Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

ZINA

Disusun oleh;
1. Naomi Taya Prasancha
2. Mashita Gaitsa
3. Betha Rizqi Salsabila
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga makalah tentang zina ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran aqidah akhlak.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah Zina ini. Dan kami menyadari pentingnya akan sumber bacaan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah
tentang zina.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah ini dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah Zina ini.
Kami mohon maaf jika dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT, Dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Negara, 10 Oktober 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Zina
1. Pengertian Zina
2. Hukum Zina
3. Kategori Zina
4. Hukuman bagi pezina
5. Hukuman bagi orang yang menuduh Zina [qadzaf]
6. Dampak negatif Zina
B. Dalil dalil larangan mendekati Zina
1. Ayat ayat al qur’an tentang larangan mendekati Zina
a. Surah al isra ayat 32
b. Surah an nur ayat 2
2. Hadist tentang larangan mendekati zina
a. Hadist yang diriwayatkan oleh Abu daud tirmidzi
b. Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari
C. Upaya pencegahan dari perbuatan Zina
1. Menjaga pergaulan sehat
2. Menjaga aurat
3. Menjaga pandangan
4. Menjaga kehormatan
5. Meningkatkan aktivitas dan berpuasa
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang .
Manusia adalah salah satunya makhluk Allah SWT. Yang diberi amanah untuk
mengelola bumi ini sekaligus memanfaatkan sebaik baiknya. Hal ini menunjukan bahwa
manusia memiliki kemampuan yang lebih besar dibandingkan dengan makhluk Allah SWT,
yang lainnya. Oleh karena itu, keberadaan manusia harus tetap menjaga keberlangsungan dan
keberlanjutan hidupnya secara benar sesuai dengan tuntunan dan ajaran islam. Proses tersebut
di dalam ajaran islam dilakukan melalui aturan dan proses yang mudah, yaitu melalui proses
pernikahan.
Akad nikah hakikatnya adalah upaya meregenerasi manusia secara benar, terhormat, dan
bermartabat. Di sinilah agama islam melarang segala bentuk hubungan seksual yang tidak
dilakukan secara sah dan benar sesuai syariat islam. Selain melanggar aturan agama, zina
juga tidak sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk yang bermartabat dan terhormat.
Bahkan perzinaan oleh agama-agama samawi dianggap sebagai salah satu bentuk kejahatan
terbesar dan terkotor terhadap kemanusiaan. Selain itu, pangkal timbulnya kehancuran bagi
sendi-sendi kemasyarakatan.
Perbuatan zina dianggap sebagai perbuatan yang sangat memalukan, menjijikkan,
sekaligus nista di dalam peradaban manusia. Banyak orang yang telah meraih kesuksesan
hidup, baik sebagai pejabat yang sukses dan terhormat, pengusaha, politisi, bahkan public
figure hancur berantakan karena perbuatan nista yang dilakukannya. Perbuatan tersebut telah
meluluhlantakkan karier yang selama ini mereka raih dengan susah payah.

Aib yang mereka perbuat tidak saja membuat malu dan rendah dirinya, tetapi juga
keluarga dan orang-orang terdekatnya. Mereka tidak menyadari bahwa perbuatan tersebut
tidak saja berakibat hancurnya karier, tetapi juga berakibat dosa besar yang akan diterimanya
di akhirat kelak. Mereka orang yang sangat mapan dan mampu untuk melakukan pernikahan
dengan cara yang sah dengan biaya besar. Untuk itu, diperlukan kehati-hatian dalam bergaul
agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan zina. Perlu diingat bahwa mendekati zina saja
dilarang, apalagi melakukannya.

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi dari Zina?
2. Apa saja dalil dalil tentang larangan Zina?
3. Bagaimana upaya pencegahan dari perbuatan Zina?
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi Zina
Pergaulan yang tidak dibatasi oleh aturan agama maupun susila akan berdampak
perilaku yang sangat dilarang oleh agama islam. Salah satu dampak negatif dari pergaulan
bebas atau seks bebas adalah perilaku yang sangat dilarang oleh agama islam, yaitu Zina
1. Pengertian zina
Kata zina berasal dari bahasa arab yakni zana-yazni artinya hubungan
layaknya suami istri antara perempuan dengan laki laki yang sudah mukallaf [baligh]
tanpa ikatan pernikahan yang sah menurut syariat islam. Zina adalah istilah hukum
islam yang merujuk pada hubungan seksual yang melanggar hukum, zina dapat
mencangkup perzinaan [dari pihak nyang sudah menikah], pencabulan [dari pihak
yang belum menikah], prositusi, pemerkosaan, sodomi, homoseksualitas inses, dan
kebinataan,
2. Hukum zina
Terkait hukum zina, semua ulama sepakat bahwa zina hukumnya haram,
bahkan Zina dianggap sebagai puncak keharaman. Hal tersebut didasarkan pada
firman Allah SWT. Dalam Q.S al isra ayat 32. Menurut pandangan hukum islam,
perbuatan zina merupakan dosa besar yang dikategorikan sebagai perbuatan yang keji,
hina , dan buruk. Meskipun rajam untuk zina tidak disebutkan dalam al qur’an, namun
semua setuju atas dasar hadist bahwa itu akan dihukum dengan rajam jika pelakunya
adalah muhsan [dewasa, bebas, muslim, dan telah menikah]. Menurut yurisprudensi
tradisional, zina harus dibuktikan dengan kesaksian empat saksi mata tindakan
penetrasi yang sebenarnya, atau pengakuan yang diulang empat kali dan tidak ditarik
kembali kemudian.
3. Kategori Zina
Perbuatan zina dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu
 Zina muhsan, adalah zina yang dilakukan laki laki dan perempuan yang sudah
terikat perkawinan. Pelaku zina muhsan, laki laki dan perempuan, akan
mendapat hukuman berat dari masyarakat maupun secara syariat.
 Zina ghairu muhsan, adalah zina yang dilakukan oleh mereka yang belum
pernah menikah.
4. Hukuman bagi pezina.
Dalam hukum islam, zina dikategorikan perbuatan kriminal atau tindak pidana.
Oleh sebab itu, orang yang melakukannya dikenakan sanksi atau hukuman sesuai
dengan syariat islam. Hukuman pelaku zina ada dua, yaitu sebagai berikut
 Dera atau pukulan sebanyak 100 kali bagi pezina ghairu muhsan dan ditambah
dengan mengasingkan atau membuang pelakunya ke tempat yang jauh dari
tempat mereka.
 Dirajam sampai mati bagi pezina muhsan. Hukuman rajam dilakukan dengan
cara pelaku dimasukkan ke tanah hingga dada atau leher. Tempat untuk
melakukan hukuman rajam adalah tempat yang banyak dilalui manusia atau
tempat keramaian.
5. Hukuman bagi orang yang menuduh Zina [qadzaf]
Mengingat beratnya hukuman bagi pelaku Zina, maka hukum islam telah menentukan
sayarat syarat yang berat bagi terlaksananya hukuman tersebut. Syarat syaratnya
antara lain
 Hukuman dapat dibatalkan bila masih terdapat keraguan terhadap peristiwa
atau perbuatan zina tersebut. Hukiman tidak dapat dilakukan setelah benar
benar diyakini bahwa tidak terjadi perzinaan.
 Untuk meyakini perihal terjadinya zina tersebut, syaratnya harus ada empat
orang saksi laki laki yang adil. Karena kesaksian empat orang wanita tidak
cukup untuk dijadikan bukti, sebgaimana empat orang laki laki yang fasik.
 Kesaksian empat orang laki laki yang adil ini pun masih memerlukan syarat,
yaitu setiap laki laki tersebut harus melihat persis kejadiannya.
 Andaikan seorang dari keempat saksi menyatakan kesaksian yang berbeda
dengan kesaksian tiga orang lainnya atau salah seorang diantaranya mencabut
kesaksiannya, maka terhadap mereka semuanya dijatuhkan hukuman menuduh
zina. Hukuman bagi orang yang menuduh zina terhadap perempuan baik baik
dengan didera sebanyak 80 kali deraan.
6. Dampak negatif Zina
1. Dampak di dunia
a. Menghilangkan wibawa
Pelaku zina akan kehilangan kehormatan, martabat atau harga dirinya di
masyarakat. Bahkan pezina disebut sebagai sampah masyarakat yang telah
mengotori lingkungan.
b. Mengakibatkan kefakiran
Perbuatan zina juga mengakibatkan pelakunya dalam hidup kemiskinan
sebabia akan selalu mengejar kepuasan nafsu.
c. Mengurangi umur
Pelaku zina tersebut mengakibatkan umur pelakunya berkurang lantaran akan
terserang penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Seperti penyakit
HIV/AIDS , infeksi saluran kelamin, dan sebagainya.
2. Dampak di akhirat
a. Mendapat murka dari Allah SWT.
b. Hisab yang jelek [Banyak dosa]
Pada saat perhitungan amal [yaumul hisab], pelaku zina akan menyesal karena
mereka akan diperlihatkan betapa besarnya dosa akibat perbuatan zina yang
dia lakukan semasa hidup di dunia.
c. Siksaan di neraka

B. Dalil dalil larangan mendekati Zina


1. Ayat ayat al qur’an tentang larangan mendekati Zina
a. Surah al isra ayat 32

‫ُوا ٱل ِّزن ٰ َٓى ۖ ِإنَّ ۥهُ َكانَ ٰفَ ِح َشةً َو َسٓا َء َسبِياًل‬
۟ ‫َواَل تَ ْق َرب‬
“Dan janganlah kamu mendekati zina, zina itu sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan
yang buruk”
Secara umum Surat Al-Isrā’ ayat 32 mengandung larangan mendekati zina serta
penegasan bahwa zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. Allah Swt.
secara tegas memberi predikat terhadap perbuatan zina melalui ayat tersebut sebagai
perbuatan yang merendahkan harkat, martabat, dan kehormatan manusia. Karena bahayanya
perbuatan zina, sebagai langkah pencegahan, Allah Swt. melarang perbuatan yang mendekati
atau mengarah kepada zina.
b. Surah an nur ayat 2
‫ ۚ ِر‬n‫وْ ِم ااْل ٰ ِخ‬nَ‫وْ نَ بِاهّٰلل ِ َو ْالي‬nnُ‫ةٌ فِ ْي ِد ْي ِن هّٰللا ِ اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمن‬nَ‫ا َرْأف‬nn‫ذ ُك ْم بِ ِه َم‬n
ْ n‫ َد ٍة ۖ َّواَل تَْأ ُخ‬n‫ا ِماَئةَ َج ْل‬nn‫ ٍد ِّم ْنهُ َم‬n‫ َّل َوا ِح‬n‫اَل َّزانِيَةُ َوال َّزانِ ْي فَاجْ لِ ُدوْ ا ُك‬
َ‫َو ْليَ ْشهَ ْد َع َذابَهُ َما طَ ۤا ِٕىفَةٌ ِّمنَ ْال ُمْؤ ِمنِ ْين‬

“ Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali,
dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan)
agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian; dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman”

Berdasarkan surat An-Nûr ayat 2, pelaku perzinaan, baik laki-laki maupun perempuan
harus dihukum dera (dicambuk) sebanyak 100 kali. Namun, jika pelaku perzinaan itu
sudah muḥșan (pernah menikah), sebagaimana ketentuan hadis Nabi SAW maka diterapkan
hukuman rajam. Sebelum memutuskan hukuman bagi pelaku zina, maka ada empat hal yang
dapat dijadikan sebagai bukti, yaitu (1) saksi, (2) sumpah, (3) pengakuan, dan (4) dokumen
atau bukti tulisan. Dalam kasus perzinaan, pembuktian perzinaan ada dua, yakni saksi yang
berjumlah empat orang dan pengakuan pelaku.
2. Hadist tentang larangan mendekati zina
a. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi
Rasulullah bersabda:
ُّ ‫ِإ َذا زَ نَى ال َّر ُج ُل خَ َر َج ِم ْنهُ اِإل ي َمانُ َكانَ َعلَ ْي ِه َك‬
‫الظلَّ ِة فَِإ َذا ا ْنقَطَ َع َر َج َع ِإلَ ْي ِه اِإل ي َمان‬
“Jika seseorang itu berzina, iman itu keluar dari dirinya seakan-akan dirinya sedang
diliputi oleh gumpalan awan (di atas kepalanya). Jika dia lepas dari zina, iman itu akan
kembali padanya.”
b. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Bukhari Rasulullah bersabda:
‫اَل يَ ْزنِي ال َّزانِي ِحينَ يَ ْزنِي َوه َُو ُمْؤ ِم ٌن‬
“Tidaklah seorang berzina bila dirinya beriman,” (HR. Bukhari).
C. Upaya pencegahan dari perbuatan zina
1. Menjaga pergaulan yang bebas
Islam mengajarkan pergaulan yang sehat, bernilai positif, dan mengandung
manfaat. Pergaulan yang sehat antara laki-laki dan perempuan merupakan
pergaulan yang terbebas dari nafsu yang dapat mengarah kepada hubungan
seksual di luar nikah. Pergaulan remaja dan muda-mudi saat ini memang sudah
sedemikian tipis batasan-batasannya. Tidak mudah untuk membatasi pergaulan
itu. Ditambah lagi dengan berbagai kemudahan akses, baik melalui telepon,
SMS,  chatting, dan situs jejaring sosial di internet. Dengan berbagai sarana itu
pergaulan remaja pada umumnya saat ini menjadi begitu dekat dan mudah.
Persoalan yang lebih memprihatinkan adalah para remaja tidak paham dan kadang
tidak peduli mana batas-batas yang wajar, mana yang tidak wajar, dan mana yang
sudah kebablasan.
2. Menjaga aurat
Aurat merupakan bagian dari tubuh yang harus dilindungi dan ditutupi agar
terjaga dari pandangan lawan jenis. Aurat perempuan adalah seluruh bagian tubuh
kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Aurat laki-laki adalah bagian tubuh
antara pusar sampai dengan lutut. Agar aurat perempuan tertutup, maka
diwajibkan untuk menggunakan jilbab dan pakaian yang dapat menutupi seluruh
tubuhnya, termasuk menutupi bagian dada. Kain kerudung dan pakaian itu pun
merupakan kain yang disyariatkan, misal kainnya tidak boleh tipis, tidak boleh
sempit atau ketat, dan dapat menyamarkan lekuk tubuh perempuan. Demikian
juga dengan laki-laki, agar terjaga dari pandangan maka bagian tubuh yang
menjadi aurat itu harus dijaga dari pandangan lawan jenis, caranya ditutup dengan
pakaian yang sesuai.
3. Menjaga pandangan
Pandangan laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya termasuk celah bagi
setan melancarkan strategi untuk menggodanya. Kalau hanya sekilas saja atau
spontanitas atau tidak sengaja, pandangan mata itu tidak menjadi masalah.
Pandangan pertama yang tidak sengaja diperbolehkan, tetapi jika berkelanjutan
maka haram hukumnya .Untuk menjaga agar pandangan pertama tidak disertai
tujuan lain tersebut, cepatlah kendalikan diri kita. Salah satunya dengan cara
menundukkan pandangan. Sebelum iblis memasuki atau mempengaruhi pikiran
dan hati kita. Segera mohon pertolongan kepada Allah Swt.
4. Menjaga keormatan
5. Meningkatkan aktivitas dan berpuasa
Bagi para pemuda dan remaja yang belum menikah disarankan untuk
memperbanyak aktivitas atau kegiatan yang positif. Hal ini dapat membuat
mengalihkan perhatian dan pikiran mesum. Ikutlah kegiatan olahraga,
ekstrakurikuler, kursus, bimbingan belajar, pekerjaan tambahan dan lain-lain.
Menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas dapat menyebabkan perhatian kita
selalu ke arah yang positif.
Cara lain yang dapat ditempuh untuk menahan nafsu bagi para pemuda dan
remaja yang belum menikah adalah dengan berpuasa sunah. Islam itu indah dan
sehat, dengan taat beribadah dan rajin puasa otomatis pikiran dan hati menjadi
bersih dan jernih.

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Mahasuci dan Mahamulia Allah Swt. yang menghendaki manusia untuk menjadi
makhluk-Nya yang mulia dan bermartabat termasuk dalam hal menyalurkan kebutuhan
biologis. Secara umum surat al-Isrā’ ayat 32 mengandung pesan-pesan mengenai larangan
mendekati zina karena zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. Zina
adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami istri di luar tali pernikahan yang sah.
Surat an-Nûr ayat 2 berisi perintah Allah Swt. untuk mendera penzina perempuan dan
penzina laki-laki masing-masing seratus kali.
Zina dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu muĥșan dan gairu muĥșan. Muĥșan adalah
penzina sudah balig, berakal, merdeka, sudah pernah menikah. Hukuman terhadap muĥșan
dirajam atau dilempari dengan batu sederhana sampai mati. Sedangkan gairu muĥșan adalah
penzina masih lajang, belum pernah menikah. Hukumannya adalah didera seratus kali dan
diasingkan selama satu tahun. Tuduhan perzinaan harus dapat dibuktikan dengan bukti-bukti
yang kuat, akurat, dan sah. Tidak boleh menuduh seseorang melakukan zina, tanpa dapat
mendatangkan empat orang saksi.
Menghindari lingkungan yang di dalamnya terdapat perilaku hidup serba boleh atau
serba bebas, karena akan mengakibatkan dampak negatif terhadap perilaku hidup yang suci
dan terhormat. Hendaknya berupaya untuk selalu berada di tengah-tengah lingkungan yang
sehat dan baik agar terjaga dirinya dan keluarganya dari kemaksiatan dan kemungkaran.

B. Saran
Hindarilah pergaulan bebas memang tidak dibenarkan dalam ajaran agama Islam
maupun praktek sosial, apalagi perbuatan zina. Perbuatan semacam itu bisa menyebabkan
banyak kemudaratan khususnya bagi diri mereka yang melakukannya.

DAFTAR PUSTAKA

bn Hambal, Al-Imam Ahmad. t.t. Musnad Al-Imam Ahmad ibn Hambal. t.t.: Dar al-
Fikr.

Kementerian Agama RI. 2012. Tafsir al-Qur’ān Tematik. Jakarta: Kementerian Agama


RI.

Khairiyah, Nelty & Zen, Endi Suhendi. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Larimore, Ralp Graham. 2005. I’m OK, You’are OK, We’re OK, Kiat Cerdas Menjalin
Hubungan dengan Siapa Saja. Jakarta: Prestasi Pustakaraya..
Syaltut, Mahmud. 1990. Tafsir Al-Qur’ānul Karim. Bandung: Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai