Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah tentang “Zina” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat
dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan
kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran PAI. Kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah Zina ini. Dan kami
juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah tentang Zina.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah Zina ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik
kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Zina............................................................................................
1. Pengertian Zina..................................................................................
2. Hukum Zina.......................................................................................
3. Kategori Zina.....................................................................................
4. Hukuman bagi Penzina......................................................................
5. Hukuman bagi Orang yang Menuduh Zina (Qazaf)..........................
6. Dampak Negatif Zina.........................................................................
B. Dalil-dalil Larangan Mendekati Zina.......................................................
1. Ayat-ayat Al-Qur’ān tentang Larangan Mendekati Zina...................
2. Hadis tentang Larangan Mendekati Zina...........................................
C. Upaya Pencegahan dari Perbuatan Zina..................................................
1. Menjaga Pergaulan yang Sehat..........................................................
2. Menjaga Aurat...................................................................................
3. Menjaga Pandangan...........................................................................
4. Menjaga Kehormatan.........................................................................
5. Meningkatkan Aktivitas dan Rajin Berpuasa....................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah satu-satunya makhluk Allah Swt. yang diberi amanah untuk mengelola bumi
ini sekaligus memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki
kemampuan yang lebih besar dibandingkan dengan makhluk Allah Swt. lainnya. Oleh karena itu,
keberadaan manusia harus tetap menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan hidupnya secara benar
sesuai dengan tuntunan dan ajaran Islam. Proses tersebut di dalam ajaran Islam dilakukan melalaui
aturan dan proses yang mudah, yaitu melalui proses pernikahan.
Akad nikah hakikatnya adalah upaya meregenerasi manusia secara benar, terhormat, dan
bermartabat. Di sinilah agama Islam melarang segala bentuk hubungan seksual yang tidak dilakukan
secara sah dan benar sesuai syariat Islam. Selain melanggar aturan agama, zina juga tidak sesuai
dengan hakikat manusia sebagai makhluk yang bermartabat dan terhormat. Bahkan perzinaan oleh
agama-agama samawi dianggap sebagai salah satu bentuk kejahatan terbesar dan terkotor terhadap
kemanusiaan. Selain itu, pangkal timbulnya kehancuran bagi sendi-sendi kemasyarakatan.
Coba bandingkan dengan hewan atau binatang. Untuk menyalurkan kebutuhan biologisnya,
tidak mengenal siapa lawan jenisnya, apakah saudaranya atau induknya sendiri yang melahirkannya.
Hewan tidak mengenal tempat, di mana pun bisa melakukannya tanpa merasa malu apabila ada yang
melihatnya. Hewan memang tidak diberikan akal dan nilai-nilai keadaban atau kesopanan. Dengan
demikian, orang yang melakukan perbuatan di luar akal dan nalar manusia adalah orang yang lebih
rendah daripada hewan.
Perbuatan zina dianggap sebagai perbuatan yang sangat memalukan, menjijikkan, sekaligus
nista di dalam peradaban manusia. Banyak orang yang telah meraih kesuksesan hidup, baik sebagai
pejabat yang sukses dan terhormat, pengusaha, politisi, bahkan public figure hancur berantakan karena
perbuatan nista yang dilakukannya. Perbuatan tersebut telah meluluhlantakkan karier yang selama ini
mereka raih dengan susah payah.
‘Aib yang mereka perbuat tidak saja membuat malu dan rendah dirinya, tetapi juga keluarga
dan orang-orang terdekatnya. Mereka tidak menyadari bahwa perbuatan tersebut tidak saja berakibat
hancurnya karier, tetapi juga berakibat dosa besar yang akan diterimanya di akhirat kelak. Mereka
orang yang sangat mapan dan mampu untuk melakukan pernikahan dengan cara yang sah dengan
biaya besar. Untuk itu, diperlukan kehati-hatian dalam bergaul agar tidak terjerumus ke dalam
perbuatan zina. Perlu diingat bahwa mendekati zina saja dilarang, apalagi melakukannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari zina?
2. Apa saja dalil-dalil tentang larangan mendekati zina?
3. Bagaimana upaya pencegahan dari perbuatan zina?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Zina
Pergaulan yang tidak dibatasi oleh aturan agama maupun susila akan berdampak perilaku
yang sangat dilarang oleh agama Islam. Salah satu dampak negatif dari pergaulan bebas adalah
perilaku yang sangat dilarang oleh agama Islam, yaitu zina.
1. Pengertian Zina
Kata zina berasal dari kata zana-yazni yang artinya hubungan layaknya suami istri
antara perempuan dengan laki-laki yang sudah mukalaf (balig) tanpa ikatan pernikahan yang
sah menurut syariat Islam. Zina adalah istilah hukum Islam yang merujuk pada hubungan
seksual yang melanggar hukum. Menurut yurisprudensi tradisional, zina dapat mencakup
perzinaan (dari pihak yang sudah menikah), percabulan (dari pihak yang belum menikah),
pelacuran, pemerkosaan, sodomi, homoseksualitas inses, dan kebinatangan. Meskipun
klasifikasi hubungan homoseksual sebagai zina berbeda menurut sekolah hukum, mayoritas
menerapkan aturan zina untuk homoseksualitas, sebagian besar homoseksual laki-laki. Al-
Qur'an tidak menyetujui pergaulan bebas yang berlaku di Arab pada saat itu, dan beberapa ayat
merujuk pada hubungan seksual yang melanggar hukum.
2. Hukum Zina
Terkait hukum zina, semua ulama sepakat bahwa zina hukumnya haram, bahkan zina
dianggap sebagai puncak keharaman. Hal tersebut didasarkan pada firman Allah Swt. dalam
Q.S. al-Isrā ayat 32. Menurut pandangan hukum Islam, perbuatan zina merupakan dosa besar
yang dikategorikan sebagai perbuatan yang keji, hina, dan buruk.
Meskipun rajam untuk zina tidak disebutkan dalam Al-Quran, namun semua setuju atas
dasar hadis bahwa itu akan dihukum dengan rajam jika pelakunya adalah muhsan (dewasa,
bebas, muslim, dan telah menikah), dengan beberapa memperpanjang hukuman ini untuk
kasus-kasus tertentu lainnya dan hukuman yang lebih ringan yang ditentukan dalam skenario
lain. Pelanggar harus bertindak atas kehendak sendiri. Menurut yurisprudensi tradisional, zina
harus dibuktikan dengan kesaksian empat saksi mata tentang tindakan penetrasi yang
sebenarnya, atau pengakuan yang diulang empat kali dan tidak ditarik kembali kemudian.
Perkosaan secara tradisional dituntut di bawah kategori hukum yang berbeda yang
menggunakan aturan pembuktian yang normal.
3. Kategori Zina
Perbuatan zina dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu zina muĥșan dan gairu muĥșan.
a. Zina muĥșan, yaitu penzina sudah balig, berakal, merdeka, dan sudah pernah menikah.
Hukuman terhadap zina muĥșan adalah dirajam atau dilempari dengan batu sederhana
sampai meninggal.
b. Zina gairu muĥșan, yaitu penzina masih lajang, dan belum pernah menikah. Hukumannya
adalah didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun.
4. Hukuman bagi Penzina
Dalam hukum Islam, zina dikategorikan perbuatan kriminal atau tindak pidana. Oleh
sebab itu, orang yang melakukannya dikenakan sanksi atau hukuman sesuai dengan syariat
Islam. Hukuman pelaku zina ada dua, yaitu sebagai berikut.
a. Dera atau pukulan sebanyak 100 (seratus) kali bagi penzina gairu muĥșan dan ditambah
dengan mengasingkan atau membuang pelakunya ke tempat yang jauh dari tempat mereka.
Hal ini didasarkan pada firman firman Allah Swt. dalam surat an-Nūr ayat 2 serta hadis
Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dan Zaid
bin Khalid.
b. Dirajam sampai mati bagi penzina muĥșan. Hukuman rajam dilakukan dengan cara pelaku
dimasukkan ke dalam tanah hingga dada atau leher. Tempat untuk melakukan hukuman
rajam adalah tempat yang banyak dilalui manusia atau tempat keramaian. Hal ini
didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmizi, dan
An-Nasa’i.
5. Hukuman bagi Orang yang Menuduh Zina (Qazaf)
Mengingat beratnya hukuman bagi pelaku zina, maka hukum Islam telah menentukan
syarat-syarat yang berat bagi terlaksananya hukuman tersebut. Syarat-syarat tersebut antara lain
adalah sebagai berikut.
a. Hukuman dapat dibatalkan bila masih terdapat keraguan terhadap peristiwa atau perbuatan
zina tersebut. Hukuman tidak dapat dilakukan setelah benar-benar diyakini bahwa tidak
terjadi perzinaan.
b. Untuk meyakinkan perihal terjadinya zina tersebut, syaratnya harus ada empat orang saksi
laki-laki yang adil. Karena kesaksian empat orang wanita tidak cukup untuk dijadikan
bukti, sebagaimana empat orang kesaksian laki-laki yang fasik.
c. Kesaksian empat orang laki-laki yang adil ini pun masih memerlukan syarat, syaratnya
yaitu setiap laki-laki tersebut harus melihat persis kejadiannya.
d. Andaikan seorang dari keempat saksi menyatakan kesaksian yang berbeda dengan
kesaksian tiga orang lainnya atau salah seorang di antaranya mencabut kesaksiannya, maka
terhadap mereka semuanya dijatuhkan hukuman menuduh zina. Hukuman bagi penuduh
zina terhadap perempuan baik-baik dengan didera sebanyak 80 (delapan puluh) kali deraan.
Hal ini didasarkan pada firman Allah Swt. dalam Q.S. An-Nûr ayat 4.
Sekarang menjadi sangat jelas bahwa Islam melarang keras hubungan seksual atau
hubungan biologis di luar pernikahan, apa pun alasannya. Karena perbuatan zina sangat
bertentangan dengan fitrah manusia dan mengingkari tujuan pembentukan rumah tangga yang
sakinah, mawadah, warahmah. Islam menghendaki agar hubungan seksual tidak saja sekadar
memenuhi kebutuhan biologis, tetapi Islam menghendaki adanya pertemuan dua jiwa dan dua
hati di dalam naungan rumah tangga yang tenang, bahagia, saling setia, dan penuh kasih
sayang. Dua insan yang menikah itu akan melangkah menuju masa depan yang cerah dan
memiliki keturunan yang jelas asal usulnya.
6. Dampak Negatif Zina
Tujuan pernikahan tersebut akan menjadi porak-poranda, jika dikotori dengan zina.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika perzinaan akan banyak menimbulkan problema sosial
yang sangat membahayakan bagi dendam, dengki, benci, sakit hati, dan menghancurkan
kehidupan rumah tangga. Sungguh Allah Swt. dan Rasulullah saw. melindungi kita semua
dengan ajaran yang sangat mulia.
Begitu banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari pergaulan bebas. Patut menjadi
perhatian bagi generasi muda bahwa mereka sedang mempertaruhkan masa depannya jika
terlibat dalam pergaulan bebas yang melampaui batas. Bergaul memang perlu, tetapi
seyogianya dilakukan dalam batas wajar dan tidak berlebihan. Remaja adalah tumpuan masa
depan bangsa. Jika moral dan jasmaniah para remaja mengalami kerusakan, begitu pula masa
depan bangsa dan negara akan mengalami kehancuran. Jadi, jika kamu memikirkan masa depan
diri dan juga keturunan, sebaiknya selalu konsisten untuk mengatakan tidak pada pergaulan
bebas karena dampak pergaulan bebas bersifat sangat merusak dari segi moral maupun
jasmaniah. Di antara dampak negatif zina adalah sebagai berikut.
a. Mendapat laknat dari Allah Swt. dan rasul-Nya.
b. Dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat.
c. Nasab menjadi tidak jelas.
d. Anak hasil zina tidak bisa dinasabkan kepada bapaknya.
e. Anak hasil zina tidak berhak mendapat warisan.
A. Kesimpulan
Mahasuci dan Mahamulia Allah Swt. yang menghendaki manusia untuk menjadi makhluk-
Nya yang mulia dan bermartabat termasuk dalam hal menyalurkan kebutuhan biologis. Secara
umum surat al-Isrā’ ayat 32 mengandung pesan-pesan mengenai larangan mendekati zina karena
zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. Zina adalah melakukan hubungan
biologis layaknya suami istri di luar tali pernikahan yang sah.
surat an-Nûr ayat 2 berisi perintah Allah Swt. untuk mendera penzina perempuan dan
penzina laki-laki masing-masing seratus kali.
Zina dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu muĥșan dan gairu muĥșan. Muĥșan adalah
penzina sudah balig, berakal, merdeka, sudah pernah menikah. Hukuman terhadap muĥșan dirajam
atau dilempari dengan batu sederhana sampai mati. Sedangkan Gairu muĥșan adalah penzina
masih lajang, belum pernah menikah. Hukumannya adalah didera seratus kali dan diasingkan
selama satu tahun. Tuduhan perzinaan harus dapat dibuktikan dengan bukti-bukti yang kuat,
akurat, dan sah. Tidak boleh menuduh seseorang melakukan zina, tanpa dapat mendatangkan
empat orang saksi.
Menghindari lingkungan yang di dalamnya terdapat perilaku hidup serba boleh atau serba
bebas, karena akan mengakibatkan dampak negatif terhadap perilaku hidup yang suci dan
terhormat. Hendaknya berupaya untuk selalu berada di tengah-tengah lingkungan yang sehat dan
baik agar terjaga dirinya dan keluarganya dari kemaksiatan dan kemungkaran.
B. Saran
Hindarilah pergaulan bebas memang tidak dibenarkan dalam ajaran agama Islam maupun
praktek sosial, apalagi perbuatan zina. Perbuatan semacam itu bisa menyebabkan banyak
kemudaratan khususnya bagi diri mereka yang melakukannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ibn Hambal, Al-Imam Ahmad. t.t. Musnad Al-Imam Ahmad ibn Hambal. t.t.: Dar al-Fikr.
Kementerian Agama RI. 2012. Tafsir al-Qur’ān Tematik. Jakarta: Kementerian Agama RI.
Khairiyah, Nelty & Zen, Endi Suhendi. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Larimore, Ralp Graham. 2005. I’m OK, You’are OK, We’re OK, Kiat Cerdas Menjalin Hubungan
dengan Siapa Saja. Jakarta: Prestasi Pustakaraya..
ZINA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
CHIKA BINTANG SEBRINA
KENNY FARHANNY
IRA DEA SAFIRA
ECCA SABRINA
TEGAR DIMAS ERLANGGA