Fasilitator :
Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepadat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah Konsep Dasar Manusia ini dengan tepat waktu yang berjudul “Pandangan Agama
Islam Terhadap HIV/AIDS”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai informasi ataupun
pengetahuan bagi pembaca dan dapat menjadi literature guna membantu siswa dalam belajar
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................i
DAFTAR ISI............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................4
1.2 Tujuan...........................................................................4
1.3 Manfaat.........................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................6
2.1 Definisi.........................................................................6
2.2 Tinjauan AIDS Menurut Hukum Islam........................6
2.3 Perilaku Masyarakat dan Hubungannya dengan AIDS 5
2.4 Titik Pandang Islam dalam Masalah HIV/AIDS..................5
2.5 Manfaat dan Madhorot..........................................................8
2.6 Penyebab dan Penularannya.................................................8
2.7 Gejala Klinis.........................................................................12
2.8 Pencegahan...........................................................................14
2.9 Tawaran Solusi Islam penanganan HIV/AIDS.....................15
2.10 Pengobatan...........................................................................16
BAB III PENUTUP....................................................................18
3.1 Kesimpulan............................................................................18
3.2 Saran......................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Lagi diberi tanda pada sisi tuhan engkau. Tiadalah siksa itu terjadi kecuali untuk orang
yang aniaya. (surah Hud ayat:83)
Seperti Firman Allah, dapat kita ambil kesimpulan bahwa AIDS pun terjadi karena
ulah manusia sendiri, tetapi bagaimanapun Allah tidak akan memutus rahmatnya kepada
hambanya yang mau bertaubat, begitu indahnya Islam ketika kita mau mengikuti jalan yang
benar.
Dengan adanya penyakit AIDS, kita sebagai hambanya diingatkan untuk selalu
memikirkan apa yang akan kita lakukan, “Bertaubatlah hai hamba Allah, karena Allah tidak
menurunkan suatu penyakit, kecuali diturunkan pula obatnya, kecuali penyakit satu (pikun)”.
Islam memberikan tuntunan dalam pengobatan HIV /AIDS secara fisik, psikis dan sosial.
Secara fisik melalui medis dan sejenisnya, walaupun masih dalam tahap vaksin bukan obat
penyembuh hanya penghambat, untuk melambatkan virus tersebut, teknologi saat ini yaitu
ARU (Anti Retro Viral) dan secara psikis melalui kesabaran, taubat, tagarrubilallah
(dzikirullah dan berdo’a). Sedangkan secara sosial melalui penerimaan dan dukungan penuh
yaitu dari masyarakat terutama keluarganya.
Jadi, jelaslah bahwa Islam telah mengatur semuanya dalam AL-Qur’an sebagai
petunjuk agar kita tetap selalu dijalan Allah SWT. Karena telah banyak kejadian dan
peristiwa yang di kisahkan oleh AL-Qur’an lewat Nabi-nabi dan Rasul-rasul Allah. Semoga
kita termasuk golongan orang-orang yang sholeh. Aammiinn...
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bahaya dari penyakit AIDS baik secara umum maupun agama
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan AIDS
2. Untuk mengetahui tinjauan hukum AIDS menurut Negara dan islam
3. Untuk mengetahui manfaat dan madharat dari AIDS
4. Untuk mengetahui cara penularan AIDS
1.3. Manfaat
1. Mengetahui yang dimaksud dengan AIDS
2. Mengetahui tinjauan hukum AIDS menurut islam
3. Mengetahui manfaat dan madharat dari AIDS
4. Mengetahui cara penularan
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
1. Secara Umum
AIDS adalah virus ganas dan mematikan yang belum ada obat untuk penyembuhannya
sampai sekarang ini sehingga AIDS sangat mengancam kehidupan di dunia. Penularan AIDS
sangat sederhana, bisa melalui luka, jarum suntik, serta sex bebas.
Acquired Immune Deficiency Syndrome, secara harfiah Acquired artinya didapat bukan
keturunan. Immune artinya sistem kekebalan. Deficiency adalah kekurangan, dan Syndrome
yakni kumpulan gejala penyakit. Sedangkan secara terminologi AIDS merupakan kumpulan
gejala penyakit yang menyerang dan atau merusak system kekebalan tubuh manusia melalui
HIV (Human Immune Virus).
2. Menurut Pandangan Islam
AIDS adalah suatu penyakit akibat perbuatan yang dibenci Allah SWT, AIDS sendiri
tidak ada hukum pasti, hanya saja perbuata seperti prilaku seks bebas yang menyimpang
seperti Homo atau lesbian, yang sering mendatangkan virus ini, hukumnya haram.
Sampai saat ini belum ada vaksin yang mampu mencegah HIV (mungkin hanya sebatas
mencegah penyebarannya melalui ARV). Orang yang terinfeksi HIV akan menjadi karier
selama hidupnya, firman Allah SWT yang berbunyi:
“dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit kelaparan,
ketakutan,…dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang sabar.” (Al-Baqarah:155)
" Sesungguhnya Allah tidak berbuat dzalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia
itulah yang berbuat dzalim kepada diri mereka sendiri.” (QS. Yunus: 44).
Penyakit HIV-AIDS yang sangat ditakuti oleh masyarakat, bukanlah merupakan
penyakit "Kutukan Tuhan" sebagaimana pandangan sebagaian masyarakat. Melainkan
penyakit biasa sebagaimana penyakit-penyakit lainnya.
6
Penyakit HIV-AIDS diatas lebih banyak di takuti oleh masyarakat karena hingga saat
ini penyakit tersebut belum ada obatnya. Penyakit tersebut muncul dikarenakan perbuatan
manusia yang melanggar terhadap syari'ah yang telah di tetapkan.
7
Sedang perilaku seks bebas seperti lesbianisme, gay, biseksual, dan transgender dianggap
tidak ada masalah, tidak perlu dihukum, dan dianggap tak ada hubungannya dengan
penanggulangan HIV/AIDS. Jelas solusi ini adalah solusi yang dangkal dan bodoh.
Dikatakan "dangkal" karena solusi yang ada berarti hanya menyentuh fenomena permukaan
yang nampak secara empiris. Tidak menyentuh persoalan yang lebih mendalam dan hakiki,
yaitu persoalan nilai-nilai kehidupan (morality) dan gaya hidup (life style) yang
terekspresikan lewat seks bebas.
Dan dikatakan "bodoh" karena solusi tersebut berarti memerosotkan derajat manusia
setara dengan binatang. Karena perilaku yang jelas-jelas bejat seperti lesbianisme, gay,
biseksual, dan transgender dianggap legal dan sah-sah saja dilakukan. Padahal semua
perilaku sampah itu hakikatnya adalah mempertuhankan hawa nafsu dan membunuh akal
sehat. Bukankah ini suatu kebodohan? Firman Allah SWT (artinya) : "Terangkanlah
kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah
kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan
mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (daripada binatang ternak itu). (QS Al-
Furqaan : 43-44).
8
4. Pornografi
5. Legalisasi aborsi tak bertanggung jawab, dan seterusnya.
Ada beberapa factor yang menyebabkan terjadinya penyakit HIV-AIDS. Diantaranya
adalah :
1. Penyalahgunaan Narkoba dengan menggunakan jarum suntik
Secara tekstual di dalam Al-Qur'an tidak sebutkan akan dilarangnya penggunaan narkoba.
Namun secara kontekstual, baik Al-Qur'an maupun Hadits telah menyebutkan bahwa
Narkoba itu hukumnya adalah haram. Sebagaimana Ayat dan Hadits di bawah ini:
“Setiap zat yang memabukkan itu kmar dan setiap zat yang memabukkan itu haram.” (HR.
Abdullah Ibnu Umar)
Narkoba tidak hanya sekedar membuat mabuk, tetapi narkoba membuat syaraf yang
menyalahgunakan menjadi error. Oleh karena itu narkoba harus dijauhi dengan sejauh-
jauhnya. Melihat bahaya narkoba yang sangat besar, maka Allah SWT memerintahkan agar
sesuatu yang dapat membahayakan seperti minuman keras, narkoba dan lain-lainnya itu
supaya dijauhi. Sebagaimana firman Allah :
9
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan “(QS.
Al-maidah: 90).
Selain itu Khamr dan judi adalah haram, sebagaimana firman Allah sebagai berikut :
“Mereka bertanya kepadamu tentanng khamr dan judi. Katakanlah: pada keduuanya itu
terdapat dosa besar dann beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar
dari manfaatnya”.(QS. Al-Baqarah:219)
Laknat Allah terhadap Khamr terdapat dalam firman Allah sebagai berikut :
Malaikat Jibril datang kepadaku lalu berkata : “ hai Muhammad, Allah melaknat minuman
keras, yang memerasnya, yang meminumnya, orang yang menerima penyimpanannya, orang
yang menjualnya, orang yang membelina, orang yang menyuguhkannya dan orang-orang
yang mau disuguhi”. (Riwayat Ahmad bin Hambal ibnu Abbas)
”Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji dan suatu jalan yang buruk”. ( QS. Al-Isra’: 32).
10
”Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang
mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan
barang siapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa (itu)”. ( QS. An-
Nur: 33).
11
seseorang yang terinfeksi HIV. Dan masih banyak factor lainnya. Oleh karena itu jalan yang
paling baik untuk mencegah tertularnya penyakit HIV-AIDS yang sangat menakutkan
tersebut adalah dengan menjahui perbuatan zina dan tidak menggunaan narkoba.
5. Transfusi darah yang mengadung HIV
6. Alat suntik bekas pengidap HIV; tindik, tattoo, narkoba (IDU), injeksi, dan lain-lain
7. Dari ibu hamil kepada janinnya.
Misalnya: Istri yang baik-baik (shalihah) bisa terkena HIV jika bergaul dengan suaminya
yang suka melacur dan pelacurnya terinfeksi HIV.
Sebelumnya virus AIDS tidak mudah menular virus influensa. Kita tidak usak terlalu
mengucilkan atau menjauhi penderita AIDS, karena AIDS tidak akan menular dengan cara –
cara seperti di bawah ini :
1. Hidup serumah dengan penderita AIDS (asal tidak mengadakan hubungan seksual).
2. Bersenggolan atau berjabat tangan dengan penderita.
3. Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS.
4. Makan dan minum.
5. Gigitan nyamuk dan serangga lain.
6. Sama-sama berenang di kolam renang
Menurut WHO (1996), terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat ditularkan
antara lain:
1. Kontak fisik
Orang yang berada dalam satu rumah dengan penderita HIV/AIDS, bernapas dengan udara
yang sama, bekerja maupun berada dalam suatu ruangan dengan pasien tidak akan tertular.
Bersalaman, berpelukan maupun mencium pipi, tangan dan kening penderita HIV/AIDS tidak
akan menyebabkan seseorang tertular.
2. Memakai milik penderita
Menggunakan tempat duduk toilet, handuk, peralatan makan maupun peralatan kerja
penderita HIV/AIDS tidak akan menular.
3. Digigit nyamuk maupun serangga dan binatang lainnya.
4. Mendonorkan darah bagi orang yang sehat tidak dapat tertular HIV.
12
1. Gejala mayor :
a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
e. Demensia/ HIV ensefalopati
13
2. Gejala minor :
a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
b. Dermatitis generalisata
c. Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang
d. Kandidias orofaringeal
e. Herpes simpleks kronis progresif
f. Limfadenopati generalisata
g. Retinitis virus Sitomegalo
Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER) (2008),
gejala klinis dari HIV/AIDS dibagi atas beberapa fase.
1. Fase awal
Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan tanda-tanda infeksi. Tapi
kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan,
ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Walaupun tidak mempunyai gejala infeksi,
penderita HIV/AIDS dapat menularkan virus kepada orang lain.
2. Fase lanjut
Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun atau lebih. Tetapi
seiring dengan perkembangan virus dan penghancuran sel imun tubuh, penderita HIV/AIDS
akan mulai memperlihatkan gejala yang kronis seperti pembesaran kelenjar getah bening
(sering merupakan gejala yang khas), diare, berat badan menurun, demam, batuk dan
pernafasan pendek.
3. Fase akhir
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah terinfeksi,
gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan berakhir pada penyakit yang
disebut AIDS.
2.8. Pencegahan
1. Secara Umum
Memberikan penyuluhan tentang HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi melalui ceramah
agama, khotbah, pengajian, seminar, lokakarya, dan lain-lain. Firman Allah s.w.t.:
14
“serulah manusia kepada jalan Allah dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantulah
pula dengan cara yang baik….” (An-Nahl:25)
2. Secara Khusus
Memperkenalkan metode A, B, C, dan D, yakni:
a. Abstain → bagi remaja dan belum menikah
b. Be faithful → setia terhadap pasangan
c. Condom → selalu menggunakan kondom
d. Drugs → tidak menggunakan alat suntik bekas pengidap HIV/AIDS.
15
semua mata pelajaran secara komprehensif. Sehingga keagungan Allah akan merasuk di
dalam jiwa generasi penerus bangsa ini. Dari hasil revolusi system dan strategi pendidikan
tersebut diharapkan masyarakat mau meninggalkan perbuatan seks bebas di luar pernikahan,
tidak hanya karena takut akibat virus HIV/AIDS akan tetapi mereka menjauhinya karena
takut kepada Allah dan adzabNya di dunia dan akkhirat. Penanggulangan HIV/AIDS juga
dapat dilakukan dalam bentuk penggecaran sosialisasi tentang bahaya seks sebelum
menikah, seks bebas atau bergonta ganti pasangan seksual, pelacuran, pornografi, narkoba,
bahaya perilaku Lesbi Gay Biseksual Transgender (LGBT) melalui media massa maupun
media audio visual, yang semua itu dilakukan dengan harapan dapat menghindarkan
masyarakat dari resiko dan bahaya penularan virus HIV/AIDS.
HIV/AIDS harus ditanggulangi bukan hanya dengan mencegah dan mengobati
HIV/AIDS sebagai masalah kesehatan, melainkan harus disertai pula dengan upaya
menghapuskan segala perilaku menyimpang, seperti lesbianisme, gay, biseksual, dan
transgender (LGBT).
Selain kedua hal di atas, langkah yang semestinya diambil oleh pemerintah Indonesia
adalah dengan menerapkan syari’ah Islam dalam menindak tegas dan memberikan keputusan
hukum bagi para pelaku zina utamanya pelaku seks bebas (LGBT). Penutupan tempat tempat
pelacuran / lokalisasi dan tempat tempat praktik para penzina, penerapan hukuman cambuk,
pengasingan dan rajam, bukanlah sebuah tindakan melanggar HAM. Justru dengan hal
tersebut pencegahan penyebaran HIV/AIDS akan optimal, karena ada multifier effect yang
akan memberikan efek jera bagi para pelaku atau orang yang hendak berbuat pelanggaran
terhadap hukum yang telah ditetapkan. Inilah solusi yang diserukan oleh Islam yang sangat
sesuai dengan tuntutan realita sepanjang hayat. Semoga Indonesia bisa berubah menjadi
negeri yang penuh berkah dan lebih baik lagi dengan menerapkan Syari’ah Islam. Aaamiin.
2.10. Pengobatan6
Hadits Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan oleh Arba’ah:
“berobatlah hai hamba Allah, karena Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali
diturunkan pula obatnya, kecuali penyakit yang satu (pikun).”
Islam memberikan tuntunan dalam pengobatan HIV/AIDS yakni secara fisik, psikis,
dan social. Secara fisik melalui medis dan sejenisnya hingga yang terbaru ARV (Anti
Retroviral) secara psikis melalui kesabaran, taubat, taqarrub ilallah (dzikrullah), dan berdoa,
16
sedangkan secara social melalui penerimaan dan dukungan penuh masyarakat terutama
keluarga.
…..
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Agama Islam menuntut manusia kearah kesempurnaan, kebahagiaan, dan kesejahteraan
hidup lahir dan bathin, baik didunia maupun diakhirat nanti. Agama Islam memberikan
petunjuk kepada umat manusia dalam upaya menghadapi cobaan dan tantangan hidup
termasuk dalam mengahdapi penyakit yang menjadi sebab kesengsaraan dan penderitaan.
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrom adalah kumpulan gejala penyakit yang
disebabkan oleh virus yang disebut HIV. Virus ini mengakibatkan penurunan daya tahan
tubuh seseorang sehinga penderita dapat meninggal. Penularan penyakit ini melalui transfusi
darah jarum suntik/ alat tusuk lainnya yang sudah tercemar virus HIV, oleh karena itu
kegiatan penyuluhan merupakan aspek yang sangat penting. Melalui pendekatan kesehatan
keluarga pendekatan kesehatan social.
Islam memandang HIV/AIDS sebagai masalah kesehatan, karena penyakit AIDS
memang berbahaya (dharar) lantaran menyebabkan lumpuhnya sistem kekebalan tubuh.
Berbagai penyakit akan mudah menjangkiti penderitanya yang ujung-ujungnya adalah
kematian. Padahal Islam adalah agama yang melarang terjadinya bahaya (dharar) pada umat
manusia. Rasulullah SAW bersabda,"Tidak boleh menimpakan bahaya pada diri sendiri dan
juga bahaya bagi orang lain dalam Islam (laa dharara wa laa dhiraara fi al-islam)." (HR
Ibnu Majah no 2340, Ahmad 1/133; hadits sahih). Namun Islam juga memandang
HIV/AIDS sebagai masalah perilaku, karena HIV/AIDS pada sebagian besar kasusnya
berawal dan tersebar melalui perilaku seks bebas yang menyimpang, seperti lesbianisme,
gay, biseksual, dan transgender. Semua perilaku ini adalah perbuatan kotor dan tercela dalam
pandangan Islam. Semuanya adalah tindakan kriminal yang layak mendapat hukuman yang
tegas.
3.2. Saran
Saran dari pembuatan makalah ini adalah supaya para pemuda lebih meningkatkan
pengetahuannya dalam ilmu agama yang akan menjadikan iman seseorang mennjadi kokoh.
Sehingga dengan adanya iman yang kokoh ini maka kita sebagai para pemuda InsyaAllah
tidak akan pernah goyah sedikutpun terhadap hal-hal yang dilarang oleh Allah.
18
DAFTAR PUSTAKA
Kasman, Thamrin , dkk. 2014. Pendidikan Pencegahan HIV / AIDS. Jakarta : Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Moh. Isyam M. Hamidy. 2004. Ancaman Virus Hiv / Aids Dan Upaya Pencegahannya
(Dalam Perspektif Sosiologis Dan Agama). Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga
19