PENDAHULUAN
Seperti Firman Allah, dapat kita ambil kesimpulan bahwa AIDS pun
terjadi karena ulah manusia sendiri, tetapi bagaimanapun Allah tidak akan
memutus rahmatnya kepada hambanya yang mau bertaubat, begitu
indahnya Islam ketika kita mau mengikuti jalan yang benar.
Dengan adanya penyakit AIDS, kita sebagai hambanya diingatkan
untuk selalu memikirkan apa yang akan kita lakukan, “Bertaubatlah hai
hamba Allah, karena Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali
diturunkan pula obatnya, kecuali penyakit satu (pikun)”. Islam
memberikan tuntunan dalam pengobatan HIV /AIDS secara fisik, psikis
dan sosial. Secara fisik melalui medis dan sejenisnya, walaupun masih
dalam tahap vaksin bukan obat penyembuh hanya penghambat, untuk
melambatkan virus tersebut, teknologi saat ini yaitu ARU (Anti Retro
Viral) dan secara psikis melalui kesabaran, taubat,
tagarrubilallah (dzikirullah dan berdo’a). Sedangkan secara sosial melalui
penerimaan dan dukungan penuh yaitu dari masyarakat terutama
keluarganya.
Jadi, jelaslah bahwa Islam telah mengatur semuanya dalam AL-
Qur’an sebagai petunjuk agar kita tetap selalu dijalan Allah SWT. Karena
telah banyak kejadian dan peristiwa yang di kisahkan oleh AL-Qur’an
lewat Nabi-nabi dan Rasul-rasul Allah. Semoga kita termasuk golongan
orang-orang yang sholeh. Aammiinn...
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bahaya dari penyakit AIDS baik secara umum maupun agama
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan AIDS
2. Untuk mengetahui tinjauan hukum AIDS menurut Negara dan islam
3. Untuk mengetahui manfaat dan madharat dari AIDS
4. Untuk mengetahui cara penularan AIDS
1.3. Manfaat
1. Mengetahui yang dimaksud dengan AIDS
2. Mengetahui tinjauan hukum AIDS menurut islam
3. Mengetahui manfaat dan madharat dari AIDS
4. Mengetahui cara penularan AIDS
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
1. Secara Umum
AIDS adalah virus ganas dan mematikan yang belum ada obat untuk
penyembuhannya sampai sekarang ini sehingga AIDS sangat mengancam
kehidupan di dunia. Penularan AIDS sangat sederhana, bisa melalui luka,
jarum suntik, serta sex bebas.
Acquired Immune Deficiency Syndrome, secara
harfiah Acquired artinya didapat bukan keturunan. Immune artinya sistem
kekebalan. Deficiency adalah kekurangan, dan Syndrome yakni kumpulan
gejala penyakit. Sedangkan secara terminologi AIDS merupakan
kumpulan gejala penyakit yang menyerang dan atau merusak system
kekebalan tubuh manusia melalui HIV (Human Immune Virus).
2. Menurut Pandangan Islam
AIDS adalah suatu penyakit akibat perbuatan yang dibenci Allah SWT, AIDS sendiri
tidak ada hukum pasti, hanya saja perbuata seperti prilaku seks bebas yang menyimpang
seperti Homo atau lesbian, yang sering mendatangkan virus ini, hukumnya haram.
Sampai saat ini belum ada vaksin yang mampu mencegah HIV (mungkin hanya sebatas
mencegah penyebarannya melalui ARV). Orang yang terinfeksi HIV akan menjadi karier
selama hidupnya, firman Allah SWT yang berbunyi:
“dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit
kelaparan, ketakutan,…dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang
sabar.” (Al-Baqarah:155)
2.2. Tinjauan AIDS Menurut Hukum Islam
Allah swt berfirman dalam Al-Qur'an :
" Sesungguhnya Allah tidak berbuat dzalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia
itulah yang berbuat dzalim kepada diri mereka sendiri.” (QS. Yunus: 44).
Penyakit HIV-AIDS yang sangat ditakuti oleh masyarakat, bukanlah merupakan
penyakit "Kutukan Tuhan" sebagaimana pandangan sebagaian masyarakat. Melainkan
penyakit biasa sebagaimana penyakit-penyakit lainnya.
Penyakit HIV-AIDS diatas lebih banyak di takuti oleh masyarakat karena hingga saat
ini penyakit tersebut belum ada obatnya. Penyakit tersebut muncul dikarenakan perbuatan
manusia yang melanggar terhadap syari'ah yang telah di tetapkan.
“Setiap zat yang memabukkan itu kmar dan setiap zat yang memabukkan itu haram.” (HR.
Abdullah Ibnu Umar)
Narkoba tidak hanya sekedar membuat mabuk, tetapi narkoba membuat syaraf yang
menyalahgunakan menjadi error. Oleh karena itu narkoba harus dijauhi dengan sejauh-
jauhnya. Melihat bahaya narkoba yang sangat besar, maka Allah SWT memerintahkan agar
sesuatu yang dapat membahayakan seperti minuman keras, narkoba dan lain-lainnya itu
supaya dijauhi. Sebagaimana firman Allah :
“Mereka bertanya kepadamu tentanng khamr dan judi. Katakanlah: pada keduuanya itu
terdapat dosa besar dann beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar
dari manfaatnya”.(QS. Al-Baqarah:219)
Laknat Allah terhadap Khamr terdapat dalam firman Allah sebagai berikut :
يامحمد ان هللا لعن الخمر وعاصيرها: اتانيي جبريل فقال
ومعتصرها وشاربها والمحمول اليه وبائعها ومبتاعها وساقيها
Malaikat Jibril datang kepadaku lalu berkata : “ hai Muhammad, Allah melaknat minuman
keras, yang memerasnya, yang meminumnya, orang yang menerima penyimpanannya, orang
yang menjualnya, orang yang membelina, orang yang menyuguhkannya dan orang-orang
yang mau disuguhi”. (Riwayat Ahmad bin Hambal ibnu Abbas)
Sebelumnya virus AIDS tidak mudah menular virus influensa. Kita tidak usak terlalu
mengucilkan atau menjauhi penderita AIDS, karena AIDS tidak akan menular dengan cara –
cara seperti di bawah ini :
1. Hidup serumah dengan penderita AIDS (asal tidak mengadakan hubungan seksual).
2. Bersenggolan atau berjabat tangan dengan penderita.
3. Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS.
4. Makan dan minum.
5. Gigitan nyamuk dan serangga lain.
6. Sama-sama berenang di kolam renang
Menurut WHO (1996), terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat ditularkan
antara lain:
1. Kontak fisik
Orang yang berada dalam satu rumah dengan penderita HIV/AIDS, bernapas dengan udara
yang sama, bekerja maupun berada dalam suatu ruangan dengan pasien tidak akan tertular.
Bersalaman, berpelukan maupun mencium pipi, tangan dan kening penderita HIV/AIDS tidak
akan menyebabkan seseorang tertular.
2. Memakai milik penderita
Menggunakan tempat duduk toilet, handuk, peralatan makan maupun peralatan kerja
penderita HIV/AIDS tidak akan menular.
3. Digigit nyamuk maupun serangga dan binatang lainnya.
4. Mendonorkan darah bagi orang yang sehat tidak dapat tertular HIV.
Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER) (2008),
gejala klinis dari HIV/AIDS dibagi atas beberapa fase.
1. Fase awal
Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan tanda-tanda infeksi. Tapi
kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan,
ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Walaupun tidak mempunyai gejala infeksi,
penderita HIV/AIDS dapat menularkan virus kepada orang lain.
2. Fase lanjut
Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun atau lebih. Tetapi
seiring dengan perkembangan virus dan penghancuran sel imun tubuh, penderita HIV/AIDS
akan mulai memperlihatkan gejala yang kronis seperti pembesaran kelenjar getah bening
(sering merupakan gejala yang khas), diare, berat badan menurun, demam, batuk dan
pernafasan pendek.
3. Fase akhir
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah terinfeksi,
gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan berakhir pada penyakit yang
disebut AIDS.
2.8. Pencegahan
1. Secara Umum
Memberikan penyuluhan tentang HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi melalui ceramah
agama, khotbah, pengajian, seminar, lokakarya, dan lain-lain. Firman Allah s.w.t.:
“serulah manusia kepada jalan Allah dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantulah
pula dengan cara yang baik….” (An-Nahl:25)
2. Secara Khusus
Memperkenalkan metode A, B, C, dan D, yakni:
a. Abstain → bagi remaja dan belum menikah
b. Be faithful → setia terhadap pasangan
c. Condom → selalu menggunakan kondom
d. Drugs → tidak menggunakan alat suntik bekas pengidap HIV/AIDS.
2.10. Pengobatan
Hadits Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan oleh Arba’ah:
“berobatlah hai hamba Allah, karena Allah tidak menurunkan suatu
penyakit, kecuali diturunkan pula obatnya, kecuali penyakit yang satu
(pikun).”
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Agama Islam menuntut manusia kearah kesempurnaan, kebahagiaan, dan kesejahteraan
hidup lahir dan bathin, baik didunia maupun diakhirat nanti. Agama Islam memberikan
petunjuk kepada umat manusia dalam upaya menghadapi cobaan dan tantangan hidup
termasuk dalam mengahdapi penyakit yang menjadi sebab kesengsaraan dan penderitaan.
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrom adalah kumpulan gejala penyakit yang
disebabkan oleh virus yang disebut HIV. Virus ini mengakibatkan penurunan daya tahan
tubuh seseorang sehinga penderita dapat meninggal. Penularan penyakit ini melalui transfusi
darah jarum suntik/ alat tusuk lainnya yang sudah tercemar virus HIV, oleh karena itu
kegiatan penyuluhan merupakan aspek yang sangat penting. Melalui pendekatan kesehatan
keluarga pendekatan kesehatan social.
Islam memandang HIV/AIDS sebagai masalah kesehatan, karena penyakit AIDS
memang berbahaya (dharar) lantaran menyebabkan lumpuhnya sistem kekebalan tubuh.
Berbagai penyakit akan mudah menjangkiti penderitanya yang ujung-ujungnya adalah
kematian. Padahal Islam adalah agama yang melarang terjadinya bahaya (dharar) pada umat
manusia. Rasulullah SAW bersabda,"Tidak boleh menimpakan bahaya pada diri sendiri dan
juga bahaya bagi orang lain dalam Islam (laa dharara wa laa dhiraara fi al-islam)." (HR
Ibnu Majah no 2340, Ahmad 1/133; hadits sahih). Namun Islam juga memandang
HIV/AIDS sebagai masalah perilaku, karena HIV/AIDS pada sebagian besar kasusnya
berawal dan tersebar melalui perilaku seks bebas yang menyimpang, seperti lesbianisme,
gay, biseksual, dan transgender. Semua perilaku ini adalah perbuatan kotor dan tercela dalam
pandangan Islam. Semuanya adalah tindakan kriminal yang layak mendapat hukuman yang
tegas.