Anda di halaman 1dari 16

ADAPTASI

FISIOLOGI
NIFAS
Dinda Fitria
(010118A0
Frangsisca 4 2)
FKS (010118A0
Intan Prad 5 8)
ina (010118A0
6 6)
PETA KONSEP
1. PENGERTIAN SISTEM REPRODUKSI

ADAPTASI FISIOLOGI
2. SISTEM PENCERNAAN
NIFAS

SISTEM PERKEMIHAN

SISTEM
MUSKULOSKELETAL
SISTEM
KARDIOVASKULER

SISTEM HEMATOLOGI

SISTEM ENDOKRIN

LAKTASI PASCA
3. TANDA-TANDA VITAL
MELAHIRKAN
ADAPTASI FISIOLOGI NIFAS

Masa nifas (puerperium) adalah masa pascapersalinan yang dimulai


sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 42 hari setelahnya.

Bagi ibu yang pertama kali mengalami persalinan, ibu menyadari


terjadinya perubahan kehidupan yang sangat bermakna dalam hidupnya.
Keadaan ini ditandai dengan perubahan emosional, perubahan fisik
secara dramatis, hubungan keluarga dan aturan serta penyesuaian
terhadap aturan yang baru.
ADAPTASI FISIOLOGI NIFAS PADA SISTEM
REPRODUKSI

1. Involusi Uterus
Involusi uteri dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus
pada keadaan semula atau keadaan sebelum hamil.
ADAPTASI FISIOLOGI NIFAS PADA SISTEM
REPRODUKSI
2. Involusi Tempat Plasenta
Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan
kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini
mengecil, pada akhir minggu kedua hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas
1-2 cm. Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh
darah besar yang tersumbat oleh trombus.
3. Perubahan Ligamen
Ligamen, diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan
partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sedia kala.
4. Perubahan pada Serviks
Perubahan yang terdapat pada serviks postpartum adalah bentuk serviks yang
akan menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang
dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga
seolah-olah ada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam
cincin. Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh
darah.
ADAPTASI FISIOLOGI NIFAS PADA SISTEM
REPRODUKSI

5. Lochia
Merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai
reaksi basa/ alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih
cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina normal.
6. Perubahan pada Vulva, Vagina. dan Perineum
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadan
kendur. Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.
ADAPTASI FISIOLOGI NIFAS PADA SISTEM
PENCERNAAN

1. Nafsu Makan
Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan, sehingga ia boleh mengonsumsi
makanan ringan.
2. Motilitas
Secara khas penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama
waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anestesia bisa
memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
3. Pengosongan Usus
4. BAB
BAB dapat tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan.
Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus meurun selama proses
persalinan dan pada awal masa postpartum, diare sebelum persalinan, enema
sebelum melahirkan, kurang makan atau dehidrasi.
ADAPTASI FISIOLOGI NIFAS PADA SISTEM
PERKEMIHAN

1. Sistem Urinarius
Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut
menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar steroid
setelah wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal
selama masa postpartum.
2. Diruresis Postpartum
Dalam 12 jam postpartum ibu mulai membuang kelebihan cairan yang
tertimbun di jaringan selam ia hamil untuk mengurangi cairan yang teretensi
selama masa hamil ialah diaforesis luas, terutama pada malam hari selam dua
sampai tiga hari pertama setelah melahirkan.
3. Uretra
Terjadi trauma pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan,
yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir
ADAPTASI FISIOLOGI NIFAS PADA SISTEM
MUSKULOSKELETAL
1. Dinding Perut dan Peritonium
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi
biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
2. Kulit Abdomen
Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak melonggar dan
mengendur sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan yang
dinamakan striae.
3. Striae
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan
membentuk garis lurus yang samar.
4. Peruahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu
kehamilan dan partus,setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali
seperti sedia kala.
5. Simfisis Pubis
Hal ini biasanya ditandai oleh nyeri tekan signifikan pada pubis disertai
peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur atau saat berjalan.
ADAPTASI FISIOLOGI NIFAS PADA SISTEM
KARDIOVASKULER

1. Tekanan darah bervariasi, mungkin lebih rendah pada respon pemberian


analgetik atau anestesi, nadi berkisar antara 50-80x/menit (bradikardi),
takikardi terjadi apabila partus lama dan terjadi perdarahan yang hebat.
2. Terjadi perubahan volume darah yang dipengaruhi oleh kehilangan darah saat
persalinan maupun pengeluaran edema fisiologis pada saat kehamilan.
3. Cardiac output (co) akan meningkat dibandingkan saat kehamilan pada 30-60
menit pasca persalinan. Hal ini dapat disebabkan karena adanya pemutusan
sirkulasi uteroplasenta.
4. Dalam komponen darah, untuk hemoglobin (hb) dan hematokrit (ht) setelah 72
jam setelah persalinan, terdapat kehilangan plasma dalam jumlah besar
sehingga menyebabkan hb dan ht meningkat hingga 7 hari setelah persalinan.
ADAPTASI FISIOLOGI NIFAS PADA SISTEM
HEMATOLOGI

Terjadinya hemodilusi pada masa hamil, peningkatan volume cairan pada


saat persalinan mempengaruhi kadar hemoglobin (Hb), hematocrit (HT),
dan kadar erisrosit pada awal postpartum. Penurunan volume darah dan
peningkatan sel darah pada masa hamil berhubungan dengan peningkatan
Hb dan HT pada hari ketiga – tujuh postpartum.  Pada minggu keempat –
lima postpartum akan kembali normal. Lekosit meningkat hingga 15.000
selama beberapa hari postpartum (25.000-30.000) tanpa menjadi
abnormal meski persalinan lama. Namun demikian perlu diobservai dan
dilihat juga tanda dan gejala lainnya yang mengarah ke infensi karena
infeksi mudah terjadia pada masa nifas.
ADAPTASI FISIOLOGI NIFAS PADA SISTEM
ENDOKRIN

1. Hormon Plasenta
Keadaan hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan seperti
human plasenta laktogen.
2. Hormoon Pituitary
Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun
dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler
pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
3. Hipotalamik Pituitary Ovarium
Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya
ia mendapatkan menstruasi. Seringkali menstruasi pertama itu bersifat
anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron.
ADAPTASI FISIOLOGI NIFAS PADA TANDA-
TANDA VITAL

1. Suhu Badan
Dalam 24 postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5°C – 38°C) sebagai
akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.
2. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis
melahirkan biasanya denyut nadi itu akan menjadi lebih cepat.
3. Tekanan Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu
melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum
dapat menandakan terjadinya preeklampsi postpartum.
4. Pernapasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi.
Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikuti, kecuali apabila
ada gangguan khusus pada saluran nafas.
LAKTASI PASCA IBU MELAHIRKAN

Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI),
yang merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat ilmiah. Produksi
ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan
tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai ketegangan emosional akan
menurunkan volume ASI bahkan tidak terjadi produksi ASI.
LAKTASI PASCA IBU MELAHIRKAN

Ada 2 refleks yang sangat dipengaruhi oleh Ibu, yaitu:


1. Refleks Prolaktin
Pada waktu bayi menghisap payudara ibu, ibu menerima rangsangan
neurohormonal pada putting dan areola, rangsangan ini melalui nervus vagus
diteruskan ke hypofisis lalu ke lobus anterior, lobus anterior akan mengeluarkan
hormon prolaktin yang masuk melalui peredaran darah sampai pada kelenjar-
kelenjar pembuat ASI dan merangsang untuk memproduksi ASI.
2. Refleks Let Down
Refleks ini mengakibatkan memancarnya ASI keluar, isapan bayi akan
merangsang putting susu dan areola yang dikirim lobus posterior melalui
nervus vagus, dari glandula pituitary posterior dikeluarkan hormon oxytosin ke
dalam peredaran darah yang menyebabkan adanya kontraksi otot-otot
myoepitel dari saluran air susu, sehingga merangsang pengeluaran asi.
THANK’S FOR YOUR
ATTENTION !!!
ANY QUESTION ???

Anda mungkin juga menyukai