SYARIAH
Oleh :
Yusuf Daffa Hakiim
215010100111107
I. PENDAHULUAN
Realita sosial pada zaman sekarang sering kita lihat maraknya pergaulan bebas
bukan menjadi hal yang tabu lagi , pemuda pemudi bermesraan layaknya suami istri ,
belum menikah namun sudah saling berhubungan badan , bahkan dilakukan diruang
publik. Zaman sekarang sudah tidak malu lagi , bahkan di beberapa kalangan
melakukan hal seperti itu menjadi standar atau menjadi sebuah pencapaian pada masa
muda. Contohnya adalah pacaran , yang lumrah di masyarakat dianggap sebagai
pembuktian dan standar kualitas fisik atau status dari seseorang , padahal tanpa para
pelakunya sadar , bahwa mereka sedang merendahkan dirinya sendiri , terlebih gaya
berpacaran generasi zaman sekarang cenderung “lebih berani” , dan hanya
memikirkan kepuasan semata tanpa memikirkan akibat-akibat sosial maupun akibat
hukum yang terjadi.
Perbuatan zina pada zaman sekarang sebetulnya menjadi buah dari perang
pemikiran (ghazwul fikr) yang mana adalah sebuah bentuk peperangan yang terus
dunia barat gaungkan terutama pada dunia islam umumnya,agar menjauh dari
agamanya. Dari sisi kehidupan,terutama sisi kebudayaan dan ilmiah agar cara berpikir
islam berubah dari dasar nya. Yaitu tanpa sadar menyetujui gagasan bahwa satau-
satubya jalan yang benar supaya orang islam maju adalah dengan meninggalkan
ajaran islam.1
Dari pemaparan diatas maka tulisan ini akan mengeksplorasi serta meninjau
larangan perbuatan zinah dalam tinjauan maqashid syariah ini insyaallah akan
menjadi pertimbangan dalam rangka membangun kesadaran membangkitkan
pemikiran serta membuka pemahaman untuk menutup jalan yang menjerumuskan ke
lembah perzinahan. 2
1
Buya hamka dalam bukunya berjudul “ghirah cemburu kepada Allah” hal viii-ix
2
TINJAUAN MAQASHID SYARIAH TERHADAP AYAT WALA TAQRABU ZINA OLEH KHAKIM,LUTFI
3
novianggraini/tindak-pidana-perzinahan-menurut-hukum-islam
Indonesia. Teknologi juga berpotensi membuat perzinahan lebih umum di dunia
sekarang ini. Pasal 284 ayat 1 KUHP menyatakan bahwa perzinaan diancam dengan
hukuman sembilan bulan penjara bagi keduanya yang sudah menikah ( mukhson)
pelaku dan mereka yang ikut serta dalam perbuatan tersebut. Namun dalam ayat 2
pasal ini telah disebutkan bahwa suatu pihak harus melaporkan kepada pihak yang
berwajib. Sebagian besar masyarakat tidak menyadari dampak negatif dari zina,
padahal zina memiliki banyak dampak negatif. Hal ini terlihat dari banyaknya PSK
terutama yang menggunakan teknologi sebagai sarana prostitusi, seperti PSK online.
zina harus menyadari bahwa zina adalah dosa yang mengerikan. Itu dianggap
kejahatan dalam Islam, dan mereka yang melakukannya pantas dihukum berat. Hal ini
diputuskan berdasarkan konsekuensi, yang memiliki dampak negatif yang signifikan
terhadap moral masyarakat. Dalam Islam, zina bukan hanya dosa berat tetapi juga
membuka pintu bagi perbuatan tercela lainnya, membawa perselisihan dalam
keluarga, menyebarkan penyakit jasmani dan rohani, mencemarkan nama baik orang
lain, dan merusak kehormatan keluarga.
4
Zina dapat menyebarkan AIDS, yang sampai saat ini belum diketahui
obatnya. Karena AIDS hanya dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui
transfusi darah dan aktivitas seksual, cara terbaik untuk menghentikan penyebaran
penyakit ini adalah dengan berhenti melakukan hubungan seksual di luar
nikah. .Pezina, serta anak-anak dan orang dewasa yang belum pernah melakukan
perzinahan, terkena penyakit ini. Karena fakta bahwa penyakit ini dapat menular
melalui hubungan darah, seperti orang tua yang terinfeksi AIDS dan anak mereka
yang belum lahir.
4
novianggraini/tindak-pidana-perzinahan-menurut-hukum-islam
rajam tidak dapat digunakan. Di sisi lain, dengan jelas menyatakan bahwa zaman
Nabi memiliki hukuman rajam mati bagi mereka yang melakukan zina mukhsan.
Sesuai dengan hukum Islam, pezina dari jenis kelamin apa pun, baik laki-laki
atau perempuan, yang termasuk dalam kategori Mukhson atau Ghairu Mukhson
bertanggung jawab atas pembalasan. Namun, beratnya hukuman yang dikenakan
kepada orang-orang yang melakukan perzinahan bervariasi. Dalam praktiknya selama
masa Nabi dan khalifah berikutnya, pezina yang belum menikah (zina Ghairu
Mukhson) menerima seratus kali hukuman (cambuk). Bahwa pukulan itu mengenai
beberapa bagian tubuh, hukuman seratus jilid tidak boleh berakibat fatal. Karena
pezina dianggap muda, tidak berpengalaman, dan tidak memiliki tanggungan,
hukuman ini lebih ringan daripada pezina yang sudah menikah. diharapkan bahwa
beratnya hukuman akan membuat para pezina sadar akan tindakan mereka dan
bertobat.
Jika dikaitkan dengan Islam, pacaran yang sekarang dilakukan oleh mayoritas
remaja merupakan salah satu sumber dosa. Bahkan jikalau ditelisik lebih dalam, dosa
yang dihasilkan pun bukan dosa yang ringan. Dikutip dari firman Allah:
5
Felix siaw dalam bukunya berjudul “udah putusin aja”
6
Mengenal pacaran dan kaitannya dalam islam
“Dan jangalah kalian dekat-dekat dengan zina, karena sesungguhnya zina itu kotor
dan sejelek-jeleknya jalan.” (TQS. Al Isra : 32).
Setidaknya ada tiga hal yang pasti dilakukan dalam ber pacaran yang mana
sangat membuka kemungkinan terjadinya perzinahan dalam artian secara luas antara
lain :
Sungguh tak sepantasnya seorang hamba yang beriman kepada Allah subhanahu
wata’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan hal itu. Pandangan
adalah sebab menuju perbuatan zina.Atas dasar ini, Allah subhanahu wata’ala
memerintahkan kepada para hamba-Nya yang beriman untuk menundukkan
pandangannya dari hal-hal yang diharamkan.
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “Katakanlah (wahai nabi), kepada laki
laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka
dan memelihara kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka.
Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.
Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan
sebagian pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka.” (An-Nur: 30-31).
Dalam hadits ini terdapat ancaman yang keras bagi orang yang menyentuh wanita
yang tidak halal baginya. Hadits tersebut juga sebagai dalil tentang haramnya berjabat
tangan dengan wanita (yang tidak halal baginya). Dan sungguh kebanyakan kaum
muslimin di zaman ini terjerumus dalam masalah ini.
Dalam hadits lain dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ditetapkan atas anak cucu Adam bagiannya
dari zina akan diperoleh hal itu tidak mustahil. Kedua mata zinanya adalah
memandang (yang haram).Kedua telinga zinanya adalah mendengarkan (yang haram).
Lisan zinanya adalah berbicara (yang haram).Tangan zinanya adalah memegang
(yang haram). Kaki zinanya adalah melangkah (kepada yang diharamkan). Sementara
hati berkeinginan dan beranganangan, sedang kemaluan yang membenarkan semua itu
atau mendustakannya.” (HR. Muslim) 8
7
Adian Husaini,Rajam dalam Arus Budaya Syahwat, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), hlm.45.
8
ibid
mengabaikan bimbingan yang mulia ini, akhirnya terjadilah apa yang terjadi. Kita
berlindung kepada-Nya dari perbuatan tersebut. Ber-khalwat (berduaan) dengan
wanita yang bukan mahramnya adalah haram.
Tidaklah seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita yang bukan mahramnya
kecuali ketiganya adalah setan. Apa dugaan anda jika yang ketiganya adalah
setan? Dugaan kita keduanya akan dihadapkan kepada fitnah. Termasuk berkhalwat
(yang dilarang) adalah berkhalwat dengan sopir. Yakni jika seseorang mempunyai
sopir pribadi, sementara dia mempunyai istri atau anak perempuan, tidak boleh
baginya membiarkan istri atau anak perempuannya pergi berduaan bersama si sopir,
kecuali jika disertai mahramnya.
9
ibid
lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memanggilnya dan membacakan (ayat) kepadanya.
Beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam membaca: “Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bagian permulaan dari malam, sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Hud: 114)
Seseorang dari kaum berkata kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam: Wahai Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah ini khusus baginya atau untuk semua orang? Maka
beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Untuk semua orang…” (Diriwayatkan oleh
Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi).
Zina merupakan kerusakan besar, keburukan nyata, dan pengaruhnya begitu besar yang
mengakibatkan berbagai kerusakan, baik terhadap orang yang melakukan maupun terhadap
masyarakat secara umum.10
1. DUNIA
Melahirkan kefakiran (akan jatuh miskin, kesuksesannya akan jatuh) ia akan menjadi hina.
Mendapatkan dosa besar yang tidak akan dapat diampuni apa bila si pelaku memang telah
mengetahui hukumnya dan mengetahui ilmunya maka dia harus dirajam (dilempar batu
sampai mati) sebagai penebus dosanya tetapi apa bila belum mengetahui hukumnya dan
ilmunya maka hamba tersebut dapat diterima tobatnya. Hukuman zina tidak hanya menimpa
pelakunya saja, tetapi juga berimbas kepada masyarakat sekitarnya, karena murka Allah akan
turun kepada kaum atau masyarakat yang membiarkan perzinaan hingga mereka semua
binasa, berdasarkan sabda Rasulullah saw:
“Jika zina dan riba telah merebak di suatu kaum, maka sungguh mereka telah membiarkan
diri mereka ditimpa azab Allah.” (HR. Al-Hakim). Di dalam riwayat lain Rasulullah saw
bersabda: “Ummatku senantiasa ada dalam kebaikan selama tidak terdapat anak zina, namun
jika terdapat anak zina, maka Allah Swt akan menimpakan azab kepada mereka.” (H.R
Ahmad). Memendekkan umur si pelaku zina, ia akan cepat menemui ajalnya.11
10
Asy’ari Abd. Ghofar,Pandangan Islam Tentang Zina Dan Perkawinan, (Jakarta:Andes Utama,1997), hlm.76.
11
Thaha Alfifi, Khotbah-khotbah Rasulullah, (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm.115.
2. AKHIRAT
Tidak akan menjumpai surga bahkan baunya sekalipun. Akan menjadi kerak neraka
kholidina fiha (kekal abadi selama-lamanya). Menemui siksaan yang berupa farjinya ditusuk
tombak besi menembus sampai kemulutnya.12
Selain itu juga akibat perzinahan juga telah didapati penelitian ilmiah beberapa
peneliti barat yang mana menjadi acuan kontemporer yang sifatnya dapat dipercaya. Salah
satu hal yang bisa didapat dari mendekati perzinahan adalah kebodohan. Dikutip dari sebuah
jurnal Archives of Sexual Behaviour¸ bahwa dengan adanya tingkat rangsangan akibat dari
sebuah perzinaan (mau secara fisik, pendengaran, atau penglihatan), hal tersebut dapat
mengganggu pengambilan rjsiko dan pembuatan keputusan pada pria maupun wanita.
Contoh lain yang lazim adalah tingginya tingkat depresi terutama bagi mereka yang
berpacaran lalu berpisah di tengah jalan. Di tahun 2018, sebuah penelitian yakni Depression
Barometer atau barometer dalam menilai tingkat depresi di Jerman yang dilakukan oleh The
German Depression Foundation, menjelaskan bahwa 45 persen sumber dari depresi di Jerman
diakibatkan oleh putusnya hubungan antara kedua belah pihak yakni lelaki dan perempuan.
Depresi tentunya dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, pula dengan produktivitas yang
biasa kita jalani, seperti bekerja dan belajar.
Hal di atas semakin konkret ketika didukung dengan sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Michael J. Rosenfeld dari Stanford University. Penelitian tersebut
membuktikan bahwa pasangan yang telah menikah, mempunyai risiko berpisah sangat kecil
dibandingkan dengan orang yang berpacaran yakni di bawah 5% di tahun pertama hubungan
dan terus menurun di tahun-tahun berikutnya. Sedangkan bagi mereka yang hanya berpacaran
mempunyai tingkat di atas sekitar 70% untuk berpisah di tahun pertama.13
Dari contoh-contoh tersebut, diketahui bahwa sebagai muslim yang taat sudah
seharusnya menuntun kita untuk menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT, salah
12
Ibid
13
Ferdman, Roberto A., and Roberto Ferdman. “How the Chance of Breaking up Changes the Longer Your
Relationship Lasts.”
satunya adalah perzinaan. Bahkan mendekati pun, patut kita hindari. Entah sekadar kita
dekati dari segi pendengaran, penglihatan, maupun secara fisik seperti pacaran.
Bagi lelaki, dapat dilakukan dengan menjaga pandangan kita terhadap perempuan.
Hal tersebut dilakukan bukan hanya sekadar untuk menjauhkan diri dari zina mata, namun
juga sebagai bentuk respect kita terhadap kaum perempuan, dan sebaliknya bagi perempuan.
“Mata itu berzina, hati juga berzina. Zina mata adalah dengan melihat (yang
diharamkan), zina hati adalah dengan membayangkan (pemicu syahwat yang terlarang).
Sementara kemaluan membenarkan atau mendustakan semua itu.” (HR. Imam Ahmad).
V. PENUTUP
Secara umum, zina bukan hanya di saat manusia telah melakukan hubungan seksual,
tapi segala aktivitas-aktivitas seksual yang dapat merusak kehormatan manusia termasuk
dikategorikan zina. Sedangkan zina secara harfiah artinya fahisyah, yaitu perbuatan keji. Zina
dalam pengertian istilah adalah hubungan kelamin di antara seorang lelaki dengan seorang
perempuan yang satu sama lain tidak terikat dalam hubungan perkawinan. Seorang pezina
akan hilang maruah dalam kehidupan, hina dalam pandangan orang berdosa diazab dalam
neraka jahannam. Keturunan diluar nikah akan disisihkan dan diboikot secara hukum alam,
keberkatan hidup tidak akan pernah datang. Mereka senantiasa dikejar oleh bayang bayang
hitam yang mengerikan dan menyeramkan, kalau tidak di waktu muda, diwaktu tua pasti
akan datang.
Pada pacaran yang menjadi normal di masyarakat khususnya kaum muda juga
berimplikasi besar pada penyebab perzinahan,pacarana dapat menjadi hal yang sangat keji,tak
sedikit banyak anak lahir diluar nikah ada karena kedua orang tua nya dulu berpacaran
sampai melakukan hubungan terlarang. Dari pacaran kita lebih mengetahui mana yang
sebenar-benarnya cinta mana yang hanya menjadi budak nafsu,sebenar-benarnya cinta tidak
mungkin merugikan diri sendiri maupun orang yang kita katakan kita cintai,sehingga
pacaran merupakan omong kosong terbesar tentang cinta.
Rasulullah SAW Bersabda, “apabila perzinaan dan riba telah melanda suatu negeri,
maka penduduk negeri itu telah menghalalkan turunnya azab Allah atas mereka sendiri” (HR.
Thabrani dan Al-Hakim).
Barangsiapa yang terperosok ke dalam kubangan dosa ini hendaklah segera bertaubat
dengan sebenar-benar taubat, menyerahkan semuanya kepada Allah, dan memutuskan
hubungan dengan semua yang dapat mengingatkannya pada perbuatan itu. Kemudian,
hendaklah ia menyesali semua yang telah dilakukannya dihadapan Rabb-nya, dengan penuh
tawadlu’, merendahkan diri, dan menyerahkan semuanya kepada Nya. Semoga dengan
begitu, Allah SWT berkenan menerima taubatnya, mengampuni dosa dosa yang pernah
dilakukannya, dan menggantinya dengan kebaikan-kebaikan.
Adian Husaini,Rajam dalam Arus Budaya Syahwat, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001),
Ferdman, Roberto A., and Roberto Ferdman. “How the Chance of Breaking up Changes the
Longer Your Relationship Lasts.”