Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERSPKTIF AGAMA ISLAM TERHADAP HIV AIDS


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah HIV/AIDS
Dosen Pengampu: Rosalina, S.Kp., M.Kes.

Disusun oleh:
Frangsisca Febriana Kumala Sari (010118A058)

FAKULTAS KEPERAWATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


2019
KATA PENGANTAR

         Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah HIV/AIDS. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas yang diberikan dosen mata kuliah falsafah dan keperawatan.

         Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih Kepada Ibu Rosalina, S.Kp., M.Kes. untuk
memenuhi tugas ini, bimbingan dan masukan yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk
dapat menyelesaikan makalah ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi kalimat, isi
maupun dalam penyusunan. oleh karen itu, kritik dan saran yang membangun dari dosen mata
kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan makalah selanjutnya.

Ungaran, 4 Agustus 2019


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kata AIDS tidaklah asing ditelinga kita, baik dari kalangan masyarakat kecil sampai
masyarakat elit. AIDS adalah virus ganas dan mematikan yang belum ada obat untuk
penyembuhannya sampai sekarang ini sehingga AIDS sangat mengancam kehidupan di
dunia. Penularan AIDS sangat sederhana, bisa melalui luka, jarum suntik, serta sex bebas.
Hal-hal di atas adalah pandangan AIDS secara umum, bagaimanakah pandangan agama
terhadap virus ini.
AIDS adalah suatu penyakit akibat perbuatan yang dibenci ALLAH SWT, AIDS
sendiri tidak ada hukum pasti, hanya saja perbuata seperti prilaku seks bebas yang
menyimpang seperti homo atau lesbian, yang sering mendatangkan virus ini, hukumnya
haram. Tidak mengeherankan lagi AIDS telah menjadi berita yang menggemparkan
seluruh dunia, selain karena obat yang menyebuhkan belum ada, tetapi juga penyebaran
virus ini terjadi sangat cepat perihal seks bebas yang menyimpang terus dilakukan oleh
masyarakat. Di beberapa Negara pernikahan sesama jenis tidak lagi di anggap tabu,
bahkan mereka memperkuat pernikahan tersebut dengan adanya undang-undang yang
mengesahkan pernikahan sejenis di Negara mereka. Lain halnya di Indonesia, pernikahan
sejenis memang tidak sesuai dengan hukum di Indonesia dan tak ada yang
mengesahkannya, tetapi perilaku seks bebas yang tidak terikat hukum pun menjadi marak
di kalangan masyarakat kita, baik lawan jenis maupun sesame jenis, hal ini tercermin
pada masa Nabi Luth As, yang sesuai pada firman ALLAH SWT:
“Dan(kami telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa
kamu melakukan perbuatan keji?”, sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu
kepada sesama laki-laki bukan kepada perempuan. Kamu merupakan kaum yang
melampaui batas. “usir mereka (Luth dan pengikutnya) dari negeri ini. kemudian kami
selamatkan dan pengikutnya kecuali istrinya. Dan kami hujani mereka dengan hujan
batu.” (surah al-A’raf ayat:80-84)
“sebenarnya ALLAH telah memperlihatkan bekas-bekas tentang peristiwa kejadian
sebagai contoh teladan bagi mereka yang suka memikirkan. Karena kaum Luth adalah
orang yang bergelimang dengan kejahatan dan kemungkaran. Mereka suka melakukan
perbuatan yang keji yaitu laki-laki kawin dengan laki-laki dan mereka tidak suka kawin
dengan perempuan. Sehingga ALLAH melaknat kaum tersebut dengan menghancurkan
negeri tersebut. Negeri tersebut dihancurkan dikarenakan perbuatan kaum Luth itu”
firman ALLAH dalam AL-Qur’an lagi diberi tanda pada sisi tuhan engkau. Tiadalah
siksa itu terjadi kecuali untuk orang yang aniaya. (surah Hud ayat:83)
Seperti Firman ALLAH, dapat kita ambil kesimpulan bahwa AIDS pun terjadi karena
ulah manusia sendiri, tetapi bagaimanapun ALLAH tidak akan memutus rahmatnya
kepada hambanya yang mau bertaubat, begitu indahnya Islam ketika kita mau mengikuti
jalan yang benar. Dengan adanya penyakit AIDS kita sebaga hambanya diingatkan untuk
selalu memikirkan apa yang akan kita lakukan, Bertaubatlah hai hamba ALLAH, karena
ALLAH tidak menurunkan suatu nyakit, kecuali diturunkan pula obatnya, kecuali
penyakit satu (pikun), islam memberikan tuntunan dalam pengobatan HIV /AIDS secara
fisik, psikis dan sosial. Secara fisik melalui medis dan sejenisnya, walaupun masih dalam
tahap vaksin bukan obat penyembuh hanya penghamabat, untuk melambatkan virus
tersebut, teknologi saat ini yaitu ARU (Anti Retro Viral) dan secara psikis melalui
kesabaran, taubat, tagarrubilallah(dzikirullah dan berdo’a). sedangkan secara sosial
melalui penerimaan dan dukungan penuh yaitu dari masyarakat terutama keluarganya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari HIV/AIDS?
2. Apa penyebab dan penularan HIV/AIDS?

3. Bagaimana HIV/AIDS dilihat dari aspek agama?


4. Apa pencegahan dari HIV/AIDS menurut pandangan islam?
5. Apa pengobatan HIV/AIDS menurut pandanngan islam?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari HIV/AIDS
2. Untuk mengetahui penyebab dan penularan HIV/AIDS
3. Untuk mengetahui HIV/AIDS dilihat dari aspek agama
4. Untuk mengetahui HIV/AIDS menurut pandangan islam
5. Untuk mengetahui HIV/AIDS meurut pandangan islam
BAB II
ISI

A. Pengertian HIV/AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome, secara harfiah Acquired artinya didapat
bukan keturunan. Immune artinya sistem kekebalan. Deficiency adalah kekurangan, dan
Syndrome yakni kumpulan gejala penyakit. Sedangkan secara terminologi AIDS
merupakan kumpulan gejala penyakit yang menyerang dan atau merusak system
kekebalan tubuh manusia melalui HIV (Human Immune Virus).
Sampai saat ini belum ada vaksin yang mampu mencegah HIV( mungkin hanya
sebatas mencegah penyebarannya melalui ARV). Orang yang terinfeksi HIV akan
menjadi karier selama hidupnya, firman Allah s.w.t. yang berbunyi:
“dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit kelaparan,
ketakutan, dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang sabar.” (Al-Baqarah:155)

B. Penyebab dan Penularan HIV/AIDS


Penyebab :

Kemajuan iptek telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersumber pada
doctrine of permissiveness yang kemudian melahirkan permissive society, hal tersebut
tercermin pada pola dan gaya hidup semisal;

 perdagangan seks
 pengesahan perkawinan sesama jenis
 pameran seks
 pornografi
 legalisasi aborsi tak bertanggung jawab, dan seterusnya.

Allah SWT berfirman:


“maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan, kami pun membuka
semua pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira, kami siksa
mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam terdiam berputus
asa.” (Al-An’am:44)

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an :

” Sesungguhnya Allah tidak berbuat dzalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi
manusia itulah yang berbuat dzalim kepada diri mereka sendiri. (QS. Yunus: 44).

Penyakit HIV-AIDS yang sangat ditakuti oleh masyarakat, bukanlah merupakan


penyakit “Kutukan Tuhan” sebagaimana pandangan sebagaian masyarakat. Melainkan
penyakit biasa sebagaimana penyakit-penyakit lainnya. Penyakit HIV-AIDS diatas lebih
banyak di takuti oleh masyarakat karena penyakit tersebut belum ada obatnya. Penyakit
tersebut muncul dikarenakan perbuatan manusia yang melanggar terhadap syari’ah yang
telah di tetapkan.

Penularanya melalui :

1.Hubungan seksual dengan pengidap HIV (homo atau heteroseksual)

Kebiasaan main perempuan (berbuat zina) merupakan salah satu dari kebiasaan pada
sebagaian masyarakat. Hal ini terbukti dengan masih eksisnya beberapa tempat pelacuran
di Negara kita yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam.

Islam telah melarang mendekati perbuatan di atas, sebagaimana firmannya:

‫وال تقـربوا الزنا إنه كان فاحشة وساء سبيـال‬

” Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk”. ( QS. Al-Isra’: 32).

Dari ayat di atas, Allah swt menjelaskan kepada hambanya, bahwa segala bentuk
perbuatan mendekati kepada zina (main perempuan) pelacuran dan seterusnya itu
dilarang. Sebagai akibat dari perbuatan di atas adalah munculnya penyakit HIV-AIDS
yang hingga sekarang belum ditemukan obatnya.
2.Transfusi darah yang mengandung virus HIV

3.Alat suntik bekas pengidap HIV,tindik, tattoo, narkoba, injeksi, dll

4.Dari ibu hamil kepada janinnya.

Misalnya: Istri yang baik-baik (shalihah) bisa terkena HIV jika bergaul dengan
suaminya yang suka melacur dan pelacurnya terinfeksi HIV.

C. HIV/AIDS dilihat dari aspek agama


1. Pandangan Agama Terhadap HIV-AIDS
Dalam berbagai ungkapan keagamaan, dinyatakan adanya keterpaduan antara
iman dan amal shaleh, antara tali hubungan dari sesama manusia, serta antara taqwa dan
budi pekerti luhur (akhlaq, etika, moral). Keterpaduan tersebut harus berjalan seiring satu
sama lain, jika tidak maka akan menyebabkan runtuhnya nilai-nilai agama yang dianut
manusia. Sedangkan etika atau nilai etis dari perbuatan manusia merupakan faktor yang
cukup penting untuk menyertai sikap taqwa manusia kepada Allah, Tuhan Yang Maha
Esa.
Dengan menyadari makna dan tujuan hidup, manusia dapat dengan mudah
menjalankan/melaksanakan arti iman dan taqwa atau pentingnya “beriman” dan
“bertaqwa” kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Ada 10 sendi-sendi pokok pandangan
hidup berdasarkan iman yang harus menjadi bagian dan dasar pertimbangan etis dari
semua kegiatan “beriman dan bertaqwa”.

a. Bahwa manusia tidak dibenarkan memutlakkan sesuatu apa pun selain Tuhan Yang
Maha Esa itu sendiri. Mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai yang mutlak berarti
menyadari bahwa Tuhan tidak dapat dijangkau oleh akal manusia.
b. Tuhan tidak dapat diketahui, tetapi harus diinsafi sedalam-dalamnya bahwa Dia-lah
asal dan tujuan hidup, dengan konsekuensi bahwa manusia harus membaktikan
seluruh hidupnya demi memperoleh perkenan atau ridha-Nya.
c. Tidak memutlakkan sesuatu apa pun selain Tuhan Yang Maha Esa.
d. Pandangan hidup itu terkait erat dengan pandangan bahwa manusia adalah puncak
ciptaan Tuhan, yang diciptakan dalam keadaan sebaik-baiknya dan mempunyai
kelebihan dari ciptaan Tuhan lainnya.
e. Manusia harus mengamati alam raya ini dengan penuh apresiasi, dalam rangka
kemaslahatan mereka hidup di muka bumi ini.
f. Di atas segala-galanya, manusia harus senantiasa berusaha menjaga konsistensi dan
keutuhan orientasi hidupnya yang luhur (menuju perkenan Tuhan Yang Maha Esa),
dengan senantiasa memelihara hubungan dengan Tuhan, dan dengan perbuatan baik
kepada sesama manusia.
g. Perbuatan baik kepada sesama manusia yang dilakukan dengan konsistensi tujuan
luhurnya yang murni itu adalah jalan terdekat menuju ridha-Nya, bukan semata-mata
dengan mengikuti dan menjalankan segi-segi formal lahiriah ajaran agama.
h. Karena itu manusia harus bekerja sebaik-baiknya, sesuai bidang masing-masing,
menggunakan setiap waktu lowong secara produktif dan senantiasa berusaha
menanamkan kesadaran Ketuhanan dalam dirinya. Manusia dalam pandangan Tuhan
tidak memperoleh apa-apa kecuali yang ia usahakan sendiri, tanpa menanggung
kesalahan orang lain.
i. Manusia harus menyadari bahwa semua perbuatannya, baik dan buruk, besar dan
kecil, akan dipertanggungjawabkan dalam Pengadilan Tuhan di Hari Kemudian.
j. Karena iman, manusia menjadi bebas dan memiliki dirinya sendiri secara utuh (tidak
mengalami fragmentasi), sebab ia tidak tunduk kepada apa pun selain kepada Allah
Tuhan Yang Maha Esa.

D. Pencegahan HIV/AIDS menurut pandangan islam


1).Secara Umum :
Memberikan penyuluhan tentang HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi melalui ceramah
agama, khotbah, pengajian, seminar, lokakarya, dan lain-lain. Firman Allah SWT :
“serulah manusia kepada jalan Allah dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantulah pula dengan cara yang baik….” (An-Nahl:25)
2).Secara Khusus

Memperkenalkan metode A, B, C, dan D, yakni:

 Abstain from sex → bagi remaja dan belum menikah jangan sesekali bermain sex
bebas.
 Be faithful → setia terhadap pasangan.
 Condom → selalu menggunakan kondom.
 Don’t use a hypodermic needle → tidak menggunakan alat suntik bekas pengidap
HIV/AIDS.

E. Pengobatan HIV/AIDS menurut pandangan islam


Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Arba’ah:
“berobatlah hai hamba Allah, karena Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali
diturunkan pula obatnya, kecuali penyakit yang satu (pikun).”
Islam memberikan tuntunan dalam pengobatan HIV/AIDS yakni secara fisik, psikis, dan
social. Secara fisik melalui medis dan sejenisnya hingga yang terbaru ARV (Anti Retro
viral) secara psikis melalui kesabaran, taubat, taqarrub ilallah (dzikrullah), dan berdoa,
sedangkan secara social melalui penerimaan dan dukungan penuh masyarakat terutama
keluarga.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwa penyakit dan penyebaran virus HIV/AIDS dalam pandangan Islam sudah
merupakan bahaya umum (al-dharar al-‘amm) yang dapat mengancam setiap orang
tanpa memandang jenis kelamin, usia dan profesi. Menyadari betapa bahayanya virus
HIV/AIDS tersebut, maka ada kewajiban kolektif (fardhu kifayah) bagi semua pihak
untuk mengikhtiarkan pencegahan terjangkit, tersebar atau tertularnya virus yang
mematikan tersebut melalui berbagai cara yang memungkinkan untuk itu, dengan
melibatkan peran Ulama/tokoh agama.

Meningat bahwa penyebab penyakit HIV/AIDS sebagian besar diakibatkan oleh


perilaku seksual yang diharamkan Islam, maka cara dan uapa yang paling efektif
untuk mencegahnya adalah dengan malarang perzinaan serta hal-hal lain yang terkait
dengan perzinaan, seperti pornografi dan pornoaksi.

B. Saran

Kita sebagai seorang muslim sudah diingatkan dalam Al-quran bahwah seorang
tidak boleh berbuat zina dan lain sebagainya. Maka barang siapa yang berbuat zina
dan mendapatkan penyakit HIV/AIDS yang tidak ada sembuhnya atau yang disebut
dengan penyakti kutukan, maka manusai hanya bisa pasrah kepada sang maha
pencipta. Maka janganlah mendekati zina dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Kasman, Thamrin, dkk. 2014. Pendidikan pencegahan HIV-AIDS di Sekolah. Jakarta :


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Departemen Agama RI, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Dirjen Bimas Islam
dan Penyelenggaraan Haji Depag, Jakarta, 2003

Jalal al-Din al-Suyuthi, Jami’ al-Shaghir, Juz I, Dar Ihya’ al-Kutub al-‘Arabiyah,
Indonesia, tt

http://halosehat.com/gaya-hidup/kebiasaan-buruk/akibat-pergaulan-bebas diakses pada


tanggal 13 september 2016 pukul 15.21 wib

https://www.scribd.com/doc/211432982/Pembahasan-Dampak-HIV-AIDS diakses pada


tanggal 13 september 2016 pukul 15.13 wib

Anda mungkin juga menyukai