Anda di halaman 1dari 3

Tinggalkan ayah ibu Kolam Susu Penyamaran Morotuo Bolodewe Tatap Mata yang Tajam

Tinggalkan ayah tinggalkan Bukan lautan tapi kolam Ku ambil rumput di Jambune opo isine Tatap mata yang tajam
ibu susu ladang
Mbakyune opo adikne Sikap penuh wibawa
Izinkan kami pergi berjuang Kami pasukan dari baret Kujadikan penyamaran
Loro loro ne podo ayu Semangat berkobar
ungu
Dibawah kibaran sang Wajah tampan ayune didada
merah putih Baret ungu baretnya
Ku ubah menjadi setan Garek nembung Berat sama dipikul
para resimen
Majulah ayo maju wongtuone
Memang setan Ringan sama dijinjing
menyerbu Kalau dipakai jadi
Lah kae (lah kae)
tambah keren Agar tak mudah di kenal Patah tumbuh hilang
Serbu….
bocah e (bocak e) berganti
Orang bilang baret ungu Bergerak (bergerak)
Tidak Kembali pulang
galak galak Klambi ijo awe awe Walau badai menggelegar
Bertempur (bertempur)
Sebelum kita yang menang
Galak galak kalau Mangan roti karo ngombe Angin topan mengiringi
Resimen mahasiswa
Walau mayat terdampar di cintanya ditolak wedang jahe bahkan hujan peluru tak
pantang mundur (maju
medan perang hiraukan sayang
Orang bilang baret ungu mundur) Morotuo bolo dewe
Demi bangsa kami kan jago tembak Mahasurya berani
Tidak perlu dengan
berjuang
Tembak atas tembak peluru berhambur Mahasurya perkasa
Maju ayo maju ayo terus bawah kena tengah (hambur hambur)
maju Mahasurya jayalah
Dor….. Cukup dengan pisau selamanya
Singkirkan dia dia dia sangkur
Kikis habis lah mereka
musuh Negara Indonesia
Wahai kawanku pasukan
baret ungu
Dimana kau berada (disini)
teruskan perjuangan para
pahlawan
Demi bangsa kami kan
berjuang
Ayo Lari Baret Ungu Gaya Baru Hutan Rimba Dari segala penjuru Arang Patah
Ayo lari (ayo lari) Ini dia (ini dia) Di tengah hutan rimba Dari segala penjuru kami Tiada gunung terlalu tinggi
tempat kami di tempa datang tuk bersatu panas
Tiap hari (tiap hari) Pasukanku (pasukanku) Buat kami daki di siang
Resimen selalu siap sedia terik matahari suka duka di
hari
Agar kuat otot kaki (otot Baret ungu (baret ungu) pendidikan
kaki) Acara hari ini Tiada jurang terlalu dalam
Gaya baru (gaya baru) Oa eo oa eo oa eo oa eo
Badan payah (badan Selalu silih berganti Buat kami susuri dimalam
Widya castrena (widya Selamat tinggal kekasihku
payah) Resimen selalu berseri seri gelap
castrena) (ohsayangku) aku pergi takan
Tak dirasa (tak dirasa) Dengarlah (dengarlah) sayup lama Hanya 3 minggu saja Hutan rimba (hutan rimba)
Dharma siddha (dharma
sayup pulang pulang badan
Karna menwa sudah biasa siddha) Padang Lalang (padang
(sudah biasa) Suara yang merdu memecah kuhitam
Lalang)
Yang tertanam (yang
malam Oa eo oa eo oa eo oa eo
Satu ribu (satu ribu) tertanam) Kususuri jalanan jauh
Jauhlah dari kampUng Bila kau rindu padaku ambil (kurang jauh)
Dua ribu (dua ribu) Dijiwaku (dijiwaku)
Menuju ke dodikjur saja terong ungu (buat apa)
Panas terik hujan berangin
Tiga ribu beribu ribu 7 hari (7 hari) sebagai pegganti diriku
Guna bakti pada ibu pertiwi majulah ayo maju
Omah genteng (omah daripada terong tetangga mu
7 malam (7 malam)
(cilik lemes) Tak kan patah (takkan
genteng)
Ku dilepas (kudilepas) patah)
Angkat senjatamu ditangan Oa eo oaeo oaeo oaeo
Disaponi (disaponi)
Ditengah tengah hutan (di kanan Hati kami (hati kami)
Abot enteng yo dilakoni tengah tengah hutan) Ikat pingggang penuh peluru Karena pelatihan
(yo dilakoni) granat tangan
Di bekali (dibekali)
Pasukan sibaret ungu
Korek dan garam (korek Ayo kita serbu setiap lawan menyerbu lawan semua
dan garam) Sampai titik darah
pengahbisan
Isi hutan (isi hutan)
Hancur lebur perintah
Itu yang kita makan (itu
kemerdekaan
yang kita makan)
Tarik Tambang Medan Tempur Cita Cita Eya eyao
Saya tungu engkau2x rupanya engkau Di dalam pertempuran tidak pernah Dulu aku bercita cita menjadi E yaya e yaya e yaya eyao
forget to me 2x masuk koran seorang resimen mahasiswa
Pagi pagi berlari (pagi pagi
Rambate rataayu terik tambang rame Mati dalam perang suatu kebanggaan Berdiri tegap gagah perkasa berlari)
rame tunaikan tugas yang mulia
Komando (komando) baret ungu
Tinggalkan ayah ibu (tinggalkan
Disini aku jadi tambah senang (baret ungu) pasukan (pasukan) brani
Kini aku sedang di tempa di rindam ayah ibu)
mati (brani mati) majulah ayo terus
Andaikan aku burung aku akan terbang
maju sampai titik darah penghabisan V brawijaya
Tinggalkan si jantung hati
Tidak lama lagi aku akan pulang Lupa kawan lupa saudara lupakan (tinggalkan si jantung hati)
Di dalam pertempuran tidak pernah
masuk koran mati dalam perang suatu saja semuanya
Demi sang merah putih (demi
kebanggaan
Bangun pagi pagi menuju lapangan hitam Saya tahan sakit sakit sampai masuk sang merah putih)
untuk mengikuti latihan kemiliteran tak Infantry (infantry) rumah ssakit
E yaya e yaya e yaya eyao
tahan rasanya ingin segera pulang
Hantu rimba (hantu rimba) Saya tahan menderita siang malam
pendidikan belum usai pasti usai Pandang lurus kedepan (pandang
Marinir (marinir)
kuditempa
Mau makan jalan jongkok lurus ke depan)
Hantu laut (hantu laut) Walau diriku di tempa hati slalu
Habis makan lompat kodok ku dicaci gembira gembira gembira Jangan tengok ke belakang
dimaki dan dibentak bentak Kopaskhas (kopaskas) selamanya (jangan tengok keblakang)

Wahai seniorku betapa kejam dirimu Hantu di udara


Bergembira senantiasa selalu Di blakang ada setan (diblakang
gembira ada setan)
Wahai seniorku betapa jeli matamu Kalau menwa hantu mahasiswa

Tidak kah kau tau apa isi hatiku Di dalam pertempuran tidak pernah Syalalalala….. Setannya setan gundul
masuk koran mati dalam perang (setannya setan gundul)
Ku sayang padamu (ngapusi) Hilangkanlah rasa susah rasa sedih
perang suatu kebanggan
tiadagunanya (guna guna) E yaya e yaya e yaya eyao
Kusayang padamu (ngapusi)
Perwira (perwira) naik mobil (naik
Ku dongkol padamu ( itupasti) mobil) Berlatih dengan gembira di resimen
mahasiswa
Mau marah silhakan mau benci silahkan Bintara (bintara) naik motor (naik
asal jangan kau putuskan cintaku aku motor)
sabar menunggu sampai hilang jerawatku
Tamtama naiknya sepeda
malam minggu aku apel kerumahmu
bawak bom Kalau menwa jalan kaki saja

Anda mungkin juga menyukai