a. Lochea Rubra 1) Berlangsung 2 hari pasca persalinan 2) Berisi darah segar (warna merah dan hitam), sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernix casiosa, meconium b. Lochea Sanguiolenta 1) Hari ke 5-7 pasca persalinan 2) Darah + lendir (berwarna merah kuning) c. Lochea Serosa 1) Hari ke 7-14 pasca persalinan 2) Cairan agak kuning d. Lochea Alba 1) Setelah 2 minggu pasca persalinan 2) Cairan darah putih 2. Tanda-tanda persalinan a. Terjadi his persalinan b. Pengeluaran lendir bercampur darah. c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. d. Hasil pemeriksaan dalam (PD) menunjukan terjadinya perlunakan, pendaratan, dan pembukaan serviks 3. Masa nifas : Kala Puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan dalam keadaan yang normal. (Manuaba, 1998 : 190) 4. Perubahan setelah masa nifas A. Perubahan Sistem Reproduksi 1. Uterus a. Involusi Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Tinggi Fundus Uteri dan Berat dalam Masa Involusi Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram 1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram 2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram 6 minggu Bertambah kecil 50 gram 8 minggu Sebesar normal 30 gram
b. Kontraksi kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterin yang sangat besar. Selama 1 sampai 2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan tidak teratur maka penting pemberian oksitosin secara IM setalah plasenta lahir dan menganjurkan ibu segera menyusui bayinya untuk pelepasan plasenta. c. Afterpains (Rasa sakit) Disebabkan karena kontraksi rahim, biasanya terjadi 2-4 hari pasca persalinan. d. Tempat Plasenta Bekas implantasi uri akan mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri, diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu 3,5 cm, minggu ke-6 = 2,4 cm dan akhirnya pulih 2. Serviks Setelah melahirkan bentuk servik membuka seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistennya lunak kadang-kadang terdapat luka-luka kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk dalam rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari dapat dilalui oleh 1 jari. 3. Vagina dan Perineum Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam panampisan mukosa vagina dan hilangnya rugae, dimana vagina yang teregang dan akan kembali secara bertahap keukuran sebelum hamil selama 6 sampai 8 penurunan jumlah pelumas vagina dan penipisan mukosa 4. Topangan dan Otot Panggul Struktur penopang uterus dan vagina bisa mengalami cedera pada saat persalinan. Seperti ligament, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan dan setelah bayi lahir akan merapat dan akan pulih kembali. B. Perubahan Sistem Endokrin 1. Hormon Plasenta pada periode pascapartum terjadi penurunan hormone plasenta menyebabkan kadar gula dalam darah menurun. Kadar estrogen dan progesterone menurun secara mencolok setelah plasenta keluar dimana kadar terendah pada minggu pertama akibatnya terjadi pembengkakan payudara sedangkan wanita yang tidak menyusui penurunan estrogen terjadi pada minggu kedua pascapartum. 2. Hormon Hipofisis Waktu mulainya ovulasi beda antara ibu menyusui dengan yang tidak menyusui. Kadar prolaktin tinggi pada ibu yang menyusui sehingga menekan ovulasi. pada ibu yang tidak menyusui akan terjadi ovulasi dini yakni antara 27 hari setelah melahirkan dengan waktu rata-rata 70-75 hari sedangkan pada wanita yang menyusui rata-rata tejadi ovulasi sekitar 190 hari. C. Perubahan Sistem Urinarius 1. Komponen Urine penurunan kadar steroid fungi ginjal akan kembali normal dalam waktu satu bulan pasca partum. 2. Diuresis Pasca Partum Disebabkan penurunan estrogen, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tungkai bawah dan hilangnya tingkatan volume darah. 3. Uretra dan Kandung Kemih Trauma dapat terjadi pada uretra dan kandung kemih pada saat melahirkan akibatnya keinginan untuk berkemih menurun akibat pemberian obat anestesi, penurunan reflek berkemih akibat episiotomi. D. Perubahan Sistem Cerna 1. Nafsu Makan :biasanya ibu akan merasa lapar segera setelah melahirkan sehingga boleh mengkonsumsi makanan ringan dan setelah pulih dari efek analgesic, anestesi dan keletihan biasanya ibu sangat lapar. 2. Motilitas :Penurunan otot tonus dan motalitas otot traktus pencernaan menetap setelah bayi lahir akibat kelebihan analgesia dan anestesia. 3. Defekasi :Buang besar akan tertunda 2-3 hari postpartum akibat tonus otot menurun. 4. Payudara :hormone yang menstimulasi perkembangan payudara selama hamil akan menurun dengan cepat setelah melahirkan. Waktu yang dibutuhkan hormon-hormon akan kembali ke kadar sebelum hamil ditentukan apakah ibu menyusui atau tidak. E. Perubahan Kardiovaskuler 1. Volume Darah :Perubahan volume darah ada beberapa factor misalnya : kehilangan darah selama melahirkan, mobilisasi dan edema fisiologis. 2. Curah Jantung :Denyut jantung akan meningkat lebih tinggi 30-60 menit karena darah yang biasanya melewati sirkulasi uteroplasenta tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum. F. Perubahan Neurologi Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma yang dialami ibu saat bersalin dan melahirkan. G. Perubahan Muskuloskeletal Adaptasi sitem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama hamil berlangsung secara terbalik pada masa post partum. Adaptesi ini mencakup hal hal yang membantu relaksasi dan hipermorbilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim. Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke 6 sampai ke 8 setelah melahirkan akan tetapi semua sendi lain kembali keadaan normal sebelum hamil, kaki ibu tidak mengalami perubahan setelah melahirkan. Wanita yang baru menjadi ibu akan memerlukan sepatu yang ukurannya lebih besar H. Perubahan Integument Kloasma yang muncul pada masa hamil akan menghilang pada akhir kehamilan. Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir. Pada beberapa ibu daerah tersebut akan menetap namun kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha, panggul mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya.
A. Suara Napas Suara napas ada 3 macam yaitu suara napas norma(vesikuler), suara napas campuran(bronkovesikuler) dan suara napas bronkial. 1. Suara napas vesikuler bernada rendah, terdengar lebih panjang pada fase inspirasi daripada ekspirasi dan kedua fase bersambung(tidak ada silent gaps). 2. Suara napas bronkial bernada tinggi dengan fase ekspirasi lebih lama daripada inspirasi dan terputus(silent gaps). 3. Sedangkan kombinasi suara nada tinggi dengan inspirasi dan ekspirasi yang jelas dan tidak ada silent gaps disebut bronkovesikuler/vesikobronkial. B. Obat TB adapun jenis obat yang dipakai adalah sebagai berikut : 1. Isoniazid (H) 2. Rifampisin (R) 3. Pirazinamid (Z) 4. Streptomisin 5. Etambutol (E) 6. Tiasetazon 7. Viomisin 8. Kapreomisin C. Pemberian OKSIGEN Teknik Pemberian Oksigen dengan Face Mask dan Nasal Kanul 1. Nassal kanul, / binasal kanula Alatnya sederhana dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6lt/menit dan konsentrasi oksigen sebesar 24%-44%. 2. Face mask sederhana Aliran oksigen melalui alat ini sekitar 5-8lt/menit dengan koonsentrasi 40-60%. 3. rebresthing Konsentrrasi ooksigen yang di berikan lebih tinggi dari pada sungkup muka sederhana yaitu 60-80% dengan aliran oksigen 8-12lt/menit. 4. non breathing Memberikan konsentrasi oksigen sampai 99% dengan aliran yang sama pada kantong rebreathing.