dapat dimulai dari perubahan individual baik dalam cara berfikir maupun
berita baru, tawaran baru, suguhan baru yang tampaknya menarik, dan
memukau itu ada gejala yang dinamakan the agony of modernization, yaitu
1
2
bunuh diri, gangguan jiwa dan lain sebagainya (Hawari, 1999: 3).
Perubahan-perubahan sosial tersebut telah memengaruhi nilai
hidup dan tata nilai kehidupan ini, tiada lain disebabkan oleh pola dan gaya
hidup manusia modern itu sendiri. Dalam agama Islam, dijelaskan pada QS.
selama ini. Contoh nyata dari gaya hidup modern salah satunya adalah
budaya seks orang barat yang mulai merasuk di kalangan masyarakat yaitu
3
feodal. Fenomena prostitusi hingga saat ini masih menjadi masalah yang
belum terselesaikan (Kartini Kartono, 2005: 266). Sudah tidak di anggap tabu
Internasional yaitu gang Dolly yang terletak disalah satu sisi Kota Surabaya.
Tempat ini menduduki urutan kedua sebagai tempat prostitusi terbesar di Asia
kesepakatan yang dilakukan oleh pihak Pemerintah dengan pihak gang Dolly
tersebut yang membuat para tokoh agama dan masyarakat kesulitan untuk
mereka merasa lelah dan putus asa, yang akhirnya mereka semua hanya bisa
diam dalam permasalahan ini. Kalau sudah demikian masyarakat sudah tidak
4
mempedulikan mana yang halal dan mana yang haram (Affina Sayyidah,
Sekitar, http://intraserius.blogspot.com/2010/02/pengaruh-tempat-prostitusi-
HIV/AIDS. Menurut JH. Syahlan sebagaimana yang telah dikutip oleh Ema
Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan
kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis sel darah
putih (limfosit / sel-sel T4) yang bertugas menangkal infeksi. HIV tergolong
gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh oleh virus (HIV).
nafsu biologisnya.
(pecandu narkotika), dan melalui kehamilan pada ibu yang terinfeksi virus
HIV. Namun dari empat cara penularan virus HIV/AIDS tersebut sebagian
besar didominasi oleh hubungan seksual yang dilakukan secara bebas yaitu
tergoda untuk melakukan perbuatan keji yang jelas-jelas dilarang oleh agama
antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang tidak atau belum
seksual tersebut” (Djubaedah, 2010: 119). Larangan zina dalam agama Islam
sesuai dengan firman Allah SWT, yang tercantum dalam Q.S. Al Israk ayat 32
adalah sebuah bentuk larangan, yaitu larangan mendekati zina. Menurut para
ahli dan kaidah ushul fiqh, serta ilmu tentang pokok-pokok hukum Islam,
6
sebagai Negara yang mayoritas adalah muslim ternyata juga ditemukan angka
penderita HIV/AIDS cukup tinggi dan semakin meningkat, hal ini seperti
yang telah dikutip dari, Suara Merdeka.com, kasus HIV dan AIDS di Jateng
menduduki peringkat kedua tertinggi setelah Papua dengan jumlah 663. Data
dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) sampai Juni 2012 itu menunjukkan
kondisi bahwa masih terjadi ketimpangan pola relasi suami istri di dalam
Kedua,http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/12/13/13
8194/Kasus-HIV-dan-AIDS-Jateng-Peringkat-Tertinggi-Kedua,diakses pada
Dinkes Kota Semarang, telah ditemukan bahwa hingga Agustus tahun 2013
tercatat sebanyak 324 penderita HIV dan 48 penderita AIDS, jumlah tersebut
Data lain menyebutkan temuan kasus kasus HIV/AIDS sebagian besar bukan
dari penduduk asli Semarang, yakni sekitar 50 persennya penduduk dari luar
yang harus segera diantisipasi karena bisa diperkirakan akan terus meningkat.
dalam mengatasinya. Hal ini di dukung oleh pendapat Direktur LSM Griya
Asa, yang menyatakan bahwa kasus WPS yang positif terkena HIV/AIDS
terjadi pada WPS kawasan Argorejo, Sunan Kuning Semarang. Jumlah kasus
http://www.lensaindonesia.com/2013/04/27/psk-lokalisasi-sunan-kuning-
perlu perhatian khusus baik dari pemerintah, lembaga sosial, serta masyarakat
sekitar Kota Semarang dalam upaya penanganan HIV/AIDS. Griya Asa PKBI
Kota Semarang adalah salah satu LSM yang peduli terhadap HIV/AIDS di
kota Semarang. Disini peran Griya Asa PKBI Kota Semarang sangat penting
Test atau Konseling dan Program tes HIV), Konseling Keluarga Kespro
saja, tetapi juga untuk masyarakat sekitar Argorejo. Salah satu program dari
ini tidak hanya di lakukan kepada WPS saja namun juga kepada masyarakat
kepada para tamu dari WPS, karena mengingat banyak faktor penyebab
penularan HIV/AIDS dan harus dicegah terkait sistem penularan penyakit ini.
bisa berjalan efektif. Semua yang diterapkan Griya Asa PKBI Kota Semarang
HIV/AIDS, serta sebagai bahan motivasi terhadap mereka yang sudah terkena
argumen di atas, maka penelitian ini ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana
upaya yang digunakan Griya Asa PKBI Kota Semarang dalam mencegah
9
keefektifan upaya yang dilakukan Griya Asa PKBI Kota Semarang. Teknik
diabaikannya sisi spiritual dalam diri. Karena berbagai faktor, individu juga
konseling Islam, bagaimana upaya yang dilakukan oleh Griya Asa PKBI Kota
dicapai adalah:
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana upaya yang diterapkan
telah banyak dilakukan. Berikut ini beberapa penelitian yang ada relevansinya
dalam setiap desa yang berada di Bandungan. Selain itu seksi Penais Kantor
pengajian dan juga TPQ. Adapun tindak pencegahan yang dilakukan untuk
IMS rutin & VCT, tidak berbagi jarum suntik, sosialisasi HIV & AIDS,
tidak hanya melihat penderita AIDS dari segi biologis, psikologik, sosiologik
namun yang terpenting adalah dari segi spiritual. Dari penelitian yang ada
diterapkan pada pasien (penderita AIDS) sangat baik, karena hanya dengan
yang ada dalam penanggulangan AIDS dalam agama dapat mengarah kepada
skripsi diatas, hasil yang diperoleh dari penelitian adalah Hasil penelitian
tamat SD, lama kerja menjadi WPS lebih dari 1tahun, dan status pernikahan
persentase 62,5% adalah positif dan orang penting sebagai referensi dalam
lengkap.
Sebagian besar responden menyatakan orang penting sebagai referensi
80% adalah baik dalam pemakaian kondom. Disamping itu hasil penelitian
dengan p value= 0,021, tidak ada pengaruh antara sikap tentang IMS dan
dengan p value= 0,255, dan tidak ada pengaruh antara faktor orang penting
perilaku pencegahan IMS dan HIV/AIDS pada WPS, dengan p value= 0,251.
15
kesabaran dan tidak boleh berputus asa serta melakukkan mawas diri,
berusaha berobat kepada dokter dan senantiasa tidak lupa berdoa dan berzikir.
Karena benar adanya bahwasanya terapi medis saja tanpa disertai doa dan
zikir tidaklah lengkap, sedangkan doa dan zikir saja tanpa disertai terapi
terminal yang akan berujung pada kematian, untuk itu selain pendekatan
sesama. Dan dengan ketakwaaan dan amal saleh tersebut tertebuslah dosa
penyuluhan Islam itu sendiri dapat dijadikan alat cegah semakin luasnya
yang rasional serta didukung oleh temuan ilmiah yaitu pendekatan agama
penulis anggap cukup relevan dengan penelitian yang akan penulis teliti.
secara subyek, obyek, waktu, dan. Penulis memfokuskan pada upaya yang
pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik
dari buku, jurnal, skripsi, tesis, surat kabar, dan penelitian lain.
1.5.3. Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,
lisan terdiri dari dua orang atau lebih. Wawancara ini dilakukan
bersangkutan.
b. Observasi, adalah pengamatan langsung dan pencatatan
upaya yang dilakukan Griya Asa PKBI Kota Semarang dalam upaya
bimbingan.
b. Setelah mendeskripsikan, tahap selanjutnya adalah
upaya yang dilakukan Griya Asa PKBI Kota Semarang dalam upaya
Guna memberikan gambaran yang jelas tentang isi skripsi ini, penulis
Skripsi ini terdiri dari lima bab, adapun susunannya sebagai berikut:
Bab pertama, penulis akan menguraikan mengenai pendahuluan, latar
penanggulangan AIDS. Sub bab kedua yaitu berisi tentang Pekerja Seks
bimbingan dan konseling Islam, tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling
Griya Asa PKBI Kota Semarang, yang meliputi: profil Griya Asa PKBI Kota
Semarang, dan gambaran tentang program atau upaya yang dilakukan oleh
Dalam buku “Pers Meliput AIDS”, virus HIV adalah retrovirus yang
biak dalam darah manusia. Pada pasien yang sudah terinfeksi HIV dan
menyebarnya AIDS. HIV menyerang salah satu jenis sel darah putih
halnya dengan virus-virus lain, bentuk virus HIV terdiri atas sebuah
Dan pada pusat lingkaran terdapat untaian RNA atau ribonucleic acid.
Bedanya virus HIV dengan virus lain, HIV dapat memproduksi selnya
sendiri dalam cairan darah manusia, yaitu pada sel darah putih. Sel-sel
23
darah putih yang biasanya dapat melawan segala virus, lain halnya
dengan virus HIV, virus ini justru dapat memproduksi sel sendiri untuk
maka pada saat inilah berbagai penyakit yang dibawa virus, kuman dan
York. Dan beberapa gejala klinis pada stadium AIDS dibagi antara lain:
1. Tanda-tanda utama (gejala mayor)
a. Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan.
b. Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus-
menerus.
24
Candida Albicans.
c. Pembekakan kelenjar getah bening yang menetap di seluruh
tubuh.
d. Munculnya Herpes zoster berulang dan bercak-bercak gatal
dan depresi. Selain itu adanya stigma yaitu reaksi sosial terhadap pasien
Stigma ini muncul karena virus ini berkaitan dengan perilaku seksual
1959. Virus ini kemudian menyebar keluar Afrika, dan mulai memasuki
dalam kurun waktu hanya 5 tahun sejak mulai menyebar (Gallant, 2010:
19).
Penyebaran virus HIV/AIDS di Afrika terjadi melalui perilaku
berkembang dengan pesat (Gallant, 2010: 19). Pada tahun 1980 selain
homoseksual. Dari data ini dapat diketahui bahwa penyakit AIDS lebih
hidup hingga usia rata-rata 47,6 tahun. Diprediksikan, dua belas tahun
cukup pesat. Pada tahun 1986, Direktur Jenderal WHO, Hatta dan
pada tahun 1983 (Muninjaya, 1999: 6). Penelitian juga dilakukan oleh
2001 : 20).
Berangsur–angsur penyebaran HIV/AIDS sangat cepat di dunia,
dengan memperhatikan sifat AIDS yang seperti gunung es, di mana satu
50.000 pengidap HIV dan 5.000 penderita AIDS. (Harahap, 2000: 32).
27
dalam tahun 2007 terdapat 27 juta infeksi baru dan 2 juta kematian
HIV sebanyak 8.624 dan AIDS sebanyak 2845, jadi jumlah kasus
kasus infeksi HIV, dan sebanyak 1.983 kasus baru AIDS. Dari sekian
hingga 50 persen antara tahun 2005 dan 2012 dan menunjukkan tren
mengkhawatirkan.
UNICEF juga menjelaskan, sekitar 71.000 remaja berusia antara
10 dan 19 tahun meninggal dunia karena virus HIV pada tahun 2005.
diperkirakan bahwa (30-40%) bayi yang lahir dari ibu penderita HIV
perzinaan khususnya pelacuran dan seks bebas (Warta, UI, 1995). Maka
ganti pasangan.
2.1.4. Bahaya Penyakit HIV/AIDS
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, AIDS adalah penyakit
penyakit terminal, yaitu penyakit yang sudah tidak ada harapan sembuh
AIDS akan mengalami krisis afeksi pada diri, keluarga, dan orang yang
bunuh diri para penderita HIV/AIDS pun cukup tinggi. Dan tidak jarang
kematian.
Seseorang yang mengalami AIDS pertama kali akan mengalami
gejala-gejala non spesifik dari penyakit AIDS yaitu yang disebut ARC
ciri-ciri, berat badan turun lebih dari 10%, demam lebih dari 38 derajat
celcius, berkeringat di malam hari tanpa sebab, diare kronis lebih dari 1
lingkungan sosial.
2.1.5. Upaya Pencegahan dan Penularan HIV/AIDS
Upaya pencegahan suatu penyakit dan virus, termasuk
oleh AIDS
d. Menurunkan stigma diskriminasi terhadap ODHA
e. Meningkatkan kualitas hidup ODHA, dan mengurangi
dampak sosial ekonomi dari penyakit HIV dan AIDS pada individu,
kapasitas;
33
dan AIDS;
h. Meningkatkan ketersediaan, dan keterjangkauan
dan
i. Meningkatkan manajemen penanggulangan HIV dan AIDS yang
AIDS.
34
penjaja seks. Istilah pelacur berkata dasar “lacur” yang berarti malang,
celaka, gagal, sial atau tidak jadi. Kata lacur juga memiliki arti buruk
laku (Alwi, 2001: 265). Jika kata tersebut diuraikan dapat dipahami
bahwa pelacur adalah orang yang berbuat lacur atau orang yang
sering juga disebut dengan wanita tuna susila (WTS) adalah seseorang
mendapatkan imbalan uang, materi atau jasa dengan kriteria usia diatas
(Dinas Sosial, 2009: 2). Sedangkan Ashadi Siregar (1983: 11), dalam
untuk tujuan ekonomi. PSK juga bisa diartikan sebagai wanita yang
35
materi lainnya.
2.2.2. Sejarah Wanita Pekerja Seks Komersial
Prostitusi atau pelacuran merupakan fenomena yang sudah
tingkah laku cabul yang tida ada bedanya dengan kegiatan pelacuran.
disertai pesta makan rakus dan mabuk secara berlebihan. Mereka juga
2005: 178).
Prostitusi di Indonesiapun bermula sejak zaman kerajaan jawa
keberadaan pelacuran.
37
sosial ekonomi.
Jika anak perempuan dianggap sebagai ladang padi atau barang
yang menjadi pelacur ketika lulus dari SD, dua atau tiga tahun
berikut:
1. Kehidupan seksual yang abnormal, misalnya: hiper seksual
dan sadis.
2. Kepribadian yang lemah, misalnya cepat meniru.
3. Moralitas rendah dan kurang berkembang, misalnya,
kurang dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah, boleh
para PSK tipe ini sering terlihat berdiri menunggu para pelanggan
tersebut. Salah satu ciri khas tipe ini adalah tempat untuk
Kuning di Semarang.
4) Pekerja Seks Komersial Terselubung (clandestine
prostitution)
Di Indonesia telah menjadi rahasia umum tempat-tempat
menggunakan jasanya.
5) Pekerja Seks Komersial Amatir
Bentuk pelacuran ini bersifat rahasia, artinya hanya
diketahui oleh orang-orang tertentu saja, dan bayaran PSK tipe ini
kaum pria.
3. Masih muda, 75% dari jumlah pelacur di kota-kota usianya
tahun.
4. Pakaiannya sangat menyolok, beraneka ragam, sering aneh
kemudaannya.
8. 60-80% memiliki intelek yang normal (Kartono, 2005:
239).
Pada dasarnya yang mereka butuhkan hanya kesempurnaan
1. Pengertian bimbingan
a. Menurut pendapat Bimo Walgito
“Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan
kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam
kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu
itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya” (Walgito, 1995: 4).
2. Pengertian Konseling
a. Menurut Bimo Walgito
Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam
Amin yaitu,
kehidupan keagamaan dirinya yang telah baik agar tetap baik dan
sekitarnya.
c. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu
akhirat.
2. Fungsi Bimbingan Konseling Islam
Bimbingan Konseling Islam juga mempunyai beberapa fungsi
state of good).
d. Fungsi developmental atau pengembangan; yakni
kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik,
1. Metode Langsung
melalui telepon.
b. Metode Kelompok, seperti: melalui papan bimbingan,
pada tahun 2002, pada saat itu PKBI Kota Semarang mendapat
risiko tinggi dan kliennya di Kota Semarang yang terdiri dari wanita
3.1.2. Visi, Misi, dan Tujuan Griya Asa PKBI Kota Semarang
seksual.
6. Mempertahankan peran PKBI sebagai LSM pelopor,
seksi, agar tidak terjadi tumpang tindih tugas serta tercipta rasa
lebih akrab disebut SK, SK sendiri sebenarnya adalah singkatan dari Sri
Sunan Kuning sendiri nama aslinya adalah Soen Koen Ing yang berasal
dari etnis China. Argorejo itu sendiri berasal dari nama Argo dan
Rejo. Argo berarti gunung, dan rejo berarti ramai. Jadi Argorejo berarti
pada tahun 2003, ini sesuai kesepakatan bahwa apabila lokalisasi hanya
53
di resosialisasi Argorejo.
tahun, ini belum termasuk mereka yang kos atau para WPS pendatang
bertugas di bidang Seksi Sosial, alasan para WPS ini memilih untuk
dan paha (hot pen). Kegiatan malampun hanya dibatasi sampai pukul
01.00 WIB. Apabila ada tamu yang berkenan bertamu melebihi waktu
mereka adalah pendatang dari luar Kota Semarang seperti daerah Solo,
yang rawan terjadinya penularan virus HIV/AIDS. Hal ini bisa dilihat
55
dapat membawa dampak bukan hanya bagi dirinya sendiri tapi juga
bagi anggota keluarga yang lainnya. Maka dari itu dalam rangka
tertuang dalam sebuah program kerja Griya Asa PKBI Kota Semarang.
HIV/AIDS.
Adapun bentuk kegiatan ini pihak Griya Asa PKBI Kota
seminggu. Yakni pada setiap hari Senin untuk gang I, II, III , Selasa
untuk para WPS yang kos, dalam arti mereka yang bekerja atau
(WIB)
Senin 10.00- Pembina Gang I, II, dan
12.00 an III
Selasa 10.00- Pembina Anak Kost di
12.00 an luar
Resosialisasi
Kamis 10.00- Pembina Gang IV, V,
12.00 an dan VI
Jum’at 07.00- Senam Gang I, II, dan
hem putih dan bawahan hitam boleh rok atau celana namun tidak
pembinaan dimulai pukul 10.00 WIB dan selesai pada pukul 12.00
masih ada yang tidak mengumpulkan maka akan dikenai sanksi dari
pihak resosialisasi.
Materi yang disampaikan dalam pembinaan tergantung dari
Ramadhan dengan cara menjaga segala tingkah laku, tutur bahasa, dan
sudah dipersiapkan secara khusus dari tim Griya Asa dan juga beberapa
Semarang, bagi para WPS yang tetap tidak mau memakai kondom
akan tertular virus mematikan itu (hasil wawancara Anita pada tanggal
26 Mei 2014).
Dan untuk kegiatan senam bagi para WPS ini dimaksudkan agar
mereka selalu tetap sehat. Untuk gang I, II, III senam diadakan pada
memberdayakan untuk selalu hidup sehat. Maka Griya Asa PKBI Kota
atau dialog yang berlangsung tak terputus antara konselor dan klien
HIV/AIDS atau tidak. Layanan VCT wajib dilakukan oleh para WPS
Layanan VCT dirasa sangat efektif untuk para WPS karena dengan
ayam, di bagian alat kelamin kalau buang air kecil terasa sakit,
dapat mengetahui segala tingkah laku klien, baik dari segi rohani
dirinya.
Menurut Anita, mungkin ada beberapa dari mereka yang
tetap kuat dan bertahan hidup serta nantinya mereka mau dirujuk ke
menikah, akan tetapi yang lebih penting apa yang sebenarnya dicari
pembinaan.
b. KPA (Komisi Pemberantasan AIDS) kegiatannya antara
terinfeksi HIV/AIDS.
d. Griya Asa PKBI Kota Semarang sadar bahwa tidak mudah
mental spiritual dan mauidhoh hadsanah, untuk bekal para anak asuh
juga bekerjasama dengan Organisasi Islam seperti NU. Hal ini juga di
dirasa sangat efektif, karena dengan iman dan ketaqwaan yang kuat,
syariat Islam, seperti narkoba dan seks bebas yang dapat menyebabkan
menghadapi para WPS, akan lebih menyentuh hati mereka untuk sadar
dan kembali ke jalan Allah SWT. Buktinya banyak para WPS yang
yang tak kalah pentingnya adalah peran para orang tua asuh. Orang tua
dengan cara melihat kondom itu basah oleh air mani atau oleh air biasa
65
HIV/AIDS.
Menurut keterangan Ari Istiyadi selaku koordinator lapangan,
dua tahun ini belum terealisasikan. Ini dikarenakan para tim Griya Asa
PKBI Kota Semarang masih sibuk dengan agenda yang lain (hasil
66
oleh tiga lembaga yaitu Griya Asa PKBI kota Semarang, Graha Mitra,
Suara Merdeka.
Penggunaan pamflet yang ditempel di dinding-dinding kantor
Griya Asa, maupun leaflet yang di berikan pada para pasien saat
67
Griya Asa PKBI Kota Semarang semua itu tidak terlepas dari apa yang
dengan adanya penyuluhan yang diadakan oleh Griya Asa PKBI Kota
Senada dengan penuturan Sheila, Ica juga menuturkan hal yang sama,
menurutnya apa yang telah dilakukan oleh Griya Asa PKBI Kota
Mereka yang rela melakukan apa saja demi bisa meraup rupiah
dan dijanjikan uang yang berkali lipat dari malam biasanya, rela tidak
wilayah yang lain. Berdasarkan data dari Asti selaku relawan Griya Asa
Griya Asa PKBI Kota Semarang, pada bulan Maret tahun 2013
masuk pada tahap AIDS lebih sedikit bahkan untuk WPS yang ada di
penderita yang masuk pada tahap AIDS. Ini dikarenakan mereka selalu
semangat dan kerja sama yang baik, maka akan terwujud kehidupan
KONSELING ISLAM
Kalibanteng Semarang
individu pun akan terbawa atau terjerumus ke dalam perbuatan yang dilarang
pola umum dan norma agama. Sehingga pada akhirnya terjadilah deviasi
71
dari zaman sebelum masehi hingga kini belum bisa teratasi, karena mencakup
banyak segi terutama dari segi agama, moral, ekonomi, pergaulan, medis, dan
sebagainya.
HIV/AIDS adalah salah satu akibat yang ditimbulkan dari adanya prostitusi.
kenikmatan sesaat dengan tujuan agar manusia tidak punah dari muka bumi,
salah satu jenis sel darah putih (limfosit / sel-sel T4) yang bertugas menangkal
dan kehancuran, lambat laun sistem kekebalan tubuh manusia menjadi lemah
atau tidak memiliki kekuatan pada tubuhnya, maka pada saat inilah berbagai
penyakit yang dibawa virus, kuman dan bakteri sangat mudah menyerang
Penyakit AIDS ini disebabkan karena virus HIV (Human Immune Deficiency
Virus). Seseorang yang terinfeksi virus ini untuk jangka waktu tertentu masih
dalam keadaan sehat, namun kemudian barulah penyakit AIDS muncul dan
serta penyebaran penyakit agar wabah tidak meluas ke daerah lain serta
khususnya untuk para WPS. Pembinaan dan pembagian kondom secara rutin
untuk para WPS yang dilakukan setiap hari Senin, Selasa, dan Kamis di balai
oleh Griya Asa PKBI Kota Semarang. Semua bentuk kegiatan dan layanan
KB, pencegahan penularan IMS dan HIV/AIDS yang pada setiap tahunnya
terus meningkat. Tujuan dasar di atas, memang menjadi perhatian khusus bagi
diketahui bahwa masalah HIV/AIDS bagi para WPS sudah tidak dianggap
tabu lagi dan semakin banyak pula kasus HIV/AIDS yang di muat di berbagai
media.
Asa PKBI Kota Semarang, banyaknya para WPS yang terperosok kelembah
agama dalam diri. Karena nilai agama inilah pangkal utama kehidupan
pada pecandu narkoba, tranfusi darah, dan juga pada ibu penderita HIV/AIDS
dapat menularkan virusnya pada anak yang masih dalam kandungan ataupun
yang disusuinya.
Griya Asa PKBI Kota Semarang juga menerapkan metode, metode ini
di bagi menjadi dua, yakni metode langsung dan tidak langsung yang masing-
nantinya metode tersebut akan diterapkan oleh para tim Griya Asa PKBI Kota
Adanya Griya Asa PKBI Kota Semarang semua itu tidak terlepas dari
apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat. Adapun yang menjadi
pihak yang tidak paham dan adanya oknum yang merasa terancam akan
75
para tamu karena mereka merasa sehat. Griya Asa PKBI Kota Semarang juga
Semarang.
h. Mengadakan kerjasama dengan organisasi Islam seperti halnya
perkumpulan PKK, rapat warga, pertemuan kader dan darma wanita sangat
Griya Asa PKBI Kota Semarang dapat berjalan dengan baik. Hal ini di
dilakukan Griya Asa PKBI Kota Semarang juga memberikan pengaruh yang
HIV/AIDS yang lebih sedikit dibanding tempat prostitusi dan wilayah yang
lain. Berdasarkan data dari Asti selaku relawan Griya Asa PKBI Kota
76
tidak terlepas dari semua elemen yang telah bekerjasama untuk melakukan
seks komersial.
Dengan bekal itulah manusia disebut sebagai makluk yang paling sempurna
dan diamanati oleh sang pencipta sebagai pemimpin di bumi ini. Akan tetapi
seiring dengan kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan
untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Bersamaan
dengan itu bekal akal, pikiran dan perasaan manusia diselimuti oleh berbagai
Berbagai masalah yang dialami manusia tersebut, ada yang bisa mereka
atasi dengan sendirinya namun ada juga mereka yang memerlukan bantuan
orang lain untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu
akan berperilaku yang tidak keluar dari ketentuan dan petunjuk Allah, serupa
itu maka akan tercapailah kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.
kebaikan yang hakiki dan juga sebagai figure yang sangat mumpuni dalam
juga dapat membimbing dan mengarahkan hati, akal dan nafsu manusia untuk
(Faqih, 2001: 35). Sesuai tujuan bimbingan dan konseling Islam dapat
kehidupan keagamaan.
e. Membantu individu memecahkan masalah yang berkaitan dengan
kehidupan keagamaaanya.
f. Membantu individu memelihara situasi dan kondisi kehidupan
keagamaan dirinya yang telah baik agar tetap baik dan atau menjadi lebih
dihadapi. Dalam hal ini khususnya bagi para WPS pemberian bantuan
verbal.
5. Metode Langsung,
79
kerja.
telepon.
surat kabar atau majalah, melalui brosur, melalui radio (media audio)
lebih dalam pada dasarnya upaya yang dilakukan Griya Asa PKBI Kota
Dimana secara lebih jelas metode bimbingan yang dilakukan oleh Griya Asa
1. Metode Langsung
a. Percakapan Pribadi
merupakan salah satu bentuk metode yang dirasa sangat baik dan
klien dapat lebih jelas memahami apa yang disampaikan oleh konselor
empati.
apa yang sedang dirasakan oleh klien. Dan empati artinya berusaha
keberhasilan konseling.
adalah suatu pembinaan dua arah yang berlangsung terus menerus dan
kurun waktu inilah mereka harus tahu apakah di dalam tubuh mereka
Metode ini dilaksanakan oleh Griya Asa PKBI Kota Semarang dengan
d. Diskusi Kelompok
82
WPS. Kegiatan ini adalah dialog bersama dengan semua para WPS
tanpa terkecuali baik yang belum terkena ataupun yang sudah terkena
seminggu. Yakni hari Senin untuk WPS yang berada di gang I, II, III.
Hari Selasa untuk para WPS yang kos atau tidak tinggal di wisma, dan
WIB ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Pihak
hubungan seks. Selain dialog untuk bekal para WPS, Griya Asa PKBI
hadsanah.
dalam kerja sama ini, diantaranya Rumah Sakit Kariadi, Rumah Sakit
Tugu, dan Rumah Sakit Citarum. Rumah Sakit ini nantinya dapat
83
sudah terinfeksi HIV/AIDS, dalam kegiatan kedua ini Griya Asa PKBI
para ODHA.
maksud, agar para ODHA atau mereka yang sudah di vonis terkena
Ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU). Griya Asa PKBI Kota
maupun surat kabar. Hal ini dapat dilakukan secara individu maupun
1. Metode Individual
Griya Asa, maupun leaflet yang di berikan pada para pasien saat
dilakukan.
perkembangan HIV/AIDS.
langsung dan tidak langsung. Dalam metode ini juga di rinci lagi menjadi
fungsi tersebut. Hal ini bisa diuraikan lebih lanjut sebagai berikut, fungsi
2005: 16).
87
Keimanan dan ketakwaan yang kuat harus tetap ditanamkan dan dibina.
para WPS, diharapkan akan lebih menyentuh hati mereka untuk sadar dan
Griya Asa PKBI Kota Semarang juga menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab. Metode ceramah bagi para WPS dirasa akan lebih mudah
ini Griya Asa PKBI Kota Semarang mempunyai peran penting dalam
mereka mengalami pergolakan batin yang sangat hebat. Untuk itu perlu
HIV/AIDS.
Melalui fungsi kuratif ini tim Griya Asa PKBI Kota Semarang
Kondisi ini akan mempermudah tim Griya Asa PKBI Kota Semarang
konseling atau individu. Hal ini, dirasa lebih nyaman dan efektif bagi para
lain.
situasi dan kondisi semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik
(terpecahkan) dan kebaikan itu dapat bertahan lama. Dalam hal ini, lebih
kelebihan maupun kekurangan, situasi dan kondisi yang dialami saat ini.
Kerap kali masalah yang dialami tidak dipahami oleh para WPS itu sendiri
atau bahkan para WPS itu tidak merasakan dan tidak menyadari akan
terbukti ketika para WPS rela melakukan apa saja demi bisa meraup rupiah
dijanjikan uang yang berkali lipat dari malam biasanya, mereka rela tidak
tahu bahwa itu bertentangan dengan hati nuraninya dan mereka juga tahu
memahami sumber masalah, dan para WPS akan mampu secara mandiri,
kesadaran untuk kembali ke jalan Allah SWT. Dari sini diharapkan mereka
dan pengembangan situasi dan kondisi bagi para WPS yang telah baik
90
dalam mengikuti peraturan yang ada atau bahkan menjadi lebih baik dan
pada ajaran agama dan segera sadar untuk kembali ke jalan-Nya. Sebagai
apa yang telah diperbuatnya. Manusia sering menjadi sombong, lupa diri,
dapat dilihat dari bentuk kegiatan, metode, fungsi serta tujuan yang
untuk mengetahui sejauh mana keefektifan upaya yang dilakukan Griya Asa
1. Strenghths (kekuatan)
oleh Griya Asa PKBI Kota Semarang. Selain itu, adanya konselor yang
masalahnya.
b. Terdapat banyak sekali kegiatan atau momen-momen yang
pekerja seks komersial. Griya Asa PKBI Kota Semarang dapat bekerja
93
Argorejo Kalibanteng.
d. Adanya keterlibatan para orang tua asuh dalam mengarahkan anak-
dilakukan.
2. Weakness (kelemahan)
wismanya terancam.
c. Serta susahnya mendekati kaum laki-laki karena mereka selalu
3. Opportunities (Peluang)
Adapun peluang yang dapat diambil oleh Griya Asa PKBI Kota
sebagai berikut:
94
4. Treaths (ancaman)
Dari upaya yang dilakukan oleh Griya Asa PKBI Kota Semarang,
Kalibanteng.
b. Semakin terpuruk moral para wanita pekerja seks komersial
dilakukan oleh Griya Asa PKBI Kota Semarang. Setelah mengetahui hal
Dari kekuatan upaya yang dilaksanakan oleh Griya Asa PKBI Kota
dapat diatasi dengan kekuatan yang ada, yakni bekerja sama dengan
LSM, maupun dinas terkait seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Komisi
Hal ini dapat diatasi dengan adanya peluang bahwa mayoritas para
penyuluhan Islam dan pembinaan dan para wanita pekerja seks komersial
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
(Lelaki suka Lelaki), dan penjangkauan waria dan WPS yang berada di
kepada para tamu atau pelanggan pekerja seks, pembinaan kepada para
yang dikhususkan untuk ibu hamil agar tidak terinfeksi HIV/AIDS dan
wanita. Dan tak kalah pentingnya adalah adanya kerjasama dengan para
orang tua asuh yang turut peduli terhadap upaya pencegahan virus
yang dilakukan oleh Griya Asa PKBI Kota Semarang dalam mencegah
Hal ini dapat dilihat dari bentuk kegiatan, metode, fungsi serta tujuan yang
5.2. Saran
1. Upaya yang dilakukan Griya Asa PKBI Kota Semarang selama ini
Argorejo. Karena anak-anak adalah asset yang sangat penting untuk masa
depan.
semua program yang telah dirancang oleh Griya Asa PKBI Kota
Semarang. Agar nantinya para WPS tidak terkena HIV/AIDS dan sadar
ketaqwaan kepada Allah SWT, dan menjauhi segala perbuatan yang bisa
5.3. Penutup
segala daya upaya dan untaian doa penulis dapat menyelesaikan penyusunan
100
skripsi ini. Penulis meyakini ada banyak kekurangan dalam penelitian ini, baik
kerendahan hati, penulis sangat menerima kritik dan saran yang konstruktif
Selain itu ucapan terima kasih tak luput penulis sampaikan kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Atas
semua bantuan merekalah, skripsi dengan judul Upaya Griya Asa PKBI Kota
penulis dan segala kebenaran adalah milih Allah. Harapan penulis, semoga
skripsi ini membawa manfaat bagi kita semua,. Amin ya robbal alamin.
101
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan Alwi, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2001.
Amin, Samsul Munir, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah, 2010.
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol 2.
Jakarta: EGC, 2002.
Faqih, Aunur Rahim, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, Yogyakarta: Pusat
Penerbitan UII Press, 2001.
Gallant, Joel, 100 Tanya Jawab mengenai HIV dan AIDS, Jakarta: PT Indeks,
2010.
Irawan, Danny, Penyembuhan Non Medis dan Kesehatan AIDS, Jakarta: Penerbit
Arcan, 2001.
Jajuli, Motivasi Dan Dampak Psikologis Pekerja Seks Komersial (Studi Kasus
Terhadap PSK di Gunung Kemukus Sragen Jawa Tengah), Skripsi
Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2010.
Nurita, Diah Ayu, Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Seksi Penyuluh
Agama Islam Kantor Kementrian Agama Ungaran dalam Pembinaan
Akhlaqul Karimah untuk Mencegah Semakin Luasnya penyakit HIV/AIDS
pada Masyarakat Bandungan Semarang, Skripsi Fakultas Dakwah, IAIN
Walisongo, 2012.
Hartatik, “Kasus HIV dan AIDS Jateng Peringkat Tertinggi Kedua”, Lihat dalam:
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/
2012/12/13/138194/Kasus-HIV-dan-AIDS-Jateng-Peringkat-Tertinggi-
Kedua, diakses pada tanggal 21 Oktober 2013.
Nur, “PSK Lokalisasi Sunan Kuning terindikasi Positif HIV/AIDS”, Lihat dalam:
HIV/AIDS,http://www.lensaindonesia.com/2013/04/27/psk-lokalisasi-
sunan-kuning-terindikasi-positif-hivaids.html, diakses pada tanggal 27
Oktober 2013.
http://griyaasapkbi.blogspot.com/2013/06/griya-asa-gandeng-wartawan-
Wawancara dengan Relawan Griya Asa PKBI Kota Semarang Asti, tanggal 5 Juni
2014.
Wawancara dengan WPS resosialisasi Argorejo Shela dan Ica, tanggal 5 Juni
2014.
106
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah.................................................................................. 10
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................................. 11
1.4.Tinjauan Pustaka.................................................................................... 12
1.5.Metode Penelitian.................................................................................. 17
1.6.Sistematika Penulisan............................................................................ 21
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HIV/AIDS, WANITA PEKERJA SEKS,
DAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
2.1.Tinjauan tentang HIV/AIDS.................................................................. 23
2.2.Pekerja Seks Komersial......................................................................... 36
2.3.Bimbingan dan Konseling Islam............................................................ 45
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG GRIYA ASA PKBI KOTA
SEMARANG DAN UPAYA GRIYA ASA DALAM MENCEGAH PENULARAN
HIV/AIDS BAGI WANITA PEKERJA SEKS KOMERSIAL
3.1.Gambaran Umum Griya Asa PKBI Kota Semarang.............................. 52
3.2.Upaya Griya Asa PKBI Kota Semarang................................................ 55
BAB IV UPAYA GRIYA ASA PKBI KOTA SEMARANG DALAM
MENCEGAH PENULARAN HIV/AIDS DI RESOSIALISASI ARGOREJO
KALIBANTENG SEMARANG DITINJAU DARI SEGI BIMBINGAN DAN
KONSELING ISLAM
4.1.Analisis Terhadap Upaya Griya Asa PKBI Kota Semarang dalam
Mencegah Penularan HIV/AIDS di Resosialisasi Argorejo Kalibanteng
Semarang...................................................................................................... 75
4.2.Analisis Terhadap Upaya Griya Asa PKBI Kota Semarang dalam
Mencegah Penularan HIV/AIDS di Resosialisasi Argorejo Kalibanteng
Semarang ditinjau dari Segi Bimbingan dan Konseling Islam.................... 81
4.3.Analisis SWOT terhadap Upaya Griya Asa PKBI Kota Semarang dalam
Mencegah Penularan HIV/AIDS bagi Wanita Pekerja Seks Komersial di
Resosialisasi Argorejo Kalibanteng............................................................. 96
107
BIODATA PENULIS