Disusun oleh:
KELOMPOK 7
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018/2019
DAFTAR ISI ............................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 2
Pengertian ....................................................................................... 2
Penyebab ....................................................................................... 2
Pencegahan....................................................................................3
Pengobatan....................................................................................3
Pandangan Islam Terhadap HIV/AIDS............................................4
Perlakuan kepada penderita..........................................................6
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan IPTEK telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang
bersumber pada doctrine of permissiveness yang kemudian
melahirkan permissive society, hal tersebut tercermin pada pola dan gaya hidup
semisal; perdagangan seks, pengesahan perkawinan sesama jenis, pameran seks,
pornografi, legalisasi aborsi tak bertanggung jawab, dan seterusnya.
Karena itu, AIDS didekati dan dicoba diselesaikan secara normatif (jangan
berzina, jangan bernarkoba, jangan bermaksiat). Bagi kaum progresif, AIDS
dipandang lebih sebagai problem sosial (ketidakadilan, ketimpangan sosial,
kesenjangan pengetahuan dan informasi). Karena itu, AIDS didekati dan dicoba
diselesaikan melalui jaring-jaring kehidupan sosial-politik-ekonomi-sosial-
budaya yang di dalamnya agama dapat berperan penting.
1
II. PEMBAHASAN
PENGERTIAN
Menurut Departemen Kesehatan, HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah
sejenis virus yang menyerang/ menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan
turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV.
Seseorang yang terinfeksi virus HIV atau menderita AIDS sering disebut
dengan ODHA singkatan dari orang yang hidup dengan HIV/AIDS.
PENYEBAB
Kegiatan Seksual tertentu
- Genital (kelamin dengan kelamin)
- Oral (mulut dengan kelamin)
- Anal (dubur dengan kelamin)
Kontak Darah
(penggunaan jarum suntik, alat tindik, alat tato/alat peluka lain, transfusi darah)
Kehamilan, kelahiran dan pemberian air susu ibu
2
PENCEGAHAN
Menggunakan alat pengaman untuk seks yang penetratif. Tidak berbagi jarum
suntik dan perlengkapan suntik, perawatan HIV bagi ibu yang positif,
mengganti ASI dengan susu formula jika memungkinkan, meneliti darah dan
produk darah.
PENGOBATAN
Mengonsumsi beberapa jenis obat ARV, antara lain:
Efavirenz
Etravirene
Nevirapine
Lamivudin
Zidovudin
3
PANDANGAN ISLAM TENTANG HIV / AIDS
HIV/AIDS adalah suatu penyakit akibat perbuatan yang dibenci ALLAH SWT,
HIV/AIDS sendiri tidak ada hukum pasti, hanya saja perbuata seperti prilaku
seks bebas yang menyimpang seperti Homo atau lesbian, yang sering
mendatangkan virus ini, hukumnya haram.
HIV AIDS adalah musibah bagi penderita yang tak melakukan hal-hal
yang menyimpang agama. Bahaya penyakit ini tidak hanya mengancam
pelaku perbuatan terkutuk itu saja, namun juga akan menyebar kepada orang
lain.
4
“Dan (kami telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa
kamu melakukan perbuatan keji?”, sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu
kepada sesama laki-laki bukan kepada perempuan. Kamu merupakan kaum yang
melampaui batas. “usir mereka (Luth dan pengikutnya) dari negeri ini. kemudian
kami selamatkan dan pengikutnya kecuali istrinya. Dan kami hujani mereka dengan
hujan batu. Al-A’Raf: 80 – 84
5
BAGAIMANA ISLAM MEMPERLAKUKAN PENDERITA HIV/AIDS?
Ajaran Islam menganjurkan umatnya untuk memperhatikan dan
memperlakukan dengan baik kepada orang-orang yang sakit, termasuk orang
yang menderita HIV/AIDS. Namun, para ulama mengingatkan agar jangan
sampai perlakukan yang baik itu justru akan mengorbankan orang lain yang tak
terkena menjadi tertular HIV AIDS. Hal itu dibenarkan dalam kaidah Islam.
''Bahaya itu tidak boleh dihilangkan dengan mendatangkan bahaya yang lain.''
Islam pun menghormati janin yang di kandung oleh seorang ibu yang menderita
HIV/AIDS. Menurut Kia Ma'ruf, seorang ibu hamil yang menderita HIV/AIDS,
tak boleh menggugurkan kandungannya. Dalam proses kelahiran bayinya, para
ulama menganjurkan agar ditangani tim medis/paramedis yang terlatih untuk
menghindari kemungkinan penularan. Hal itu didasarkan pada hadis Nabi SAW.
''Allah membantu hambanya-Nya, selama hamba-Nya membantu saudaranya.''
Selain itu, para ulama menganjurkan agar anak yang menderita HIV/AIDS tetap
wajib di khitan. Tentunya, sepanjang tidak membahayakan dirinya. Proses
khitan juga dianjurkan untuk dilakukan oleh tim medis/paramedis yang terlatih
untuk menghindari penularan.