۤ ْي َء ا ِٰلى اَ ْم ِر ه‬
ْ ‫ّٰللا ۖفَا ِْن فَ ۤا َء‬
Dan apabila ada dua golongan orang-orang mukmin berperang, maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap
(golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga
golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada
perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil.
Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. (Qs. Al hujurat : 9)
6. Minum-minuman keras
Setelah disepakati atas keharamannya, para ulama madzhab bersepakat bahwa
menghukum bagi peminum khamr adalah wajib. Bentuk hukuman yang diberikan
adalah hukuman jilid sebagai hukuman had. Hukuman ini didasarkan pada Hadist Nabi
SAW:6
“Dari Abdullah bin Amr bin Ash berkata: Rasulullah SAW bersabda, “barang
siapa yang meminum khamr maka jilidlah ia, apabila ia mengulanginya maka jilidlah
ia, apabila ia mengulanginya lagi maka bunuhlah ia”. (H.R Ahmad)
7. Riddah (murtad).
Menurut al-Jâbirî, ayat-ayat di atas menjelaskan hukuman orang yang murtad
adalah laknat dari Allah, malaikat dan umat Islam, kebaikannya menjadi terhapus, dan
di akhirat mendapat siksa neraka. hukuman terhadap bentuk murtad yang pertama
adalah hukuman di akhirat, dan tidak ada hukuman yang bersifat duniawi.

D. Jarimah hudud dalam persfektif KUHP


Di indonesia tersendiri tidak menerapkan apa yang ada dalam jarimah hudud itu
tersendiri, namun di indonesia penetapan hukuman mengacu pada Kitab Undang-undang

6
Musnad Imam Ahmad, Musnad Abdullah bin „Amr bin „Ash. Juz 11, h. 397

4
Hukum Pidana (KUHP), dalam KUHP itu tersendiri tidak terlalu secara lengkap
menetapkan kasus kasus seperti yang ada di dalam jarimah hudud.
Sebagai contoh Tindak pidana pencurian dengan kekerasan atau perampokan di
Indonesia sangat banyak terjadi dan mengakibatkan kerugian baik fisik maupun non
fisik yang sangat besar, dimana tempat-tempat yang sepi jauh dari keramaian disitu
pelaku melakukan aksinya. Dari sekian banyaknya tindak pidana pencurian dengan
kekerasan, hukuman atau sanksi yang dijatuhkan dirasa belum memenuhi rasa keadilan
dalam masyarakat terutama korban dari tindak pidana tersebut. Di dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP), tidak dikenal istilah tindak pidana perampokan, akan
tetapi dikenal dengan istilah pencurian dengan kekerasan dan termasuk tindak pidana
yang hukumannya sangat berat.
Sanksi tindak pidana pencurian dengan kekerasan sebagaimana dirumuskan di dalam pasal
365 KUHP:
1. “Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, pencurian yang
didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap
orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau
dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta
lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang dicuri”.
2. “Diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun:
a. Jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan
tertutup yang ada rumahnya, di jalan umum atau dalam kereta api atau trem yang
sedang berjalan;
b. Jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu;
c. Jika masuk ke tempat melakukan kejahatan dengan merusak atau memanjat atau
dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu;
d. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat”;
3. “Jika perbuatan mengakibatkan mati, maka diancam dengan pidana penjara paling
lama lima belas tahun”.
4. “Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan mengakibatkan luka 6 berat atau
kematian dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, disertai pula oleh
salah satu hal yang diterangkan dalam No. 1 dan 3”.7 Semua hukuman itu tergantung
akibat yang dilakukan oleh pelaku pencurian dengan kekerasan atau perampokan itu

7
Andi Hamzah. (2011). KUHP dan KUHAP. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm. 142.

5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jarimah hudud adalah jenis pelanggaran hukum dalam Islam yang memiliki hukuman tetap
dan ditentukan oleh syariah. Terdapat tujuh kategori dalam jarimah hudud, seperti zina, qazf
(menuduh zina), pencurian (sariqah), mencurian (hirabah), pemberontakan (al-baghy), minum-
minuman keras, dan riddah (murtad). Hukuman yang diberikan dalam jarimah hudud adalah
hukuman yang dijatuhkan sesuai dengan syariah Islam.
Namun, di Indonesia, hukuman pidana tidak selalu merujuk pada hukuman hudud Islam.
Misalnya, tindak pidana hukuman yang dikenal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) adalah pencurian dengan kekerasan. Hukuman yang dijatuhkan dalam KUHP tergantung
pada beratnya tindak pidana, seperti apakah ada penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan,
lokasi kejahatan, dan apakah ada korban luka berat atau dibunuh.
Kesimpulannya, meskipun konsep jarimah hudud dalam hukum Islam memiliki hukuman
yang telah ditentukan, hukuman di Indonesia lebih didasarkan pada KUHP, dan hukuman
disesuaikan dengan situasi dan tingkat keparahan pelanggaran. Hukuman ini diterapkan untuk
mencapai keadilan dalam masyarakat dan melindungi hak-hak korban.

B. SARAN
Di Indonesia penerapan hukuman yang ada saat ini masih terpaku kepada Kitab Undang
Undang Hukum Pidana yang masih sangat mempertimbangkan hak hak bagi si pelaku tindak
pidana, hal ini juga berdampak kepada kurangnya memberikan dampak jera bagi pelaku.
Untuk memberikan efek jera yang mendalam bagi pelaku tindak pidana harusnya tidak lagi
mempertimbangkan hak asasi manusia lagi dalam memberikan hukuman bagi, pelaku. Seperti
contoh, bagi pelaku pencuri harus di mutilasi tanganya agar memberikan efek jera bagi pelaku
dan calon pelaku.

6
DAFTAR PUSTAKA
Abd al-Qadir ‘Awdah, Al-Tasyri‘ al-Jina’i al-Islami Muqaranah bi al-Qanun al-Wad‘i Jilid I,
(Beirut: Mua’assasah al-Risalah, 1997), hal. 85.
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Islam, Jilid 7, (Jakarta: PT Ichtiar van Hoeve, 2005), hal. 365.
Lihat juga Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, Cet. I, (Jakarta: Sinar Grafika,
2005), hal. 6
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam....., hlm. 18.
Andi Hamzah. (2011). KUHP dan KUHAP. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm. 142.
Muhammad 'Ali Al-Sabuni, Rawā’i‘ al-Bayān Tafsīr Ayāt al-Ahkām min al-Qur’ān, Juz 1, (Suriah,
Damsyik: Maktabah al-Ghajali, 1980), hal. 553.
Musnad Imam Ahmad, Musnad Abdullah bin „Amr bin „Ash. Juz 11, h. 397
Wahbah Zuhayli, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, Jilid VI, (Damaskus: Dar al-Fikr, 1998), hal. 183

Anda mungkin juga menyukai