Disusun Oleh :
1. Fadhillah Maulana F (26020119130033)
2. Reza Ayu Kusuma A. (26020119130053)
3. Putri Ayu Wulandari (26020119130057)
4. M. Rizky Karimatullah (26020119130123)
5. Afina Rifda Qatrunnada (26020119140095)
KELAS C
PROGRAM STUDI AKUAKULTUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisa perihal permintaan dan penawaran kerang simping di
Indonesia?
2. Bagaimana kaitannya dengan teori ekonomi permintaan dan penawaran?
3. Apa saja kebijakan ekonomi yang terlaksana dalam permintaan dan
penawaran kerang simping di Indonesia?
C. Tujuan
Mengetahui bagaimana analisa perihal permintaan dan penawaran kerang
simping di Indonesia dan kkaitannya dengan teori ekonomi permintaan dan
penawaran serta mengetahui apa saja kebijakan ekonomi yang terlaksana dalam
permintaan dan penawaran kerang simping di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Penawaran
Penawaran adalah keseluruhan jumlah barang yang tersedia untuk
ditawarkan pada berbagai tingkat harga tertentu dan waktu tertentu. Jika harga
naik, jumlah barang yang ditawarkan bertambah. Begitu juga ketika harga turun,
maka jumlah barang yang ditawarkan juga turun atau semakin sedikit. Peran
penawaran sangat penting dalam dunia ekonomi, karena dapat digunakan sebagai
analisa ekonomi mikro. Penawaran juga dapat digunakan sebagai titik tolak bagi
berbagai model dan teori ilmu ekonomi lainnya. Dari penawaran akan dapat
digunakan sebagai perkiraan harga yang berfungsi sebagai penyeimbang antara
kuantitas yang diminta dan kuantitas yang ditawarkan dalam pasar yang
kompetitif. Sementara itu menurut Gilarso (2003: 22), “Penawaran merupakan
sejumlah barang, produk, atau komoditi yang tersedia dalam pasar yang siap
untuk dijual kepada konsumen yang membutuhkan”.
Simping dianggap kerang yang paling aman untuk dimakan mentah.
Kerang Simping (Amusium pleuronectes) merupakan salah satu sumberdaya
perikanan yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan karena memiliki nilai
ekonomi tinggi dalam perdagangan internasional. Kerang merupakan salah satu
sumberdaya yang berasal dari perikanan tangkap, yang mempunyai potensi besar
dan nilai ekonomis yang tinggi, namun belum banyak dimanfaatkan secara
optimal. Salah satu spesies kerang yang mulai dimanfaatkan adalah kerang
simping, kerang simping adalah nama lokal dari Amusium pleuronectes di
Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara penghasil Amusium pleuronectes,
selain Philipina dan Australia (Prasetya et.al).
Produksi kerang simping pada era sekarang tidak terlalu tinggi karena
permintaan pasar yang sedikit. Produksi kerang simping pada era sekarang tidak
jauh beda dengan pada 10 tahun yang lalu. Kami ambil contoh produksi kerang
simping pada tahun 2006-2009 di Kabupaten Brebes. Kabupaten Brebes
mempunyai 5 wilayah kecamatan pesisir yang mempunyai produksi perikanan
tangkap yakni Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tanjung dan Losari. Kecamatan
Wanasari adalah salah satu kecamatan pesisir Kabupaten Brebes yang mempunyai
produksi perikanan tangkap kerang simping yang besar. Desa Sawojajar
Kecamatan Wanasari merupakan wilayah pesisir Kabupaten Brebes dengan
jumlah produksi kerang simping yang besar. Muria Asih merupakan depot kerang
simping terbesar di Desa Sawojajar, yang sudah memiliki jaringan pemasaran ke
beberapa perusahaan ekspor di Jakarta. Jumlah produksi kerang simping tahun
2006-2009 di Desa Sawojajar.
Pertumbuhan kerang simping pada bulan April dan awal bulan Mei
tersebut menunjukkan bahwa, kerang simping mengalami pertumbuhan berat total
lebih cepat daripada pertumbuhan dimensi cangkangnya, namun pada akhir bulan
Mei, kerang simping mengalami pertumbuhan dimensi cangkang lebih cepat
daripada pertumbuhan berat totalnya. Hal tersebut diduga berhubungan dengan
siklus reproduksi kerang simping. Dalam pengelolaan kerang simping yang
berkelanjutan, aspek reproduksi harus diperhatikan sebagai aspek yang penting.
Berdasarkan analisis hubungan antara panjang dan berat total, diketahui bahwa
kerang simping berada pada kondisi siap tangkap atau pada fase reproduksi aman
dimana kerang simping telah memijah, adalah April dan Awal Mei, sedangkan
pada akhir bulan Mei, kerang simping belum memenuhi unsur kondisi siap
tangkap karena berada pada fase pertumbuhan, sehingga penangkapan kerang
simping pada akhir bulan Mei harus dihindari untuk memberikan waktu kerang
simping untuk tumbuh dan mencapai ukuran cangkang ≥ 60 mm dan selesai
melakukan pemijahan.
Penawaran
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penawaran Kerang
Simping menurut teori ekonominya, yakni :
1. Harga Kerang Simping
Produksi dalam pengertian umum meliputi semua aktifitas untuk
menciptakan barang dan jasa. Menurut Joesron dan Fathorozi (2005) produksi
merupakan hasil akhir dari proses aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan
beberapa masukan atau input. Harga kerang simping pada zaman sekarang tidak
jauh beda pada zaman dahulu. Kerang simping ini tidak banyak di jual di pasar-
pasar tradisional seperti jenis kerang darah dan kerang hijau, melainkan lebih
sering dijumpai di pusat perbelanjaan modern. Sebagai informasi, harga 1 kg
kerang simping utuh dengan cangkang di pusat perbelanjaan modern (Hipermart
dan Carefour) mencapai Rp30.000,00-Rp40.000,00 lebih mahal daripada jenis
kerang lain seperti kerang darah dan kerang hijau yang hanya Rp3.000,00-
Rp5.000,00 per kg (data observasi, 2009).
2. Harga barang substitusi
Harga barang substitusi dari kerang simping seperti kerang hijau dan
kerang dara juga mempengaruhi harga dari kerang simping. Sebagai contoh harga
kerang hijau dipasar antara Rp. 15.000 - Rp. 35.000, sedangkan untuk kerang dara
sekitar Rp. 25.000 – Rp. 40.000. harga kerang tiram yang juga menjadi makanan
favorit direstoran-restoran berkisar antara Rp. 45.000, karena dari segi rasa lebih
lezat dibandingkan kerang simping. Produk kerang simping sendiri dijual dalam
keadaan segar, dibekukan, dikeringkan, dan diasinkan. Untuk dijual lokal
biasanya masih dalam bentuk utuh (masih terbungkus cangkang) sedangkan untuk
ekspor produk kerang simping ini dengan dibuang bagian sebelah cangkangnya
yang bagian atas dan selain itu juga dibuang bagian organ dalam (mantel, ginjal,
insang dan testis) disebut dengan “Half Shell”, dan jika disisakan otot aduktor
(scallop meat) beserta gonad tanpa cangkang yang disebut “Rhoe On” dan jika
hanya disisakan otot aduktor (scallop meat) saja disebut “Rhoe Off” (Khongpop
Frozen Food, 2008 dan Dalian Ocean Pearl Foods, 2009)
PENUTUP
Kesimpulan
Azhar, H., I. Widowati, dan J. Suprijanto. 2012. Studi kandungan logam berat Pb,
Cu, Cd, Cr pada kerang simping (Amusium pleuronectes), air dan sedimen
di perairan Wedung, Demak serta analisis maximum tolerable intake pada
manusia. Journal of Marine Research1(2): 35-44.
Ernawati, T., Sumiono, B., & Wedjatmiko, W. (2017). Kepadatan Stok, Sebaran
Panjang, dan Hubungan Panjang Bobot Kerang Simping (Amusium
pleuronectes) di Perairan Tegal dan Sekitarnya. BAWAL Widya Riset
Perikanan Tangkap, 3(5), 321-327.
Joesreon, Tati S., Fathorrozi, M. 2005. Teori Ekonomi Mikro dilengkapi Beberapa
Bentuk Fungsi Produksi. Salemba Empat, Jakarta.