Anda di halaman 1dari 12

AIDS PAndangan islam

HIV/AIDS MENURUT PANDANGAN ISLAM


A. PENDAHULUAN
Pada zaman era globalisasi ini dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, telah
menimbulkan perubahan pola dan gaya hidup mereka meningalkan nilai-nilai ajaran agama dan
merubahnya dengan paham baru yang dinamakan the New Morality, suatu moralitas baru yang
bersumber pada Doctrine Of Permissivnes, yaitu ajaran yang memperbolehkan segala-galanya
yang kemudiana melahirkan Permisivnes Society, masyarakat serba boleh, serba bebas.
Diantaranya adalah tercermin dengan adanya seks bebas yang merupakan unsur utama yang
menyebabkan adanya penyakit AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh virus HIV, virus ini
mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh seseorang, sehingga penderita dapat meninggal.
Diperkirakan pada abad millennium ini di seluruh dunia mereka yang terinfeksi virus HIV/AIDS
ini akan mencapai 110 juta orang dan yang akan meninggal 30-40 juta orang . sementara di
indonesia sendiri mereka yang terinfeksi akan mencapai angka 2,5 juta orang.
Sejak ditemukan sekitar tahun 80-an HIV/AIDS telah menyebar luas keseluruh dunia. HIV/AIDS
telah menjadi pandemi tidak ada satupun negara yang bebas dari HIV/AIDS.Biaya yang
diperlukan untuk perawatan penderita AIDS mencapai Rp. 164 juta perorang yang akan berakhir
dengan kematian. Para ahli meramalkan bahwa jumlah keseluruan mencapai 33 triliyun. .
Menilik perkembangan obyektif tersebu di atas, maka persoalan HIV/ AIDS tidak hanya
memiliki dmpak erhadap individu personal, teapi memiliki dampak terhadap masyarakat dalam
skala global. Meskipun upaya penanggulangan AIDS utamanya di Indonesia terus digalakkan
kepada seluruh lapisan masyarakat seperti; komunitas pekerja seks, waria, kaum ibu, mahasiswa
dan pelajar sekolah lanjutan, namun pada kenyataannya permasalahan HIV/AIDS memang
memperlihatkan fenomena gunung es, dimana yang tampak memang jauh lebih kecil dibanding
jumlah yang sesungguhnya. Oleh karena itu, pencegahan AIDS memang semestinya dilakukan
secara komprehensif dan integral dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat mulai dari unsur
pemerintah, tenaga medis, ulama, tokoh agama, kalangan pendidik, sampai pada struktur
masyarakat terkecil yaitu peran serta keluarga. Peran segenap komponen masyarakat sangat
dibutuhkan untuk membantu mencegah meningkatnya jumlah penderita AIDS melalui berbagai
pendekatan, terutama pendekatan keagamaan. Dan pendekatan religi tidak dapat diragukan lagi
menjadi alternatif solusi yang efektif bagi pencegahan virus paling ditakuti umat manusia saat
ini.
Berkaitan dengan hal tersebut maka penulis mengangkat tema tentang penyakit AIDS, aagr dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang penyakit AIDS dan terhindar dari penyakit
tersebut.

B. PEMBAHASAN
Pengertian AIDS
1. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrom. Yaitu penyakit yang
disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Virus tersebut dinamakan
HIV (Human Immune Deficiency Virus).
2. Biasanya kekebalan tubuh melindungi tubuh terhadap penyakit, kalau sistem kekebalan tubuh
dirusak virus AIDS, maka serangan penyakit yang biasanya tidak berbahayapun akan
menyebabkan sakit dan meninggal.
3. Penderita AIDS yang meninggal, bukan semata-mata disebabkan oleh virus, tetapi oleh
penyakit lain yang sebenarnya bisa ditolak, Seandainya daya tahan tubuh tidak dirusak oleh HIV.
Dalam Al-Quran, Allah SWT telah menerangkan tentang sifat-sifat manusia.
Sebagaimana
firman-Nya
dalam
surat
AlMaarij
ayat
19-21
Artinya : Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa
kesusahan Ia berkeluh kesah dan apabila mendapat kebaikan ia amat kikir.
Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 155-157, yang artinya : Dan sungguh
akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Innalillahi Wa Inna Ilaihi
Rajiun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan-Nya,
dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ayat-ayat diatas memberi petunjuk bahwa musibah yang menimpa manusia, termasuk penyakit
AIDS yang sekarang diderita oleh banyak orang, ada dua kemungkinan :
a) Dianggap sebagai adzab atau cobaan, maka itu dikenakan kepada penderita AIDS
dikarenakan ketularan dari orang lain bukan karena penyimpangan seksual.
b) Dianggap sebagai kutukan Allah SWT, maka itu dikenakan kepada orang yang banyak
berbuat dosa, melampaui batas seksual, melanggar ketentuan Allah SWT.
Ada suatu ungkapan yang merupakan keluhan, ratapan, penyesalan dan peringatan dari
penderita AIDS yang berbaring ditempat tidurnya, yang berbunyi :
Saya tinggal menunggu takdir yang selalu mengetuk pintu kamarku, kudengar suaranya dari
dalam sanubariku tidaklah aku menginginkan disiksa seperti ini dari penyakit AIDS, penyakit
dizaman modern ini.
Sungguhpun banyak orang tersenyum dan menyampaikan ucapan doa untuk kesembuhanku
semoga tidak berguna lagi kecuali aku menunggu takdir yang selalu berdetak dijantungku
menunggu detik-detik terakhir nafasku.

Rock Hudson
Penderita AIDS menjelang kematiannya dia telah meraih kemasyurannya lewat layar putih di
Amerika namun, apakah arti kemasyuran harta benda kekayaan apabila menyandang derita
betapa sakitnya diserang penyakit AIDS.
Ini merupakan Itibar dan peringatan bagi mereka yang mempunyai hati dan perasaan, inilah
balasan bagi mereka pembuat dosa menyalahi sunnatullah dalam kehidupan masyarakat itulah
balasan bagi orang-orang yang fasad dan itulah akhir dari suatu kehinaan.
(Terjemahan dari buku Al-jundi Al-Muslim)
Ungkapan diatas memberikan gambaran betapa penderitaan atas rasa sakit yang tiada taranya,
yang dialami oleh penderita AIDS menjelang akhir hayatnya. Hal tersebut menjadi Itibar dan
pelajaran bagi orang sehat, agar bebas dari wabah penyakit AIDS yang mematikan. Dalam upaya
penanggulangan penyakit AIDS banyak hal yang harus diketahui seperti pengertiannya, sebab
pencegahannya, dan pengobatannya.
Sebab dan Penularannya
Pertamakali penderita AIDS ditemukan pada tahun 1979 di New York, seorang laki-laki
homoseks (liwath). Kemudian diikuti penderita lainnya yang kebanyakan kaum homoseks
(penyakit perbuatan kaum Nabi Luth). Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai
menimbulkan perubahan pola dan gaya hidup. Dimana mereka menganut serba boleh, serba
bebas, yang tercermin dalam pola dan gaya hidup. Diantaranya adalah kebebasan perbuatan
seksual (freedom of sexual act and expression).
Dari berbagai upaya pencegahan AIDS, nampaknya yang paling sulit dikendalikan adalah
perilaku seks bebas. Secara teknis penularan HIV/AIDS melalui transfusi darah ataupun jarum
suntik mudah dicegah; yaitu sebelum transfusi darah diberikan dilakukan pemeriksaan terlebih
dahulu dan bilamana tercemar akan dibuang atau dimusnahkan. Sedangkan jarum suntik
ketentuannya adalah setiap orang (pasien) boleh memakai satu jarum suntik yang baru dan steril
dan setelah dipakai langsung dibuang tidak boleh dipakai orang lain. Namun persoalannya
adalah bagaimana mencegah penularan AIDS melalui seks bebas ? Padahal berdasarkan
penelitian di Indonesia menyebutkan bahwa penularan penyakit AIDS ini 97,5 % melalui seks
bebas.
Kehidupan yang demikian itu telah diperintahkan oleh Allah SWT dalm firman-Nya :
Artinya : Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan pada mereka.
Kamipun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan
sekonyong-konyong maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (Al-Anam : 44)
Ayat tersebut memberikan petunjuk bahwa musibah berupa penyakit AIDS, boleh jadi
peringatan, kutukan, adzab Allah SWT terhadap manusia yang hidup serba bebas mengabaikan
norma-norma dan nilai-nilai agama.
Virus AIDS terutama terdapat didalam darah, air mani dan cairan vagina ditularkan dengan cara :

1. Melalui hubungan seksual (homo maupun heteroseksual) dengan seseorangyang


tubuhnya mengidap HIV
2. Tranfusi darah yang mengandung HIV
3. Melalui alat suntik atau alat tusuk lainya (akufunktur, tatoo, tindik) bekas pakai orang
yang mengidap HIV
4. Pemindahan virus dari Ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin yang diakandungya.
Dalam kaca mata Islam seks bebas dikategorikan sebagai bentuk penyimpangan seksual.yaitu
pola seksualitas yang tidak beragama (tidak berdasarkan syariat). Artinya, semua tindakan yang
mengatasnamakan seks tidak bisa berlangsung tanpa mendapat legitimasi dari agama. Terdapat
beberapa penyimpangan seksual yang tidak mendapat legitimasi Islam:
1.Perzinaan
Dalam Islam, perzinaan masuk dalam kategori seksualitas yang tidak beradab karena berjalan di
luar konsep yang disepakati oleh Islam. Seksualitas yang sah adalah seksualitas yang diridloi
oleh syariat Islam. Dengan demikian, perzinaan sesungguhnya adalah bentuk lain dari
penyimpangan seksual.
Dan janganlah kamu mendekati perbuatan zina, karena ia adalah perbuatan yang keji dan
seburuk-buruknya jalan. (QS. Al-Isra : 2)
Pengertian zina yang biasanya dikemukakan dalam kitab-kitab fiqh adalah hubungan badan
antara laki-laki dan perempuan yang tidak berdasarkan pada ikatan perkawinan. Bagi setiap
pemeluk Islam harus meninggalkan perbuatan zina. Adapun solusi yang diciptakan Islam dalam
rangka mencegah terjadinya zina antara lain adalah lembaga perkawinan. Melalui lembaga ini
diharapkan manusia akan melakukan hubungan seksual dengan jalan yang baik dan lebih
memiliki ikatan secara formal maupun etik dengan agama dan juga dengan pasangannya.
2. Pelacuran
Pelacuran bukan hanya sebuah gejala individual akan tetapi sudah menjadi gejala social dari
penyimpangan seksualitas yang normal dan juga agama. Mengana demikian ? Karena selain
berdampak terhadap individu-individu pelaku dan pemakai jasa secara personal, pelacuran juga
berdampak pada masyarakat secara umum. Secara historis, pelacuran bukan sebuah fenomena
baru, akan tetapi sudah ada sejak lama. Selain pelacuran yang dimotivasi oleh unsur keagamaan
juga terdapat pelacuran yang dipicu oleh unsur non-keagamaan. Pelacuran model ini menjamur
di mana-mana. Di Indonesia sendiri model pelacuran seperti ini terdapat di mana-mana, entah itu
diorganisir oleh suatu kelompok atau dilakukan secara individual. Bahkan pada masa-masa krisis
ekonomi seperti sekarang ini, prostitusi semakin hari semakin dirasakan peningkatannya. Salah
satu sebabnya mungkin karena peluang mencari pekerjaan sulit sehingga banyak yang
mengambil jalan pintas dengan bekerja di dunia ini. Sebagai sebuah perbuatan yang melanggar
batas-batas keagamaan, prostitusi tetap dihukumi haram, karena ini melanggar hukum seksualitas
yang sudah ditentukan oleh Islam, yaitu apabila melakukan hubungan seks, maka harus didahului
dengan akad perkawinan yang sah.

3. Homoseksual
Homoseksual adalah aktifitas seksual yang dilakukan oleh laki-laki dengan laki-laki. Dalam
istilah lain kaum homoseks ini sering disebut kaum guy. Konon jumlah kaum guy ini lebih besar
dibandingkan dengan kaum lesbian, yaitu sekitar 3-4 kali lipat. Pandangan kalangan hukum
Islam terhadap dunia gay ini sangat jelas, yaitu tidak memperbolehkan. Kalangan ulama fiqh
tampaknya menyepakati bahwa hubungan sesama jenis jelas tidak diperbolehkan agama. Sebab
praktik demikian meniru kaum Nabi Luth yang dikutuk oleh Al-Quran. Di samping pernyataan
eksplisit Al-Quran dalam kisah Nabi Luth, penghukuman atas homoseks juga bisa diambil dari
Hadits Nabi :
Dari Ibn Abbas r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Apabila kamu menjumpai orang
melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah kedua pelakunya. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi
dan Ibn Majah).
4. Lesbianisme
Lesbian merupakan kebalikan dari homoseksual. Artinya, apabila hubungan homoseks
terjadi antara laki-laki dan laki-laki, maka hubungan lesbian terjadi antara perempuan
dengan perempuan. Tentang sejarah asal-usul lesbianisme ini juga sangat tua, setua
sejarah manusia. Buktinya, persoalan ini juga mendapat tanggapan dari Rasulullah. Dari
beberapa sebab mengapa seseorang menjadi lesbian. Pertama, sudah merasa jenuh
bersenggama dengan pasangan laki-lakinya sehingga membutuhkan variasi-variasi yang
lebih baru. Kedua, pernah mengalami trauma dengan pasangannya. Trauma ini
disebabkan oleh banyak hal. Ketiga, solusi dari ketidakseimbangan hidup.
Dari beberapa sebab yang dikemukakan oleh Marzuki Umar Saabah di atas, pada
dasarnya merupakan sebab-sebab yang socially constructed. Untuk kasus-kasus yang
socially constructed ini, pada umumnya hukum formal Islam menyatakan
ketidakbolehannya. Sedangkan untuk kasus yang disebabkan oleh faktor biologis, maka
kalangan ulama tidak bisa memberi hukum apa-apa kecuali dipasrahkan kepada Allah
karena dilihat dari penyebabnya sangat bersifat kodrati
Pencegahan Secara Umum
Pencegahan secara umum adalah upaya memberikan penerangan penyuluhan kepada masyarakat
tentang penyakit AIDS, baik sebab-sebabnya maupun bahayanya menurut ajaran Islam. Usahausaha ini dapat dilakukan melalui khatbah, pengajian, ceramah agama dan lembaga-lembaga
keagamaan memegang peranan penting. dalam konteks ini mereka perlu memiliki pengetahuan
yang
kuat
dan
mendalam
tentang
AIDS
dan
segala
permasalahannya.
Memberikan penerangan dan penyuluhan kepada masyarakat merupakan dakwah Islamiyah yang
sangat dianjurkan oleh agama Islam. Mencegah masyarakat dari penyakit dari penyakit AIDS
yang mematikan itu dakwah amar maruf nahi munkar, Allah berfirman :
Artinya : Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebaikan,
menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang
beruntung.(Ali-Imron : 104).

Secara prinsipal, ikhtiar pencegahan sesungguhnya dapat dilakukan yaitu dengan cara mencegah
penularan virus AIDS. Namun karena penularan AIDS terbanyak adalah melalui hubungan
seksual, maka pencegahan dapat dilakukan dengan formula A-B-C. A adalah abstinentia, artinya
tidak melakukan hubungan seks sebelum nikah. B adalah be faithful, artinya jika sudah menikah
hanya berhubungan seks dengan pasangannya saja. C adalah condom, artinya jika memang cara
A dan B tidak bisa dipatuhi maka harus digunakan alat pencegahan dengan menggunakan
kondom. Dalam pandangan Islam, langkah efektif mencegah meluasnya penyakit AIDS adalah
melalui pendekatan agama, disamping pendekatan lain, seperti pendekatan aspek medis dan
pendidikan. Pencegahan terhadap penularan penyakit AIDS yang benar menurut Islam adalah
dengan merubah perilaku seksual ke arah yang sehat, aman dan bertanggung jawab. Secara
ringkas dapat dikemukakan pandangan Islam dalam masalah pencegahan virus AIDS :
1.Safe sex is no sex
Untuk menyelamatkan jutaan umat manusia tertular virus AIDS, Islam memberikan solusi efektif
pencegahan yaitu tidak melakukan hubungan seks sebelum nikah dan hanya berhubungan seks
dengan pasangannya melalui jalur pernikahan.
Dalam Al-Quran, penyimpangan seksual sama artinya dengan pelanggaran terhadap nilai-nilai
seksualitas yang luhur. Adanya unsur keji dan buruk dalam suatu perbuatan telah menjadi alasan
mengapa perzinaan, pelacuran, homoseks dan lesbian termasuk penyimpangan seksual. Karena
cara pandang Al-Quran terhadap seksualitas memasukkan unsure moral dan tidak semata-mata
bertumpu pada perasaan individu yang bersangkutan, maka pezinaan, pelacuran, homoseks, dan
lesbian yang dilakukan atas dasar suka sama suka pun termasuk dalam kategori pelecehan
seksual. Dengan kata lain, kalaulah perempuan atau laki-laki yang melakukan zina tidak merasa
dilecehkan atau melecehkan, maka Tuhan justru memandang hal itu merupakan pelecehan
terhadap anugerah-Nya yang indah kepada manusia, yakni kesucian seks dan kesucian
perkawinan.
Sebagaimana telah disinggung dalam QS. Al-Isra : 32, ayat ini berisi larangan terhadap zina dan
apa saja yang mengarah pada zina, sehingga pengertian yang dicakup tidaklah sebatas coitus
saja. Ungkapan yang berbunyi Janganlah kamu mendekati zina mempunyai arti tidak boleh
melakukan apa saja yang biasanya menjadi pendahuluan atau bisa mengarah pada zina seperti
memandang lawan jenis dengan penuh syahwat, berduaan di tempat sepi, meraba, mengelus,
menggerayangi, mencium, kencan dengan pasangan selingkuh dan sebagainya
Di antara tujuan syariat Islam (Maqashis asy-Syariah) adalah memelihara kehormatan dan harga
diri manusia (Hifdh al-Irdh) dan memelihara kesucian keturunan dan hak reproduksi (Hifzh anNasl). Haramnya zina dan semua perilaku yang dalam terminology modern kita sebut sebagai
pelecehan seksual tidak terlepas dari tujuan ini.
2. Menolak Kondomisasi
Salah satu upaya yang digalakkan oleh sejumlah pihak untuk menghentikan penyebaran virus
AIDS adalah penggunaan kondom dalam berhubungan seks. Bahkan sekarang ini untuk
mendapatkannya tidaklah terlalu sulit, di sejumlah kota terdapat ATM Kondom. Penempatan
ATM kondom di sejumlah tempat tentu bukan tidak ada maksud, kampanye kondom melalui
ATM ini diharapkan dapat menurunkan penularan infeksi HIV. Terlepas apakah langkah ini

berhasil atau tidak, yang jelas Islam menolak langkah ini. Karena memberikan ruang yang bebas
bagi penggunaan kondom tidak ada bedanya dengan melegalkan perzinaan dan menyuburkan
prostitusi, padahal itu hukumnya haram dalam agama.
Di sejumlah daerah telah terjadi aksi penolakan terhadap ATM Kondom. Majelis Ulama
Indonesia di beberapa daereh mengeluarkan pernyataan tegas menolak ATM Kondom. Lembaga
umat Islam itu tidak dapat menerima apabila ATM Kondom dijadikan landasan alas an
mengurangi penderita HIV/AIDS. Kondom bukan alat yang tepat untuk mencegah AIDS. Alat
yang tepat untuk mencegah penyakit mematikan itu adalah keimanan dan pertobatan
3. Kampanye Pendidikan Seks
Langkah efektif yang tak kalah pentingnya untuk mengantisipasi penularan HIV/AIDS adalah
kampanye pendidikan seks. Perlu disosialisasikan kepada orang tua pentingnya menyampaikan
informasi tentang seks kepada anak-anaknya. Demikian juga anak-anak, pelajar dan mahasiswa
perlu dikenalkan pendidikan seks. Melalui Al-Quran, Sunnah, dan kitab-kitab fiqh, Islam begitu
responsive menyentuh persoalan seks. Yang menjadi masalah bagi pendidik khususnya adalah
what, when, who, where, how, dan why. Topik-topik apa tentang seks yang harus diajarkan,
kapan waktunya yang tepat, siapa yang mengajarkannya, di mana tempatnya, bagaimana
menyampaikannya, dan apa dasar atau alasan aqli maupun naqli yang relevan dengan itu.
Pendidikan seks sudah saatnya tidak lagi dianggap tabu dikenalkan kepada anak-anak. Tentu
dengan maksud agar anak-anak, pelajar, maupun mahasiswa mengerti dan memahami seks yang
benar, sehat dan bertanggung jawab.
Semasa Nabi hidup, muslim laki-laki dan perempuan tidak pernah merasa malu menanyakan
segala persoalan, termasuk persoalan pribadi seperti kehidupan seks; dari situ mereka
mengetahui ajaran dan ketentuan hokum agama. Siti Aisyah, istri Nabi, memberikan kesaksian:
Keberhakan bagi perempuan Anshar (penduduk Madinah). Perasaan malu tidak menghalanginya
dalam usahanya mencari pengetahuan agama. (Semua kitab Hadits kecuali Tirmdzi)
Cara seorang perempuan bertanya kepada Nabi secara langsung atau melalui perantaraan istri
Nabi adalah bukti bahwa masalah seksual tidak tabu, tetapi harus diakui dan dihormati. Malu
adalah sebagian dari Iman, seperti yang diajarkan Nabi, tetapi beliau juga mengajarkan: Tidak
boleh malu dalam masalah-masalah agama bahkan jika menyangkut aspek-aspek kehidupan
seksual.
Inilah keyakinan kita bahwa fakta tentang seks harus diajarkan kepada anak-anak dengan caracara yang setaraf dengan usia pertumbuhan mereka, baik di rumah ataupun di sekolah. Perlu
ditekankan bahwa pendidikan ini harus dilaksanakan dalam keseluruhan konteks ideology Islam
dan kehidupan sosial supaya para remaja di samping memperoleh pengetahuan fisiologis dengan
baik, memiliki kesadaran penuh akan kesucian hubungan seks dalam Islam, dan dosa besar bila
menodai kesucian ini, baik dari sudut Islam ataupun lebih penting lagi dalam pandangan Allah
Pencegahan Secara Khusus
Pencegahan secara khusus adalah pencegahan yang dilakukan terhadap diri sendiri dan anggota
keluarga dari serangan penyakit AIDS, pencegahan terhadap diri sendiri dilakukan dengan cara :

1. Hubungan seksual hanya dengan istri sendiri dan menghindarkan hubungan seksual
diluar nikah
2. Hindarkan hubungan seksual bila sedang mengalami luka pada alat kelamin dan
hindarkan pula penggunaan alat-alat tertentu saat berhubungan seksual yang
memungkinkan timbulnya luka.
3. Hindarkan hubungan seksual secara homo, lesbian maupun sodomi (melalui lubang
dubur).
4. Hindarkan penyalahgunaan narkotika, lebih-lebih bila menggunakan suntikan.
5. Hindarkan penggunaan pisau cukur gunting kuku atau sikat gigi milik orang lain, karena
alat-alat tersebut mungkin mengandung butir-butir darah pengidap HIV
6. Mengadakan pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah mengidap virus HIV atau
tidak dengan terlebih dahulu diberi konseling.
Pencegahan dari serangan penyakit AIDS terhadap anggota keluarga dengan cara, antar
lain ;
1. Setiap orang tua harus menjaga diri dari perbuatan yang memungkinkan terkena virus
HIV seperti tersebut diatas
2. Ibu yang sedang hamil mengidap HIV agar memeriksakan kesehatannya dengan
kontinue.
3. Memlihara kesehatan anak denagn sebaik-baiknya, terutama anak balita yang belum
mempunyai daya tangkal yang kuat terhadap penyakit, lebih-lebih penyakit AIDS.
4. Mendidik dan membimbing anaknya agar tidak berprilaku yang memungkinkan
tertulari penyakit AIDS seperti penyalahgunaan narkotika, pergaulan bebas dan lain
sebagainya.
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka. (At-Tahrim : 6)
5. Bahwa agar supaya masyarakat memelihara semangat ukhuwah (rasa persaudaraan)
yang apabila dilingkungannya terdapat orang yang terkena penyakit AIDS, tidak
mengucilkannya karena pergaulan yang baik tidak menjadi sebab menularnya
penyakit AIDS.
Apabila seseorang telah terkena penyakit AIDS, hendaknya menjaga diri sebaikbaiknya agar penyakit itu tidak menular kepada orang lain seperti selalu
menggunakan kondom bila melakukan hubungan seksual dengan suami istri, tidak
menjadi donor darah, tidak menyusukan anak dan tidak hamil. Sabda Rasulullah
SAW :
Artinya ; Orang muslim itu saudara bagi muslim lainnya, tidaklah ia menganiaya
dan tidak menjerumuskan kedalam kebinasaan. (HR Bukhori dan Muslim)
6. Bagi seorang wanita yang secara fositif sudah terkena virus HIV supaya dapat
diusahakan tidak hamil lagi.
7. Diusahakan agar pasangan suami istri selalu dapat menciptakan rumah tangga yang
sakinah, bahagia sejahtera, mawadah warahmah dan menjauhi dari hal-hal yang
menimbulkan perceraian.

Pengamanan
Selain pencegahan secara umum dan pencegahan secara khusus, usaha penting lainnya adalah
pengamanan. Pengamanan ini lebih ditujukan pada segi pengawasan dan tindakan hukuman
terhadap orang-orang yang berprilaku sebagai penyebab menularnya HIV. Dalam pengamanan
penyakit AIDS, yang tergolong maspadat dan kemungkaran, dapat dilakukan tiga pendekatan
yaitu dengan tangan (kekuasan termasuk didalamnya tindakan hukum), dengan lisan (nasehat
dan teguran) dan dengan hati (penjagaan diri).
Pengamanan yang dilakukan setiap negara terhadap penyakit AIDS berbeda-beda diantaranya
adalah :
Di Amerika serikat memandang AIDS secara hukum , sebagai senjata mematikan. Seorang
pelacur di Los Angeles yang tahu dirinya terinfeksi HIV tetapi tetap meneruskan kegiatannya
didakwa sebagai percobaan pembunuhan
Di Minessota seseorang yang mengidap HIV dan menggigit orang lain dengan tujuan
menularkan penyakit melalui air liurnya didakwa sebagai penyerangan dengan memaki senjata
mematikan
Di Indonesia sudah ada usaha pencegahan menularnya penyakit HIV antar lain pemeriksaan
darah para WTS dan pembagian kondom gratis kepada mereka usaha yang terakhir ini
menimbulkan tangapan negatif dari masyarakat terutama para pemuka agama karena dalam
upaya tersebut seakan-akan melegalkan pelacuran yang memang dilarang oleh agama
Nabi Bersabda Barang siapa diantara kamu dapat melihat kemungkinan maka rubahlah
(kemungkinan itu) dengan tangannya (kekuasaan). Jika tidak mampu dengan tangan, rubahlah
dengan lisan (teguran, nasehat). Jika tidak mampu dengan lisan, rubahlah dengan hati. Dan hal
ini adalah selemah-lemahnya iman. (HR Muslim)Dalam pengamanan penyakit, khususnya
AIDS yang selalu mengibarkan bendera kematian terhadap penderitanya tidaklah hanya dapat
dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi oleh semua pihak secara bersama-sama, baik pemerintah
pemuka agama maupun masyarakat dan yang paling utama adalah masing-masing pribadi.
Pengobatan
Pengobatan sebagai upaya menyembuhkan penyakit yang diderita adalah perintah agama, Nabi
Muhammad SAW bersabda :
Artinya : Berobatlah wahai hamba Allah, karena sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan
suatu penyakit, kecuali telah diturunkan pula obatnya, selain penyakit yang satu, yaitu penyakit
tua (pikun). (HR Ahmad Arbaah, Ibnu Hibbah dan hakim).
Agama Islam memberi tuntunan dalam pengobatan dengan usaha lahiriyah dan usaha bathiniyah.
Usaha lahiriyah adalah berobat kepada dokter, dan bathiniah adalah mendekatkan diri kepada
Allah sebagai sumber dari kesembuhan. AIDS tidak ditularkan karena :
1. Hidup serumah dengan penderita AIDS (asal tidak mengadakan hubungan seksual)
2. Bersenggolan dengan penderita

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS


Berjabat tangan
Penderita bersin atau batuk dekat kita
Makan minum bersama dari satu piring atau gelas
Gigitan nyamuk atau serangga lain
Sama-sama berenang dikolam renang.
Dalam menghadapi penyakit AIDS yang penyebab utamanya adalah prilaku dan
perbuatan manusia sendiri, yang harus dilakukan adalah :
1. Sabar
Sabar adalah tahan menderita, menerima segala cobaan dan musibah yang menimpanya
dengan senantiasa berserah diri pada Allah SWT disertai ikhtiar untuk mengatasinya dan
bertawakal kepaa-Nya. Allah memrintahkan umat manusia untuk bersabar dikala suka
maupun duka, sebagaiman firman-Nya : Artinya : Hai orang-orang yang beriman
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orngorang yang sabar. (Al-Baqarah : 153)
2. Taubat
Taubat adalah mensucikan diri dari kehilafan. Kesalahan dan dosa yang pernah
dilakukan, baik terhadap Allah maupun terhadap manusia, dalam bertaubat itu
hendaknya:
a) Mengingat-ingat kesalahan dan dosa masa lalu
b) Menyesal atas kesalahan dan dosa yang pernah dilakukan
c) Berjanji dalam hati untuk tidak mengulangi lagi kesalahan dan dosa yang pernah
dilakukan itu
d) Meminta maaf kepada orang yang pernah disalahi dan mohon ampun kepada Allah
dan
e) Memperbanyak ibadah dan amal kebajikan
3. Taqarrub Ilallah
Taqarrub Ilallah adalah mendekatkan diri kepada Allah antara lain dengan dzikrullah
(menyebut asma Allah) seperti istigfar, tasbih, tahmid, takbir, tahlil, membaca AlQuran.
4. Doa
Doa adalah memohon kepada Allah SWT untuk memperoleh karunia dan segala
sesuatu yang diridhoi-Nya, tercapainya cita-cita dan keinginan serta mendapat
perlindungan dari segala bala dan bencana

SIMPULAN
Agama Islam menuntut manusia kearah kesempurnaan, kebahagiaan, dan kesejahteraan hidup
lahir dan bathin, baik didunia maupun diakhirat nanti. Agama Islam memberikan petunjuk
keapda umat manusia dalam upaya menghadapi cobaan dan tantangan hidup termasuk dalam
mengahdapi penyakit yang menjadi sebab kesengsaraan dan penderitaan. AIDS atau Acquired
Immune Deficiency Syndrom adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus yang
disebut HIV. Virus ini mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh seseorang sehinga penderita
dapat meninggal. Penularan penyakit ini melalui transfusi darah jarum suntik/ alat tusuk lainnya
yang sudah tercemar virus HIV, oleh karena itu kegiatan penyuluhan merupakan aspek yang
sangat penting. Melalui pendekatan kesehatan keluarga pendekatan kesehatan sosial dan yang
sangat penting yang

Daftar Pustaka
1. Hawari Dadang, Gerakan Nasional Anto Mo Limo, Dana Bhakti Prima Yasa :
Yogyakarta 2001.
2. Umar Marzuki, seks Dan Kita .Gema Insani Press
3. Nashih Abdullah.Pendidikan Seks ,remaja Rosdakarya :Bandung 1992
4. Fayumi Badryah, Tubuh Seksualitas , dan kedalaulatan Perempuan,, rohima : Jakarta
2002
5. http://samsudinsalim.blogspot.com/2007/11/blog-post.html

Anda mungkin juga menyukai