Anda di halaman 1dari 3

MENGHINDARI PERGAULAN BEBAS DAN PERBUATAN ZINA (BAGIAN PERTAMA)

(Oleh: Novy Eko Permono, S.Pd.I)

A. Pengantar Umum
Manusia adalah satu-satunya makhlak Allah Swt. yang diberi amanah untuk
mengelola bumi ini sekaligus memanfaatkannya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia
memiliki kemampuan yang lebih besar dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya termasuk
malaikat sekalipun. Oleh karena itu keberadaan manusia harus tetap menjaga
keberlangsungan dan keterlanjutan hidupnya secara benar sesuai dengan tuntunan dan ajaran
Islam. Proses itu di dalam Islam di atur melalui proses yang mudah, yaitu melalui proses
pernikahan.
Akad nikah hakikatnya adalah upaya meregenerasi manusia secara benar, terhormat,
dan bermartabat. Di sinilah agama Islam melarang segala bentuk hubungan seksual yang tidak
dilakukan secara sah dan benar sesuai syari’at Islam. Selain melanggar aturan agama, zina juga
tidak sesuai dengan posisi manusia sebagai makhluk yang bermartabat dan terhormat. Bahkan
perzinaan oleh agama- agama samawi dianggap sebagai salah satu bentuk kejahatan terbesar
dan terkotor terhadap kemanusiaan, sekaligus pangkal timbulnya kehancuran bagi sendi-sendi
kemasyarakatan.
Coba bandingkan dengan hewan atau binatang! Untuk menyalurkan hasrat biologisnya,
binatang tidak mengenal siapa lawan jenisnya, apakah saudaranya atau bahkan induknya
sendiri yang melahirkannya. Hewan pun tidak mengenal tempat, di mana pun ia bisa
melakukannya tanpa merasa malu ada yang melihatnya. Hewan memang tidak diberikan akal
dan nilai-nilai keadaban atau kesopanan. Sehingga orang yang melakukan perbuatan di luar
akal dan nalar manusia adalah orang yang lebih rendah dari pada binatang.
Perbuatan zina dianggap sebagai perbuatan yang sangat memalukan, menjijikan,
sekaligus nista di dalam peradaban manusia. Banyak orang yang telah meraih kesuksesan
hidup, baik sebagai pejabat negara, pengusaha, politisi, bahkan public figure seperti aktris
atau musisi yang karirnya hancur berantakan karena perbuatan nista yang dilakukannya.
Perbuatan tersebut telah meluluhlantahkan karir yang selama ini mereka raih dengan susah
payah.
Kasus yang paling menghebohkan adalah kasus yang terjadi di pertengahan tahun 2012
dimana orang-orang yang dikenal sebagai publik figur yang terdiri dari aktris sinetron dan
musisi kenamaan melakukan perbuatan yang sangat menjijikan tersebut. Mereka yang selama
ini dijadikan idola kaula muda telah menenggelamkan karirnya sendiri dengan sangat rendah.
‘Aib yang mereka perbuat tidak saja membuat malu dan rendah dirinya, tetapi juga
keluarga dan orang-orang terdekatnya. Mereka tidak menyadari bahwa perbuatan tersebut tidak
saja berakibat hancurnya karir mereka, tetapi juga berakibat dosa yang sangat besar yang akan
diterimanya di akhirat kelak. Mereka orang yang sangat mapan dan mampu untuk melakukan
pernikahan yang sah dengan biaya besar.
Untuk itu diperlukan kehati-hatian dalam bergaul agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan
zina. Mendekatinya saja dilarang, apalagi melakukannya.

B. Memahami Makna Larangan Pergaulan Bebas dan Zina


Pergaulan bebas yang dimaksud pada bagian ini adalah pergaulan yang tidak dibatasi
oleh aturan agama maupun susila. Salah satu dampak negatif dari pergaulan bebas adalah
perilaku yang sangat dilarang oleh agama Islam, yaitu zina. Hal inilah yang menjadi fokus
bahasan pada bagian ini.
1. Pengertian Zina
Secara bahasa, zina berasal dari kata zana-yazni yang artinya hubungan persetubuhan
antara perempuan dengan laki-laki yang sudah mukallaf (balig) tanpa akad nikah yang sah.
Jadi, zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami istri di luar tali pernikahan
yang sah menurut syari’at Islam.
2. Hukum Zina
Terkait hukum zina, semua ulama sepakat bahwa zina hukumnya haram, bahkan zina
dianggap sebagai puncak keharaman. Hal tersebut didasarkan pada firman Allah Swt.
dalam Q.S. al-Isrā/17:32. Menurut pandangan hukum Islam, perbuatan zina merupakan
dosa besar yang dikategorikan sebagai perbuatan yang keji, hina, dan buruk.
3. Kategori Zina
Perbuatan zina dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Zina Muhsan, yaitu pezina sudah balig, berakal, merdeka, sudah pernah menikah.
Hukuman terhadap zina muhsan adalah dirajam (dilempari dengan batu sederhana
sampai meninggal).
b. Zina Gairu Muhsan, yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah. Hukumannya
adalah didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun.
4. Hukuman bagi Pezina
Dalam hukum Islam, zina dikategorikan perbuatan kriminal atau tindak pidana.
Sehingga orang yang melakukannya dikenakan sanksi atau hukuman sesuai dengan syari’at
Islam. Hukuman pelaku zina adalah sebagai berikut:
a. Dera atau pukulan sebanyak 100 (seratus) kali bagi pezina gairu muhsan dan ditambah
dengan mengasingkan atau membuang pelakunya ke tempat yang jauh dari tempat
mereka. Hal dini didasarkan pada firman Allah Swt. dalam Q.S. an-Nūr/24:2 serta
hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah
dan Zaid bin Khalid.
b. Dirajam sampai mati bagi pezina muhsan. Hukuman rajam dilakukan dengan cara
pelaku dimasukan ke dalam tanah hingga dada atau leher. Tempat untuk melakukan
hukuman rajam adalah di tempat yang banyak dilalui manusia atau tempat keramaian.
Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud,
Tirmizi, dan An-Nasa’i.
C. Sumber Materi
Buku Paket Kelas X Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti / Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. -- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.

Anda mungkin juga menyukai