ZINA
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6:
2. Rumusan Masalah
1. Apa itu zina?
2. Sebutkan Macam-macam perbuatan zina!
3. Apa dampak negatif perbuatan zina?
4. Bagaimana cara menjauhi perbuatan zina?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian zina
kata zina berasal dari kata zana-yazni yang artinya hubungan
layaknya suami istri antara perempuan dengan laki-laki yang sudah
mukalaf (balig) tanpa ikatan pernikahan yang sah menurut syariat Islam.
Zina adalah istilah hukum Islam yang merujuk pada hubungan seksual yang
melanggar hukum. Menurut yurisprudensi tradisional, zina dapat
mencakup perzinaan (dari pihak yang sudah menikah), percabulan (dari
pihak yang belum menikah), prostitusi, pemerkosaan, sodomi,
homoseksualitas inses, dan kebinatangan. Meskipun klasifikasi hubungan
homoseksual sebagai zina berbeda menurut sekolah hukum, mayoritas
menerapkan aturan zina untuk homoseksualitas, sebagian besar
homoseksual laki-laki. Alquran sebagai sumber hukum Islam tidak
menyetujui pergaulan bebas yang berlaku di Arab pada saat itu, dan
beberapa ayat merujuk pada hubungan seksual yang melanggar hukum.
2. Hukum Zina
Terkait hukum zina, semua ulama sepakat bahwa zina hukumnya
haram, bahkan zina dianggap sebagai puncak keharaman. Hal tersebut
didasarkan pada firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Isrā ayat 32. Menurut
pandangan hukum Islam, perbuatan zina merupakan dosa besar yang
dikategorikan sebagai perbuatan yang keji, hina, dan buruk. Meskipun
rajam untuk zina tidak disebutkan dalam Al-Quran, namun semua setuju
atas dasar hadis bahwa itu akan dihukum dengan rajam jika pelakunya
adalah muhsan (dewasa, bebas, muslim, dan telah menikah), dengan
beberapa memperpanjang hukuman ini untuk kasus-kasus tertentu lainnya
dan hukuman yang lebih ringan yang ditentukan dalam skenario lain.
Pelanggar harus bertindak atas kehendak sendiri. Menurut
yurisprudensi tradisional, zina harus dibuktikan dengan kesaksian empat
saksi mata tentang tindakan penetrasi yang sebenarnya, atau pengakuan
yang diulang empat kali dan tidak ditarik kembali kemudian. Pemerkosaan
secara tradisional dituntut di bawah kategori hukum yang berbeda yang
menggunakan aturan pembuktian yang normal.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Mahasuci dan Mahamulia Allah Swt. yang menghendaki manusia untuk
menjadi makhluk-Nya yang mulia dan bermartabat termasuk dalam hal
menyalurkan kebutuhan biologis. Secara umum surat al-Isrā ’ ayat 32
mengandung pesan-pesan mengenai larangan mendekati zina karena zina
merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. Zina adalah
melakukan hubungan biologis layaknya suami istri di luar tali pernikahan
yang sah. Surat an-Nû r ayat 2 berisi perintah Allah Swt. untuk mendera
penzina perempuan dan penzina laki-laki masing-masing seratus kali.
Zina dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu muĥșan dan gairu
muĥșan. Muĥșan adalah penzina sudah balig, berakal, merdeka, sudah
pernah menikah. Hukuman terhadap muĥ șan dirajam atau dilempari
dengan batu sederhana sampai mati. Sedangkan gairu muĥșan adalah
penzina masih lajang, belum pernah menikah. Hukumannya adalah didera
seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. Tuduhan perzinaan harus
dapat dibuktikan dengan bukti-bukti yang kuat, akurat, dan sah. Tidak
boleh menuduh seseorang melakukan zina, tanpa dapat mendatangkan
empat orang saksi.
Menghindari lingkungan yang di dalamnya terdapat perilaku hidup
serba boleh atau serba bebas, karena akan mengakibatkan dampak negatif
terhadap perilaku hidup yang suci dan terhormat. Hendaknya berupaya
untuk selalu berada di tengah-tengah lingkungan yang sehat dan baik agar
terjaga dirinya dan keluarganya dari kemaksiatan dan kemungkaran.
2.Saran
Hindarilah pergaulan bebas memang tidak dibenarkan dalam ajaran
agama Islam maupun praktek sosial, apalagi perbuatan zina. Perbuatan
semacam itu bisa menyebabkan banyak kemudaratan khususnya bagi diri
mereka yang melakukannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ibn Hambal, Al-Imam Ahmad. t.t. Musnad Al-Imam Ahmad ibn Hambal. t.t.:
Dar al-Fikr.
Khairiyah, Nelty & Zen, Endi Suhendi. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Larimore, Ralp Graham. 2005. I’m OK, You’are OK, We’re OK, Kiat Cerdas
Menjalin Hubungan dengan Siapa Saja. Jakarta: Prestasi Pustakaraya..